Mendengar suara dari dua wanita yang mulutnya terbekap tersebut, membuat Zhu Lian buru-buru mendatangi mereka.
“Maafkan aku, nona-nona. Aku barusan … wow …!” Zhu Lian berkata-kata. Lucu. Dia sempat bersuara tanda kagum. Karena, melihat kemolekan tubuh para pendekar perempuan yang ada di hadapannya.
Kocak dan canggung sejurus. Jika saja ada orang yang melihat Zhu Lian dan kedua wanita tersebut, bisa-bisa menyangka bakal terjadi hal-hal yang tidak senonoh di antara mereka.
Sang adam bertelanjang dada di hadapan dua perempuan yang terikat dalam keadaan telanjang bulat. Pun, mereka berada dalam posisi mengangkang.
Sorot mata wanita-wanita itu bagai berharap agar Zhu Lian segera bertindak. Meski begitu, kulit wajah kedua gadis itu juga memerah. Karena, merasa malu pastinya. Maklum. Yang berdiri di hadapan mereka adalah seorang pria jangkung bertubuh atletis nan tampan berhidung bangir.
Rambut Zhu Lian memiliki potongan bergaya poni. Juga, bak tertata acak dengan sembarangan. Sedangkan ia memiliki wajah berbentuk persegi nan manis. Meski begitu, paras Zhu Lian tidak ketinggalan kesan jantannya.
Sempat kaku sedetik, Zhu Lian kembali berucap, “Euh … maksudku: wah …, begitu. Baiklah. Kalian berdua harus segera dilepaskan!”
Menggunakan mata tombak para Goblin, Zhu Lian melepaskan dua wanita itu dari tali-tali yang mengikat tangan dan kaki mereka. Setelahnya, para pendekar wanita tersebut memanfaatkan baju yang ditinggalkan para Goblin itu sebagai busana mereka.
Zhu Lian berkenalan dengan dua perempuan yang ia selamatkan. Yang berambut panjang mencapai punggung memperkenalkan diri dengan nama Camar Putih. Sedangkan nama wanita yang rambutnya hanya mencapai pundak adalah Bangau Jambon.
Terkadang, para pendekar memang memiliki nama julukan yang diberikan oleh perguruan atau sekte mereka.
“Bagaimana bisa kalian berhadapan dengan para Goblin ini, Nona-nona?” tanya Zhu Lian.
Kikuk sejurus. Ia berusaha untuk tidak terus memperhatikan bentuk tubuh dari dua sosok sintal yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa. Dua-duanya hanya membuat busana sederhana nan minim dari pakaian yang ditinggalkan para Goblin. Sementara, bentuk tubuh mereka elok-elok.
“Kami adalah para Ronin, Kak,” jawab Bangau Jambon.
Tidak semua petualang bergabung bersama sebuah sekte. Sebagian dari mereka beroperasi secara independen. Mereka itulah yang disebut dengan Ronin.
“Oh, begitu rupanya. Apakah kalian tengah mencari bahan tertentu?” Zhu Lian kembali bertanya. Karena biasanya, para Ronin bertualang untuk mencari item spesifik yang dibutuhkan klien mereka.
“Ya, benar. Itulah kenapa kami berhadapan degan para Goblin ini. Kami tidak tahu, kepala sukunya juga ada. Sebab biasanya, kepala suku Goblin memiliki ilmu sihir. Kami lengah. Sehingga, kami ditaklukkan oleh dia,” jelas Camar Putih.
“Kak, maaf. Sudah jelas. Kakaklah yang mengalahkan para Goblin tersebut. Tetapi, bolehkah kami yang mengambil testikelnya? Sebab, bagian itulah yang dicari oleh klien kami,” pinta Bangau Jambon.
Peraturan di dunia petualangan Menara Nirwana. Pendekar yang berhasil menaklukkan makhluk tertentu, berhak untuk mengambil organ-organ mereka. Terkecuali, jika si pendekar merelakan jarahannya itu dipinta. Atau bisa saja, dibeli oleh orang lain.
