Home / Urban / Suamiku Pewaris Kaya Raya / Bab 1 - Meminjam Uang

Share

Suamiku Pewaris Kaya Raya
Suamiku Pewaris Kaya Raya
Author: Ahong

Bab 1 - Meminjam Uang

Author: Ahong
last update Last Updated: 2023-11-21 16:19:27

"Tuan Muda, Tuan Besar memohon pada Anda untuk kembali dan meneruskan takhta pewaris Keluarga!"

Di parkiran rumah sakit pusat kota, seorang pria tua dengan jas hitam dan koper di tangan terlihat sedang berbicara dengan sosok pemuda berpakaian sederhana cenderung lusuh.

Aditama, pemuda yang dipanggil tuan muda itu, menatap marah ke arah sang pria tua. "Sudah kukatakan berkali-kali, jangan mencoba mencariku lagi! Aku sudah bukan bagian dari keluarga Gandara!"

Suara Aditama meninggi dan wajahnya mengeras. Dari cara dia berniat kembali masuk ke dalam rumah sakit, kentara pemuda itu tidak ingin kembali diajak bicara.

Namun, pria tua bernama Panji itu tidak menyerah. Dia menghadang jalan Aditama dan menggenggam tangan pemuda tersebut.

"Tuan Muda, kondisi kesehatan Tuan Besar tidaklah baik, dia sekarang membutuhkan Anda sebagai pewaris keluarga Gandara!"

Mendengar itu, Aditama mengeraskan rahang. "Setelah apa yang ia lakukan padaku dan ibu, sekarang dia memintaku kembali?! Apa dia masih punya malu!?"

Lima tahun lalu, ayah Aditama, Laksana Gandara, mengusir Aditama dan ibunya dari rumah keluarga besar karena hasutan sang istri kedua. Alhasil, Aditama dan ibunya harus terlunta-lunta di jalanan dan hidup dengan susah payah. Karena hal tersebut, juga sakit hati yang dirasakan, kondisi kesehatan ibu Aditama turun drastis dan berakhir mengalami penyakit komplikasi hati.

Sekarang, ibu Aditama saja sedang terkapar di rumah sakit dan tidak tahu kapan bisa bangun.

Andai saja sang ayah tidak begitu mudah termakan omongan istri keduanya itu, andai pria itu setia dan tidak bermain hati! Semua ini tidak akan terjadi!

Mengingat kebencian itu, Aditama pun berkata, "Jangan bermimpi! Tinggalkan tempat ini dan jangan ganggu aku serta ibuku lagi!"

Melihat Aditama menghilang ke dalam rumah sakit, Panji hanya bisa menghela napas berat dan pergi.

Keluarga Gandara, keluarga konglomerat kaya raya dan pemimpin kelompok mafia paling kuat dan berpengaruh di negara Ferandia. Dengan kekuasaannya dalam dunia bisnis dan dunia bawah, keluarga tersebut beserta para anggotanya sangat ditakuti semua orang. Dan Aditama ... adalah putra sah tertua dari Laksana Gandara, pemimpin Keluarga Gandara yang terhormat!

Di dalam rumah sakit, orang-orang tampak memerhatikan Aditama, terkejut karena pemuda berbaju lusuh sepertinya bisa berhubungan dengan pria tua berjas yang naik mobil mewah. Banyak yang menduga-duga identitas asli pemuda tersebut selagi memandangnya kagum, tapi ada juga yang waspada.

Namun, Aditama sama sekali tidak peduli. Dia fokus berjalan menghampiri kamar inap ibunya.

Sesampainya di depan kamar inap sang ibu, Aditama panik melihat dokter yang baru saja keluar dan langsung menghampirinya.

"Pak Aditama, maaf harus mengatakan ini secara gamblang, tapi ... kondisi ibu Anda semakin memburuk dan operasi transplantasi hati harus segera dilakukan."

"Apa?" Aditama tercengang.

Transplantasi hati?

Tanpa perlu menjadi seorang dokter, Aditama sendiri tahu biaya operasi tersebut tidak akan murah.

