Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Pedang Petir Hijau

Share

Pedang Petir Hijau

last update Last Updated: 2025-08-15 20:23:37

Satu bayangan kuning emas melesat dengan indahnya di antara pepohonan di sekitar hutan tengkorak, hutan yang merupakan perbatasan antara padang luas dengan gunung tengkorak, gunung yang jadi tujuan dari Arya.

Setelah melewati hutan itu, bayangan kuning emas yang tak lain adalah Arya berhenti, dan kini dia berdiri tepat di kaki gunung tengkorak, gunung yang merupakan tempat berada pusaka pedang petir hijau.

"Aku harap kau tidak salah menyebutkan lokasi, urat petir!" ucap Arya.

"Tidak, Arya! Bahkan aku sudah merasakan sendiri aura dari pedang petir hijau!" kata pedang urat petir bicara di kepala Arya.

"Baiklah kalau begitu, kita lihat apakah pedang itu mengenal auramu atau tidak!" kata Arya dan mulai berjalan menuju arah puncak gunung tengkorak.

Whusssssssss!

Angin kencang datang dari puncak gunung, seolah menyuruh Arya untuk tinggalkan gunung tengkorak.

"Hhhmmm.. Sepertinya penghuni gunung ini tidak inginkan aku datang!" gumam Arya dan hentikan larinya yang akan menuju puncak.

"Apa kau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ito Ito
mana si lanjutanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Serangan Ke Istana Purawa

    Ki Rangga yang melihat anak buahnya tidak mampu hancurkan pintu gerbang kerajaan Purawa geram bukan main."Bodoh kalian semua! Mundur!" teriak Ki Rangga.Sekalian Ki Rangga melompat dan sudah ada tepat di hadapan gerbang masuk kerajaan Purawa.Bammmmmmm.Dengan satu pukulan penuh tenaga dalam, gerbang masuk itu langsung hancur berantakan jadi puing-puing kayu yang beterbangan.Tidak hanya gerbang yang hancur, tapi prajurit kerajaan Purawa yang menahan pintu juga terlempar begitu jauhnya, bahkan sampai ada yang melayang ke udara."Apalagi yang kalian tunggu, segera bunuh semua orang yang ada di istana ini. Tidak ada kata menyerah, bunuh semuanya!" teriak Ki Rangga memberikan perintah langsung.Mahapatih Tengguru menatap ke arah Patih Kuroda."Patih! Segera perintah satu atau dua panglima mengawal keluarga kerajaan, keluarga kerajaan sepertinya sudah bisa meninggalkan istana ini, karena sekarang semua serangan sudah fokus ke istana ini," kata Mahapatih Tengguru memberikan perintah."Ba

  • Sang Penghancur Langit    Meminta Untuk Menyerah

    Satu persatu semua kelompok yang menyerang ke kerajaan Purawa mulai berdatangan, dan benar saja, lima arah mata angin sudah dipenuhi oleh kelompok yang kini menjadi anak buah dari Ki rangga, ataupun iblis Api.Tapi, sama seperti kelompok banteng merah, empat kelompok lainnya juga berhenti saat sudah melihat kerajaan Purawa, dan itu membingungkan semua orang yang ada dalam istana."Mahapatih, apa mereka mengetahui rencana kita?" tanya Patih Kuroda."Aku tidak yakin, Patih! Tapi ini memang sangat membingungkan," kata Mahapatih Tengguru.Saat mereka semua masih dilanda kebingungan, salah satu dari kelompok itu berjalan ke arah kerajaan, dan langkahnya sangat pasti."Aku ingin bertemu dengan Mahapatih kerajaan ini?" teriaknya di depan gerbang masuk sambil angkat kedua tangan ke atas."Aku akan temui dia! Kau terus berjaga, Patih!" kata Mahapatih Tengguru."Siapa kau? Apa yang kau inginkan?" tanya Mahapatih Tengguru."Maaf Mahapatih, kami terpaksa melakukan semua ini, jika tidak kami akan

