Roda kehidupan terus berputar, detik berputar dan menit mengikutinya. Hari berganti hari dan kehidupan Diandra sudah normal seperti orang-orang lain. Dia kini mulai belajar membaca meskipun usianya kini seperti anak kuliah, namun dia tak henti ingin belajar.Diandra kembali pada kehidupannya di kota besar. Dia seperti anak kecil yang ingin tahu segalanya, dia mengundang guru untuk privat di rumahnya. Dia belajar apa saja dan dia sangat cepat mempelajari sesuatu karena dia sangat senang ingin belajar. Orangtuanya mendukungnya untuk belajar apapun, terutama kemampuan berbahasa dan kemampuan teknologi.Tetap saja, ada yang berbeda dari pasca kesembuhan mata dan kakinya. Diandra, setiap hari sabtu maka dia akan menunggu hari itu. Dia akan pergi ke desa pelosok, pergi hanya untuk berbincang dengan seorang lelaki desa yang masih pesakitan di sana, Adam namanya.Kehidupan baru yang diperoleh oleh Diandra adalah dari sosok pemuda itu, dan dialah pemuda yang bisa membuatnya bahagia hidup di du
Sudah jelas sekarang bagi Naura. Cinta Sandi suaminya selama ini hanyalah cinta yang semu dan tidak dari hati.Sandi seolah sudah menemukan pengganti hati isterinya sendiri dan mencari sosok yang lain untuk bisa merajut cinta yang lain. Berbagai alasan dilontarkan hanya untuk bisa mendapatkan cinta yang lain. Alasan anak adalah alasan pertama yang dilontarkan suaminya tersebut.Alasan kedua, akhirnya muncul. Cinta itu hanya sekedar pemanis bibir karena hutang keluarga Naura yang membuat semuanya adalah cinta palsu. Cinta sejati tidak akan membiarkan pasangannya bahkan menangis atau meneteskan satu pun airmata. Kini, Naura seperti hancur hatinya.Perih!Hatinya hancur sehancur-hancurnya. Suaminya akan menikahi wanita yang lain. Dan itu semua terjadi tanpa ada keraguan dan pertimbangan lagi. Jika Naura menolak hal itu, dia bisa menggugat cerai dan pastikan untuk melunasi hutang keluarganya.Darimana uang sebanyak itu akan didapatkan keluarga Naura. Namun, lebih dari itu semua. Naura ing
Syarif tak tahu lagi harus menceritakan yang baru ditemuinya itu kepada sahabatnya Adam atau tidak. Namun, dia kini menyadari bahwa Allah memang Maha Adil. Hal itu dapat dilihatnya, kesengsaraan yang sudah dirasakan Adam, kini harus pula dirasakan oleh Naura.Syarif mengenal betul siapa Naura. Sejak kecil, Adam sudah mencintai Naura. Syarif pun mengenal Naura sebagai wanita yang baik. Namun, sejak peristiwa di Danau Kenanga dan Naura meninggalkan Adam. Saat itu juga, Syarif menyadari bahwa cinta Adam memang sangat besar kepada Naura.Naura yang meninggalkan Adam dan menikah dengan seorang yang kaya, yaitu Sandi. Syarif tidak mengetahui apa alasan sebenarnya Naura meninggalkan Adam. Namun, hal itu sudah meninggalkan luka bagi Adam hingga menjadi manusia pesakitan.Jika memang Naura memiliki hati, setidaknya dia akan datang dan mencoba untuk memberikan semangat bagi Adam untuk sembuh. Setelah kunjungan pertamanya dahulu bersama Sandi suaminya, dia tak pernah datang lagi dan tak ada kaba
Malam pun menyapa, malam Ahad. Diandra merasa benar-benar tak kuasa melihat kondisi Adam. Bahkan, dia tak pernah keluar dari kamarnya. Ibunya yang benar-benar membersihkan tubuhnya sebagaimana bayi yang dibersihkan oleh Ibunya. Setiap shalat juga demikian.Entahlah, Diandra tak habis pikir seberapa besar cinta Adam pada Naura hingga benar-benar menjadi sosok seperti bayi yang bahkan bangun susah.Herannya, ketika waktu shalat datang. Adam akan bergerak untuk wudhu tayamum dan shalat sambil tetap berbaring. Diandra pun beberapa kali meminta izin masuk ke kamar Adam bersama Ibunya saat menyuapi Adam. Adam benar-benar seperti bayi sekarang hanya saja kini dia sering menjawab pertanyaan yang diucapkan Ibunya.Malam itu, Halimah juga tak bisa tidur di kamarnya sehingga mereka berkumpul tidur di spring bed di ruang tamu. Halimah terbangun saat malam dan melaksanakan shalat malam dengan menggelar sajadah di ruang tamu tersebut.Diandra merasa ada suara yang terdengar lirih, ada semacam isak