Pada saat mendengar permintaan Bangau Jambon, ekspresi Zhu Lian agak berubah. Ia merasa sedikit jijik pada saat gadis yang usianya kemungkin berada di bawah dirinya itu meminta testikel Goblin.
Lagi pula, salah satu yang tersisa dari makhluk-makhluk itu memang adalah bagian dari organ vital mereka.
“Iya, Kak. Kami mohon. Kakak bisa mengambil organ tubuh yang lain. Kalung Kepala Suku Goblin dan tongkatnya itu pasti memiliki harga yang tinggi. Begitu juga mata tombak hasil tempaan mereka. Tapi tolong, izinkan kami mendapatkan testikel mereka,” giliran Camar Putih memohon.
“Euh … sebetulnya …, aku juga tidak berniat untuk mengambil testikel para Goblin itu. Silahkan, kalian boleh mengambil organ mereka tersebut semuanya,” Zhu Lian berujar ditutup seutas senyum ramah.
“Terima kasih, Kak! Tidak perlu khawatir, kami akan membayar Kakak untuk organ-organ itu!” semangat Bangau Jambon.
Memanfaatkan tas-tas milik para Goblin, Zhu Lian dan kedua teman barunya mengumpulkan hasil jarahan ketiganya. Setelah, itu, Zhu Lian mengantar kedua perempuan belia tersebut menuju perkemahan mereka.
“Apakah Kakak berasal dari sekte tertentu?” Camar Putih bertanya pada Zhu Lian.
“Jangan-jangan, Kakak ini berasal dari Thousand Rainbows, Golden Lotus atau sekte-sekte besar lain. Kakak datang dari Precious City, kah?” cecar Bangau Jambon.
“Oh, tidak, tidak. Aku memang berasal dari Precious City. Tapi bukan dari sekte di sana atau sekte manapun di kota ini. Jika memang begitu, kalian pasti sudah melihat aku mengenakan atribut dengan logo perkumpulan pendekar petualang tertentu, bukan?” Zhu Lian berkelit.
“Lantas, mengapa Kakak bisa ada di ‘lapisan ke empat’ dari lantai pertama Menara Nirwana ini?”
Sontak, kepala Zhu Lian menoleh ke arah Camar Putih karena apa yang diperkatakan wanita muda itu.
“Apa …? Jadi sebenarnya … kami berada di lapisan 4 …?!”
Dalam hatinya, Zhu Lian terkaget-kaget. Bukan apa-apa. Semakin seseorang berada di tingkat yang lebih tinggi dari Menara Nirwana, tingkat kesulitan wilayah yang berada di dalamnya semakin rumit, tergantung dari lapisannya.Setiap tingkat dari Menara Nirwana memiliki wilayah yang dibagi dalam 7 daerah atau biasa disebut dengan: ‘Lapis’.Ia belum menyadari. Ternyata malam itu, entah bagaimana caranya, sistem Kesatria Langit membawa Zhu Lian langsung masuk lebih jauh ke dalam lapisan ke empat dari lantai 1 Menara Nirwana.Lapisan pertama biasanya diisi oleh makhluk-makhluk atau monster yang tidak agresif. Semakin jauh ke dalam, makhluk-makhluk yang ada di sana semakin buas dan berbahaya.Sekarang, Zhu Lian baru mengetahui. Ia berada di Lapis 4. Tidak mengherankan apabila dia berhadapan dengan makhluk-makhluk seperti Seriga Tanduk yang bagai enggan diganggu. Juga, para Goblin yang memiliki ritual vulgar. “Aku memang memiliki kekuatan spiritual. Namun selama ini …, aku memilih untuk tidak
