Padepokan Naga Putih menjadi sangat sepi setelah penangkapan Naga Barong dan para muridnya. Satrio Wirang sudah berkali-kali menyusup ke Istana Kerajaan Salakanegara untuk mencari Naga Barong namun tetap tidak menemukannya. Dia juga sudah mencoba bertanya pada para pasukan Kerajaan Salakanegara tapi tetap tidak ada yang tahu. Berbagai usaha yang di lakukan Satrio Wirang, Alikusuma dan Arum Sari untuk mencari tahu keberadaan Naga Barong tapi tidak membuahkan hasil sama sekali.
Arum Sari semakin terpuruk karena tidak dapat menemukan ayahnya. Dia menjadi jarang sekali makan. Dan Kondisi fisiknya semakin memburuk. Dia mencari ayahnya tanpa kenal lelah. Mulai dari siang sampai pagi lagi. Arum Sari begitu menyayangi ayahnya. Dia tidak mau kehilangan ayahnya. Untung ada Satrio Wirang yang selalu ada di samping Arum Sari yang begitu memperhatikan kesehatan dari Arum Sari.
Di tengah keputusan Satrio Wirang dan yang lainya mencari keberadaan Naga Barong. Entah ada angin apa Aryo
Seorang nenek tua sedang membuat tulisan mantra dengan sebuah darah di reruntuhan gua yang dulu menjadi tempat tinggal raksasa Butokala. Di tempat ini juga Butokala dahulu di kalahkan oleh Ki Naga Baruna dan teman-temannya dengan menggunakan Tujuh Pusaka Naga. Dahulu gua tempat tinggal Butokala juga di hancurkan oleh Ki Naga Baruna.Selain menulis sebuah mantra dengan menggunakan darah di sana juga terdapat banyak sekali mayat anak muda di sekeliling nenek tua itu. Tidak hanya itu banyak juga berbagi macam bunga yang di sebar sebagai persembahan.Nenek tua itu mulai mengucapkan mantra-mantra yang di tulis dengan darah. Setalah Nenek tua itu selesai mengucapkan mantranya tiba-tiba keluar sebuah cahaya merah yang sangat terang. Semua mayat di sana berubah menjadi darah merah yang menyatu lalu membentuk sebuah sosok raksasa yang sangat besar. Perlahan terbentuklah raksasa Butokala. Dengan ini Butokala telah hidup kembali. Seluruh pulau Jawa akan menghadapi teror yan
Satrio Wirang dan Alikusuma masih memantau Butokala yang sedang menghancurkan desa. Mereka masih belum melakukan tindakan karena tahu kesaktian mereka berdua belum cukup untuk mengalahkan Butokala. Jadi mereka lebih memilih untuk memantau dan mencari kelemahan dari Butokala.Ketika mereka masih mengamati Butokala ada sekelompok pedagang datang ke desa itu. Melihat ada orang yang datang Butokala langsung menyerang sekelompok pedagang itu. Butokala sudah sangat kelaparan karena belum memakan manusia apalagi di desa ini Butokala tidak menemukan satu pun manusia.Di saat sekelompok pedagang hendak di serang oleh Butokala. Satrio Wirang dan Alikusuma keluar dari persembunyian mereka dan menghentikan serangan dari Butokala."Kalian segera pergi dari sini. Kami akan mengulur waktu untuk kalian" perintah Satrio Wirang.Sekelompok pedagang yang ketakutan melihat sosok Butokala langsung lari terbirit-birit meninggalkan desa itu.Kini karena kejadian itu Satr
Ketika Satrio Wirang, Aryo Guntur ,Alikusuma dan Kebo Ijo akan mati di tangan Butokala. Tiba-tiba Bayu Samudra dan Wisang Geni datang menyelamatkan mereka berempat. Bayu Samudra dan Wisang Geni membawa mereka berempat pergi dari sana. Dan membawa mereka berempat ke tempat yang lebih aman.Sedangkan Butokala yang merasa sudah membunuh mereka berempat tertawa puas. Namun saat dia mengangkat tanya mereka berempat sudah tidak ada di sana. Tawa Butokala berubah menjadi amarah."Kurang ajar!, Ke mana perginya mereka?" kesal Butokala.Butokala mencoba mencari mereka berempat tapi tetap tidak menemukan mereka. Karena kesal tidak menemukan mereka. Butokala berteriak sekeras-kerasnya.Setelah merasa aman dari Butokala. Wisang Geni dan Bayu Samudra mengalirkan tenaga dalam mereka untuk membantu Satrio Wirang dan yang lainnya memulihkan tenaga mereka yang habis terkuras karena pertarungan melawan Butokala. Dalam waktu yang singkat tenaga mereka berempat sudah kembali
Setelah pertarungan yang panjang akhirnya Satrio Wirang dan yang lainya dapat mengalahkan Butokala. Mereka juga menemukan petunjuk tentang Elangga dari anak panah Pusaka Panah Naga Angin yang menancap di mata Butokala. Ini adalah kemenangan yang cukup besar karena telah mengalahkan Butokala. Dengan begitu sudah tidak ada lagi teror dari Butokala.Saat mereka hendak pergi meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba bagian tubuh Butokala yang terpisah mengeluarkan cahaya merah yang sangat terang. Dan tiba-tiba bagian tubuh Butokala yang terpisah kembali lagi menjadi satu. Butokala pun hidup kembali.Satrio Wirang dan yang lainnya tidak sadar dengan Butokala yang hidup kembali. Butokala yang baru saja hidup kembali langsung menyerang Satrio Wirang dan yang lainnya. Untung saja mereka memiliki refleks yang bagus sehingga dapat menghindari serangan Butokala. Tapi sayangnya meski sudah berusaha menghindar Satrio Wirang masih terkena pukulan Butokala hingga membuat Satrio Wirang terle
