Elang adalah keturunan dari kesatria pedang giok hitam, dirinya tak mengetahui hal tersebut. Berulang kali mengalami mimpi yang sama. Akhirnya dirinya yang cupu dan tak mempunyai ilmu beladiri akhirnya nekad mencari leluhurnya, dengan ditemani teman dekatnya yang ternyata keturunan cenayang . Mata emasnya mampu membuka tabir pengurus dari pedang yang terpisah dengan batu giok berwarna hitam. Apakah Elang mampu mengatasi musuhnya yang berupa monster berwujud manusia?
Lihat lebih banyakBab 36❤️❤️Akhirnya Mae dan Ho mendapatkan sebuah kamar yang cukup lumayan. Dalam kamar segera Ho gunakan sihirnya untuk melindungi diri, menciptakan makhluk astral dibuatnya menyerupai dirinya dan Mae. "Dia akan stay tinggal di kamar ini, kita bisa mencari info di mana Sher.""Bagus, kerjamu cepat Ho. Terima kasih."Sementara Mae dan Ho dalam penginapan, kembali kepada tiga manusia yang terperangkap dalam hutan dibalik gunung, hutan itu adalah terusan hutan milik kuasa Shang Fu. Bagai mata uang. Kalau di hutan larangan justru murni bersih tak ada hantu maupun monster, sedangkan hutan dibalik gunung justru inilah tempatnya para suhu dari monster dan hantu. Hutan dalam satu area tapi terpotong oleh sebuah gunung yang ujungnya selalu berawan. Dua tempat yang berbeda, kita lihat, hutan yang saling berseberangan. Semoga saja Elang mampu pecahkan semua misteri batu giok yang asli ada di mana.Tubuh Bho bergetar hebat, mata kecilnya melihat sesuatu yang menyeramkan di balik rimbunan semak
Dua belas jam perjalanan lewat pesawat terbang sudah Mae tempuh, dirinya langsung menghubungi Ho adiknya. Hanya dialah satu-satunya yang mempunyai bakat cenayang sebagai pilihan hidupnya. Namun, beberapa panggilan lewat ponselnya tak ditanggapi oleh Ho. Ini tidak biasanya, bahkan lewat telepati pun tak ia temukan batin adiknya ini. Ada apa sebenarnya? Apa aku salah? Atau aku yang terlalu lama tak gunakan hal ini?"Ayolah, Ho. Aku butuh bantuan mu, saat ini Sher dalam bahaya." batin Mae gelisah.Dalam mobil sewaan, dirinya melakukan perjalanan jauh tanpa jeda, walaupun tubuh tak sekuat dulu, bahkan beberapa sudut kota sudah terlihat berbeda. Rumah tinggal Ho jauh dari pemukiman penduduk padat, hampir masuk ke area pariwisata. Rumahnya terkadang menjadi tempat kekaguman orang yang lewat, karena arsitekturnya yang masih kental dengan bambu. Ya, hampir sebagian besar rumah Ho terbuat dari berbagai jenis bambu di dunia, dengan ukuran bambu yang super besar menjadikan tujuh pilar di depa
Yuhhu semakin jauh membawa gadis berambut emas dan bocah tengil itu."Kita sepertinya sudah sangat jauh dari desa itu, apa ini tidak bahaya?" tanya Bho panik.Sher menarik pelan rambut kita tersebut, dan si kudapun perlahan mengurangi kecepatan larinya. Sher memandang alam sekitar, kini mereka berada di sebuah padang rumput yang luas hijau dan segar. "Kita ada di mana Bho?""Entahlah, aku kok takut.""Ah kau ini, kau takut karena naik kuda besar ini, kau takut jatuh bukan?""He he iya, aku sampai pegangan kulit kuda ini, maafkan ya, kau pasti merasa kena cubit kan?""Ah kau ini, ayo , turun!""Nggak mau! Lihat tinggi sekali, aku pun takut turun. Andai ada musuh , aku kau tinggal pergi bukan?"Sher tertawa ngakak, "Tentu saja tidak, mana mungkin kau aku tinggal, nanti aku tak bisa bertengkar lagi denganmu.""Dasar gadis manja!""Apa kau bilang! Lihat apa kau bisa bertahan diatas kuda ini hah!" Lalu sher menggoyangkan Pinggulnya hingga pegangan tangan Bho terlepas, dan kuda sempat berj
