Beranda / Semua / Shewolf / 7. Ujian

Share

7. Ujian

Penulis: Rizuki
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-15 08:00:39

“Nar, di belakangmu!” teriak Sean.

Lunar menoleh ke arah yang di tunjuk Sean. Ia berbalik dan benar saja, ada sesuatu yang bergerak dari rerimbunan semak tinggi. Dan karena teriakan Sean yang kini tengah berada tak jauh darinya, sesuatu itu bergerak lebih cepat menuju arah Lunar yang sedang dalam posisi bersiap dengan pedangnya.

Mereka kini tengah menghadapi ujian menjadi warrior di bidang survival. Ada dua hal yang di nilai, yakni : bidang pengetahuan yang meliputi ujian tulis ilmu pengetahuan, dan bidang pertahanan yang meliputi ujian survival dan bertarung di arena. Di ujian survival ini, mereka akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok berisi empat orang dan Lunar beruntung mendapat posisi di kelompok yang sama dengan Sean.

Ah, hal itu entah menjadi keberuntungan atau kesialan juga Lunar tak tahu. Karena pada dasarnya, mereka berdua memiliki kesamaan yakni tidak bisa melakukan shift seenaknya. Ingat, wolf dalam tubuh mereka akan mengambil alih kesadaran mereka secara penuh dan keluar dengan sisi liar mereka. Jadi, mau tak mau baik Lunar maupun Sean sepakat untuk tidak melakukan shift dan meminta panitia ujian memberikan kelonggaran dengan memakai senjata. Dan keduanya memilih pedang sebagai senjata mereka. Beruntung, kedua teman di tim mereka mau bekerja sama dengan membagi tugas dan saling melindungi satu sama lain.

“Sean, di mana Leah dengan Alexa?” tanya Lunar. Meski ia tak berteriak sekencang Sean tadi, Lunar yakin jika Sean mampu mendengarnya dengan baik.

“Mereka berdua sedang melakukan perburuan pada dua warrior yang menyerang kita tadi. Mereka telah melakukan shift dan hanya kita berdua yang berdekatan,” Sean mengambil posisi memejamkan matanya dan berusaha mencari keberadaan dua rekannya dengan pendengarannya. “Aku tak dapat mendengarkan suara mereka. Mereka terlalu jauh dari kita.”

Jantung Lunar berdetak semakin cepat saat sesuatu di balik rerimbunan itu kembali bergerak setelah diam beberapa saat. Pergerakannya semakin cepat dan Lunar perkirakan sesuatu itu akan tiba beberapa detik lagi.

Tanpa pikir panjang lagi Sean langsung berlari secepat mungkin ke arah Lunar. Keadaan Sean juga tak jauh berbeda dengan Lunar, jantungnya berdetak cepat seakan jika jantung itu tak berada di dalam tubuhnya, maka benda itu akan jatuh.

“Sean, pertahankan saja posisimu. Aku yang akan menanganinya. Ingat perkataan Alexa sebelum pergi!” Sean abai. Ia tetap berlari menuju Lunar dan berusaha tiba secepat mungkin sebelum sesuatu itu menuju Lunar lebih dulu. Memang, sebelum mereka berpencar seperti ini, Alexa sebagai yang tertua di antara mereka berempat memberi instruksi untuk tidak meninggalkan tempat masing-masing. Dan kini, Sean memilih abai karena instingnya mengatakan jika ia harus melindungi Lunar.

Srak!

Sesuatu itu muncul dan dari sana keluar seekor serigala besar berwarna hitam pekat tanpa warna lain. Jujur saja, serigala itu sudah berada di jarak beberapa meter dari tempat Lunar berdiri dan Lunar sama sekali tidak menyangka jika tubuhnya mengeluarkan tremor. Tubuhnya fokus pada tremor itu hingga Lunar seolah tak bisa menggerakkan anggota tubuhnya yang lain barang sedikitpun.

Duagh!

Lunar terkejut ketika justru Sean lah yang datang dan menendang tubuh serigala itu hingga oleh ke samping dan tidak berhasil menyerang Lunar. Sean bersyukur, setidaknya ia menuruti kata hatinya dan bisa menyelamatkan Lunar tepat waktu.

