Share

Bab 4 : Kedekatan

Penulis: Adny Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-08 08:12:51

"Kamu pernah punya kekasih? Atau saat ini ada hubungan dengan seorang lelaki?" ulang Zack bertanya kembali.

Dengan kecanggihan teknologi, walaupun Nabila tidak pernah terlihat bertemu dengan seorang pria, tentu bisa saja ia mempunyai hubungan secara online—mungkin—pikir Zack.

"Oh ... nggak. Aku nggak punya," jawab Nabila dengan wajah terasa menghangat. Ia mengalihkan pandangan, takut pria tampan itu menyadari rona di wajahnya. Bagaimana tidak, ia baru saja membayangkan tubuh pria di hadapannya itu tadi.

Zack mencebik. "Gadis secantik kamu nggak punya kekasih?"

Oh, astaga ... Nabila semakin salah tingkah mendengar pujian Zack tentang wajahnya. "Aku ... aku nggak cantik," bantahnya sambil bangkit dan berjalan menuju ke ruang tengah.

Zack mengekorinya. "Siapa bilang kamu nggak cantik? Kamu cantik, Nabila," puji Zack tanpa beban.

Nabila mendaratkan bokongnya ke atas sofa di depan televisi. "Menurut kamu aku cantik?" tanyanya memastikan ketika Zack ikut duduk di sebelahnya dan mengambil remote control lalu menyalakan televisi. Wajahnya masih terasa menghangat.

"Tentu saja." Zack menoleh ke arah Nabila sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah acara berita di hadapan mereka.

"Ya, tentu saja aku cantik. Kalau ganteng itu laki-laki."

"Hahahaaa!" Zack tertawa terbahak, "aku serius. Pria mana saja pasti tertarik denganmu," lanjut pria tersebut membuat desir di dalam darah Nabila.

Nabila menatap lekat ke arah pria itu. 'Termasuk kamu?' Pertanyaan itu hanya mampu terucap di dalam hatinya. Kemudian wanita manis tersebut mengalihkan pandangan, karena wajahnya terasa semakin memanas, tentu sudah memerah sekali.

"Akh ...!" Tiba-tiba Nabila tersentak dan meringis memegang perutnya.

Zack terkejut dan refleks mendekat melihat hal itu. "Kenapa?" tanyanya cemas sembari menyentuh lengan Nabila.

Nabila melipat bibirnya menarik kemudian mengembuskan napas perlahan. "Nggak apa-apa. Cuma kaget sedikit, sepertinya bayinya bergerak." Ia masih sering kaget sebab baru-baru ini merasa sesekali ada gerakan agak kencang di perutnya.

"Oh ya?" Manik biru milik Zack tampak berbinar. Ia sangat antusias dengan perkembangan anaknya di dalam kandungan Nabila.

"Iya. Sudah beberapa kali berkedut seperti ini," jawab Nabila lirih. Usia kandungan sekian memang sudah mulai aktif.

"Boleh aku menyentuhnya?" tanya Zack ragu-ragu.

Nabila terdiam sejenak.

Zack tampak menunggu jawaban dari wanita muda di hadapannya itu.

"Iya, boleh." Akhirnya jawaban itu yang keluar dari lisan Nabila.

Dengan perlahan Zack meletakkan telapak tangannya ke perut Nabila, membuat darah wanita muda itu berdesir hangat.

Dengan ragu Nabila memegang punggung tangan lelaki itu untuk mengarahkannya. "Itu ... terasa?" tanyanya melihat wajah tampan Zack yang jaraknya cukup dekat darinya.

Zack menatap manik hitam Nabila. Ia menarik kedua sudut bibirnya ke atas sembari mengangguk pelan.

"Nah, dia bergerak lagi."

"Iya ... iya!" seru Zack dengan menahan suaranya. Telapak tangannya merasakan kedutan di perut Nabila.

Nabila menggigit bibirnya sendiri ketika denyar-denyar halus merambat dari rambut kepala hingga kakinya ketika Zack dengan intens menyentuh kulit perutnya yang sensitif.

Deg!

Nabila sedikit terlonjak ketika Zack tiba-tiba menunduk. Lelaki itu meletakkan telinganya di atas perut Nabila. Detak jantungnya seakan berhenti sejenak tadi.

