Di Istana Kerajaan Salakanegara. Raja Dewa Warman dan para petinggi kerajaan sedang membahas tentang kekacauan yang terjadi di Kerajaan Salakanegara. Seperti pemberontakan yang terjadi di mana-mana. Gagal panen yang menyebabkan terjadinya bencana kelaparan dan sebagainya. Bisa di bilang Kerajaan Salakanegara sedang mengalami krisis yang sangat luar biasa. Jika hal ini terus di biarkan maka sudah pasti Kerajaan Salakanegara akan runtuh. Dan Raja Dewa Warman akan kehilangan takhtanya sebagai raja dari Kerajaan Salakanegara. Meski rakyat Kerajaan Salakanegara sudah sedikit tenang karena bantuan yang di berikan Satrio Wirang yang menjual semua barang berharga peninggalan Ki Naga Baruna untuk mengatasi bencana kelaparan yang melanda Kerajaan Salakanegara. Namun ini masih belum cukup untuk meredam pemberontakan yang terjadi.
Di saat Raja Dewa Warman sedang serius berdiskusi dengan para petinggi kerajaan. Tiba-tiba datanglah Aryo Guntur, Kebo Ijo dan Senopati Adhiyaksa yang membawa
Aryo Guntur bertarung dengan sangat sengit melawan Raden Jaya Singa Warman. Kedua saling jual beli serangan satu sama lain. Dengan menggunakan kekuatan Pusaka Tombak Naga Petir. Aryo Guntur dapat melancarkan serangan sambaran petir yang dapat menghancurkan apa saja yang terkena serangan itu. Namun tidak ada serangan petir dari Aryo Guntur yang dapat menembus pertahanan Raden Jaya Singa Warman. Itu semua karena Raden Jaya Singa Warman menggunakan Jurus Cangkang Kura-Kura yang membuat tubuhnya seperti memiliki sebuah perisai dari cangkang kura-kura yang sangat kuat dan tidak dapat di tembus oleh serangan petir Aryo Guntur.Pertarungan mereka membuat ruangan itu menjadi berantakan. Benturan tenaga dalam mereka membuat barang-barang di ruangan itu menjadi beterbangan. Apa lagi serangan petir dari Aryo Guntur membuat hancur semua barang di dalam ruangan itu.Karena takut pertarungan mereka akan menyakiti orang-orang di dalam ruangan itu. Raden Jaya Singa Warman menari
Semenjak terungkapnya pengkhianatan yang di lakukan oleh Raden Jaya Singa Warman. Kondisi Kerajaan Salakanegara menjadi semakin bertambah kacau. Beberapa petinggi kerajaan yang berpihak pada Raden Jaya Singa Warman pergi dari Istana Kerajaan Salakanegara. Membawa serta para prajurit yang setia pada mereka. Hal ini membuat kekuatan tempur Kerajaan Salakanegara menjadi melemah. Hal ini membuat Kerajaan Salakanegara terbagi menjadi dua kekuatan besar yang saling bertarung. Hanya ada Aryo Guntur, Pati Mangku Tirto, Kebo Ijo, Senopati Adhiyaksa dan beberapa petinggi kerajaan yang masih setia berada di pihak Raja Dewa Warman.Kala itu Raja Dewa Warman sedang terduduk di kamarnya. Dia mulai memikirkan kondisi kerajaannya yang kacau balau. Dia juga tidak menyangka bahwa Raden Jaya Singa Warman akan mengkhianatinya. Raden Jaya Singa Warman memang beberapa kali mengingatkan untuk lebih memperhatikan rakyatnya dan tidak terlalu terobsesi dengan perang. Tapi baginya semua peperangan yang
Satrio Wirang dan Alikusuma sedang bergegas untuk kembali ke Padepokan Naga Putih. Mereka berdua memacu kuda mereka secepat mungkin agar bisa segera memberikan informasi tentang para pemberontak yang telah berkumpul dan akan melakukan serangan besar ke Istana Kerajaan Salakanegara pada Ki Naga Barong. Karena ini adalah masalah besar yang harus segera di atasi sebelum Rakyat Kerajaan Salakanegara yang akan menjadi korbannya.Satrio Wirang dan Alikusuma yang baru tiba di Padepokan Naga Putih. Langsung menuju ke ruangan Ki Naga Barong. Di sana Ki Naga Barong sedang berbincang dengan Arum Sari. Ki Naga Barong sedikit kaget dengan kedatangan mereka berdua yang langsung masuk tanpa permisi. Mereka berdua terlihat tergesa-gesa datang kemari."Ini benar-benar gawat" gugup Satrio Wirang."Gawat kenapa?" tanya Ki Naga Barong.Satrio Wirang dan Alikusuma terlihat panik tidak bisa menjawab pertanyaan Ki Naga Barong."Sebaiknya kalian minum dulu dan tenangkan d