“Terima kasih, Sean.” bisik Lunar.

Sean mengangguk kecil dan mengambil posisi siaga di depan tubuh Lunar dan matanya mengawasi pergerakan serigala itu. Serigala itu mengibaskan tubuhnya hingga bulu tebalnya bergoyang dan kemudian menggeram pelan seolah ia telah terusik. Serigala dan Sean terlihat sama-sama saling waspada. Entah siapa yang terlebih dulu menyerang, yang jelas mereka seolah tengah saling menunggu pergerakan dari masing-masing lawan.

Sementara dua eksistensi itu saling waspada, Lunar mencoba untuk menghilangkan tremor pada dirinya. Ia berusaha mengalihkan ketakutannya dengan menganalisa musuh yang ada di hadapannya kini. Ia tahu, serigala itu pastilah salah satu warrior yang bertugas untuk menguji mereka di bidang ketahanan diri. Dengan bekal selama beberapa tahun ia mengamati status dari ciri fisik serigala dan juga bimbingan dari Guru Dan, Lunar memprediksi jika serigala itu berstatus beta. Status yang patut untuk diperhitungkan bagi status deltha seperti mereka berdua.

Akan tetapi ada yang hal yang mengganggu di benaknya. Meski ia beberapa kali melihat warrior yang bertransformasi menjadi serigala melakukan latihan, ia tak pernah melihat mereka sebuas serigala yang ada di hadapannya kini. Insting serigalanya seolah mengirim sinyal jika serigala yang ada di hadapannya ini berbahaya.

“Kau siap, Lun?” bisik Sean. Serigala di hadapan mereka menggeram saat Sean berbisik. Dan setelah itu, kepala serigala itu semakin di turunkan tanda ia akan melakukan penyerangan.

“Aku harus siap, Sean,” balas Lunar. Ia tak bisa menunggu tremornya hilang secara penuh. Keadaan semakin mendesak dan ia harus bisa menekan ketakutannya.

“Sekarang!” Sean mengayunkan pedangnya dan membawanya dengan sedikit di rendahkan dari posisi tadi. Serigala di depannya yang memang telah bersiap langsung melesatkan kakinya dan melompat ke arah Sean. Lunar mengambil tempat, ia bergerak ke samping dan bermaksud akan memukul saat serigala itu menyerang Sean yang berada di depannya.

Tapi naas, serigala itu seolah membaca gerakan mereka berdua dan langsung mengganti haluan menuju Lunar yang ada di samping Sean. Sean memukulkan pedangnya ke udara kosong yang sebelumnya Sean perkirakan serigala itu akan berada di sana. Lunar tekejut, ia refleks mengangkat pedangnya dan langsung mengayunkan ke arah serigala itu dengan kekuatan penuh namun dapat dihindari. Tentu saja, mereka itu masih hijau dalam strategi dan warrior di depannya itu pasti bisa dengan mudah membaca pergerakan mereka.

Di dalam ujian ini, mereka diperbolehkan melawan musuh mereka dengan sekuat tenaga asal mereka berhenti ketika musuh mereka sudah tidak memberikan perlawanan lagi . Para juri tidak mempermasalahkannya. Mereka para manusia serigala memiliki ketahanan tubuh yang baik dan penyembuhan luka fisik yang lebih cepat ketimbang manusia. Jadi, tak apa jika mereka saling melukai saat ujian berlangsung.

Serigala yang telah menghindari serangan Lunar itu bergerak menjauh dan berbalik setelah beberapa saat. Dari gerak geriknya, serigala itu akan kembali menyerang mereka dengan kecepatan penuh.

“Lun, kita lari. Ayo kita cari pertolongan pada Alexa dan Leah.”

“Tapi kita tak tahu dimana mereka, Sean. Kau sendiri yang mengatakan hal itu. Dan juga-“

“Tak ada waktu. Ayo lari!” Begitu Sean mengatakan lari, Lunar langsung melesat begitupun dengan serigala itu.

“Ikuti aku, aku mencoba mengikuti jejak bau Leah.”

Lunar mengangguk patuh pada perintah Sean. Lunar tahu, indra penciuman Sean berada di tingkat yang lebih sensitif dari Lunar.