"Hallo, Baby Boy ... this is your Dad."

Hal tersebut membuat degup jantung wanita itu semakin menggila. 'Ya Allah ...,' bisiknya di dalam hati sembari memejam.

"Mmm ... sebaiknya aku tidur sekarang," kata Nabila setelah Zack merenggangkan posisinya. Wanita muda itu berusaha menetralkan rasa aneh yang seketika datang sebab kedekatannya dengan Zack barusan.

"Masih awal begini?" Kedua alis lebat kecoklatan milik Zack bertautan.

"Rasanya aku sudah lelah." Nabila pun bangkit dari sofa.

"Oke kalau begitu. Istirahatlah," ucap Zack seraya menarik kedua ujung bibirnya ke atas.

Nabila lantas melenggang menjauhi ruangan itu menuju ke kamarnya. Sesampai di kamar, ia meletakkan bokong ke bibir ranjang sembari mendongakkan kepala dan menghela napas panjang. "Huuuuft ... aku tak boleh menyukainya," lirihnya pada diri sendiri.

***

Pagi itu langit masih tertutup sedikit awan. Mentari merangkak malu-malu menyapa alam semesta.

Dari jendela dapur netra Nabila tidak bisa lepas dari sesosok pria yang tengah berolah raga di pinggir kolam renang di taman belakang rumah.

Pria yang tengah fokus memainkan barbel di sana mengenakan kaus abu-abu tanpa lengan yang mengekspose ketiak serta dada bidang yang kini basah karena keringat. Terlihat begitu menarik bagi Nabila. Otot bisep dan otot dada yang menonjol itu begitu memanjakan matanya.

"Akh! Shhh ...!" Nabila mengempaskan lengannya ke udara. Tanpa sengaja wanita manis itu mengiris jarinya sendiri ketika sedang menyiapkan sarapan.

Dengan segera ia membuka keran lalu membersihkan darah yang keluar dari jari telunjuk kanannya itu dengan air yang mengalir. Ia meringis karena merasa perih.

"Kenapa? Luka?"

Nabila terlonjak kaget sebab tiba-tiba saja Zack sudah berada di sampingnya. "Ah, i–ya. Nggak sengaja kena pisau," sahutnya gugup seraya menunjukkan jarinya yang terluka kepada pria yang menjadi penyebab dirinya tidak fokus beberapa waktu belakangan ini.

Zack mendekat, lantas meraih tangan Nabila.

Sekali lagi pria itu membuat Nabila tertegun karena memasukkan jari yang terluka itu ke dalam mulutnya.

Deg!

Nabila sontak menundukkan pandangan dan menggigit bibirnya sendiri karena hangat kuluman di mulut Zack membuat sensasi yang sangat aneh pada perasaannya. Darahnya terasa berdesir seketika. Denyar-denyar halus membuat perutnya terasa tergelitik.

Kemudian Zack membuka salah satu laci di meja dapur, ternyata di sana terdapat sebuah kotak P3K. Ia mengambil sehelai plaster kemudian memasangkan benda itu ke jari telunjuk Nabila yang terluka. "Lain kali hati-hati, Nabila."

Bibir Nabila sedikit berkedut. Ia tersenyum tipis. "Maaf," sahutnya.

"Hehehee ... kenapa minta maaf?" tanya Zack heran.

Nabila menjadi salah tingkah. "Mmm ... maksudku oke, lain kali aku akan lebih hati-hati," ujarnya meralat ucapan sebelumnya.

Zack tersenyum manis ke arah Nabila. "Hallo, Boy ... how are you today?" Tiba-tiba Zack memegang perut Nabila dan menunduk di hadapannya. "Wah, dia menendang!" seru Zack sambil mengangkat kepalanya melihat ke arah Nabila yang seketika saja terdiam. Wajah pria itu tampak sangat semringah.

"Iya ...," lirih Nabila menanggapi. Bulu-bulu halus di wajahnya terasa meremang.

Cup!

Untuk ke sekian kali Zack membuat Nabila terkaget-kaget dengan sikapnya. Lelaki itu tiba-tiba saja mengecup perut wanita muda itu. Astaga ... Zack tidak sadar apa yang telah ia lakukan itu sangat berpengaruh pada kondisi jantung wanita berwajah manis di hadapannya.

