“Kalau bukan karena kebodohan kaisar yang tidak mengetahui apa yang dilakukan pejabatnya terhadap kami, mana berani hal serendah ini kami lakukan!”
Zhang Yuan memilih diam setelah bertanya lebih lanjut apa maksud dari perkataannya. Ternyata yang mendorong mereka merampok adalah tingkat kemiskinan. Semua hasil perkebunan mereka dibeli oleh pejabat yang mengawasi desa dengan harga rendah dan dijual kembali di pasar perdagangan laut, bukan hanya itu saja, mereka tidak mengizinkan rakyat berdagang di sana. Bahkan para nelayan ditekankan untuk membayar pajak yang sangat tinggi.
Awalnya mereka memang sudah tak tahan dengan penindasan itu dan mengirim beberapa orang untuk melaporkan hal ini ke pusat, tapi sayang malah diancam balik dengan beberapa mayat yang berusaha melaporkan hal itu. Bahkan jika masih ada yang ingin melaporkan lagi, maka seluruh wanita di desa akan dijual sebagai budak.
 
Kedua orang yang tersisa sama sekali tidak menyalahkan Zhang Yuan atas kematian sahabat-sahabatnya, sebab mereka sudah tahu seperti apa konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan. Perjalanan dilanjutkan kembali karena tak ingin kematian para sahabat mereka berakhir dengan sia-sia. Di lain sisi, semua pejabat istana telah berkumpul untuk menunggu Zhang Yuan kembali membawa pemimpin para perampok. Suasana begitu tegang sebab sudah tengah hari belum juga ada kabar tentang kedatangan Zhang Yuan. Sepasang mata yang saling memandang dengan lainnya di tengah keheningan itu melukiskan senyuman kecil yang tersembunyi. Sedangkan kaisar sendiri terlihat gelisah sebab perjanjiannya dengan Zhang Yuan akan segera berakhir, dan lelaki yang dia kagumi itu pasti mendapatkan hukuman. Sementara di dalam kota, beberapa kuda berlarian dengan cepat, membela keramaian jalan di sekitar mereka. Zhang Yuan mem
Semua menteri merasa penasaran akan apa yang ada di tangan kaisar hingga membuat ekspresinya begitu seram untuk dilihat. “Lancang! Berani-beraninya ada orang yang berkhianat di dalam kerajaanku?!” bentak Qin Huang memukul meja dengan tangannya sendiri. Dia dengan cepat melemparkan tumpukan kertas laporan ke arah Dong Shuo yang sejak tadi hanya terdiam. “Lihat! Bagaimana bisa kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi terhadap rakyatku?! Apa ini yang kau maksudkan semua rakyat di dalam pemerintahanku hidup dengan baik? Hm!” Semua menteri yang hadir berlutut dengan cepat sembari berucap menenangkan emosi Qin Huang yang telah pecah. Sedangkan Dong Shuo sendiri memilih untuk memungut semua lembaran kertas itu dan melihat satu persatu coretan yang tertulis di sana. “Yang mulia, aku sama sekali tidak tahu perbuatan pejabat daerah ini. Maafkan atas kelalaian yang s
Keduanya duduk saling berhadapan di tengah meja yang sudah tersajikan makanan dan beberapa botol arak. Pengelola bordil juga memberikan pelayanan terbaik sebab sebelum masuk Jing Lei telah menyodorkan 1 tael emas kepadanya. Belum lama duduk di dalam sana, beberapa wanita bordil masuk ke dalam ruangan dengan pakaian yang minim dan bersiap untuk melayani mata mereka dengan beberapa tarian. Musik terdengar lembut di telinga, pandangan mata Zhang Yuan memang tak bisa menolak keindahan di depannya. “Aku pernah mengenal seorang lelaki muda yang kehidupannya hanya dihabiskan di rumah bordil bersama dengan wanita-wanita dan arak yang ada di dalamnya.” Perkataan Jing Lei membuat fokus Zhang Yuan teralihkan. Dia terdiam sejenak untuk menunggu cerita itu berlanjut. Jing Lei melanjutkan ceritanya dengan mengenalkan lelaki yang dia maksud adalah anak kedua dari jenderal pengkhianat Zhang
