Wilmarie atau Valerie? Tidak! Raleigh tidak mengenal Wilmarie sama sekali. Pula, ia lebih nyaman bersama Valerie yang belakangan ini banyak memberi masukan, naungan berteduh saat ditendang Celia dari rumah, dan kehangatan, andai Raleigh menyadari. Hanya saja berdebat dengan Celia tentang siapa yang akan diajak berangkat ke Sydney adalah ide yang tidak bagus sama sekali. Ujung-ujungnya adalah pertengkaran yang membuat Raleigh diusir kembali. Celia yang awalnya begitu dominan, sejak menderita menopause dini justru makin berkuasa, lebih mudah tersinggung hanya karena perkara sederhana, dan melampiaskan beban pikiran dengan berbelanja. Maka dari itulah, Celia kini berubah menjadi konsumeris, membeli barang-barang tidak perlu hingga menguras setengah dari tabungan yang Raleigh simpan dari waktu ke waktu. Semua itu Celia lakukan demi membunuh rasa tertekan dan stres yang melanda pikiran. Banyak sumber informasi yang telah ia baca yang menerangkan keadaan menopause dini tidak bisa dice
"Papa, kenapa kita tidak menemui mama? Aku merindukan mama." James hanya bisa tertunduk dengan tangan tetap menggenggam tangan mungil putranya, Diego, yang berusia 6 tahun. ,Pagi tadi, Diego baru saja menerima rapot kenaikan kelas taman kanak-kanak. Juga, dua minggu yang lalu ia sakit demam karena merindukan Valerie, ibunya. Sebenarnya, Valerie sangat merindukan putranya namun sikap keras James membuat mereka tidak bisa bertemu. Apalagi jika bukan karena hasutan mantan mertuanya yang berkata bahwa Valerie adalah wanita nakal dan suka bermain belakang. Tuduhan itu ternyata tidak terbukti pasca bercerai. Valerie belum menikah lagi, malah ia tengah mengatur strategi diam-diam agar James mau mempertemukan dirinya dengan Diego. Dan hari ini ketika hatinya luluh karena Diego yang terus meminta bertemu Valerie, akhirnya ia bersedia datang ke rumah Valerie setelah berperang dengan hatinya sendiri. Ia masih mencintai Valerie tapi kini tidak bisa abai dengan keberadaan istri barunya. "Pap
Dad Mark, contoh ayah mertua yang baik, penuh kehangatan, dan pengertian. Beliau dewasa dalam segala masalah yang datang menghampiri keluarga besarnya. Termasuk menghadapi Celia yang tiba-tiba datang ke rumah dengan amarah membuncah karena ulah Raleigh yang menurunkan batas limit kartu kreditnya tanpa pemberitahuan.Raleigh lupa untuk memberi tahu dan andai ingat pun pembicaraan tentang penurunan batas limit kartu kredit tidak akan membawa kedamaian setelah membicarakannya dengan Celia. Ia berani jamin pertengkaran kembali tak terelakkan dan Raleigh diusir.Setelah mendapat telfon dari Dad Mark dan beragam petuah bijak dari Valerie, akhirnya Raleigh mendatangi rumah Dad Mark. Disana, Celia menumpahkan segala kemarahan dan kekecewaannya pada Raleigh. Celia malu ketika petugas kasir mengatakan bahwa kartu kreditnya tidak bisa dipakai berbelanja. Sedang antrian mengular hanya karena menunggu Celia yang tidak kunjung menyelesaikan pembayaran. Akhirnya dengan berat hati petugas menahan se
Setelah tuduhan Celia yang memojokkan Raleigh tentang dimana ia tinggal akhirnya tidak ada cara bagi Raleigh selain berterus terang. Yeah, jujur adalah senjata utama yang bisa Raleigh sodorkan pada kedua orang tua Celia, mengapa kehidupan rumah tangga mereka seperti Tom and Jerry. Saling berebut siapa yang paling benar, saling tidak mau mengalah, saling kejar mengejar hingga pukul memukul. Kejujuran itu seperti momok, terlihat menakutkan di awal namun memiliki kekuatan tak terkalahkan sesudahnya. Apapun serangan yang kembali menghadang bisa menjadi gentar karenanya. "Aku terpaksa tinggal di luar, ketika Celia memasukkan semua isi pakaianku ke dalam koper dan melemparnya keluar rumah dad."Dad Mark menatap Raleigh tidak percaya. "Apa yang kalian persoalkan hingga seperti ini?" "Celia mengalami menopause dini."Seisi rumah menjadi hening, emosi Celia yang awalnya meledak kini menurun drastis. Nyawa aslinya telah kembali setelah ditukar dengan nyawa nenek lampir untuk sesaat. Raleigh