“Sebisa mungkin kita harus saling melindungi, Sean. Dan kumohon kepadamu untuk tidak meninggalkanku,” pinta Lunar.

Sean mengangguk. Baginya permintaan Lunar itu terdengar lucu karena hal itu tak akan pernah terjadi. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika ia dan Lunar harus lulus ujian ini bersama-sama tak peduli apapun halangannya.

Sean dan Lunar adalah werewolf. Meski mereka hanya berlari menggunakan dua kaki dan tidak melakukan shift, mereka bisa berlari dengan cepat. Namun tetap saja, jika dibandingkan dengan kaki empat milik serigala, mereka akan kalah cepat. Dan begitu lah, serigala itu semakin dekat dengan mereka dan yang bisa mereka lakukan saat ini adalah dengan melakukan perlawanan terlebih dahulu sebelum kembali berlari. Tujuan mereka setelah ini hanya dua, yakni bertahan dari serangan serigala itu, dan mencari keberadaan kedua temannya.

Setelah posisi mereka sudah dekat dan serigala itu bersiap menyerang, Lunar yang berada di belakang Sean langsung berbalik dan mengayunkan pedangnya. Serigala itu lengah, dan ia mendapat luka sabetan pedang Lunar di kaki depan bagian kanannya. Darah yang mengucur dari luka itu membuatnya terlihat semakin buas lalu bergerak semakin cepat ke arah Lunar dan bermaksud membalasnya. Sean siaga. Ia bermaksud akan menyerang serigala itu saat serigala itu fokus untuk menyerang Lunar.

Seolah terjadi lagi, serigala yang semula fokus untuk menyerang Lunar itu kini langsung berbalik menyerang Sean. Sean tak siap. Ia mendapat Luka gigitan di tangan kiri dan luka cakaran di dadanya dengn begitu cepat. Pertempuran itu terlihat tak seimbang saat Lunar bergabung dan membantu Sean menyerang serigala itu. Dengan perlahan pergerakan Sean mulai melambat karena lukanya. Ia yang tak terbiasa merasakan luka kini tengah meringis menahan sakitnya dan berusaha melakukan perlawanan kembali.

Seekor serigala beta dan dua manusia itu bertempur seolah hidup dan mati mereka akan ditentukan saat itu juga. Serigala itu terus menyerang kedua manusia itu dengan buas seolah ia akan benar-benar membunuh mereka. Begitupun dengan Lunar dan Sean. Mereka tetap berusaha bertahan dan melawan di saat yang bersamaan. Mereka bertiga sama-sama terluka. Dan luka terparah di alami oleh Sean.

Setelah Sean tumbang, Lunar berusaha melindungi Sean dan tetap mengacungkan pedangnya yang telah berlumuran darah serigala itu ke arah serigala yang masih mampu bergerak gesit meski luka telah menghiasi tubuhnya. Dan bulu hitam serigala itu seolah menyamarkan jejak darah di sana.

Lunar merasa ada yang tidak beres di sini. Di dalam kesepakatan ujian, mereka diperintahkan untuk berhenti melakukan penyerangan saat mereka telah memiliki luka yang banyak. Mereka akan dinilai berdasarkan ketepatan, kecepatan dan kegesitan para peserta saat bertarung. Dan di sini, serigala itu telah memiliki banyak luka. Ia juga telah mendapati serigala itu berhenti sejenak untuk beberapa kali seolah tengah mengumpulkan kembali kekuatannya dan menyerang setelahnya.

Lunar yakin jika seharusnya, serigala itu menghentikan serangannya. Tapi apa ini? Serigala itu masih tetap menggeram seolah semakin marah dan terus menerus menyerang Lunar yang masih mempertahankan posisi untuk melindungi Sean yang sepertinya telah pingsan.

Warrior! Seharusnya kau telah berhenti dan kami telah menang. Beberapa kali kau sudah melemah dan seharusnya sudah meninggalkan kami.” Lunar mengatakan hal itu sambil terengah-engah. Ia tahu jika tak sepatutnya ia mengatakan hal itu pada warrior di depannya ini. Lunar hampir mencapai batasnya. Ia bisa merasakan jika alam bawah sadarnya seolah berontak dan ingin jiwa serigalanya mengambil alih. Lunar tak bisa membiarkan hal itu. Panitia ujian telah berbaik hati untuk meringankan serangan pada mereka namun yang di depannya ini seolah abai.

