Share

Bab 2 - Dipaksa Bercerai

"Lihatlah menantu Luis itu, sungguh tidak tahu diri!"

"Datang ke pesta, tapi malah meminta uang. Dasar tidak tahu malu!"

Semua orang langsung mencemooh Aditama yang masih bergeming di hadapan kakek Hermanto. Namun, Aditama tidak peduli. Demi ibunya, dia akan melakukan apapun, bahkan jika itu menjual harga dirinya sendiri!

Kakek Hermanto tiba-tiba mengangkat tangannya, membuat tawa cemoohan dan olok-olok itu seketika berhenti.

Kakek Hermanto menatap tajam Aditama. "Aditama, kau tahu bukan kau tak boleh menampakkan wajahmu di acara keluarga ini?" tanya pria tua itu.

"Aku tahu, Kek. Tapi saat ini aku sangat membutuhkan bantuan Kakek," ucap Aditama. "Ibuku akan melakukan operasi dan aku membutuhkan uang dua miliar."

Dua miliar?!

Anggota keluarga Hermanto lain langsung kasak-kusuk mendengar nominal yang diajukan Aditama.

Bagi mereka, pemuda yang dijuluki menantu tidak berguna itu hanya ingin memeras dan menipu kakek Hermanto!

Dengan pekerjaannya yang hanya sebagai kuli bangunan, bagaimana Aditama bisa mengganti uang tersebut? Bekerja seumur hidup pun belum tentu bisa menggantinya!

Aditama lanjut berkata, "Aku akan mengganti uang itu nanti setelah semuanya beres, Kek."

Awalnya, Kakek Hermanto ingin sekali memanggil penjaga untuk menendang Aditama keluar. Akan tetapi, tiba-tiba sebuah senyum licik terbit dari bibirnya.

"Baik. Aku akan membantumu," kata Kakek Hermanto.

Mendengar keputusan kakek Hermanto, seketika orang-orang menjadi ribut.

"Kakek! Yang benar saja!?" Salah satu cucu Kakek Hermanto angkat bicara. "Jangan mau ditipu olehnya, Kek!"

"Itu benar, Ayah. Dia hanya kuli bangunan! Berutang begitu besar, bagaimana bisa dia membayar Ayah kembali!" sahut salah satu anak Kakek Hermanto.

Aditama menatap Kakek Hermanto untuk beberapa saat. "Kakek sungguh akan meminjamkan uangnya padaku?" tanyanya lagi, memastikan bahwa dia tidak salah dengar.

Hermanto mengangguk. "Ya. Aku serius." Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman penuh arti. "Bahkan, kamu tak perlu menggantinya sama sekali," ucap kakek Hermanto sambil menyedot cerutunya.

Mata semua orang terbeliak. Apa yang merasuki Kakek Hermanto malam ini!? Apa dia sedang berbuat amal karena sedang berulang tahun?!

Akan tetapi, pertanyaan itu tidak dipedulikan Aditama. Dia hanya berulang kali mengucap syukur atas kebaikan pria tua itu.

"Terima kasih, Kakek. Terima kas--!"

"Tapi ada syaratnya," kata kakek Hermanto lagi.

Syarat? Senyum Aditama pudar.

"Syarat apa yang Kakek maksud?" tanya Aditama dengan hati-hati.

Kakek Hermanto tersenyum miring. "Kau harus menceraikan Vania dan pergi dari sini!"

Aditama membeku.

Apa-apaan ini? Ia akan mendapatkan uang dua miliar itu, tapi ia harus menceraikan Vania?

Selagi Aditama terdiam kaget, Vania yang juga ada di tempat itu terbeliak. "Kakek!" Ada kekecewaan di matanya. "Bagaimana bisa Kakek mengucapkan hal itu!?"

"Diam!" bentak Kakek Hermanto, seketika membungkam mulut Vania. "Ini semua demi kebaikanmu!"

Bukan tanpa alasan Kakek Hermanto memberikan penawaran tersebut.

Selama ini, pria tua itu merasa begitu marah karena sebenarnya tidak sudi sang cucu menikah dengan pria tak berguna seperti Aditama. Dia yakin bahwa dengan kecantikan sang cucu, Vania bisa mendapat pasangan setingkat putra konglomerat di kota Ferandia. Dengan pernikahan macam itu, derajat keluarga Hermanto pun bisa ikut terangkat!

Seketika mata semua orang berbinar saat menyadari rencana kakek Hermanto. Mereka merasa pria tua itu sangat cerdas dan elegan dalam caranya mengusir Aditama!

Kakek Hermanto pun menatap Aditama dengan tangan terlipat di depan dada. "Bagaimana? Apa kau menerima tawaranku?"

Aditama terdiam di tempatnya. Ia tak ingin kehilangan ibunya, tapi kalau harus menceraikan Vania sebagai ganti uang operasi sang ibu? Apa ia rela!?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status