Pertarung di dalam istana semakin memanas. Para pemberontak yang berhasil menembus gerbang istana kini harus berhadapan dengan Pasukan Kerajaan Salakanegara. Pertempuran sudah berlangsung setengah hari tapi belum terlihat yang kalah dari pertarungan besar ini. Sudah banyak korban yang berjatuhan dari kedua belah pihak.Elangga masih berhadapan dengan Aryo Guntur. Mereka berdua bertarung dengan sangat sengit. Kedua matan murid Ki Naga Baruna ini sudah saling mengetahui kelemahan mereka masing-masing. Jurus-jurus yang mereka gunakan pun hampir sama. Bagaimana pun juga Elangga bisa di bilang sangat hebat karena dapat mengimbangi Aryo Guntur yang di kenal sebagai murid terkuat Ki Naga Baruna.Sedangkan di sisi lain. Raden Jaya Singa Warman sedang bertarung sengit dengan Raja Dewa Warman. Tidak di sangka Raja Dewa Warman juga memiliki ilmu kanuragan yang sangat tinggi karena dapat mengimbangi Raden Jaya Singa Warman yang di kenal sebagai Pendekar Seribu Jurus. Raden Jaya Si
Seratus ribu Pasukan Kerajaan Segoro Pitu sedang menuju ke Kerajaan Salakanegara. Mereka berniat melakukan serangan ke Kerajaan Salakanegara yang lemah karena pemberontakan yang di lakukan oleh Raden Jaya Singa Warman. Mereka tidak main-main dalam penyerangan kali ini semua pasukan di kerahkan untuk menaklukkan Kerajaan Salakanegara yang sudah lama menjadi musuh bebuyutan mereka.Kabar tentang pasukan Kerajaan Segoro Pitu pun terdengar oleh Ki Naga Barong. Ki Naga Barong kemudian mengumpulkan Satrio Wirang dan Alikusuma untuk mendiskusikan bagaimana caranya untuk mencari jalan keluar dari masalah yang sangat genting ini."Aku mendengar dari orang kepercayaanku bahwa seratus ribu Pasukan Kerajaan Segoro Pitu sedang menuju ke Kerajaan Salakanegara" kata Ki Naga Barong."Ini benar-benar gawat" kata Alikusuma."Kita harus mencari cara menghentikan mereka atau kalau tidak Kerajaan Salakanegara pasti akan bisa di taklukan oleh Kerajaan Segoro Pitu" jelas Satrio
Raja Dewa Warman dan pasukannya yang sedang di atas angin karena berhasil menahan serangan besar para pemberontak yang di pimpin Raden Jaya Singa Warman. Dalam pertempuran besar itu mereka berhasil memukul mundur para pemberontak dan membuat para pemberontak kehilangan banyak pasukannya. Karena hal itu kekuatan para pemberontak yang di pimpin Raden Jaya Singa Warman kehilangan sebagian besar kekuatan mereka. Raja Dewa Warman yang tahu para pemberontak yang di pimpin Raden Jaya Singa Warman sedang melemah. Raja Dewa Warman langsung menyuruh Aryo Guntur dan lainnya untuk mencari tahu markas para pemberontak untuk melakukan serangan balasan pada mereka.Setelah berhari-hari mencari persembunyian para pemberontak akhirnya Aryo Guntur dapat menemukan persembunyian para pemberontak. Yang berada di sebuah hutan di ujung selatan Kerajaan Salakanegara. Setelah mengetahui persembunyian para pemberontak Raja Dewa Warman langsung mengumpulkan semua pasukannya untuk melakukan serangan kep
Pertarungan antara Raja Dewa Warman dan Raden Jaya Singa Warman memasuki puncaknya. Semua jurus telah mereka keluarkan. Ledakan-ledakan besar terjadi karena benturan kekuatan mereka berdua yang sangat kuat. Belum ada yang mau mengalah dari mereka berdua meski telah bertarung cukup lama. Keringat sudah membasahi tubuh mereka berdua dan nafas mereka juga sudah mulai berat karena semua tenaga mereka terkuras dalam pertarungan ini.Saat mereka sedang beradu pukulan dan tendangan tidak di sangka Raja Dewa Warman dapat melancarkan pukulan telak pada perut Raden Jaya Singa Warman. Tidak cukup sampai di situ Raja Dewa Warman langsung melancarkan tendangan susulan hingga membuat Raden Jaya Dewa Warman terjatuh dan terdorong ke belakang.Raden Jaya Singa Warman terluka parah akibat terkena pukulan dan tendangan yang di lancarkan oleh Raja Dewa Warman hingga membuatnya tidak dapat untuk berdiri lagi.Raja Dewa Warman yang melihat Raden Jaya Singa Warman yang sudah ti
Satrio Wirang dan Raja Dewa Warman bertarung dengan cukup seimbang. Mereka saling beradu satu serangan satu sama lain. Raja Dewa Warman tidak dapat menggunakan jurus Dasendrianya karena jurus-jurus yang di gunakan tidak dapat dia tiru. Hal ini tentu menjadi Satrio Wirang sebagai musuh alami dari Raja Dewa Warman.Mereka bertarung sambil berbicara satu sama lain. Setiap mereka berbenturan pasti ada kata yang keluar dari mulut mereka berdua."Kamu adalah pendekar yang aku akui. Kecerdasan dan kemampuanmu benar-benar membuatku kagum" puji Raja Dewa Warman."Terima kasih atas pujiannya" senyum Satrio Wirang."Akan sangat di sangyangkan jika orang sepertimu harus mati" ucap Raja Dewa Warman."Aku juga belum mau mati dalam waktu dekat ini" kata Satrio Wirang."Seperti sudah cukup bermainnya. Sekarang Aku akan serius" ujar Raja Dewa Warman.Benar saja apa yang dikatakan oleh Raja Dewa Warman. Seketika kecepatan serta kekuatan Raja Dewa Warma