Share

56. Tetangga Berbeda

Penulis: Arthamara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-08 21:21:08

Pandangan netra Doni lurus, satu tangan memegang stir. Tangan satunya tanpa sadar dia arahkan ke bibir. Giginya secara refleks mengigit ujung kukunya. Sambil melamun memecah kemacetan, dia mengurangi panjang kuku tersebut.

Hingga tiba-tiba…..dia harus segera menginjak rem secara mendadak.

Seorang pria tua menyeberang jalan tanpa melihat kanan kiri. Doni terperanjat.

“Ya Tuhan!”

Ia membanting setir, kaki menghantam pedal rem sekuat tenaga. Suara ban berdecit panjang, tubuhnya dan Sylvi terhentak ke depan.

Sylvi menjerit, “DONIII!!!”

Doni mencoba menghindar, tapi ruang terlalu sempit. Dalam sekejap, dunia seakan melambat. Bayangan tubuh pria itu semakin dekat ke depan mobil...

Ban mobil berdecit panjang, asap tipis mengepul dari gesekan karet dengan aspal. Tubuh Doni menegang, tangan gemetar mencengkeram kemudi. Mobil berhenti hanya beberapa sentimeter dari kaki pria tua yang menyeberang sembarangan itu.

Pria itu melongo, wajahnya pucat. Ia buru-buru mundur dengan langkah goyah, hampir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   56. Tetangga Berbeda

    Pandangan netra Doni lurus, satu tangan memegang stir. Tangan satunya tanpa sadar dia arahkan ke bibir. Giginya secara refleks mengigit ujung kukunya. Sambil melamun memecah kemacetan, dia mengurangi panjang kuku tersebut.Hingga tiba-tiba…..dia harus segera menginjak rem secara mendadak.Seorang pria tua menyeberang jalan tanpa melihat kanan kiri. Doni terperanjat.“Ya Tuhan!”Ia membanting setir, kaki menghantam pedal rem sekuat tenaga. Suara ban berdecit panjang, tubuhnya dan Sylvi terhentak ke depan.Sylvi menjerit, “DONIII!!!”Doni mencoba menghindar, tapi ruang terlalu sempit. Dalam sekejap, dunia seakan melambat. Bayangan tubuh pria itu semakin dekat ke depan mobil...Ban mobil berdecit panjang, asap tipis mengepul dari gesekan karet dengan aspal. Tubuh Doni menegang, tangan gemetar mencengkeram kemudi. Mobil berhenti hanya beberapa sentimeter dari kaki pria tua yang menyeberang sembarangan itu.Pria itu melongo, wajahnya pucat. Ia buru-buru mundur dengan langkah goyah, hampir

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   55. Pekerjaan Tidak Sesuai

    Ayam jago sudah berkokok untuk kesekian kali. Udara juga semakin dingin. Lalu lalang kendaraan semakin sedikit. Sehingga, suara semut berjalanpun di dini hari seperti itu akan terdengar.Jarak unit apartemen Doni dengan Nadia hanya beberapa centi meter, dengan pembatas triplek. Tentu, suara napas yang memburu dari tetangganya itu akan jelas terdengar. Begitu memang yang Doni dengar sebelumnya. Hanya, kali ini berbeda.Ada Alisha yang ikut mendengar. Satu ruangan dengannya. Dua orang dewasa. Tanpa hubungan.Baik Alisha maupun Doni saling beradu pandang. Erangan maupun desahan Nadia benar-benar masuk ke pikiran mereka melalui saraf auditori mereka.Doni berusaha kewarasan. Dia tidak mau kepala bawah sampai menguasa kepala atasnya. Apalagi Alisha adalah seorang guru pendidik juga seorang istri yang setia. Begitu yang dia tahu. Doni membalik badan.Di sudut dekat, Alisha berbaring membungkuk. Seperti bulan di tanggal muda. Bibirnya tergigit, giginya bergeser dan tiada sadar tangannya masu

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   54. Malam Canggung

    Jam di ponsel menunjukan pukul 01.30. Udara bergerak yang mereka sebut angin itu terasa lebih dingin. Beberapa derajat lebih dingin, wajar sudah dini hari.Kaki Doni lunglai. Tubuhnya sangat lelah. Netranya boleh dibilang sangat ingin dan ingin terpejam. Hanya saja gangguan karena desahan tetangga itu tetap membayangi. Bahkan, saat sangat lelah seperti itu. Apalagi, saat ini ada sesosok perempuan yang sangat dikenali ada di depannya.“I..I..Iya mbak Alisha eh…Bu Guru Alisha.” Jawab Doni sedikit tergagap.Perempuan muda yang sehari-hari bekerja sebagai guru PAUD itu menunduk. Bergerak beberapa centi meter pundaknya ke arah Doni.“Mbak saja, ini di luar sekolah. Apa aku bisa menginap di unit mas Doni?” Kata Alisha yang tentu sangat menganggetkan batin Doni.Mimpi apa Doni kemarin? Alisha yang awalnya cuek bek itu kini sangat akrab. Dia juga lebih ramah pada Doni. Dan..lihatlah. Perempuan itu tanpa sungkan ingin menginap di unit Doni.Sekilas pikiran Doni traveling:Apakah Alisha akan me

