Lunar berpikir apa yang Cedrick ucapkan memang benar. Seseorang terlalu mendewakan nilai hingga lupa bahwa hidup tak perlu berkutat pada nilai. Andai saja benar dari ucapan Karin yang mengatakan bahwa ibunya orang yang kaya, maka ia tak perlu memikirkan nilai. Ia hanya perlu belajar yang giat untuk mengambil alih apa yang ibunya miliki. Atau minilah, ibunya bagikan padanya.
Ah, sungguh licik.
Bukankah ibunya sekarang juga seorang vampire? Yang berarti akan memiliki hidup yang lama dan tidak seperti manusia yang butuh pewaris secapat mungkin.
“Ah, aku ini memang tidak ada harapan, ya,” lirih Lunar.
“Kau terlalu bodoh hingga mau berpikir sampai sana! Aku pasanganmu, kekayaanku tak akan bisa kau habiskan dalam sepuluh tahun begitu saja, dan kau masih memikikan harta ibumu? Yakin sekali kau akan diberi harta olehnya?”
“Benar juga, ya?” pikir Lunar. Memang ibunya akan memberikan hartanya?
“Kau berpikir te
“Ced, boleh kutahu mengapa kau mengatakan bahwa hanya ada dua kamar saja di rumah sebesar ini? Memangnya kau tak memiliki kamar sendiri di rumah ini? Apa kau akan menggunakan kamar tamu jika menginap di sini?” tanya Lunar. Ia memang bertanya-tanya sejak tadi karena perkataan ambigu yang Cedrick ucapkan.Mungkin benar jika Cedrick telah memberikan rumah ini dalam sekali ucapan darinya. Hanya saja, apa pria vampire itu tidak mau menginap di sini dan mengambil satu kamar untuknya? Jujur saja, rumah ini begitu besar dan untuk diisi dua kamar, Lunar rasa hal itu terlalu mewah dan berlebihan.“Bukankah rumah ini untukmu? Tentu saja kamar utama adalah milikmu. Aku memang membuatnya khusus untuk tempat menyendiri saat lelah akan kehidupan. Aku tahu, kau suka dengan nuansa alam, kan?”“Ba-bagaimana kau tahu?”“Khek! Aku sudah banyak tahu tentangmu. Tinggal kau yang banyak mengetahui tentangku atau tidak. Lun, aku memang ha
“Aku, haus ....”Lunar meilirih dan sekilas melihat Cedrick menyeringai ke arahnya. Lalu dengan cepat, ia menyobek nadi tangan kanan lalu nmengarahkan pergelangan penuh darah itu ke mulut Lunar. Yang membuat Lunar heran, dari mana Cedrick mendapatkan pisau kecil secepat itu? Apakah tadi saat pria itu pergi meninggalkannya?Seolah instingnya yang mengambil alih, Lunar langsung meneguk cairan kental berwarna merah kehitaman tersebut. Aroma yang menggelitik indera penghidu membuat Lunar tak tahan untuk tidak meneguknya. Padahal, sebelum ini ia jijik dengan hal yang berbau darah seperti ini. Sepertinya menjadi pasangan Cedrick telah membuatnya benar-benar seperti vampire itu.“Nikmat, bukan?” tanya Cedrick. Ia tersenyum dan memerhatikan wajah sayu Lunar saat meneguk darah miliknya. Ini adalah kali kedua mereka bertukar darah, dan Cedrick berjanji untuk tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini lain kali.Cedrick bersumpah! Melihat L
Jalan kaki menuju pedalaman hutan? Apakah Cedrick bercanda? Jika bercanda, ini tidaklah lucu untuk keadaan mereka saat ini. Jika saja Lunar bukan seorang Deltha, ia bisa berubah menjad sosok serigala dan membuat waktu tempuh perjalanan menjadi singkat. Untuk Cedrick, biarkan saja vampire itu pergi dengan caranya sendiri.“Aku bercanda, She. Aku tak akan membuatmu berjalan kaki sendirian menuju pedalaman hutan. Jadi, jangan memasang muka sedih begitu, ya,” ujar Cedrick kemudian. Ia sedikit tersenyum dan berharap bisa mencairkan suasana. Atau paling tidak, membuat Lunar tidak murung kembali.Cedrick tahu jika Lunar memikirkan kondisi kakinya dan waktu perjalanan. Hanya saja, ia enggan mengatakan suatu hal sejak awal. Bagi Cedrick, melihat wajah sayu yang memikirkan banyak hal Lunar cukup membuatnya terhibur.“Aku bercanda, She. Kita memang akan melakukan perjalanan tanpa kendaraan. Tapi, itu hanya aku. Dan kau ....” Cedrick menarik tangan k
Usai beristirahat sejenak, mereka mulai melanjutkan perjalanan kembali. Cedrick masih tetap mempertahankan kecepatannya dan berdalih jika ia tak bisa memelankan laju yang ia punya. Padahal, itu hanya akal-akalannya saja karena ia suka melihat raut wajah ketakutan dari Lunar. Juga, dengan bonus Lunar yang memeluknya dengan erat.Memang benar jarak yang mereka tempuh di sisa perjalanan ini tidaklah sejauh permulaan. Hanya perlu beberapa menit, mereka sudah melihat sebuah rumah besar kuno bergaya eropa dengan dinding batu yang hampir bisa disebut kastil. Andai ada menara dengan atap kerucut menjulang, mungkin Lunar akan menunjuk rumah itu dan menyebutnya kastil.“Kita sudah sampai.”Meski Cedrick mengucap bahwa mereka telah sampai pada tujuan, ia tak melepaskan gendongan punggungnya seperti pemberhentian sebelum ini. Dan Lunar, ia lupa untuk turun karena terlalu mengagumi gaya arsitek rumah di depannya. Jika dilihat dari lumut di dinding batunya, Lunar