Nabila perlahan mundur beberapa langkah, kemudian pura-pura kembali berkutat dengan masakannya. Wajahnya terasa sangat panas dengan perlakuan Zack yang benar-benar di luar dugaan. Jantungnya berdebar sangat kencang saat ini.

Next

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Skandal Cinta Surrogate Mother    Bab 115 : Melahirkan Anak Kedua

    Nabila melirik sebentar ke arah Zack. Ia sama sekali tidak mau menyahuti. Wanita muda itu lalu menoleh ke arah Hana dan mengulurkan tangan sembari meringis kesakitan."Kamu nggak apa-apa, Nabila?" tanya Hana cemas seraya membantu memapah adiknya."Sakit, Kaak ...," rengek wanita muda itu sembari bangkit perlahan."Zayn ...." Tiba-tiba Zack tersadar akan putra kecilnya yang terlihat khawatir pada ibunya itu. Zayn menoleh ke arah ayahnya. Ia terlihat tengah mengingat-ingat. "Dad ... Daddy ...," ucapnya ketika ingatannya mulai terbuka. Zack tersenyum, kemudian memeluk putra kecilnya itu dengan perasaan membuncah dan penuh keharuan. Ia sangat merindu."Kaaak ...!" Tiba-tiba Nabila kembali merengek pada Hana.Zack menoleh ke arah Nabila dan pandangan matanya mengikuti pandangan wanita muda itu. Betapa terkejutnya ia ketika melihat air bercampur darah yang mengalir ke lantai."Nabila! Kita mesti ke UGD!" ujar Hana panik, "Zack, tolong panggil perawat!" suruhnya pada Zack."O–oke!" Zack den

  • Skandal Cinta Surrogate Mother    Bab 114 : Max Kecelakaan di Tangerang

    "Pak, cepat ya!" seru Zack kepada supir mobil taksi yang ia tumpangi. Sungguh hatinya merasa gelisah karena sudah tiga hari ini—sejak ia sampai di LA dan bahkan sampai kembali ke Indonesia— handphone Nabila tidak bisa dihubungi. Ia yakin Nabila saat ini kembali menghindar darinya. Bahkan ia tahu dari Max, kalau wanita muda itu kini sudah tidak lagi berada di rumah mereka. "Baik, Mister. Saya usahakan!" jawab sang supir sembari memutar roda mobil, kemudian membawa kendaraan itu keluar dari area parkir airport. Arus lalulintas di jalanan terlihat ramai lancar.Tak berapa lama kemudian terdengar suara dering ponsel milik Zack. Pria itu lekas merogoh benda segi empat tersebut dari saku jaket kulitnya. Tertera nama Max di sana."Ya, Max! Aku sudah sampai di bandara Soetta dan sekarang lagi on the way pulang ke Bekasi," jelas Zack kepada sang sahabat."Oh, iya. Gimana? Nabila sudah bisa dihubungi?" tanya Max. Semenjak Zack tidak bisa menghubungi kontak sang istri, ia mengerahkan siapa saja

  • Skandal Cinta Surrogate Mother    Bab 113 : Keberangkatan Mendadak

    "Gimana, sudah ada kabar?" Zack saat ini sedang dalam panggilan telepon dengan sahabatnya, Max. Tadi pria itu menghubungi Max untuk mencarikan chanel jet pribadi, agar ia bisa terbang menuju ke Amerika sesegera mungkin. Ia sangat khawatir akan kesehatan bayi kecilnya di rumah sakit."Oke, Bro. Sudah dapat, adikku selalu bisa diandalkan kalau soal ini," sahut Max dari seberang sana."Bagus. Aku sangat berterima kasih kepada kalian.""Jangan lebay!" Max mencandai Zack. "Ya sudah, kamu cepat ke bandara. Pilot sudah menuju ke sana.""Ok, Max. Thanks! Aku akan segera ke sana." Zack pun menutup teleponnya. "Gimana?" tanya Jennifer kepada putranya. Wanita tua itu jelas ingin sama-sama ikut ke Amerika."Sudah siap, Mom!" sahut Zack.Yasmin dan Surya sudah pulang ke rumahnya tadi. Mereka juga hendak bersiap-siap untuk berangkat dan melihat keadaan cucu kesayangan yang sedang sakit itu secara langsung.Zack terlihat memainkan ponselnya lagi. Ketika tersambung ...."Hallo, Pa. Jetnya sudah siap