"Apa ... apa benar-benar harus operasi, Dok?" tanyanya.

"Jika Ibu anda tidak segera dioperasi, saya khawatir kemungkinan terburuknya adalah ... beliau tidak akan selamat," jelas sang dokter.

Mata Aditama melebar seketika. Ia langsung merasa tidak karuan.

Kehilangan ibunya? Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Dia bahkan belom sempat berbakti dan membahagiakan sang ibu, jadi bagaimana mungkin dia membiarkan ibunya meninggal!?

"Berapa biaya operasinya, Dok?" tanya Aditama dengan perasaan yang carut marut. Bibir dan suaranya bergetar.

"2 miliar, Pak, dan itu baru perkiraan."

Sontak, tanah di bawah kaki Aditama seakan hancur. Dia terasa ingin jatuh.

Itu ... uang yang sangat banyak! Dengan pekerjaannya sebagai tukang angkut bangunan, bagaimana bisa ia mendapatkan uang sebanyak itu?

"Jika Bapak ingin kami segera mengoperasi Ibu anda, tolong segera siapkan uangnya dalam waktu 24 jam, Pak. Kalau tidak, kami ... tidak bisa menjamin apa Ibu Anda akan bertahan," kata dokter itu lagi.

Mendengar hal tersebut, Aditama hanya bisa mengangguk pelan dan melihat dokter pergi.

Bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang 2 miliar dalam waktu sehari?

Rasa-rasanya mustahil.

Mendadak, pertemuannya dengan Panji muncul di benak Aditama.

Apa ... dia harus menerima permintaan sang ayah?

Akan tetapi, Aditama dengan cepat menggelengkan kepalanya.

Kalau ibunya tahu dia menggunakan uang Keluarga Gandara, yang ada sang ibu akan mengambil nyawanya sendiri setelah siuman nanti!

Aditama langsung berpikir dengan keras, mondar mandir tak karuan di lorong rumah sakit.

Tiba-tiba sebuah ide mendadak terlintas di benaknya.

"Aku ... bisa meminjam kepada Kakek Hermanto."

Kakek Hermanto adalah kakek dari istri Aditama yang bernama Vania, wanita yang dia nikahi berdasarkan wasiat ayah wanita tersebut, Luis Hermanto.

Lima tahun yang lalu, Aditama menyelamatkan Luis dan Vania dari kecelakaan besar. Oleh karena itu, pria tersebut merasa berutang budi dan berakhir menikahkan Aditama dengan Vania.

Namun, setelah Luis meninggal, perlakuan keluarga besar Hermanto kepada Aditama menjadi sangat buruk. Dia dicap sebagai seorang menantu sampah karena tidak pernah berkontribusi sepeser pun pada perusahaan keluarga, berbeda dari menantu lainnya. Tidak hanya itu, profesi pria tersebut sebagai seorang tukang bangunan dianggap semakin menurunkan derajat Keluarga Hermanto.

Walau hubungannya dengan keluarga besar Vania buruk, tapi di saat ini, merekalah satu-satunya harapan Aditama.

Tidak perlu waktu lama, Aditama pun tiba di depan sebuah hotel. Dia baru ingat di tengah jalan kalau Keluarga Hermanto tengah mengadakan pesta keluarga.

Karena dianggap rendah, tentunya Aditama tidak diundang ke sana, hanya sang istri yang boleh ikut. Namun, keadaan genting, jadi dia terpaksa menerobos pesta yang meriah itu.

Saat melihat sosok Aditama, semua orang langsung melemparkan tatapan sinis dan jijik kepadanya.

"Mau apa menantu tak berguna itu kemari?!"

"Bukankah dia tidak boleh masuk ke sini?!"

"Lihat cara berpakaiannya! Apa dia tidak tahu malu hadir di sini dengan penampilan seperti itu?!"

Segala caci maki keluar ketika Aditama menampakkan wajahnya di acara tersebut.

Namun, Aditama tidak mempedulikan mereka. Pandangannya menyapu sekeliling sampai akhirnya mendarat pada sosok Kakek Hermanto.