“Dia ....” Mata Lunar tak bisa untuk mengalihkan pandangan pada sosok mengenaskan yang kini ada di depannya. Mata Lunar memindai dengan jelas, mencoba mengingat setiap detail yang pernah ia ingat dari sosok yang pernah berhadapan di medan perang denganya. Sosok yang dulu terlihat gagah, kini tak ubahnya dengan werewolf tak berdaya.“Butuh waktu lama untukku mendapatkannya. Tapi, yah! Ini adalah hadiah yang berikutnya,” ujar Cedrick. Ia berjalan mendampingi Lunar yang terlihat seolah tengah menahan sesuatu. Di belakangnya, ada Isa yang setia mengikuti mereka seperti prajurit.“Aku tak tahu bagaimana kau bisa mendapatkannya. Yang jelas, ini adalah tangkapan yang bagus dan aku tak akan melewatkan kesempatan untuk menemuinya begitu saja.”“Sudah sepatutnya aku harus mampu membuat pasanganku senang. Aku tahu kau sudah mencarinya begitu lama, bukan begitu, Sayangku? Dari semua hal yang aku berikan padamu, ini adalah yang palin
“Tanyakan apa pun yang ingin kau ketahui, Sayang. Aku sudah membuatnya mengatakan dengan jujur apa pun yang ia ketahui.jangan sungkan, aku telah mengatur hal yang termudah untukmu. Hanya saja, persiapkan apa hadiah istimewa yang perlu aku terima darimu.”Lunar menatap Cedrick yang masih betah dengan posisinya. Pemuda itu memiliki sikap yang terlalu tenang dengan keadaan yang seperti ini. Mungkinkah ....“Jangan khawatir. Isa memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran orang dan hal itu sudah dilakukannya pada Arthur. Ia sudah berada dalam kendali Isa dan akan menjawab seluruh pertanyaanmu secara jujur dan sesuai dengan apa yang ia ketahui. Jadi, jangan menahan diri. Ia juga tak akan bisa melepaskan diri dari rantai perak itu dan melukaimu. Kau aman, Sayang. Semua kini dalam kendalimu,” sambung Cedrick.Oh, bolehkan Lunar terpesona dengan apa yang telah Cedrick lakukan untuknya? Cedrick mungkin bukan orang yang memiliki jiwa romantis, p
“Maksudnya adalah, semakin kau tahu banayak hal, maka semakin dekat maut mengintaimu. Terkadang, dengan tidak tahu apa-apa itu bisa menyelamatkanmu,” ujar Cedrick.Baklah, Lunar mengerti. Ia bisa memaklumi kekhawatiran yang Arthur alami terhadap Davian. Sebagai rogue, Davian memiliki hidup yang terlalu bebas. Ia tak mau terikat dengan kelompok yang Arthur miliki, tetapi ia memiliki hampir semua informasinya. Andai Davian mau bergabung dengan Arthur, mungkin alpha dari kumpulan rogue itu mau mempertimbangkan untuk mengampuni nyawanya.Davian cukup hebat dalam mencari informasi dan hal itulah yang menjadi ancaman permanen dari Arthur.“Berulang kali aku membujuknya untuk masuk ke dalam kelompokku. Hanya saja ia selalu keras kepala dan berakhir dengan aku yang harus mengalah. Lama-lama aku lelah dengan sifat arogansinya yang tidak tertolong itu dan berencana menyingkirkannya dengan cara yang halus. Akhirnya, begitu aku tahu Davian memiliki mate se
Lunar mungkin terlihat baik-baik saja saat itu. Namun, siapa yang tahu bagaimana ia yang semestinya? Arthur hanya melihat dari sisi pandangannya saja, bukan dari Lunar yang mengalami segalanya.“Aku mungkin terlihat baik untuk saat ini. Tapi harus kau tahu, aku sudah melewati banyak kesulitan hingga sampai di tahap ini,” ucap Lunar. Isakan kecil masih terdengar darinya dan dua orang lain di ruangan itu, bisa mendengarnya dengan jelas.“Kau terlalu lemah, Deltha! Terlalu lemah hingga untuk melindungi mate-mu saja kau tak bisa!”Duagh!Satu tendangan dari kaki Lunar menghampiri perut Arthur dan menuai pekikan kecil dari Arthur. Meski seorang wanita, Lunar masihlah seorang werewolf, memiliki kekuatan yang bagus, dan pernah menjalani latihan fisik. Menghadapi Arthur yang tak berdaya seperti itu bukanlah hal yang sulit untuknya.“Aku masih mengingat bagaimana rintian Davian saat itu. Mau kuberitahu? Bagaimana ia menahan sak