Share

Suamiku Pewaris Kaya Raya
Suamiku Pewaris Kaya Raya
Penulis: Ahong

Bab 1 - Meminjam Uang

"Tuan Muda, Tuan Besar memohon pada Anda untuk kembali dan meneruskan takhta pewaris Keluarga!"

Di parkiran rumah sakit pusat kota, seorang pria tua dengan jas hitam dan koper di tangan terlihat sedang berbicara dengan sosok pemuda berpakaian sederhana cenderung lusuh.

Aditama, pemuda yang dipanggil tuan muda itu, menatap marah ke arah sang pria tua. "Sudah kukatakan berkali-kali, jangan mencoba mencariku lagi! Aku sudah bukan bagian dari keluarga Gandara!"

Suara Aditama meninggi dan wajahnya mengeras. Dari cara dia berniat kembali masuk ke dalam rumah sakit, kentara pemuda itu tidak ingin kembali diajak bicara.

Namun, pria tua bernama Panji itu tidak menyerah. Dia menghadang jalan Aditama dan menggenggam tangan pemuda tersebut.

"Tuan Muda, kondisi kesehatan Tuan Besar tidaklah baik, dia sekarang membutuhkan Anda sebagai pewaris keluarga Gandara!"

Mendengar itu, Aditama mengeraskan rahang. "Setelah apa yang ia lakukan padaku dan ibu, sekarang dia memintaku kembali?! Apa dia masih punya malu!?"

Lima tahun lalu, ayah Aditama, Laksana Gandara, mengusir Aditama dan ibunya dari rumah keluarga besar karena hasutan sang istri kedua. Alhasil, Aditama dan ibunya harus terlunta-lunta di jalanan dan hidup dengan susah payah. Karena hal tersebut, juga sakit hati yang dirasakan, kondisi kesehatan ibu Aditama turun drastis dan berakhir mengalami penyakit komplikasi hati.

Sekarang, ibu Aditama saja sedang terkapar di rumah sakit dan tidak tahu kapan bisa bangun.

Andai saja sang ayah tidak begitu mudah termakan omongan istri keduanya itu, andai pria itu setia dan tidak bermain hati! Semua ini tidak akan terjadi!

Mengingat kebencian itu, Aditama pun berkata, "Jangan bermimpi! Tinggalkan tempat ini dan jangan ganggu aku serta ibuku lagi!"

Melihat Aditama menghilang ke dalam rumah sakit, Panji hanya bisa menghela napas berat dan pergi.

Keluarga Gandara, keluarga konglomerat kaya raya dan pemimpin kelompok mafia paling kuat dan berpengaruh di negara Ferandia. Dengan kekuasaannya dalam dunia bisnis dan dunia bawah, keluarga tersebut beserta para anggotanya sangat ditakuti semua orang. Dan Aditama ... adalah putra sah tertua dari Laksana Gandara, pemimpin Keluarga Gandara yang terhormat!

Di dalam rumah sakit, orang-orang tampak memerhatikan Aditama, terkejut karena pemuda berbaju lusuh sepertinya bisa berhubungan dengan pria tua berjas yang naik mobil mewah. Banyak yang menduga-duga identitas asli pemuda tersebut selagi memandangnya kagum, tapi ada juga yang waspada.

Namun, Aditama sama sekali tidak peduli. Dia fokus berjalan menghampiri kamar inap ibunya.

Sesampainya di depan kamar inap sang ibu, Aditama panik melihat dokter yang baru saja keluar dan langsung menghampirinya.

"Pak Aditama, maaf harus mengatakan ini secara gamblang, tapi ... kondisi ibu Anda semakin memburuk dan operasi transplantasi hati harus segera dilakukan."

"Apa?" Aditama tercengang.

Transplantasi hati?

Tanpa perlu menjadi seorang dokter, Aditama sendiri tahu biaya operasi tersebut tidak akan murah.

"Apa ... apa benar-benar harus operasi, Dok?" tanyanya.

"Jika Ibu anda tidak segera dioperasi, saya khawatir kemungkinan terburuknya adalah ... beliau tidak akan selamat," jelas sang dokter.

Mata Aditama melebar seketika. Ia langsung merasa tidak karuan.

