Share

Cinta Kasih Seorang Saudara, Musuh dan Saingan

Hari itu, Alvan harus memaksa tubuhnya untuk bekerja meskipun ia merasakan lelah di sekujur tubuhnya.

Di depan mesin fotokopi, Alvan merenggangkan lehernya yang kaku dan memijatnya ringan dengan sentuhan lembut tangannya.

"Ah." keluhnya ringan.

"Ada apa dengan lehermu?" tanya Profesor Nia, ketika dia tiba-tiba memasuki ruangannya dan melihatnya mendesah lelah sambil memegang lehernya. "Apakah kau diam-diam melakukan pekerjaan sambilan lain? Kau terlihat sangat letih."

"Entah aku bisa menyebutnya pekerjaan sambilan atau tidak." gumam Alvan pada dirinya sendiri. 

Namun sepertinya Profesor Nia bisa mendengarkan suaranya, hanya saja dia tidak menangkap jelas ucapannya. "Apa? Kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak." tampiknya. "Aku tidak melakukan pekerjaan sambilan lagi. Meskipun aku sudah mengajukan hal itu pada Elsie, tapi dia tampak tak setuju dengan pendapatku."

Entah mereka memiliki pemikiran yang sama atau bagaimana, Profesor Nia lang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status