Aryo Guntur dan yang lainnya begitu keheranan dengan Satrio Wirang. Karena dalam waktu singkat Satrio Wirang dapat mengalahkan Butokala. Apa lagi saat Satrio Wirang berubah menjadi seekor naga hitam. Setahu mereka Satrio Wirang tidak mempunyai ilmu untuk mengubah diri seperti itu. Di tambah aura yang di pancarkan Satrio Wirang sangat mengerikan."Apa yang terjadi dengan Wirang?" tanya Wisang Geni."Aku pun tidak tahu pasti apa yang terjadi padanya. Tapi yang jelas auranya sangat berbeda dari sebelumnya" jelas Bayu Samudra."Aku takut ini semua ada hubungannya dengan Naga Hitam Antaboga yang ada dalam tubuh Satrio Wirang" cemas Alikusuma."Apa maksudmu?" tanya Wisang Geni."Ceritanya panjang" kata Alikusuma.Kemudian Alikusuma menceritakan tentang sosok Naga Hitam Antaboga yang ada di dalam tubuh Satrio Wirang dan alasan mengapa Satrio Wirang bisa menjadi kuat dalam waktu dua tahun ini yaitu karena Satrio Wirang meminjam kekuatan dari Naga Hi
Alikusuma, Wisang Geni, dan Bayu Samudra menemukan Satrio Wirang dan Kakek Pendekar Harimau yang telah tidak bernyawa. Satrio Wirang sedang menangis sambil memeluk jasad Kakek Pendekar Harimau. Mereka bertiga yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi mencoba menenangkan Satrio Wirang. Mereka masih belum berani menanyakan apa yang terjadi pada Satrio Wirang yang kelihatan masih sangat terpukul karena kematian Kakek Pendekar Harimau.Setelah Satrio Wirang sudah agak tenang. Mereka bertiga membantu Satrio Wirang menggali sebuah lubang untuk menguburkan Kakek Pendekar Harimau. Mereka menguburkan Kakek Pendekar Harimau dan mendoakannya agar bisa beristirahat dengan tenang. Satrio Wirang meletakan sebuah kelapa muda ke sukaan Kakek Pendekar Harimau di atas kuburannya. Sepeninggal Ki Naga Baruna. Kakek Pendekar Harimau lah yang menggantikan posisi Ki Naga Baruna untuk merawat Satrio Wirang. Meski Kakek Pendekar Harimau tidak pernah mengajarkan satu pun jurusnya tapi dia selalu mem
Satrio Wirang yang meninggalkan Padepokan Naga Putih. Memutuskan untuk kembali ke Padepokan Ki Naga Baruna. Tempat di mana dia dibesarkan. Dan awal mula terjadinya semua ini. Padepokan Ki Naga Baruna adalah satu-satunya tempat yang menyimpan kenangan Satrio Wirang dengan gurunya Ki Naga Baruna.Setelah beberapa hari menempuh perjalanan yang sangat jauh akhirnya Satrio Wirang sampai kembali ke Padepokan Ki Naga Baruna. Karena sudah lama tidak di tempati kondisi Padepokan Ki Naga Baruna cukup memprihatinkan. Di mana semua barang di sana sudah tertutup debu dan sarang laba-laba. Rumput-rumput yang tinggi juga tumbuh di sekitar padepokan. Banyak juga tiang-tiang kayu di padepokan yang keropos karena di makan oleh rayap.Begitu Sampai di Padepokan Ki Naga Baruna Satrio Wirang langsung menuju ke makam Ki Naga Baruna. Melihat makam Ki Naga Baruna yang sudah di tumbuhi rumput-rumput yang tinggi. Satrio Wirang langsung mengambil sebuah cangkul dan membersihkan makam Ki Na
Satrio Wirang yang mulai melakukan latihan khusus untuk memperkuat kekuatan jiwanya. Berbagai latihan telah Satrio Wirang lakukan tapi tidak ada satu pun yang berhasil memperkuat jiwanya dan menekan kekuatan Antaboga. Kejadian pada saat melawan para bandit yang menyerang desa tempo hari memberikan Satrio Wirang pelajaran bahwa dia masih membutuhkan kekuatan Antaboga untuk melindungi orang-orang di sekitarnya. Namun dia juga harus mencari cara agar dia tidak lepas kendali lagi. Itu sebabnya Satrio Wirang berlatih untuk memperkuat kekuatan jiwanya agar bisa menekan Naga Hitam Antaboga yang selalu berusaha untuk mengambil alih tubuhnya. Semakin kuat kekuatan jiwanya maka semakin sulit Antaboga untuk mengambil alih tubuhnya. Tapi untuk saat ini latihan yang di lakukan Satrio Wirang masih belum juga membuahkan hasil.Saat Satrio Wirang sedang berlatih seorang diri di halaman padepokan. Seorang pria paruh baya dengan wajah yang tidak seperti orang Jawa kebanyakan. Dia memiliki hidu