Ada apa dengan Sherlyn? pikiran itu langsung berkecamuk dalam diri Mae. Apalagi dalam keluarga besarnya sedang dalam konflik pasca dirinya harus pergi dari Taipe karena telah menghilangkan nyawa adiknya sendiri. Hal ini karena mencegah hal yang tidak baik dalam keluarganya. Semua terancam meninggal bila Mae tidak melakukan tindakan tersebut."Sayang, sepertinya aku harus menyusul Mae , ada sesuatu yang buruk sedang terjadi padanya ," cakap Mae pada suaminya."Ada apa sebenarnya? Apa kau tahu apa yang sedang terjadi?""Iya, ada sesuatu yang misterius pada pemuda itu, aku pikir dari dialah efek itu.""Susah kau hubungi ibu dari pemuda itu? Jangan sampai kita terlalu jauh untuk bertanggung jawab loh, aku tak suka dia! Apa lagi derajat kita sudah berbeda jauh darinya."Mae menelan salivanya perlahan, dirinya pun harus tahu diri juga, bahwa keberadaan seorang cenayang macam dirinya, adalah kasta terendah bagi kaum suaminya."Maafkan aku, ya aku ingat saranmu.""Bagus, camkan itu. Aku tak
Kembali kita lihat ibu Elang yaitu Jiang, yang mempertahankan rumahnya, agar tidak disita oleh perusahaan dimana dulu suaminya bekerja.Rudi mencoba membantu Jiang, untuk memperoleh surat-surat yang asli dari rumah tersebut, karena kini ada dua surat tanah atas rumah tersebut. Jiang mengatakan bahwa punya dirinyalah yang asli, karena selama ini dia ataupun suami sama sekali tak gunakan sertifikat tanah atau rumah untuk jaminan apapun."Ini jelas manipulasi, Rudi." geram Jiang. " Aku tahu mereka membenciku, hanya karena aku belum mati seperti yang dia inginkan, aku masih ingat yang dia lakukan, apa perlu aku bersaksi lagi mengatakan yang sebenarnya siapa pembunuh direktur utama itu.""Cukup Jiang, jangan kau lakukan itu. Hal tersebut akan mengancam nyawamu sendiri.""Aku tahu Rudi, tidak kau tahu, bagaimana aku harus berpura-pura gila di hadapan mereka!""Shhh, pelankan nada suaramu.""Aku sudah lelah, amat lelah. Aku pertahankan rumah ini , hanya untuk menjaga kenangan dan untuk Elang
Bab 31❤️❤️Siang ini terlihat Sher sudah berganti dengan pakaian yang lebih baik lagi. Begitu juga Bho, lelaki kecil berperawakan kerempeng itu sudah berganti dengan pakaian anak kecil."Ingat Bho, kau hanya adik bohongan saja.," seru Sher pada Bho.Elang tertawa, "Mengapa kalian selalu saja bertengkar." "Gadis manja ini yang memulainya." celetuk Bho."Apa gadis manja! Kau bilang aku manja, nggak kebalik Paman tua."Bho mencibirkan bibirnya dan bersembunyi di belakang tubuh Elang."Ayo, sini kalau kau berani.""Apa,! Bho kau menantang ku, aku kembalikan nih, tubuh tuamu." Ancam Sher pada Bho."Sudah, sudah jangan ribut, sekat penginapan ini sangat tipis," seru Elang sambil meletakan telunjuknya pada bibirnya sendiri."Dengar Bho, tujuan kita mencari batu giok hitam, tapi nyatanya batu giok didapat dari goa di tanah keramat. Batu giok yang asli belum aku dapatkan , kau masih ingat bukan? Kejadian terakhir saat kakekku bertarung dengan monster itu?""Tentu saja aku masih ingat, yang a