"Kakek, bolehkah aku pinjam uang untuk pengobatan ibuku? Aku janji akan menggantinya."

Semua orang langsung terbelalak.

Hadir ke pesta ulang tahun Kakek Hermanto, tapi malah meminjam uang dan bukan membawa hadiah!?

Apa dia sudah gila?!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ahong
Makasih banyakkkk ......... gass baca bab-bab selanjutnya ya, dijamin bakal seruuu
goodnovel comment avatar
Awang Damit Ayob
menarik. ingin tahu lebih lanjut
goodnovel comment avatar
Edison
lanjut thor baru mau baca
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 272 - Darren, Pelengkap Kebahagiaan

    Satu bulan yang lalu, Vania telah melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Darren Alvaro Gandara. Sebagai bentuk untuk mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan anggota keluarga Gandara, khususnya bagi pasangan Aditama dan Vania, sekaligus untuk menyambut anggota keluarga Gandara yang baru, keluarga Gandara kembali menggelar pesta besar-besar an. Pesta diadakan di ruangan dan halaman rumah. Malam ini, ruangan dan halaman itu disulap menjadi tempat pesta yang megah. Ada ratusan undangan yang datang dalam acara. Kerabat dekat, kolega, rekan bisnis dan kenalan keluarga Gandara. Meja-meja makanan tampak tersusun rapi dengan menu spesial di atasnya. Dekorasi acara terhampar di setiap titik-titik paling pasnya. Juga halaman rumah dihiasi lampu-lampu yang membuat belakang rumah itu terlihat lebih menawan. Di saat ini, Aditama dan Vania—yang sedang menggendong bayinya—tampak berdiri di dalam ruangan menyambut para tamu yang terus berdatangan silih berganti. Tamu-tamu it

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 271 - Lega Bukan Main

    Begitu melihat sang suami memasuki rumah, Vania yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama sang ibu—langsung bangkit dari duduknya—segera berhambur setengah berlari ke arah Aditama, lantas langsung memeluknya dengan erat. "Kenapa malam sekali pulangnya, Tam ... aku sungguh mencemaskanmu tadi ... takut terjadi apa-apa denganmu. Juga Papa. Aku tidak bisa tidur, sayang. Entah kenapa, rasanya tidak tenang saja kalau kamu belum pulang." Ucap Vania dalam posisi wajah tenggelam di dada suaminya. Di saat yang sama, Vania merasa sangat lega karena sang suami pulang dengan selamat. Dalam keadaan baik-bajk saja. Begitu pula dengan sang Ayah. Aditama menghela napas. "Maafkan aku, sayang karena baru sampai rumah. Karena urusannya baru selesai. Jadi, aku dan Papa baru bisa pulang." Balas Aditama seiring menghembuskan napas lega, mengusap kepala sang istri dengan lembut, juga terus mengecup keningnya. Aditama lanjut berkata. "Sekarang aku sudah pulang sesuai janji aku tadi, Van ... p

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 270 - Mengurus Jasadnya Edwin

    Sementara itu, Aditama dan sang Ayah memutuskan beranjak dari perumahan Paradise hendak pulang. Di dalam mobil, tiba-tiba ponsel Aditama berbunyi menandakan ada panggilan masuk yang membuat perhatian pria tampan itu teralihkan. Seketika ia merogoh saku jas, mengeluarkan ponsel dari dalam sana, nama Heru terpampang jelas di layar ponsel. Melihat hal itu, mata Aditama melebar! Mendadak, ia teringat sesuatu. Apakah Kak Heru hendak memberitahu kabar mengenai Edwin? Juga Robert dan Andika? Pikir Aditama. Melihat sang anak laki-lakinya bersikap demikian, Laksana Gandara mengernyitkan kening. "Telepon dari siapa, Tam?" tanya Laksana Gandara seraya menghadap Aditama.Mendapatkan pertanyaan dari sang Ayah membuat Aditama menoleh. Dia kemudian menjawab. "Kak Heru, Pa,"Laksana Gandara mengerjap mendengarnya. Dia kemudian buru-buru berkata. "Cepat angkat, Tam ... sepertinya dia mau mengabarkan sesuatu tentang Edwin." Laksana Gandara langsung mendesak Aditama yang dijawab angg

