Share

Enam

Author: Mesir Kuno
last update Last Updated: 2021-06-02 16:59:58

Happy Reading and Enjoy~

Arthur mengangkat alisnya sebelah, sedikit gugup melihat Ara yang menajamkan pandangannya. 

''Gadis yang di dapat di tengah jalan? Jangan pikir aku tidak tahu siapa dia, kau lupa Alex punya kegemaran yang sama denganmu?''

''Baiklah, baiklah.'' Arthur menggenggam kedua bahu Ara, mendorongnya masuk ke kamar.

''Aku memang tidak pernah bisa membohongimu. Dia budak yang kubeli dari klub, kuyakin Alex juga tahu.''

''Kau tidak biasanya beli budak apalagi memeliharanya. Jangan bilang karena masalah itu.''

Arthur menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. 

''Tentu saja bukan. Aku hanya butuh barang untuk bermain-main. Akhir-akhir ini aku sedikit bekerja keras karena masalah Allard dan aku butuh sesuatu yang bisa membuat pikiranku segar.''

Ara mengibaskan tangannya ke udara. ''Terserah padamu, tapi bukankah dia terlihat seperti ....''

Ara mengetuk-ngetuk dagunya, ia pernah melihat wajah budak ini, tetapi siapa dan dimana. Wajahnya serasa tidak asing. 

''Siapa namanya?''

''Nathalie Alanna, tapi itu nama yang kudapat setelah membelinya. Aku tidak tahu siapa nama aslinya sebelum menjadi budak. Apa menurutmu dia dari keluarga terpandang?''

Ara mendekat sementara Nathalie langsung beringsut mundur dengan tubuh bergetar, gadis itu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Matanya mengintip untuk meminta perlindungan dari Arthur. Seolah-olah Nathalie berkata—kau bilang akan melindungiku, kenapa sekarang kau hanya diam saja ketika ada orang yang menggangguku— melalui matanya. 

Arthur mengulum senyum, entah mengapa merasa sedikit senang melihat Nathalie menggantungkan diri padanya. Itu pertanda Nathalie mempercayainya. Arthur bahkan menahan diri untuk tidak membawa gadis itu masuk ke dalam pelukannya sekarang juga. 

Alih-alih memeluk, Arthur hanya duduk di pinggir ranjang. Mengusap kepala Nathalie lembut. 

''Namanya Ara, dia orang yang baik, jangan takut padanya. Tidak apa-apa, aku ada di sini.''

Ara mengernyitkan dahinya. Merasa asing mendengar nada bicara Arthur yang menurutnya terlalu lembut. Baru kali ini ia melihat Arthur berbicara lembut selain dengannya dan juga ibunya.

''Kulitnya tampak terawat, aku yakin dia berasal dari keluarga terpandang. Apa kau mau aku menyelidikinya? Aku punya banyak teman yang bisa membantu.''

''Aku tidak mau tau identitas dia, karena aku tidak yakin akan tetap memeliharanya jika aku tahu dia punya keluarga yang mencari. Aku hanya ingin fokus pada penyembuhannya terlebih dahulu.''

''Baiklah,'' ucap Ara ringan sembari mengangkat kedua bahunya. Ia tersenyum pada Nathalie. 

''Aku ingin mengobrol lama denganmu, Nathalie. Sayang sekali aku punya jadwal sesudah ini, aku akan mengunjungimu lain kali.''

Ara menunduk lalu mendaratkan kecupan ringan di dahi Arthur sebagai bentuk perpisahan. Wanita itu tersenyum manis ke arah Nathalie sebelum beranjak pergi. 

''Sepertinya kau butuh perawatan lebih lanjut, aku akan mengirimmu ke tempat yang jauh,'' kata Arthur sambil menyingkap selimut Nathalie. 

Nathalie langsung menggeleng, kedua matanya berkaca-kaca. Gadis itu beringsut merapatkan tubuh ke arah Arthur, seolah membujuk Arthur agar tidak mengirimnya. 

''Kau tidak mau pergi?''

Nathalie menggeleng kuat-kuat. 

''Apa kau mau sembuh?''

Kini gadis itu mengangguk. 

''Jika kau ingin sembuh, jadilah gadis yang baik dan belajar dengan cepat. Dengarkan semua yang kukatakan, jangan menolak, jangan membantah. Kau bisa melakukannya?''

Nathalie mengepalkan tangannya ke udara, menunjukkan bahwa ia sedang bersemangat. Arthur terkekeh, mengacak pelan rambut Nathalie.