  • Skandal Cinta Surrogate Mother    Bab 112 : Membuka Semuanya

    Mendengar permintaan Nabila, Zack terpaku menatap nanar ke arah wanita muda itu. Tubuhnya terasa kaku seketika dan lidahnya pun kelu. Ia sudah mengira akan begini jadinya."Tidaaak ... tidak, Zack!" Yasmin menghambur ke arah menantunya sembari menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada. Air matanya kini telah mengalir deras menganak sungai, "tolong kalian jangan bercerai ....""Yasmin!" Tiba-tiba terdengar selaan suara Jennifer memanggil besan wanitanya dari muka pintu.Sontak semua orang menoleh ke arah sumber suara. Zayn tidak lagi berada bersamanya karena ia telah meletakkan balita kecil yang telah tidur nyenyak tersebut di ranjang di kamarnya."Jangan pengaruhi putraku lagi. Kamu tidak lihat apa yang telah anakmu perbuat, heh?" ujar Jennifer dengan suara yang datar tetapi begitu penuh penekanan. Ia jelas marah dengan perselingkuhan Veronica.Surya hanya terdiam di sana. Ia mewajarkan jika Nabila dan Jennifer bersikap seperti itu. Apa yang dilakukan putri tunggalnya itu meman

  • Skandal Cinta Surrogate Mother    Bab 111 : Meminta Ketegasan Zack

    "Di–di ... dia ...." Nabila tergagap di sana dengan wajah yang kini telah basah karena air mata. "Kamu kenapa, Nabila?" tanya Jennifer panik sembari meraih cucunya dan dengan cepat memegang bahu Nabila yang saat ini terlihat aneh. Nabila terlihat pucat dan bibirnya gemetar di sana. "I–itu ...." Dahi Jennifer berkerut kencang melihat ke arah ponsel yang dilirik oleh Nabila. Dengan cepat wanita tua itu meraih benda segi empat tersebut sambil menggoyang-goyangkan badannya berusaha menenangkan sang cucu yang merengek di gendongannya. Akhirnya Zayn tampak mulai tenang dan hendak kembali tidur di dekapan sang nenek.Nabila terduduk di ranjang Zayn dengan wajah yang masih pias. Ia tertunduk sembari menyusut kedua matanya yang basah. Wanita muda itu terlihat sangat shock.Sementara Jennifer, ia membuka ponsel Zack yang layarnya memang sudah berada di perpesanan WA. Dengan cepat ia memutar video yang ada di sana. Betapa terkejutnya Jennifer melihat apa yang ada di video tersebut. Kedua mata

  • Skandal Cinta Surrogate Mother    Bab 110 : Kunjungan Surya dan Yasmin

    Hari ini Yasmin dan Surya mengunjungi rumah Zack juga Nabila. Mereka baru saja selesai makan malam bersama. Surya sudah diberitahukan oleh sang istri kalau sebenarnya Zayn bukanlah cucu mereka. Bahkan tidak ada hubungan darah sama sekali.Akan tetapi, Surya memutuskan untuk bersikap bijak. Ia tidak mau mempermasalahkan hal itu. Zayn adalah putra dari Zack, menantunya. Itu cukup mengartikan kalau Zayn sama saja dengan cucunya sendiri.Setelah berkomunikasi dengan sang suami, Yasmin merasa lebih lega. Pandangan suaminya sedikit banyak ikut mempengaruhi pikirannya yang tadinya terasa kusut dan runyam. Selama ini ia tidak menyukai Nabila, karena dianggap sebagai duri dalam rumah tangga putrinya. Akan tetapi, ia tidak sanggup untuk membenci Zayn. Dirinya sudah telanjur sayang, bahkan ia merasa rindu untuk selalu bertemu balita kecil tersebut."Zayn tetaplah cucu kami," ucap Surya sembari tersenyum hangat kepada semua orang, "kami menyayangi Zayn sama seperti kepada Thomas," lanjutnya.Zack

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status