Begitu Zhu Lian berkata, sinar putih berpendar muncul dari ukiran tempat dirinya berpijak. Setelah itu, tubuhnya terbungkus oleh cahaya yang begitu terang.Selanjutnya, Zhu Lian bagai berada di langit malam yang bertaburan bintang. Secara otomatis, ia melangkah. Kedua kakinya terasa seperti tengah mengayun di atas sebuah treadmill.Nampak di depan dia, sebuah ambang berkilau sama seperti ujung dari sebuah gua yang gelap. Zhu Lian tiba di ambang itu dan terus melenggang. Tahu-tahu saja, ia muncul di sebuah tempat. Pintu mengilau yang ada di belakangnya tertutup. Ia berkata-kata dalam hati.“Aku … telah tiba …?”Untuk sejenak, Zhu Lian memandangi sekeliling sembari lanjut melangkah. Ia berada di sebuah gang buntu di antara dua gedung yang tidak terlalu tinggi.“Aku berada di …”Begitu keluar dari lorong mati itu, Zhu Lian tersenyum meriah penuh keterkaguman. Benar. Dia memang telah tiba di Taman Hijau. Yaitu, salah satu pusat keramaian di Kota Great North.“Ether Realm memang luar biasa
Rasa-rasanya, Zhu Lian nyaris tersedak pada saat petugas Pusat Petualangan itu menyebutkan bahwa dia akan menerima uang sebesar 1 miliar lebih. Meskipun, ia tahu. Para pendekar petualang memang banyak uangnya.Apalagi, para pemimpin sekte. Karena, mereka memiliki tambang Kristal Pijar. Yaitu, sumber energi ramah lingkungan baru yang hanya bisa didapatkan di Ether Realm.Tapi kini, Zhu Lian mengalaminya secara langsung. Membawa pulang organ-organ monster yang ia taklukkan saja sudah membuat dia memiliki uang miliaran!Seolah tahu Zhu Lian terperangah karena jumlah yang ia sebutkan, sang petugas berkata, “Boleh minta nomor rekeningmu, Nak Zhu Lian? Rajin-rajinlah bertualang dan menabung. Maka kamu akan kaya sejak usia muda,” kocak dia pada kliennya yang langsung menjawab.“B-ba-baik, Pak. Nomor rekening saya …”Dengan wajah berseri-seri, Zhu Lian tiba di Gang Biru III untuk kembali berdagang bakmi. Yang membuat ia mendapat uang sebesar itu adalah kalung dan tongkat milik kepala suku Gob
[Tidak semua makhluk di Ether Realm berguna untuk menaikkan aura spiritual] “Hmpphhh …” Zhu Lian tersenyum seraya mendengus seperti mengejek. Pasalnya, ia pernah mendengar. Para pendekar petualang harus menaklukkan semua monster yang berada di Ether Realm. Selain untuk menajamkan kemampuan mereka, konon, monster di dunia lain tersebut akan mengeluarkan energi spiritual setelah mereka dimusnahkan. Energi spiritual itu tentu saja akan menaikkan kekuatan spiritual seorang pendekar. Tapi sekarang, ia tahu dari Sistem Kesatria Langit. Nyatanya, tidak semua makhluk di sana bisa membuat mereka menjadi hebat. [Tempo hari, dirimu langsung dibawa ke Lapis 4, agar kekuatan spiritualmu cepat bangkit dan mendapat poin aura spiritual yang tinggi] Benar-benar curang. Bagi Zhu Lian, memiliki sistem dalam dirinya sama dengan bermain game dan menggunakan ‘cheat code’. Sehingga, ia tahu apa yang mesti dirinya lakukan agar lekas menjadi kuat. [Setelah mengalahkan Serigala-serigala Tanduk dan Goblin,
“Ia lari ke arah kami, Nona. Kalau kami tidak memusnahkannya, dia akan menyerang kami. Hehehe …!” “Kelinci itu berhasil berkelit dari cengkeramanku. Berarti akulah yang lebih dahulu menyentuh dia, bukan Kakak!”Saat itu, Zhu Lian berada di jarak sekira 10 meter dari 5 orang pendekar pria dan 1 orang gadis tersebut. Dari balik pepohonan, dia menyimak. Rupanya, mereka sedang memperkarakan buruan mereka.Ding![Kelinci Terbang. Salah satu spesies kelinci di Ether Realm. Kulit induk Kelinci Terbang yang telah memiliki keturunan mengandung zat yang berguna untuk pengobatan kanker][Namun, sama seperti sebagian makhluk di ether Realm, Kelinci Terbang bukan termasuk jenis monster untuk berkultivasi]Sistem Kesatria Langit memberitahu Zhu Lian tentang manfaat dari Kelinci Terbang. Ternyata walaupun ada makhluk di dunia lain tersebut yang tidak berguna untuk meningkatkan energi spiritual, mereka masih berguna untuk hal lain.Sementara itu, sekelompok lelaki dan gadis yang ada bersama mereka,