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 269 - Kematian Robert, Andika dan Edwin

    Sementara itu, tiba di gedung kasino milik Robert dan Andika, Edwin disambut keributan dan kericuhan oleh orang-orang di sana. Kesibukan pun menyertai. Para petugas pemadam kebakaran tengah berusaha memadamkan api yang melahap gedung kasino tersebut. Beberapa mobil-mobil tampak keluar, sebagian besar adalah para pengunjung kasino yang sedang bergegas pulang, tapi ada pula yang masih berada di sana—menonton. Namun Edwin tidak mempedulikan hal tersebut, ia bergegas mencari dua orang yang sebelumnya ia agung-agungkan, tapi kini ia telah berubah benci pada keduanya.Selang sebentar saja, tiba-tiba Edwin menghentikan langkah saat melihat dua orang yang sedang ia cari—berdiri di dekat salah satu mobil—menyaksikan kesibukan. Melalui ekor matanya, Robert menyadari kedatangan Edwin, ia pun segera menoleh diikuti Andika setelahnya. Kemudian, Robert memicingkan pandangan. Detik berikutnya, dia terhenyak. Begitu pula dengan Andika. Edwin!? Selama sesaat, keduanya kompak tercengang. Seg

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 268 - Memenjarakan Arumi dan Haikal

    Begitu melihat sosok Arumi dan Haikal, Laksana Gandara langsung murka bukan main. Seketika ekspresi wajahnya menjadi masam, seruan marah, sumpah serapah dan makian terlontar keluar dari mulutnya. Mendapati hal tersebut, Arumi dan Haikal hanya bisa pasrah. "Aku pikir kau sudah takut denganku, Arumi ... sudah takut dengan keluarga Gandara ... tidak mau berurusan dengan keluargaku lagi setelah kuusir dirimu," seru Laksana Gandara dengan emosi menggebu seraya menunjuk-nunjuk Arumi. "Tapi apa yang malah akan kau lakukan kepada anggota keluargaku, wanita iblis!? Kau bahkan berencana mau membunuh anggota keluarga tercintaku!?" Lanjut Laksana Gandara. Mendengar itu, Arumi refleks mengangkat wajah menatap Laksana Gandara. Kemudian, ia langsung menggeleng cepat. "Tidak, tuan. Bukan seperti itu. Itu bukan ide saya. Saya tidak ada niatan sedikit pun mau menghabisi anggota keluarga anda. Itu sepenuhnya adalah ide tuan Robert, tuan Andika, juga Edwin." Jawab Arumi yang langsung dibenarkan

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 267 - Sudah Tidak Ada Kata Maaf!

    Aditama menatap Arumi dan Haikal dengan saksama. Juga dengan dingin. Ekspresi wajahnya datar. Kemudian, ia pindah menatap Arumi untuk beberapa saat. "Akhirnya kita bertemu lagi, Nona Arumi ... setelah sekian lama," ucap Aditama. Dia kemudian menambahkan. "Aku tidak menyangka kalau anda benar-benar licik. Tak selemah yang dibayangkan. Aku pikir, anda sudah kapok, tak akan mau berurusan dengan keluarga kami lagi, tapi nyatanya aku salah." "Anda memang tidak bisa kami anggap remeh. Dan hal yang membuat aku cukup terkejut adalah ... Anda bekerja sama dengan Robert, Andika dan Edwin untuk membalas keluarga Gandara. Sungguh menakjubkan. Tapi terlepas dari itu, anda tidak bisa berbuat apa-apa." Aditama terdiam sebentar. "Seorang wanita seperti anda ... bisa meyakinkan Papa? Hal itu juga sungguh tak bisa dipercaya. Dan anda yang memfitnahku dan mama dulu ... benar-benar tidak akan pernah kulupakan, Nona Arumi." Kata Aditama lagi. Mendengar itu, Arumi mengangkat wajah menatap Aditama.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status