Setelah memakan roti itu hingga habis, gadis itu tertidur dengan beralaskan papan. Begitu juga Bho, mengawasi kemudi untuk segera mencari daratan lagi. Tak berapa lama, dalam penglihatan Bho. Tong itu bergerak pelan. Bocah tengil itu langsung duduk dan melihat semuanya dalam diam. Sher tidak menyadari kalau Elang sudah tersadar. Pemuda itu keluar dari tong dan terduduk lemah dekat Sher yang sedang tertidur pulas.Tubuhnya sudah terlihat baik-baik saja. Bho tersenyum. Dirinya teringat dulu saat melayani tuannya, yaitu Tuan besar panglima Shang Fu. Setelah dirinya bertugas perang, Bho lah yang mengurus segalanya. Dari makannya, pakaiannya, bahkan kejadian ini pun menjadi rahasianya.Bho menunduk dalam-dalam, apakah ini takdir dalam hidupnya, terjebak dalam tubuh anak kecil dan kembali dipertemukan dengan cucu tuan besarnya yang sama-sama mewarisi pedang giok hitam.Bho perlahan turun ke bawah dan mendekati Elang."Kau baik-baik saja, Elang?" tanyanya lembut tanpa harus mengagetkan lawa
Kembali kapal bergerak perlahan meninggalkan pulau tersebut.Elang masih terus mengawasi dari atas.Sher terus memandangi lelaki itu tanpa berkedip, pedang yang tadinya hanya seonggok pedang karatan kini berubah menjadi pedang super tanpa tanding, bentuknya pun sedikit berubah. Pedang itu terlihat ganas karena bisa mengeluarkan asap hitam yang kini mulai pekat. Apakah ini pengaruh batu giok yang tadi dimasukan? Perubahan pedang pun berimbas perubahan pada perwujudan Elang, tubuh lelaki itu terlihat semakin kejar saja, kedua lengannya nampak menonjol berurat, apakah karena ia terbiasa memakai pedang tersebut, yang memang beratnya lebih dari 20 kg. Ditambah dengan mata emasnya, selain menambah kegarangan penampilan Elang, mata emas itu melatih setiap otak kiri dan kanan Elang. Pendengaran dan penglihatannya begitu sensitif."Elang .... Hai, orang sipit." bisik Sherlyn pelan.Perlahan pandangan Elang langsung tertuju pada Sherlyn yang masih mendongak menatapnya.Karena serangan anak pana
Laut tenang, mengantarkan kapal besar itu menyebrang hingga ke daratan, tanpa bantuan kompas dan arah tujuan, mereka hanya memakai feeling saja untuk menjalankankan kapal tersebut. Perut mereka telah terisi oleh beberapa roti dari bekal para perompak itu. Hingga sekarang merekapun tak diketahui di mana keberadaannya, hilang bagai ditelan bumi.Kapal berayun pelan di atas ombak yang tak besar. Beruntung tak ada badai malam ini, angin pun cukup bersahabat. Di sambut mentari pagi, kapal mulai mendekati daratan.Namun, mereka harus waspada karena daratan ini tak mereka ketahui namanya."Sepertinya kita tersesat," ungkap Sher sambil menatap jauh ke depan. Gundukan tanah terlihat dari kejauhan."Entahlah, kita harus siap hadapi semuanya Sher. Tas dan semuanya hilang, ponsel pun lenyap, kita bagai hidup di jaman purba. " jelas Elang. Sher memandang Elang, sambil tersenyum ia berkata," Kau banyak berubah Lang.""Benarkah?" "Iya, kita sudah berapa lama di Taipe?"Elang memandang balik pada
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.