''Hal pertama yang kau lakukan, kau harus melawan rasa takutmu ketika melihat oranglain selain aku.''

Nathalie meringis, bibirnya seketika mengerucut. Lalu jari telunjuknya mengacung di hadapan Arthur. 

''Kau ingin aku memberimu sedikit waktu?''

Gadis itu tersenyum lalu mengangguk. Ah, ia bisa gila. Belum sampai seminggu sejak kedatangan Nathalie dan kini Arthur sudah bisa memahami maksud gadis itu bahkan ketika Nathalie tidak bersuara dan hanya menggunakan bahasa isyarat. 

''Baiklah, aku akan memberimu waktu untuk beradaptasi. Tapi sebelum itu, apa kau tidak ingin mengucapkan rasa terima kasihmu?''

Arthur hanya ingin mengajak Nathalie berbicara, ia ingin melihat kemampuan gadis itu. Tapi siapa sangka bahwa bentuk rasa terima kasih Nathalie pada dirinya berupa ciuman di pipi. Setelah mendaratkan kecupan singkat di pipi kiri Arthur, gadis itu memeluknya. Seperti anak kecil yang merasa senang mendapat boneka baru. 

Ah, jika begini manis sifat budaknya, ia akan semakin menyayanginya.

''Karena kau tidak mau diurus dengan dokter tua itu, aku akan berbicara dengannya dan memintanya pergi. Setelah dia pergi kau harus menuruti ucapanmu agar merubah dirimu sendiri, mengerti?''

Nathalie mengangguk antusias. 

''Gadis pintar,'' gumam Arthur lembut. 

Nathalie langsung menyerahkan kepalanya, lalu mengarahkan tangan Arthur ke rambutnya. Menyuruh Arthur agar mengacak-acak rambutnya seperti yang biasa lelaki itu lakukan ketika mengatakan bahwa ia gadis pintar.

Kebiasaan Arthur direkam oleh Nathalie. 

''Aku mengkhawatirkan dirinya jika dirawat olehmu. Lihatlah, bukan membentuknya sebagai manusia normal, kau malah membentuknya seperti anjing peliharaan.'' 

Irene berucap sinis. Wanita tua itu bersandar pada ambang pintu. Bersedekap sambil menggelengkan kepalanya. 

''Dia takut padamu, wajahmu terlalu mengerikan. Bukan salahku jika dia memilihku.''

''Aku tidak mendengar dia bicara sejak tadi, Arthur!'' Irene meninggikan suaranya. 

Arthur terbahak. ''Lihat! Bisa-bisa keriput di wajahmu bertambah jika cemberut seperti itu. Maaf, aku hanya menggodamu. Kau terlihat cantik ketika marah.''

Mau tidak mau Irene tersenyum, tapi sebisa mungkin menahannya. Ayolah, dokter tua yang mungkin sudah melihat ribuan lelaki tampan bisa-bisanya merasa tersipu dengan ucapan sederhana seperti itu.

Entah pesona apa yang dimiliki Arthur. 

''Jika keadaannya memburuk mau tidak mau aku akan membawanya ke tempatmu, tapi untuk saat ini kau bisa memantaunya dari jauh.''

Irene mengangguk-anggukkan kepalanya. ''Dia seperti bayi yang kehilangan ibunya, bersikap baiklah padanya. Aku akan mengunjungimu dua bulan lagi dan melihat perubahannya.''

''Terima kasih, Irene.''

Arthur tersenyum, tapi Irene tau terima kasih Arthur ditujukan untuk menutup mulutnya agar ia tidak mengadukan kegiatan Arthur dengan Lucas. 

''Aku hanya mencoba untuk menjaga privasimu seperti yang kau katakan, tidak lebih,'' ucap Irene sebelum melangkah pergi. 

Arthur membalikkan badannya menghadap Nathalie. ''Aku akan pergi dalam beberapa hari ini, mungkin dalam waktu yang cukup lama. Kau bisa menjaga dirimu sendiri, kan?''

Seketika Nathalie langsung meraung, gadis itu menunjuk mata dan telinganya. Memberi isyarat bahwa dirinya tidak suka berada di tempat terang dan juga tempat yang terlalu berisik. 

''Kalau begitu kau bisa mematikan lampunya, aku akan mengajarimu bagaimana menghidupkan dan mematikan lampunya.''