Yang menjawab pertanyaan Zhu Lian adalah si pendekar wanita. Mata Zhu Lian langsung terarah pada gadis itu.Perempuan yang kemungkinan berada satu usia dengan Zhu Lian tersebut mengenakan atasan tanpa lengan, celana pendek dan boot. Ia juga menggunakan cardigan krem panjang hingga ke lutut.Pada lengan kanan dari luaran yang ia kenakan tersebut tertera logo biru yang menyimbolkan air mancur.“Nona ini … dia …, datang dari sekte Heavenly Fountain Blessings?” batin Zhu Lian bertanya-tanya. Lantas, barulah ia menanggapi perkataan perempuan belia itu. “Ya, benar. Yang membuat peraturan di dunia petualangan itu adalah Grandmaster Ren Hao.”Grandmaster Ren Hao merupakan pemimpin dari Sekte Penguasa Tujuh Langit, perkumpulan pendekar petualang asal Precious City yang sangat disegani seantero Mortal Relam.Berawal dari sebuah perguruan seni bela diri, mereka termasuk sekte yang pertama kali didirikan untuk mengarungi Menara Nirwana. Itulah mengapa, sabda seorang Grandmaster Ren Hao sangat ber
Begitu Zhu Lian menyetujui bahwa mereka akan mengerahkan kekuatan spiritual, Gada Perak langsung mengambil kuda-kuda. Ia melakukan teknik olah pernapasan untuk mengerahkan qi.“Heaaa …,” erang Gada Perak, tanda bahwa dia membangkitkan kemampuannya.Untuk sejenak, Zhu Lian memperhatikan lawannya. Kakinya melebar. Tangan Gada Perak bergerak-gerak untuk mengumpulkan tenaga.Dari tempat ia berdiri, Zhu Lian dapat melihat. Ada pendaran cahaya layaknya asap tipis berwarna hijau muncul di sekujur tubuh Gada Perak.“Kenapa kau diam saja, bocah Ronin? Ayo, rapal qi milikmu. Kalau tidak, aku bisa mengalahkanmu dengan sekali pukul saja! Hahaha!” Gada Perak meninggikan diri.Tetap tenang, Zhu Lian tidak terpancing dengan provokasi lawan. Meski begitu, dia langsung membuka kaki dengan lutut tertekuk.Kedua tangan Zhu Lian terangkat rendah di depan dada. Lantas, ia mengambil napas untuk membangkitkan qi.Sama seperti Gada Perak, pancaran energi kekuatan spiritual milik Zhu Lian pun nampak. Pendaran
Tidak percuma Zhu Lian digembleng ilmu bela diri oleh kakeknya. Jika saja qi bukan sesuatu yang penting di dunia persilatan sekarang ini, tanpa kekuatan spiritual Zhu Lian bisa dipastikan merupakan seorang petarung yang tangguh.Sekarang, ia membutktikannya. Seperti yang ia katakan dalam hati barusan. Zhu Lian dapat melihat. Serangan agresif Gada Perak membuat pendekar dari Sekte Tambang Harta itu melupakan pertahanan. Sehingga, ada celah dari tubuhnya yang tak terlindungi.“Inilah saatnya!” tegas Zhu Lian dalam hati. Usai menangkis salah satu serangan Gada Perak, dengan begitu cepat, ia langsung menjulurkan tangan.Dhuast!Telapak tangan kiri Zhu Lian menghantam dada Gada Perak. Menahan dampak dari hantaman Zhu Lian, lawannya berusaha membalas.Penuh nafsu, Gada Perak terus berusaha merobohkan Zhu Lian. Tapi apa yang terjadi terulang. Ia mengerahkan dua tiga pukulan. Semuanya bisa dihalau Zhu Lian dengan baik.Sebaliknya. Begitu Zhu Lian melancarkan jurus serangan telapaknya, hantama