Share

1001. Part 12

Bukan main marahnya Hantu Tangan Api mendengar laporan muridnya. Sementara Setan Haus Darah duduk menggigil di tempatnya. Ia khawatir kalau-kalau gurunya akan menurunkan tangan maut seperti yang biasa dilakukannya terhadap tokoh-tokoh putih.

"Sekarang apa yang harus kau lakukan setelah dikalahkan banyak orang, he! Apa kau ingin memperdalam ilmumu?"

"Tid.... Tidak, Guru. Aku.... Aku ingin Guru membantuku," ucap Setan Haus Darah agak gugup. Hatinya merasa lega bukan main karena gurunya tidak menurunkan tangan maut. Meski demikian, hati Singgih masih merasa belum tenteram bila gurunya belum sudi membantu dirinya untuk memberantas musuh-musuhnya.

"Apa kau bilang? Kau ingin gurumu yang sudah tua bangka ini untuk turun tangan!" sentak Ki Banaspati.

Setan Haus Darah cepat memutar otaknya. Rencananya tidak boleh gagal. Yang jelas, ia harus dapat menyeret gurunya untuk turun dalam kancah dunia persilatan. Sekaligus memberantas musuh-musuhnya.

"Sebenarnya ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status