Xin Qian berjalan sambil menggerutu. Pelayan kecilnya ini benar-benar polos. Dalam perjalanan kembali, Shu Ling masih saja bertanya pada Xin Qian kenapa majikannya itu tidak mau menerima undangan para calon selir. Xin Qian hampir mati dibuat kesal olehnya."Nona, kenapa Anda menolak undangan Nona Lin Wei?" tanya Shu Ling sembari berusaha mengejar langkah kaki Xin Qian yang jauh di depannya.Menurut Shu Ling, bersikap sedikit sombong pada mereka tidak masalah. Para calon selir itu tidak akan berani berbuat macam-macam kepada Xin Qian, jika tidak ingin membuat masalah dengan Xuan Yuan.Xin Qian hanya mendengus gemas dengan kepolosan gadis pelayan kecil ini."Mereka minta petunjuk dari Anda, bukankah mereka meninggikan Anda, Nona?" Shu Ling masih bertanya dengan bodohnya. Xin Qian menghela napas. Sepertinya, dia harus memberi petunjuk pada Shu Ling. Pelayan kecil ini kelak akan menjadi orangnya, setidaknya Shu Ling yang akan berada di dekatnya sampai Xin Qian menerima hadiah dari Kaisa
"QianQian, aku tidak suka melihatmu bosan. Bersamaku, kamu harus merasa senang. Bisa tidak?" keluh Xuan Yuan saat mereka melangkah beriringan menyusuri jalan setapak.Pria ini benar-benar mendominasi. Bahkan dia tidak memberi kesempatan Xin Qian untuk menunjukkan rasa bosan. Sungguh menyebalkan."Jika bosan, tentu saja aku merasa tidak senang. Apa tidak boleh?" sahut Xin Qian cemberut."Kalau begitu, aku akan menghilangkan rasa bosanmu itu." Xuan Yuan berkata lembut.Xin Qian mendengus. Pria ini berkata begitu, seakan-akan sudah sangat memahami Xin Qian. Memangnya Xuan Yuan tahu apa yang disukainya?Dia sama sekali tidak tahu. Huh....Satu-satunya hal menarik hati Xin Qian saat ini adalah kembali ke zaman modern. Kendati demikian, Xin Qian tidak mengungkapkan keluhan. Dia berjalan mengikuti Xuan Yuan dengan patuh.Mereka tiba di sebuah tempat yang pepohonan di tempat itu semakin rapat. Lalu, ada sebuah bangunan yang hampir tertutupi tumbuhan. Sengaja dibiarkan seperti itu. Bangunan i
Tirai malam yang berwarna hitam pekat, membungkus begitu sempurna saat matahari telah kembali ke peraduan. Hal yang paling tidak disukai Xin Qian di zaman kuno adalah kurangnya penerangan saat malam mulai datang.Di langit, bulan bersinar terang, tapi tak sepenuhnya berhasil mengusir kegelapan. Meski ada nyala lampion di setiap beberapa langkah yang menerangi Aula utama Paviliun Xing He, tapi untuk orang yang terbiasa dengan cahaya yang begitu berlimpah di zaman modern, tentu saja masih tidak cukup baginya. Sudah cukup lama Xin Qian berteleportasi di zaman kuno, tapi dia masih selalu saja mengeluh hal ini. Saat ini, Xuan Yuan mengajaknya makan malam bersama di aula utama. Ada nyala lilin besar berpendar di setiap sudut ruangan. Di tengah meja juga ada lilin yang menyala. Bisa dibilang ini adalah candle light dinner. Bukan sengaja disetting demikian, tapi karena keterbatasan penerangan. Sekarang jangan bertanya tentang lampu pijar apakah sudah ditemukan oleh Thomas Alva Edison atau
Bukannya takut, Xin Qian malah semakin merangsek mendekat. Dia sangat khawatir dengan keadaan Xuan Yuan. Pria tampan ini adalah pelindungnya di tempat ini. Sampai dia mendapatkan hadiah dari Kaisar, Xuan Yuan tidak boleh mati. Jadi, Xin Qian harus menyelamatkannya."Kalau begitu izinkan aku memeriksa dulu!" Xin Qian mengikuti mereka."Apakah kamu tabib? Kami sudah memanggil Tabib Kekaisaran. Nona Xin Qian perlu repot-repot." Xue mencoba berkata lebih bijak. Kondisi Xuan Yuan saat ini tidak boleh diketahui orang luar. Mereka belum berhasil mengkonfirmasi latar belakang Xin Qian. Masih ada kecurigaan di dalam hati mereka. Akan berbahaya jika Xin Qian mengetahui kelemahan Pangeran Ketiga.Apalagi jika berita ini sampai menyebar keluar dari Istana Xi Wei. Entah apa yang akan dilakukan oleh mereka yang saat ini masih bersembunyi di dalam kegelapan."Tadi kalian bilang A Yuan terkena racun, aku sedikit tahu tentang berbagai jenis racun. Di Sekte Emei kami, Guru telah membekali kami---""Q