Nathalie tetap menggeleng. Tangannya menyatu di depan dada, memohon pada Arthur. 

''Aku tidak bisa membawamu, apalagi dengan kondisimu yang belum stabil seperti ini.''

''Ku-kumo ... hon A ... Ar-thur.'' 

Dengan susah payah Nathalie mengucapkan kalimatnya. Arthur menghela napas perlahan. Tampaknya ia harus meminjam ruangan rahasia milik Allard. Ruangan itu gelap dan kedap suara, ia yakin Nathalie merasa aman berada di sana. 

Arhur membelai lembut pipi Nathalie, mengusap air mata yang berada di ujung matanya dengan ibu jari. 

''Aku akan mencarikanmu tempat sesuai yang kau inginkan. Tapi ingat, setelah berada di tempat itu, kau tidak boleh menurut ataupun ikut dengan orang lain. Kau tidak boleh percaya pada oranglain selain aku. Sebelum kau bertemu denganku, kau tidak boleh pergi kemana-mana sampai aku kembali, mengerti?''

Nathalie mengangguk antusias. 

''Kalau begitu ucapkan rasa terima kasihmu.''

Seperti yang di duga, Nathalie mencondongkan tubuhnya lalu mengecup pelan pipi Arthur. Gadis itu tersenyum lebar sampai menampakkan giginya yang terbaris rapi. Membuat Arthur gemas dan mencubit pelan pipinya. 

''Kau manis sekali, Nathalie.''

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Slave Bird   Enam puluh

    Happy reading and enjoy~ Hari yang dinanti-nanti. Arthur mengundang orang-orang yang berada di desa. Acaranya diadakan di dua tempat, rumah sakit dan juga rumahnya Nathalie. Karena tidak mau mengganggu pasien yang lain, sehingga mereka akan mengadakan janji pernikahan di rumah sakit, lalu setelah itu sebagian tamu yang datang diarahkan ke rumah Nathalie. Yang melihat janji mereka hanya orang-orang terdekat, seperti kelurga Arthur dan juga tetangga Nathalie. Sementara mereka yang tidak terlalu dekat dengan pengantin berada di rumah Nathalie untuk mencicipi makanan yang sudah terhidang. Mereka sudah bersiap, tinggal menunggu pastor datang. Sampai detik ini pun Nathalie belum juga bertanya. Padahal sewaktu ia didandani bibi Margaret sudah bertanya dan sedikit mendesaknya. Nathalie tidak ingin menyesal jika mendengar jawaban Arthur. Bagaimanapun ia ingin pernikahan ini berjalan lancar. Jantungnya berdebar hingga rasanya ingin keluar dari tubuhnya. Arthur berdiri di sebelahnya sembari

  • Slave Bird   Lima puluh sembilan

    Happy reading and enjoy~ Arthur sudah bertekad ingin membunuh Feronica, tetapi entah mengapa hati kecilnya tidak sanggup untuk melakukan hal itu. Ia tidak mau di dekat-dekat hari pernikahannya yang suci, ia malah mengotori tangannya untuk membunuh jiwa yang berdosa. Setelah Feronica berhasil ditemukan dan ditangkap. Ia hanya memotong lidah, kedua tangan dan kedua kaki wanita itu. Setelah itu ia mengurung Feronica di rumah bawahannya yang ia tempatkan di sekitar Nathalie. Ia tidak mau meletakkan Feronica di rumah Nathalie. Arthur berniat menempatkan Feronica di penjara bawah tanah miliknya saat mereka kembali nanti. Setelah menyelesaikan masalah Feronica dan memastikan bahwa Neve mendapat hukuman yang wajar. Arthur merasakan perasaan yang luar biasa damai. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ia juga mengunjungi penjara tempat ayah Nathalie berada. Meski ia yang mengurung ayah Nathalie dan sedikit membenci lelaki yang gagal menjadi orang tua itu, tetapi orang tua tetaplah oran

