Terkena sambaran energi asing si goblin, sontak tubuh Zhu Lian menjadi lemah. Badannya terasa berat. Ada rasa nyeri yang menusuk hingga ke tulang. Lututnya pun otomatis lunglai. Sehingga, membuat ia lemas dan bertelut di atas hamparan tanah kuil.
“Hiehehehe …! <Cuma sebegitu kemampuanmu, bocah ingusan?>” Goblin tua itu berbicara dalam bahasanya. “<Sok jagoan sekali kamu. Kemampuan tidak seberapa tapi berani menantangku. Sama seperti betina-betinamu itu>!”Usai berkata-kata menggunakan tutur cakapnya yang janggal, makhluk itu melangkah menerjang ke arah Zhu Lian. Kemudian, ia menghantamkan ujung tongkatnya yang membentuk lengkungan padat ke dada musuh.Zrakhhh …! Sama sekali tidak disangka oleh Zhu Lian. Tongkat kayu Goblin tersebut ternyata begitu keras. Lalu, pancaran kekuatan yang sebelumnya mendera Zhu Lian kembali muncul pada saat tongkat itu mengantam dadanya. Disertai pengerahan energi asing miliknya, sang tetua Goblin membuat tubuh Zhu Lian terlempar ke arah belakang.“Uaaakh …!”Melayang tipis di udara sejenak, badan Zhu Lian terempas di atas tanah kuil. Melihat apa yang terjadi terhadap Zhu Lian, dua orang perempuan yang ada di sana memandanginya dengan khawatir. Sempat terkapar sejenak, Zhu Lian berusaha untuk bangkit. Sekujur badannya serasa diremas oleh kekuatan tertentu dan perasaan nyeri yang ia rasakan sebelumnya juga semakin menjadi-jadi.“K-ku-kurang ajar kau … ma-makhluk tua jelek…!” umpat Zhu Lian. Tubuhnya gemetaran akibat dampak serangan si Goblin.“Hiehehehe …! <Lihat dirimu, manusia lemah! Sekarang, aku akan membunuhmu … kemudian, menjalankan ritualku sendiri>!”Makhluk berkulit kehijauan itu berucap sambil mendekat ke arah lawan. Dua perempuan yang ada di situ mulai memperhatikan orang yang semestinya bisa menyelamatkan mereka dengan pasrah. Sedangkan Zhu Lian mulai berpikir.“Ap-apa yang harus ku lakukan …? Baru saja aku merasa diriku telah menjadi lebih kuat … sekarang, aku harus kalah dari makhluk buruk rupa ini? Tidak … pasti ada cara untuk melawannya! Aku harus menguatkan diri. Tetap tenang. Sabar. Kerahkan qi …”Dalam hati, Zhu Lian berkata-kata mengingatkan dirinya sendiri. Ia melakukan olah pernapasan, sembari memaksa tubuhnya berdiri.“<Mampus kau anak laknat>, hraaah …!” pekik si pemimpin Goblin. Ia telah siap menghantamkan tongkatnya pada Zhu Lian.Ding!Semuanya berlangsung dengan cepat. Zhu Lian hanya berusaha sedemikian mungkin. Agar, qi yang ia miliki membangkitkan kekuatan spiritualnya dan mengalir ke seluruh tubuh. Guna, melindungi dirinya. Ternyata apa yang ia lakukan membuat sistemnya bereaksi.[Skill baru dikuasai. Benteng Tubuh Emas Longma diaktifkan!]Tap!“<Apa> …?!”Goblin tua tersebut terperangah. Ketika, dengan segera Zhu Lian dapat berdiri di atas kedua kakinya. Kemudian dengan kalem saja, ia menghalau tongkat milik lawan yang datang untuk menghantam kepalanya.Dua pendekar petualang wanita yang ada di situ terkesiap. Para pemilik kekuatan spiritual bisa melihat pancaran kekuatan sesama pendekar.Saat itu, keduanya menyaksikan. Ada gelombang energi bagai kepulan asap bercahaya biru kekuningan terang di sekujur tubuh Zhu Lian.Hal itu terjadi karena Zhu Lian telah mengerahkan teknik pertahanan tubuhnya. Atau, biasa dikenal dengan ilmu kebal tubuh.“Bersiaplah menemui ajalmu, kakek tua …” ucap Zhu Lian geram. Ia memandang musuh melalui kelopak mata. Sorot netranya begitu tajam lagi dalam.Menggunakan tangan kiri, sekali betot saja Zhu Lian membuat sang Goblin terseret, terbawa ke arahnya. Tangan kanannya sudah terkepal dan mengambil ancang-ancang. Begitu lawan benar-benar medekat, ia pun melepaskan pukulan.Buagh!Hantaman bogem Zhu Lian menghajar wajah musuh yang kontan tersentak kembali ke belakang. Zhu Lian melepaskan tongkat si Goblin yang terhuyung-huyung. Setelahnya, ia merangsek maju.Buagh!Satu lagi tinju kali itu berasal dari tangan kiri Zhu Lian mendarat pada dagu lawan. Tidak berhenti sampai di situ saja, Zhu Lian melepaskan kombinasi serangan.Baik pukulan maupun sepakan Zhu Lian yang diiringi kekuatan spiritual menghajar Golbin tua tersebut hingga berkali-kali. Terakhir, ia melakukan sebuah tendangan berputar. Telapak kaki kanannya mendera kepala musuh, hingga Goblin itu terlempar dan tubuhnya menghantam tembok kuil.Bluk!Jatuh ke tanah, Goblin tersebut sempat memandang ke arah Zhu Lian dengan terperangah. Kemungkinan, ia terkejut. Dirinya bisa dibuat tak berdaya sedemikian rupa oleh lawan. Tanpa bisa berusara, ia terkulai dan tubuhnya luluh seperti abu.“Rasakan itu, kakek jelek sialan!” dongkol Zhu Lian memaki pada sosok si Goblin yang kini hanya menyisakan kalung, juga beberapa organnya. Kemudian, sistem Kesatria Langit di dalam dirinya merespon.Ding![Tantangan diselesaikan. Selamat. Hadiah Diterima. Teknik Tinju Geledek Longma, Teknik Tendangan Halilintar Longma terbuka dan siap diaktifkan!]Girang karena ia bisa mempelajari jurus-jurus menggunakan kekuatan spiritualnya, Zhu Lian mematung sejenak, memperhatikan tampilan sistemnya.Pada pelupuk matanya muncul bagan dari teknik-teknik yang baru saja dia dapatkan tersebut. Satu teknik memiliki turunan juga cabang. Zhu Lian memahami. Ia harus mempelajarinya satu demi satu.Gara-gara sistemnya tersebut, Zhu Lian sempat lupa. Ada dua orang lain di sana yang membutuhkan pertolongannya.“Hmmmnnn …! “Nnnggg …!”Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada