Semenjak tadi pagi sekitar pukul Sembilan, para wartawan gila itu sudah menungguku dan untungnya aku bisa tiba di kantor lebih dulu sehingga aku tidak harus berhadapan dengan mereka. Mereka memang sempat memaksa ingin masuk ke dalam untuk menemuiku. Ya, beruntung aku memiliki petugas keamanan yang sigap sehingga mampu menahan mereka untuk tidak masuk ke dalam kantorku.
Ini semua membuatku semakin takut, mereka sudah benar-benar ingin mengejarku berbeda dengan sebelumnya. Apakah Syscomel itu mulai bertindak lagi? Tapi apa yang ia lakukan sampai mampu membuat para wartawan menggila seperti itu? Tunggu bagaimana dengan keadaan Sean sekarang?
Aku memang sudah berusaha mencoba untuk tidak mengikuti gosip murahan tentang diriku dan Sean di internet. Aku tidak mau pikiranku terganggu karena kabar bohong yang disebarkan oleh Syscomel dan aku
Kalau saja Alan tidak meneleponku dan meminta agar aku segera pulang, aku masih ingin menghabiskan waktu dengan William. Belum lagi William meminta agar aku kembali ke apartemenku saja, padahal aku sendiri masih rindu dengannya. Maka akhirnya aku mengalah dan kembali ke apartemenku, William juga berpesan agar aku kembali menggunakan masker dan topi untuk menghindari wartawan yang mungkin sudah bersiap-siap dibawah sana.William bilang bahwa ia akan tetap ke kantor hari ini, ia bagaimanapun juga harus bisa bersikap profesional. Setiba aku di bawah untungnya ketakutan William tidak terbukti, keadaan aman-aman saja tidak ada satu wartawan pun dibawah sini. Ketakutan William membuatku semakin mengkhawatirkan dia, rasanya aku ingin bisa terus berada didekatnya.Tapi aku tidak boleh terlalu larut, bisa saja sikapku akan membuat masalah bar
Hari yang aku tunggu-tunggu datang juga, hari di mana aku berhasil menghancurkan William. Aku sangat senang sekali, apa yang sudah aku cita-citakan akhirnya bisa tercapai dan ini juga berkat bantuan Prayoga, kekasihku. Hubungan kami yang sempat putus kembali terjalin, kami kembali berpacaran seperti dulu.Ia sungguh-sungguh dengan perkataannya ia berhasil membuat kabar bohong yang kubuat tentang William-Sean dan juga beberapa pengusaha lain yang ikut kugosipkan memiliki simpanan model. Prayoga tentunya yang cukup memiliki pengaruh berhasil membuat media-media lain ikut menyoroti berita ini.Maka disinilah aku bersama para awak media lain, kami bahkan sudah berada di kantor polisi dari jam enam pagi. Kami menunggu bersama-sama, kami semua tidak mau ketinggalan momen ini, maka kami harus sudah bersiaga lebih cepat dari jam pemang
Usai pemanggilan tersebut tentunya membuatku semakin khawatir kalau sampai orang tuaku mengetahui hal tersebut terutama papa, aku tahu dia pasti akan marah besar padaku. Tapi aku tidak punya pilihan lain selain mendatangi pemanggilan tersebut. Ah.. kenapa hubunganku dengan Sean malah menjadi seperti ini?Aku mengusap wajahku gusar, sejenak kupejamkan mataku. Aku memang tidak siap jika harus kehilangan keluargaku, makanya aku tidak pernah membuka diriku sebagai gay kepada kedua orang tuaku dan lebih memilih memendamnya sendirian.Sebuah ketukan pintu menyadarkan aku, siapakah yang datang di malam seperti ini ? Kulirik jam dindingku yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Kuhampiri pintu dan membukanya, aku cukup terkejut melihat Sean yang berdiri di sana. Langsung kubawa dia masuk dan k