Kehilangan ibunya? Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Dia bahkan belom sempat berbakti dan membahagiakan sang ibu, jadi bagaimana mungkin dia membiarkan ibunya meninggal!?

"Berapa biaya operasinya, Dok?" tanya Aditama dengan perasaan yang carut marut. Bibir dan suaranya bergetar.

"2 miliar, Pak, dan itu baru perkiraan."

Sontak, tanah di bawah kaki Aditama seakan hancur. Dia terasa ingin jatuh.

Itu ... uang yang sangat banyak! Dengan pekerjaannya sebagai tukang angkut bangunan, bagaimana bisa ia mendapatkan uang sebanyak itu?

"Jika Bapak ingin kami segera mengoperasi Ibu anda, tolong segera siapkan uangnya dalam waktu 24 jam, Pak. Kalau tidak, kami ... tidak bisa menjamin apa Ibu Anda akan bertahan," kata dokter itu lagi.

Mendengar hal tersebut, Aditama hanya bisa mengangguk pelan dan melihat dokter pergi.

Bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang 2 miliar dalam waktu sehari?

Rasa-rasanya mustahil.

Mendadak, pertemuannya dengan Panji muncul di benak Aditama.

Apa ... dia harus menerima permintaan sang ayah?

Akan tetapi, Aditama dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Kalau ibunya tahu dia menggunakan uang Keluarga Gandara, yang ada sang ibu akan mengambil nyawanya sendiri setelah siuman nanti!

Aditama langsung berpikir dengan keras, mondar mandir tak karuan di lorong rumah sakit.

Tiba-tiba sebuah ide mendadak terlintas di benaknya.

"Aku ... bisa meminjam kepada Kakek Hermanto."

Kakek Hermanto adalah kakek dari istri Aditama yang bernama Vania, wanita yang dia nikahi berdasarkan wasiat ayah wanita tersebut, Luis Hermanto.

Lima tahun yang lalu, Aditama menyelamatkan Luis dan Vania dari kecelakaan besar. Oleh karena itu, pria tersebut merasa berutang budi dan berakhir menikahkan Aditama dengan Vania.

Namun, setelah Luis meninggal, perlakuan keluarga besar Hermanto kepada Aditama menjadi sangat buruk. Dia dicap sebagai seorang menantu sampah karena tidak pernah berkontribusi sepeser pun pada perusahaan keluarga, berbeda dari menantu lainnya. Tidak hanya itu, profesi pria tersebut sebagai seorang tukang bangunan dianggap semakin menurunkan derajat Keluarga Hermanto.

Walau hubungannya dengan keluarga besar Vania buruk, tapi di saat ini, merekalah satu-satunya harapan Aditama.

Tidak perlu waktu lama, Aditama pun tiba di depan sebuah hotel. Dia baru ingat di tengah jalan kalau Keluarga Hermanto tengah mengadakan pesta keluarga.

Karena dianggap rendah, tentunya Aditama tidak diundang ke sana, hanya sang istri yang boleh ikut. Namun, keadaan genting, jadi dia terpaksa menerobos pesta yang meriah itu.

Saat melihat sosok Aditama, semua orang langsung melemparkan tatapan sinis dan jijik kepadanya.

"Mau apa menantu tak berguna itu kemari?!"

"Bukankah dia tidak boleh masuk ke sini?!"

"Lihat cara berpakaiannya! Apa dia tidak tahu malu hadir di sini dengan penampilan seperti itu?!"

Segala caci maki keluar ketika Aditama menampakkan wajahnya di acara tersebut.

Namun, Aditama tidak mempedulikan mereka. Pandangannya menyapu sekeliling sampai akhirnya mendarat pada sosok Kakek Hermanto.

"Kakek, bolehkah aku pinjam uang untuk pengobatan ibuku? Aku janji akan menggantinya."

Semua orang langsung terbelalak.

Hadir ke pesta ulang tahun Kakek Hermanto, tapi malah meminjam uang dan bukan membawa hadiah!?

Apa dia sudah gila?!

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ahong
Makasih banyakkkk ......... gass baca bab-bab selanjutnya ya, dijamin bakal seruuu
goodnovel comment avatar
Awang Damit Ayob
menarik. ingin tahu lebih lanjut
goodnovel comment avatar
Edison
lanjut thor baru mau baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status