"Bagaimana kabar Diego?" Valerie tersenyum sambil mengunyah roti yang tadi ia beli di minimarket. "Baik. Dia juga merindukanku.""Oh... Aku juga merindukan lelaki kecil tampan itu." Ucap Celia. Valerie menceritakan banyak hal tentang perjuangannya untuk bisa bertemu putranya, Diego, secara diam-diam melalui Nathalie, sepupu mantan suaminya. Jika tidak demikian, bisa dipastikan Valerie dan Diego pada suatu saat nanti akan terlihat seperti orang asing walau mereka memiliki hubungan darah. "Kamu ingin bertemu dengannya?" Tanya Valerie kemudian meneguk air putihnya. Kini mereka sudah kembali berada di mobil dalam perjalanan menuju Sydney dengan Raleigh yang bertugas menyupir. "Tentu saja Val. Dia bocah cilik yang ulung. Dia pandai menyembunyikan rahasia diantara kalian. Aku jadi kasihan."Valerie mengangguk dengan raut sedikit khawatir. Dan Raleigh bisa menangkap kegelisahan itu melalui kaca spion tengah."Jujur aku khawatir dengannya belakangan ini Cel.""James bodoh! Dia meninggalk
"Melalui bayi tabung, itu pun jika ovarium masih bisa menghasilkan sel telur.""Lalu apakah ovariumku masih bisa menghasilkan sel telur?" Tanya Celia penuh harap. Saat ini harapan besarnya tidak boleh lepas begitu saja atau ia benar-benar akan menjadi wanita tua menyedihkan tanpa anak kandung. "Bisa tidaknya setelah kalian menyetujui lembar persetujuan menjalani proses bayi tabung. Ada obat-obatan yang harus anda minum untuk membantu ovarium memproduksi sel telur dalam jumlah lebih banyak."Celia berbinar seakan ada harapan yang tersisa dan ia bisa mengejarnya. "Kapan kira-kira saya bisa menandatangani lembar persetujuan bayi tabung itu dok?""Perawat akan membantu kalian untuk mengurusnya. Dan saya sarankan untuk mengambil paket bayi tabung dengan bea asuransi negara karena biayanya tidak murah jika dilakukan secara pribadi." Celia mengangguk mantap. "Apakah istri saya bisa hamil setelah menjalani proses bayi tabung itu dokter?" Kini giliran Raleigh yang bertanya penuh harap."Be
Setibanya di Armidale, Raleigh tidak memulangkan Valerie dengan alasan ia membutuhkan bantuannya untuk menghibur Celia. Untuk sementara ia tidak bisa mengatasi amukan serta kemarahan Celia yang bisa kembali meledak-ledak pasca putusan dokter. "Apa semua sudah kamu masukkan?""Hey Ral, aku hanya akan menginap tiga hari saja.""Ayolah Vale, aku bisa seperti pria bodoh jika diamuk Celia.""Tapi aku sudah berjanji akan menemui Diego. Dia pasti merindukan ayam parmigiana buatanku.""Aku akan membantumu membuatnya untuk Diego. Aku janji." Raleigh menunjukkan jari angka dua. Valerie terkekeh lalu menutup resleting tasnya. Tapi tiba-tiba tangan Raleigh menyentuhnya. "Lima hari. Tolong lah Vale.""Tiga hari Ral."Raleigh mendesah kasar. Valerie membawa tangan Raleigh untuk digenggam penuh hangat. "Kamu bisa menelfonku jika perlu bantuan. Jangan khawatir."Tanpa aba-aba Raleigh menarik tangannya lalu membawa tubuh Valerie ke dalam pelukannya. "Aku bisa apa jika tanpamu Vale?"Bukannya mend
Valerie melangkah mendekati Celia dengan ekspresi tenang. Ia sadar jika baik Celia atau pun Raleigh sama-sama emosi dan stres akibat menopause dini yang diderita Celia. Keinginan mereka untuk menimang buah hati pun hampir bisa dipastikan kandas atau berpeluang kecil. Tapi Valerie sadar, bukankah tujuannya menginap di rumah ini adalah untuk menemani Raleigh menenangkan Celia yang bisa berubah marah seperti ini? "Dia menceritakan segalanya padaku. Bukan berarti kami memiliki hubungan serius. Dia mengatakannya agar aku bisa membantu mencairkan hubungan kalian yang kaku seperti ini." Celia membuang muka. "Dia cerita apa saja?" "Segalanya, kecuali hubungan suami istri yang kalian lakukan di ranjang. Jangan bersikap kaku seperti ini Cel. Kasihan Raleigh." "Kamu kasihan padanya tapi tidak kasihan padaku? Rela melihatku mengasuh anaknya dengan wanita pendonor sel telur itu?" Nada suara Celia meninggi. "Raleigh setuju mengadopsi anak Cel." Celia menyingkirkan tangan Valerie di pundakn