Seorang pria berseragam tabib istana berjalan tergopoh-gopoh sambil menggendong kotak obat milikinya. Ming Ye yang mengiringi, terlihat sangat gusar. Pengawal pribadi Xuan Yuan itu berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan pribadi majikannya di Paviliun Xing He. Hatinya sungguh resah.Ming Ye berkata pada Tabib Yang bahwa Pangeran Ketiga sakit mendadak. Berita ini tidak boleh menyebar luas, karena takut terjadi hal-hal tidak diinginkan.Beberapa kali, Tabib Yang melirik Ming Ye, setidaknya dia harus tahu apa yang terjadi."Tuan Ming Ye, bagaimana bisa Pangeran Ketiga mendadak sakit?" tanyanya berusaha menggali informasi."Sebaiknya Anda periksa dulu dengan baik," sahut Ming Ye gusar.Dia sendiri masih belum yakin dengan keputusan memanggil tabib, tapi apa boleh buat, kondisi Pangeran Ketiga sudah seperti itu. Mereka tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan, kerena berpacu dengan waktu.Pria berpakaian tabib itu diam-diam kembali melirik Ming Ye. Bibir pengawa
Tabib Yang menatap curiga pada Xin Qian, sedangkan gadis itu hanya mendengus acuh tak acuh."Memangnya kenapa kalau aku tahu itu racun kutukan serigala? Tidak boleh?" raungnya kesal.Pria tua ini begitu menyebalkan. Baru datang saja sudah membuat keributan seperti ini. Apa dia ingin mencari masalah?Xuan Yuan sudah dalam kondisi seperti ini, Tabib Yang masih menghalanginya untuk menolong. "Sebenarnya, kamu ini tabib atau apa? Kamu sengaja menunda pekerjaanku karena punya motif tersembunyi. Kamu ingin Pangeran Ketiga mati karena terlambat ditangani! Begitu kan?" Xin Qian tidak bisa tenang sebelum membuat pria tua itu mati karena kesal."Sembarangan bicara!" Tabib Yang merasa begitu marah pada Xin Qian."Lalu, kenapa masih berani menunda pekerjaanku?" Xin Qian menatap tajam."Huh...." Tabib Yang mengibaskan jubahnya dan segera mundur. Selama usianya yang sudah setua ini, dia belum pernah berjumpa dengan orang yang berani memarahinya sedemikian rupa.Melihatnya sudah mundur, Xin Qian me
Ada yang bilang bahwa dinding-dinding istana mempunyai mata dan telinga. Ternyata itu bukanlah omong kosong belaka. Meskipun tiga pengawal telah berusaha memblokir berita perihal Pangeran Ketiga yang mendadak sakit, ternyata masih berhasil lolos sampai di telinga Selir Hui Yuan Shi.Bahkan berita yang sampai di telinga Selir Hui lebih akurat. Sang Ibunda Pangeran Ketiga itu telah mendengar tentang keadaan Murong Xuan Yuan yang terinfeksi racun kutukan serigala. Mengetahui hal tersebut tentu saja Selir Hui begitu panik. Murong Xuan Yuan adalah putra kebanggaannya. Apalagi racun kutukan serigala saat ini adalah momok yang menakutkan, karena belum ada satu obat herbal pun yang bisa menawarkan jenis racun ini."Fu Jing, bagaimana keadaan Yuan'er?" resahnya panik."Yang Mulia Selir, Anda jangan panik. Pangeran Ketiga orang baik, Surga pasti akan melindunginya." Pelayan pribadi Selir Hui itu berusaha menenangkan. Wanita yang biasa bersikap tenang itu tidak bisa mengendalikan diri jika itu
"Yuan'er, apakah yang menyembuhkanmu adalah Nona Xin Qian?" tanya Selir Hui setengah tidak percaya.Selir Hui menatap Xuan Yuan meminta jawaban. Dia terkejut mendengar ucapan Tabib Yang. Xin Qian masih sangat muda, tapi dia bahkan memiliki kemampuan sehebat itu. Bukankah sebelumnya Xin Qian berjasa pada Da Liang karena berhasil membuat senjata surgawi, sekarang dia juga ahli dalam ilmu medis. Ini sangat mengejutkan.Gadis yang memberi kesan berbeda sejak pertemuan pertama. Meski Selir Hui belum memiliki kesan mendalam, tapi karena wanita itu telah berhasil mendapatkan perhatian putranya, dia menghargainya.Sekarang, Selir Hui benar-benar terkejut. Racun kutukan serigala bukan racun yang bisa ditawarkan dengan mudah. Bahkan Tabib Yang tidak percaya diri bisa menawarkan racun ini. Xin Qian masih sangat muda. Selir Hui sulit percaya dengan pendengarannya sendiri.Jika sudah masuk di dalam darah, dia bahkan bisa membunuh orang yang terinfeksi dalam hitungan jam. Tak perlu diragukan lagi k