Tujuan awalnya untuk melihat riwayat Jing Lei dan sejarah kejayaan kerajaan Song, membawanya ke sesuatu hal yang sangat penting. Ada perbedaan besar antara sejarah kehidupan ayahnya dan sejarah kerajaan Song. Selain tulisan tangan yang berbeda, peristiwa sang ayah yang melakukan tindakan pengkhianat dengan meloloskan sekian banyak logam untuk diserahkan pada kerajaan Wei, dan menyebabkan kematian pasukannya secara masal tertulis di buku sejarah kerajaan Song, sedangkan di buku sejarah ayahnya memang sama tapi dengan tulisan yang berbeda. Hal ini memang terlihat biasa saja jika dibaca oleh orang lain, tapi bagi Zhang Yuan ini menyimpan arti lain baginya. Pengelolaan logam saat itu ditangani oleh penasihat Dong Shuo, tapi kenapa dia tidak bisa mengetahui hal ini dan malah diungkapkan oleh Jing lei. Apa ada persekongkolan di antara mereka berdua. Zhang Yuan keluar dari dalam sana dan bertanya tentang siapa yang bert
Ketegangan di antara mereka berdua berakhir saat penasihat Dong Shuo masuk ke dalam ruangan itu. Dia memberitahukan kepada kaisar kalau tugasnya untuk menangkap pejabat daerah yang berkhianat telah selesai dilaksanakan. Setelah selesai berbicara, Dong Shuo malah tersungkur dan terbatuk mengeluarkan bercak darah di mulutnya. Hal itu membuat kaisar penasaran apa yang terjadi padanya. Dong Shuo terdiam dan bangkit berdiri dengan wajah ragu seolah menyimpan sesuatu yang tak ingin dia katakan di hadapan kaisar. “Penasihat, apa kau ingin menyembunyikan sesuatu dari kaisarmu?!” Akhirnya Dong Shuo membuka mulutnya dengan mengatakan kalau dia terluka di perjalanan saat menangkap pejabat daerah. Sekumpulan rakyat menyerangnya dengan alasan bahwa mereka mendengar rumor tentang dirinya adalah orang dibalik semua kejahatan pejabat daerah. “Dan juga …
Mereka berkumpul kembali melingkari Zhang Yuan dan dengan kompaknya mengerahkan kelompok prajurit untuk menyerang Zhang Yuan secara bersamaan hingga akhirnya Zhang Yuan terkepung dan tak bisa bergerak di tengah formasi penguncian target dari pasukan tombak. Zhang Yuan tersenyum dan mengakui mereka menang. Dia bangga dengan kemajuan kemampuan pasukannya. Dengan begini, meski mereka hanya berjumlah sedikit, tapi di bawah komandonya pasti akan memukul takut mental musuh. “Persiapkan diri kalian! Kita akan berangkat besok bersama dengan pasukan jenderal Jing Lei ke perbatasan Utara.”*** Saat ini seluruh pasukan Zhang Yuan sudah berkumpul di depan gerbang istana untuk menerima titah langsung dari kaisar. Di samping mereka berbaris rapi dan padat pasukan Jenderal Jing Lei yang begitu banyak dan terlihat gagah berani dibandingkan dengan seratus prajurit muda
Meski sudah mendapat perintah dari Jing Lei tapi Zhang Yuan sendiri masih merasa ada yang ganjil di situasi seperti itu, “jenderal Jing Lei, karena prajuritku belum pernah turun langsung ke medan perang yang sebenarnya, bagaimana kalau membiarkan prajuritmu menyerang terlebih dahulu?” “Bukankah tadi kau sangat menyombongkan prajuritmu, kenapa sekarang malah kau terlihat takut?” Zhang Yuan hanya bisa menerima dan membiarkan Jing Lei tersenyum remeh untuk sementara waktu. Bukannya khawatir dengan nyawa prajuritnya, tapi dia sedang mempersiapkan rencana cadangan jika ada hal mengejutkan yang akan diberikan pasukan Wei. Waktu untuk menyerang telah tiba, Jing Lei memerintahkan beberapa prajuritnya untuk menyiram minyak tanah ke gulungan alang-alang kering yang telah mereka siapkan dan menggulingkannya ke lokasi perkemahan pasukan Wei. Pasukan pemanah m
Pertarungan terjadi antara Zhang Yuan dan jenderal kerajaan Wei. Serangan tebasan dilayangkan pada Zhang Yuan hingga membuatnya harus menangkis beberapa kali tanpa melawan balik. Musuh kali ini tak bisa diremehkan, kecepatan gerak Zhang Yuan bisa diimbangi dengan kemampuan jenderal Wei. Tebasan demi tebasan dilayangkan oleh Zhang Yuan, tapi bisa ditangkis dan dihindari hingga akhirnya salah satu lengan jenderal Wei berhasil tersayat oleh pedangnya. Hal ini membangkitkan kegeraman sang musuh, Zhang Yuan kembali diserang secara membabi buta dan berakhir dengan lengan yang tersayat. Pertarungan ini mendapatkan hasil seimbang, jenderal Wei adalah lawan tangguh. Keduanya menjeda pertarungan mereka, mengumpulkan kembali kekuatan sebelum menyerang lagi. Sedangkan pasukan yang lain masih terus bergelut dalam pertarungan mereka masing-masing. Sekali lagi Zhang Yuan dan jenderal kerajaan Wei memu