Melihat serigala itu yang tak memberikan respon, Lunar jatuh terduduk. Tubuhnya mendadak melemah saat harum kayu cendana seolah menggelitik indra penciumannya. Jiwanya merasa tenang hingga membuat pedang dalam genggamannya jatuh. Namun, mendengar geraman lain mampu membuatnya menolehkan pandangannya ke arah suara itu. Sepertinya, tak hanya Lunar yang menoleh, serigala yang menyerangnya pun begitu. Bisa Lunar lihat jika ada sosok serigala lain yang bertubuh lebih kecil tengah menggeram ke arah mereka. Dengan cepat, serigala yang baru datang itu menyerang serigala yang telah banyak memiliki luka.

Lunar telah terhuyung dan jatuh tergeletak karena tubuhnya telah tak kuat menahan sakit yang ia rasakan. Lunar merasa jika pandangannya mulai berputar dan perlahan mengabur. Namun sebelum kesadarannya terenggut sepenuhnya, ia melihat banyak kawanan serigala lain datang menuju ke arahnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Empat.

    Air mata Lunar tak bisa terbendung lagi saat ia berhadapan dengan wanita yang memiliki paras rupawan, kulit pucat khas vampire, dan rambut merah panjang lurus yang digerai dan menambah kesan menawan. Sebelum ini, ia telah diberitahu bahwa wanita itu adalah ibu kandungnya, sosok yang telah melahitkan ia ke dunia dan melewati banyak hal hingga kini. “Mm-Mom?” lirih Lunar. Ia ingin memastikan bahwa siapa yang ada dihadapannya adalah sang ibu. “Tentu saja bukan. Dia ibuku, Sepupu! Jadi, jangan mengaku bahwa ibuku adalah ibumu.” Karin datang dan menghalangi pandangan unar pada sosok yang awalnya ia akui pandang sebagai ibunya. “Ced!” Lunar membentak Cedrick karena merasa dipermainkan. Tadi, pria vampire yang menjadi pasangannya itu sudah mengatakan bahwa ibunya memiliki rambut merah panjang yang indah dan kulit pucat khas vampire. Lalu, apa ini? Mengapa saat ia menemukan wanita dengan ciri itu, Karin malah mengakuinya sebagai ibu. Ia malu. Sangat malu karena telah

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Tiga

    “Kau benar, Sean. Lunar masih memiliki anggota keluarga lain. Ia memiliki bibi dengan keluarga yang utuh dan semua keluarganya adalah vampire.” Sean melupakan satu hal, bahwa tuannya itu memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang lain. Tentu Cedrick akan dengan mudah membaca apa yang ia pikirkan. Akan tetapi, ia tergelitik dengan informasi yang Cedrick bawakan untuknya. Keluarga Lunar dari pihak ibu adalah vampire? “Master. Setahuku, Lunar tidak memiliki aroma vampire sama sekali. Aku sudah dekat dengannya selama bertahun-tahun dan sama sekali tak bisa menemukan kejanggalan itu. Jika ibu Lunar manusia, aku sudah tahu. Aroma manusia tercium samar dari tubuh Lunar.” Sean mengeluarkan apa yang ia pikirkan dan kini enggan hanya memendamnya dalam hati. Untuk apa dipendam? Bukankah tuannya bisa membaca pikiran? Ia pendam pun pasti Cedrick akan mengetahuinya dengan mudah. Untuk kalangan musuh, kemampuan itu terlihat sangat berbahaya. Namun, kau akan aman jika be

