Home / Pendekar / Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana / Bab 08. Lantai Pertama, Lapis Ke Empat

Share

Bab 08. Lantai Pertama, Lapis Ke Empat

last update Last Updated: 2023-05-25 20:27:07

Mendengar suara dari dua wanita yang mulutnya terbekap tersebut, membuat Zhu Lian buru-buru mendatangi mereka.

“Maafkan aku, nona-nona. Aku barusan … wow …!” Zhu Lian berkata-kata. Lucu. Dia sempat bersuara tanda kagum. Karena, melihat kemolekan tubuh para pendekar perempuan yang ada di hadapannya.

Kocak dan canggung sejurus. Jika saja ada orang yang melihat Zhu Lian dan kedua wanita tersebut, bisa-bisa menyangka bakal terjadi hal-hal yang tidak senonoh di antara mereka.

Sang adam bertelanjang dada di hadapan dua perempuan yang terikat dalam keadaan telanjang bulat. Pun, mereka berada dalam posisi mengangkang.

Sorot mata wanita-wanita itu bagai berharap agar Zhu Lian segera bertindak. Meski begitu, kulit wajah kedua gadis itu juga memerah. Karena, merasa malu pastinya. Maklum. Yang berdiri di hadapan mereka adalah seorang pria jangkung bertubuh atletis nan tampan berhidung bangir.

Rambut Zhu Lian memiliki potongan bergaya poni. Juga, bak tertata acak dengan sembarangan. Sedangkan ia memiliki wajah berbentuk persegi nan manis. Meski begitu, paras Zhu Lian tidak ketinggalan kesan jantannya.

Sempat kaku sedetik, Zhu Lian kembali berucap, “Euh … maksudku: wah …, begitu. Baiklah. Kalian berdua harus segera dilepaskan!”

Menggunakan mata tombak para Goblin, Zhu Lian melepaskan dua wanita itu dari tali-tali yang mengikat tangan dan kaki mereka. Setelahnya, para pendekar wanita tersebut memanfaatkan baju yang ditinggalkan para Goblin itu sebagai busana mereka.

Zhu Lian berkenalan dengan dua perempuan yang ia selamatkan. Yang berambut panjang mencapai punggung memperkenalkan diri dengan nama Camar Putih. Sedangkan nama wanita yang rambutnya hanya mencapai pundak adalah Bangau Jambon.

Terkadang, para pendekar memang memiliki nama julukan yang diberikan oleh perguruan atau sekte mereka.

“Bagaimana bisa kalian berhadapan dengan para Goblin ini, Nona-nona?” tanya Zhu Lian.

Kikuk sejurus. Ia berusaha untuk tidak terus memperhatikan bentuk tubuh dari dua sosok sintal yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa. Dua-duanya hanya membuat busana sederhana nan minim dari pakaian yang ditinggalkan para Goblin. Sementara, bentuk tubuh mereka elok-elok.

“Kami adalah para Ronin, Kak,” jawab Bangau Jambon.

Tidak semua petualang bergabung bersama sebuah sekte. Sebagian dari mereka beroperasi secara independen. Mereka itulah yang disebut dengan Ronin.

“Oh, begitu rupanya. Apakah kalian tengah mencari bahan tertentu?” Zhu Lian kembali bertanya. Karena biasanya, para Ronin bertualang untuk mencari item spesifik yang dibutuhkan klien mereka.

“Ya, benar. Itulah kenapa kami berhadapan degan para Goblin ini. Kami tidak tahu, kepala sukunya juga ada. Sebab biasanya, kepala suku Goblin memiliki ilmu sihir. Kami lengah. Sehingga, kami ditaklukkan oleh dia,” jelas Camar Putih.

“Kak, maaf. Sudah jelas. Kakaklah yang mengalahkan para Goblin tersebut. Tetapi, bolehkah kami yang mengambil testikelnya? Sebab, bagian itulah yang dicari oleh klien kami,” pinta Bangau Jambon.

Peraturan di dunia petualangan Menara Nirwana. Pendekar yang berhasil menaklukkan makhluk tertentu, berhak untuk mengambil organ-organ mereka. Terkecuali, jika si pendekar merelakan jarahannya itu dipinta. Atau bisa saja, dibeli oleh orang lain.

Pada saat mendengar permintaan Bangau Jambon, ekspresi Zhu Lian agak berubah. Ia merasa sedikit jijik pada saat gadis yang usianya kemungkin berada di bawah dirinya itu meminta testikel Goblin.

Lagi pula, salah satu yang tersisa dari makhluk-makhluk itu memang adalah bagian dari organ vital mereka.

“Iya, Kak. Kami mohon. Kakak bisa mengambil organ tubuh yang lain. Kalung Kepala Suku Goblin dan tongkatnya itu pasti memiliki harga yang tinggi. Begitu juga mata tombak hasil tempaan mereka. Tapi tolong, izinkan kami mendapatkan testikel mereka,” giliran Camar Putih memohon.

“Euh … sebetulnya …, aku juga tidak berniat untuk mengambil testikel para Goblin itu. Silahkan, kalian boleh mengambil organ mereka tersebut semuanya,” Zhu Lian berujar ditutup seutas senyum ramah.

“Terima kasih, Kak! Tidak perlu khawatir, kami akan membayar Kakak untuk organ-organ itu!” semangat Bangau Jambon.

Memanfaatkan tas-tas milik para Goblin, Zhu Lian dan kedua teman barunya mengumpulkan hasil jarahan ketiganya. Setelah, itu, Zhu Lian mengantar kedua perempuan belia tersebut menuju perkemahan mereka.

“Apakah Kakak berasal dari sekte tertentu?” Camar Putih bertanya pada Zhu Lian.

“Jangan-jangan, Kakak ini berasal dari Thousand Rainbows, Golden Lotus atau sekte-sekte besar lain. Kakak datang dari Precious City, kah?” cecar Bangau Jambon.

“Oh, tidak, tidak. Aku memang berasal dari Precious City. Tapi bukan dari sekte di sana atau sekte manapun di kota ini. Jika memang begitu, kalian pasti sudah melihat aku mengenakan atribut dengan logo perkumpulan pendekar petualang tertentu, bukan?” Zhu Lian berkelit.

“Lantas, mengapa Kakak bisa ada di ‘lapisan ke empat’ dari lantai pertama Menara Nirwana ini?”

Sontak, kepala Zhu Lian menoleh ke arah Camar Putih karena apa yang diperkatakan wanita muda itu.

“Apa …? Jadi sebenarnya … kami berada di lapisan 4 …?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Hari Anto
mantap lanjut ceritanya
goodnovel comment avatar
Ahmad Yusuf
seru tapi koin nya kurang
goodnovel comment avatar
Riska Widiantoj
koin lagi....parah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 271: Sistem Kesatria Langit di Non Aktifkan

    Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 270: Menaklukkan Ilmu Hitam

    “Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 269: Kebangkitan Sang Kelam

    “Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 268: Usaha Pembunuhan Terhadap Xian Hua

    Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 267: Eksekusi Penghakiman Penguasa Tujuh Langit

    Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l

  • Sistem Sakti Pendekar Menara Nirwana   Bab 266: Demi Seorang Sahabat

    Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status