Enam bulan berlalu sejak kejadian Mr. Wang yang datang ke apartemen William-anaknya dan mengetahui hubunganku dengan putranya, keadaan William semakin memprihatinkan dari hari ke hari. Ia sangat terpukul dengan kejadian tersebut, ia kehilangan keluarganya, pekerjaannya dan mungkin juga kehilangan separuh hidupnya. Aku yang melihat hal tersebut ikut hancur bersamanya, tapi tidak banyak yang bisa aku lakukan untuk membantunya.Aku hanya memastikan dia tetap makan tiga kali sehari sehingga dia tidak akan jatuh sakit, aku tidak mau dia sakit karena hal ini. Ia harus bisa bangkit kembali, maka aku tidak pernah bosan memberikan semangat kepadanya. Ia pun kini katanya mau mencoba menghubungi beberapa kenalan yang mungkin bisa membantu memberikannya pekerjaan.Sudah enam bulan William menjadi pengangguran, apartemen miliknya yang di
Melihat Sean yang tidak pernah berhenti menyemangatiku membuatku berpikir kalau aku pun harus bangkit seperti apa yang dikatakan olehnya. Maka begitu tadi siang melihat kabar bahwa pelaku pencemaran nama baikku sudah tertangkap, menjadi penambah energiku lagi untuk kembali bangkit dari keterpurukanku. Aku juga harus bisa buktikan bahwa aku masih tetap bisa berdiri di atas kakiku sendiri tanpa ada bantuan dari orang tuaku. Meski memang aku sendiri sudah terlahir dari sebuah keluarga kaya raya, cuma itu bukan alasan untuk malas dan tidak bisa berusaha sendiri.Maka sebagai langkah pertama yang aku lakukan adalah bertemu Gio, temanku dulu. Aku dan Gio berjanji bertemu di Starbucks Grand Indonesia dan disinilah aku menunggunya. Kami sendiri sudah menjadi teman sejak SMA da
Hari pertama di kantorku lebih banyak kami habiskan dengan berkenalan dan saling berdiskusi mengenai proyek pertama yang aku ajukan kepada Gio. Yang sebenarnya semalaman ini aku kerjakan hingga membuatku kurang tidur. Tapi itu semua terbayar, mereka nampak suka dengan ide proyek yang kuajukan.Gio pun setuju bahwa kami akan memulai proyek ini secepatnya, tim kami pun sudah siap. Ya proyek ini adalah membuat game dating simulation, sebab kami tahu game seperti ini cukup diminati oleh para pengguna gadget saat ini. Tujuan kami sendiri adalah menarik para wanita muda hingga para remaja putri.
William akhirnya memutuskan untuk keluar dari kantor Gio juga, sesuai dengan apa yang dia katakan padaku pada waktu lalu. Aku benar-benar kasihan padanya, di saat dia mulai bangkit ada saja yang membuatnya kembali jatuh. Dia bilang ia memutuskan keluar dari tempat Gio karena ia tahu jika ia masih berada di sana, ia hanya menjadi masalah di perusahaan itu, sedangkan perusahaan itu masih harus tetap berjalan.Ia pun bilang padaku bahwa Gio sempat menahan agar dia jangan keluar dulu, hanya aku juga tahu bagaimana keras kepalanya William itu sehingga meski dengan berat hati Gio mengizinkan William keluar dari tempatnya. William pun bilang padaku bahwa ia mencoba lagi dan tidak mau meminta pertolongan dari temannya lagi, sebab ia merasa telah membuat temannya kesulitan karena masalahnya.Sementara aku hanya bisa memberikan dia seman
Perkataan ayah William benar-benar membuatku gamang, bagaimana bisa aku disuruh memilih antara meninggalkan orang yang aku cintai atau bertahan dengan orang itu tapi juga membuatnya terus menderitaku denganku? Egoku sendiri berkata masih ingin bersama William, orang yang aku cintai dan tidak mau jauh dengannya cuma melihat kenyataan bagaimana keadaan William belakangan ini, dia sepertinya benar-benar sudah berada di titik terendahnya dan belum lagi ancaman ayahnya. Itu semua benar-benar membuatku kebingungan harus mengambil jalan apa, apalagi aku pun bisa menilai ancaman ayah William sungguh-sungguh.“Sean… are you alright?” tanya William khawatir di atas tempat tidur usai kami makan malam.“