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Dua

    Perjanjian darah mereka lakukan untuk menegaskan hubungan mereka sebagai tuan dan bawahan. Sean adalah watcher, yang berarti saat ia ditugaskan di luar pack, semua kenangan yang ia miliki akan terhapus. Hal itu memang sudah seharusnya dilakukan agar saat mereka bertugas, para watcher tak akan memikirkan keluarga.Watcher adalah milik pack sepenuhnya. Berbeda dengan warrior yang mempertahankan ingatan dan kesadaran mereka, watcher harus mejadi alat yang sempurna untuk kepentingan pack. Jadi, mereka diharuskan untuk kehilangan jati diri dan menjadi pribadi yang lain.Kematian Sean adalah hal terencana dan menjadi sebuah rekayasa yang bagus dari Cedrick untuk mengelabuhi pack. Cedrick melakukan banyak hal untuk membuat tanda yang menunjukkan bahwa Sean dan kawanannya telah habis tak tersisa oleh penyerangan rogue dan membawa sisa dari mereka untuk dijadikan bawahan.Alhasil, tiga dari kelompok watcher yang mencakup Sean di dalamnya kini berada di bawah perlindungan

  • Shewolf   Kedelapan Puluh Satu

    “Kau sudah melakukan tugasmu, Sean?” tanya Cedrick pada Sean yang mndatanginya di kamar yang biasa ia gunakan untuk menginap di kediaman itu.Waktu sudah berlalu, dan Lunar masih belum sadar dari pingsannya.Sean mngangguk pelan dan berucap, “Aku yakin Lunar akan baik-baik saja, Master. Lunar delta yang kuat dan aku yakin dia tak akan mengingat apa pun dari pertempurannya dengan Arthur.”“Lalu kau? Apakah kau sudah mengingat banyak hal?” tanya Cedrick. Ia tak memalingkan pandangannya sama sekali dari Lunar yang masih tak sadarkan diri dan terbaring di ranjang. Baginya, tak ada hal yang penting selain Lunar.“Kurasa, hampir sepenuhnya ingat, Master. Hanya beberapa memori penting di masa kecil yang sulit untuk kuingat kembali.”“Lalu tentang Lunar?”“Sudah semua, Master.”“Bagus. Kau bisa beristirahat dan lakukan apa hal yang ingin kau lakukan, Sean. Tugasmu s

  • Shewolf   Kedelapan Puluh

    “Argh!”Arthur memekik hingga pekikannya membuat binatang yang berada dekat dengannya terkejut. Tak menyangka bahwa serigala Nathaline akan mematahkan tangannya dan sekali tarikan dengan gigitannya. Jika gigitan Nathaline tadi masih berupa luka, kini lengan Arthur sudah putus hingga sendi lengannya.Darah yang mengucur tak bisa lagi terelakkan, dan untuk pertama kalinya sejak Arthur bisa bertransformasi dan menemukan statusnya, ia menangis. Air matanya keluar tanpa mampu ia cegah saat menyadari Nathaline dengan buas memakan tangan yang ia dapatkan.Jika sudah seperti ini, akan sulit untuk Arthur bisa bertarung dengan baik karena jika berubah ke bentuk serigala, Arthur tak bisa lagi menggunakan empat kaki untuk berlari. Kehilangan satu kaki berarti tak bisa berlari kencang dan bertarung dengan kedua cakar depan, karena saat were kehilangan salah satu anggota gerak, maka tubuh serigalanya juga memiliki kekurangan.Mau bagaimana lagi, perubahan s

  • Shewolf   Ketujuh Puluh Sembilan

    Andai Lunar telah mating, Cedrick harus melewati serangkaian hal untuk menghilangkan tanda itu. Bodohnya ia, yang ketika melakukan klaim pada Lunar tak menyadari ada tanda atau tidak.“Bagus, Lunar Sayang. Kau memberiku pertunjukan yang bagus. Ah, tidak, Nathaline-ku,” lirih Cedrick. Ia begitu mengagumi cara bertarung Lunar yang tak bisa disamakan dengan apa pun yang pernah ia lihat. Lunar dan Arthur jelas memiliki pelatihan gaya bertarung yang sama. Jadi, masih sulit untuk bisa menebak siapa dari mereka yang akna memenangkan pertandingan kali ini.Arthur boleh saja memiliki badan dan kekuatan alpha dan pengalaman yang lebih banyak dari Lunar, tetapi ia memiliki luka di lengan akibat gigitan Lunar dan tubuh yang belum pulih sepenuhnya. Apalagi efek dari rantai perak juga belum sepenuhnya bisa ia netralkan. Jadi, Lunar yang masih awam tentang pertarungan berat dan usia yang belia bisa menjadi lawan yang setara dengannya.Serigala Nathaline memiliki ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status