  • Slave Bird   Lima puluh delapan

    Happy reading and enjoy~ Hampir sebulan Clara menjaga Nathalie dan Arthur mengurus masalah Feronica dan juga Neve. Keadaan Nathalie pun membaik, gadis itu bisa sadar seutuhnya bahkan sudah bisa diajak berbicara. Tidurnya juga teratur, kesembuhannya lebih cepat karena diiringi dengan suasana hati yang baik dan lingkungan yang nyaman. Setelah itu Clara kembali pulang, tapi ia kembali lagi ke desa itu karena Arthur menyampaikan kabar gembira mengenai pernikahannya. Lucas sudah pasti melarang jika alasannya mengurus Nathalie, tapi saat mendengar Arthur ingin menikah, lelaki itu mengizinkan dan ikut datang ke desa. Ara dan juga Alex turut mempersiapkan acaranya. Warga desa yang dekat dengan Nathalie juga membantu. Sebenarnya tanpa bantuan warga dan keluarganya, pernikahannya juga bisa siap dalam seminggu, hanya saja akan lebih cepat jika para warga juga turut membantu. Setelah membujuk Arthur perihal Willy, akhirnya lelaki itu diizinkan untuk masuk. Nathalie sudah berbicara berdua d

  • Slave Bird   Lima puluh tujuh

    Happy reading and enjoy~Pencaharian Feronica sedikit lebih lama, karena wanita itu bersembunyi di atas genteng rumah orang, bisa dikatakan Feronica tinggal di atas asbes. Selama pencaharian Feronica, berita Willy yang bekerja sama dengan pelaku penabrakan Nathalie tersebar. Banyak orang yang menjauhinya, tapi juga ada yang mendekatinya. Willy dan Nathalie sebagai sosok yang disukai banyak orang. Willy yang suka membantu dan Nathalie yang gemar berbagi. Jika mereka berdua menjadi pasangan suami isitri, seluruh warga merasa puas. Willy sendiri tidak mencari pembenaran atas perbuatannya. Dia merasa bersalah karena secara tidak langsung turut andil dalam kecelakaan yang menimpa Nathalie. Berulang kali dia mencoba untuk bertemu sembari membawa bunga yang segar dan harum, tapi Arthur menolaknya mentah-mentah. Permintaan maaf Willy hanya bisa di dengar dan di sampaikan dari warga yang menjenguknya saja. Nathalie tidak pernah menyalahkan siapapun atas kecelakaan ini, ia hanya berpikir mun

  • Slave Bird   Lima puluh enam

    Happy reading and enjoy~Taman itu selalu ramai dengan pengunjung, para tetangga yang duduk bergosip juga banyak. Karena Willy memiliki wajah yang tampan, kebanyakan dari pembelinya berjenis kelamin wanita. Lelaki itu tampak asyik berbincang dengan beberapa wanita yang sudah berumur. Arthur tidak bisa menahan emosinya, ia jarang kehilangan kendali seperti ini. Tanpa memedulikan orang-orang yang berada di sekitar, ia menarik kerah kemeja Willy dan melayangkan satu pukulan di pipi lelaki itu. Beberapa orang yang berada di sana langsung berteriak. Mereka sibuk berlari untuk memanggil lelaki lain agar bisa menengahi perkelahian antara Arthur dan Willy. "Bangsat! Seharusnya aku sadar bahwa kau mata-mata yang dikirim Neve."Melihat wajah Willy yang seolah-olah mengatakan dari mana ia tahu, membuat Arthurlah semakin marah. Ia melayangkan tinjunya berulang kali. Darah segar mengalir dari hidup dan bibir Willy yang terkoyak. Orang-orang mulai berkerumun dan para lelaki menarik tubuh Arthur m

  • Slave Bird   Lima puluh lima

    Happy reading and enjoy~Saat ingin menangkap semua anak anjing, maka tangkap ibunya terlebih dahulu. Kini ia berhadapan dengan Neve, wanita itu menatapnya tajam. Bersikap sombong setelah semua yang telah dilakukannya. Senyum Arthur mengembang dengan sinis. Apa karena di sebelah ada ayahnya yang hebat itu. "Arthur, sudah lama aku tidak melihatmu." Ayah Neve tidak bersalah, anaknyalah yang memulai untuk berperang. Jika ayahnya setuju pada kesepakatan ini, maka Arthur akan memaafkan, tapi jika ayahnya mendukung, itu artinya perang akan dimulai. "Begitulah, paman. Keadaan ku buruk karena anak Anda."Aduardo mengerutkan dahinya. "Neve maksudmu?"Ternyata Aduardo juga tidak tahu kelakuan anaknya seperti apa. "Aku meminta pertemuan resmi seperti ini bukan tanpa alasan. Neve menggelar pesta pernikahan dan mengatasnamakan aku sebagai mempelai prianya. Paman, aku tidak pernah menjalin hubungan yang spesial dengan Neve. Aku mempunyai wanita yang saat ini terbaring di rumah sakit karena anak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status