  • Sang Penghancur Langit    Golongan Hitam Mendekat

    "Tunggu anak muda!" teriak salah satu pengungsi itu dan itu membuat Arya hentikan laju kuda gondola."Ada apa paman?" tanya Arya."Apakah itu sungguh kuda gondola?""Benar, kenapa?""Kalau itu kuda gondola, kalau begitu kau pangeran Candra?" tanya pengungsi itu."Benar, aku memang pangeran Candra, dan aku akan menuju ke istana untuk menjaga negeri ini," jawab Arya."Pangeran! Maafkan kebodohan kami yang tidak kenali calon raja sendiri!" teriak semua pengungsi dan berlutut pada Arya."Kalau kalian ingin tinggalkan negeri ini, bagaimana mungkin kalian masih rakyatku," kata Arya."Tidak! Kami tidak akan tinggalkan negeri ini, kami akan kembali ke istana dan akan membela negeri ini," kata penduduk itu."Jangan kembali!" kata Arya yang kali ini melarang mereka."Kenapa pangeran?""Kalau kalian kembali sekarang, kalian hanya akan antarkan nyawa, jadi kalian sebaiknya bertahan di sini atau mencari tempat yang lebih aman!" kata Jaka Srenggi."Baik, pangeran! Terima kasih atas kemurahan hati p

  • Sang Penghancur Langit    Kedatangan Kuda Gondola

    "Aku harus segera pergi dari sini, kalau tidak kerajaan akan hancur, tidak hanya itu aku pasti akan kehilangan ayahanda dan juga seluruh keluargaku yang ada di kerajaan!" ucap Arya.Arya memang masih ada di hutan kematian, dan dia sudah kembali memiliki pusaka pedang urat petir, pedang yang sempat tidur panjang.Hupppp!Arya melayang tinggi, dia memutuskan untuk melesat lewat udara, karena dia tahu jalan darat akan sulit karena medan di hutan kematian sangatlah sulit."Guru!" teriak Arya begitu dia sampai di perguruan matahari.Ketua besar perguruan matahari datang, dan dia heran karena tubuh Arya yang cukup berantakan."Ada apa dengan dirimu Arya?" tanya Sanjaya."Saat ini itu bukan hal yang ingin aku bicarakan pada guru, tapi aku ingin guru membantu diriku," ucap Arya."Katakan, apa itu muridku?""Aku juga akan membantu!"Guru Tandui juga sudah ada di sana."Kerajaan ayahku, saat ini akan diserang oleh golongan hitam, dan aku membutuhkan bantuan dari kalian," kata Arya."Kerajaan ay

  • Sang Penghancur Langit    Rencana Iblis Api

    Pangeran Angga dan pangeran Sengkala segera temui raja Yuda, ayahanda keduanya dengan Arya."Bagaimana situasinya putraku?" tanya raja Yuda dengan wajah yang tegang bercampur gelisah."Sangat parah ayahanda, lima Kelompok golongan hitam dengan anak buah yang jika disatukan akan mencapai ribuan orang akan menuju kota ini!" jawab pengeran Sengkala."Situasi yang buruk! Apa tidak sebaiknya kita ungsikan ibunda dan adik kalian?" tanya raja Yuda."Tidak bisa ayahanda!" kata pangeran Sengkala."Kenapa tidak bisa?""Saat ini lima arah mata angin yang jadi jalan masuk lima kelompok itu, dan jelas akan lebih bahaya jika ibunda dan adik kita ungsikan," Kata pangeran Angga."Jadi bagaimana ini?""Mungkin sebaiknya, kita tunggu mereka menyerang, dan disaat itulah kalian kami ungsikan, ayahanda," kata pangeran Sengkala.Raja Yuda memahami itu jelas kalau mereka bertemu dengan kelompok hitam itu, itu sama saja dengan memberikan kerajaan Purawa pada golongan hitam itu."Bagaimana apa sudah ada kabar

  • Sang Penghancur Langit    Bangunkan Pedang Urat Petir

    Mata Arya terbelalak saat mendengarkan suara yang keluar dari pedang urat petir."Apakah ini sungguh, kau pedang urat petir?" tanya Arya."Benar sahabatku, ini aku! Terima kasih sudah bangunkan aku dari tidurku," kata pedang urat petir."Sudah berkali-kali aku mencoba, tapi baru kali ini aku berhasil!" kata Arya dengan riangnya.Saking riangnya, Arya berlari dan berteriak keras saat memasuki gua."Guru! Guru! Arya berhasil membangunkan kembali pedang urat petir!" teriak Arya.Tapi tidak ada respon dari Ki Manunggal Wahid. Tubuhnya diam dan kaku dalam posisi berdiri."Guru, apa guru tidak mendengar apa yang Arya katakan?" teriak Arya dan berdiri di hadapan Ki Manunggal Wahid.Tapi, mata Arya melotot saat melihat wajah gurunya. Wajah gurunya dipenuhi garis-garis hitam yang membuat wajah gurunya sangat pucat."Guru! Ada apa dengan guru?" tanya Arya dan melepaskan pedang urat petir dan memegang kedua bahu gurunya.Dengan sisa tenaga yang dia miliki, Ki Manunggal Wahid memegang kedua tanga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status