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   53. Godaan seperti Sebelumnya

    Jarum jam tetap bergerak. Meski Doni secara jujur berharap semua berhenti.Andai hidup ini bisa tiba-tiba memiliki sistem atau kekuatan seperti di berbagai novel dan film. Semua akan mudah dan ajaib, tanpa perlu berpikir keras. Sayangnya, hidup harus tetap berjalan. Terlepas apapun keadaan. Juga pilihan, harus tetap ditekan.Erna mengetuk pintu. Sejurus kemudian, Doni sudah membukakan pintu itu untuknya.Perempuan pekerja keras yang pertama ada untuk Doni juga selalu ceria membantu Doni, dari menyisihkan makanan untuknya, meminjamkan setrika, membawakan lauk, menolong ketika ia sakit, hingga sekadar menyapanya ramah.“Doni…” suara Erna lembut, tapi ada kegugupan. “Maaf mengganggu malam-malam begini. Aku ada reuni sekolah. Aku nggak enak pergi sendirian. Kebetulan semua kerjaan sudah selesai, juga kafe libur. Bisa… bisa temani aku?”Doni tercekat. Tatapan mata Erna tulus, seolah benar-benar membutuhkan kehadirannya. Batin Doni kian bergejolak. Di satu sisi, ponsel Doni bergetar. Sylvi

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   52. Pekerjaan Baru

    Beberapa waktu lalu,Doni berdiri mematung agak lama. Tawaran gaji dari Sylvi sangat menggoda. Namun tantangan kerja yang diberikan Sylvi juga berat. Dia butuh uang, ayahnya sudah tidak memberikan uang lagi sejak bulan lalu. Maka, menerima tawaran Sylvi adalah langkah yang realistis untuk dia ambil.Lebih jelas, pekerjaan itu bukan pekerjaan biasa. Ada satu syarat yang membuat Doni gamang: selama jam kerja, ia harus berperan sebagai kekasih Sylvi. Bergandengan tangan, menyiapkan keperluan sampai masuk ke apartemen Sylvi.Sylvi terkekeh kecil. “Ingat, di luar jangan panggil aku Mbak atau Ibu. Anggap aku pacarmu. Mengerti?”Doni mengangguk, walau dalam hati ia bergolak. Baginya, bekerja sebagai sopir seharusnya hanya menunggu perintah, bukan harus berpura-pura menjalin cinta. Tapi lagi dan lagi. Uang yang dijanjikan Sylvi terlalu besar untuk ia tolak.Mobil hitam mengilap meluncur menuju pusat kota. Mereka berhenti di sebuah mall mewah. Sylvi menggandeng lengan Doni begitu turun dari mo

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   50. Obrolan Laki-Laki Dewasa

    Doni terpaku di dekat pintu. Jari tangan yang awalnya lincah seperti akan mengunci pintu, kini terhenti. Kakinya menyandar sebagian ke tembok.“Baju? Baju yang mana ya mas?” Doni menatap tajam ke arah Ikhsan.Ikhsan mendekat ke Doni. Memberinya sebungkus rokok.“Ini baju yang ada tulisan jurusan manajemen.”Doni mengambil bungkus rokok dari tangan Ikhsan, lalu mengambil pula baju yang diberikan Ikhsan padanya.“Oh aku kira baju apa mas. Bagaimana bisa ada di apartemen Mas Ikhsan?”“Iya bisa bro, halaman depan dipakai senam ibu-ibu PKK bukan? Jadi semua jemuran diangkat. Kebetulan tadi pagi kamu masih tidur, jadi bajumu juga diangkat Nadia.” Jelas Ikhsan.Kini semua menjadi jelas. Memang, kemarin sore Doni menjemur beberapa baju dan celana dalam di jemuran bersama depan. Dia terbiasa mencuci pakaian dalamnya sendiri, sedangkan baju yang memang berat-berat saja dia bawa ke laundry. Jadi, seharusnya juga da beberapa potong pakaian dalam yang terbawa ke apartemen Nadia dan Ikhsan.“Oke m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status