Diandra semakin penasaran dengan sosok Naura. Entah kenapa jiwanya terpanggil untuk mengenal dan melihat bagaimana kehidupan Naura. Diandra harus mengetahui bagaimana Naura itu. Berdasarkan informasi pak Fandi, Diandra pun mencari dimana rumah Naura.Pagi itu, saat Adam ke Danau kenanga. Diandra mengintai ke rumah Naura, seperti yang diinformasikan oleh Fandi, Diandra mudah menemukan rumah Naura.Diandra menegaskan dirinya harus kuat maka dia pun mengetuk pintu rumah tersebut. Rumahnya bagus untuk ukuran di tempat itu yaitu di kota kecil yang agak jauh dari desa dimana Adam dan Naura dulu tinggal.Diandra membunyikan bel rumah, satu kali hingga tiga kali dan jeda beberapa detik. Ada seseorang yang keluar dari dalam dan seorang itu wanita setengah baya yang memakai jilbab biru tua.Wanita itu adalah bi Fatma yang mengurusi keperluan rumah Sandi dan Naura disana. Namun kali ini, Sandi tak di rumah itu melainkan berada di rumah isteri mudanya dan sudah memiliki rumah baru tentunya. Firla
Naura yang mengisi seluruh ruang hati dan jiwa Adam. Menghilang bagai sebuah mimpi yang indah dan akhirnya bangun lagi. Adam tak mengerti dengan itu semua, dirinya berusaha bangkit dari keperpurukan dan ketidakberdayaan.Meskipun itu sangat berat diterima oleh kenyataan. Namun, dia tak tega lagi melihat airmata ibunya terus menetes.Lama dipendam, akhirnya ketidakberdayaan yang selalu menjadi bebannya lama-lama runtuh. Adam melawan sekuat tenaga untuk bisa bangkit kembali. Di matanya, hanya ibunya yang menjadi harapannya untuk bisa sembuh kembali.Tak ada yang lain! Jika Naura saja meninggalkannya, lalu dia akan bangkit untuk siapa kecuali untuk Ibu yang sudah melahirkan dan menjaganya setiap saat.Setidaknya, hari ini harus dimulainya kembali dengan menjadi dirinya sendiri. Berjuang dengan pijakan yang kuat sebagai seorang Adam. Hamba Tuhan yang baru dilahirkan kembali. Adam mulai meyakini, hari-hari di depannya akan selalu diiringi kebahagiaan.Jika tak bisa bermanfaat bagi orang ba
Langit kembali cerah, awan sedikit terbuka dan sinar matahari kembali menerangi dunia dan menyorot bagian manapun yang tak ada pelindung dan penghalang.”Sebenarnya Adam..., aku sudah tahu yang menimpa dirimu. Kau hanya butuh waktu untuk bangkit,” Syarif juga menghembuskan napasnya perlahan, ”Aku sangat mengenalmu. Jika kamu sudah memiliki kemauan maka kamu akan mengejarnya bahkan sampai mati sekalipun, Hm...,” Syarif tersenyum kecil, dia mengenal Adam dari mereka kecil.”Kamu akan terbangun pada waktunya, aku tahu itu. Kau tidak bisa dipaksa, tidak bisa dinasehati dengan keras. Kau akan bangun pada saatnya, hanya saja butuh waktu. Aku dan Ibumu yakin hal itu. Makanya, kami hanya membantumu selama ini, kami hanya menunggu bagimu untuk bangun dari tidur panjangmu.Hufff..., dasar kau ini Adam. Tak bisakah kau sakit bukan karena cinta, kau memang orang paling aneh di dunia ini. Orang lain sakit karena terjadi masalah kesehatan atau kecelakaan. Namun, kamu sakit karena cinta. Kau benar-b
Masih di Danau Kenanga. Adam yang mulai memahami jati dirinya dan mulai bangkit. Dia ditemani oleh Diandra yang selalu menemaninya saat berada di desa tempat Adam tinggal.”Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya Adam?” Diandra bertanya tenang pada Adam. Dia berdiri dan berjongkok di hadapan bunga mawar yang tumbuh di pinggiran danau.”Kau adalah hadiah dari Allah untuk keluarga kami Diandra. Entah bagaimana kami membalasnya. Kau sudah menyertaiku hingga aku bisa berdiri tegak kembali. Entah apa yang kau pikirkan, tapi kamu memiliki masa depan sendiri. Sedangkan aku, aku akan fokus untuk menyembuhkan diriku dulu.”Tiga bulan lamanya sejak kaki dan mata Diandra sembuh, dan baru kali ini dia bisa berbicara dengan terbuka bersama Adam. Biasanya Adam hanya akan mengangguk dan membiarkannya bercerita sendirian. Diandra betah meskipun tak dihiraukan dan berbicara sendiri pada saat Adam masih pesakitan.Agak terkejut dengan penjelasan Adam, Diandra pun kembali menatap Adam, ”Jadi..., apak