Share

Episode 7

Penulis: Alfianita
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-28 22:26:41

Satu pekan telah berlalu dengan begitu cepat. Dan pagi ini semua dokter bedah jantung harus bersiap untuk segera melangsungkan operasi besar perwira yang sudah beberapa hari lalu disiapkan. So Myung yang memimpin jalannya operasi besar itu telah berangkat lebih awal dan mempersiapkan beberapa peralatan yang akan dibutuhkan nanti. 

"Hai So Myung, aku harap kamu bisa menjadi dokter yang mampu diandalkan. Jika tidak, kamu akan menjalani hukuman dari pimpinan rumah sakit,"  kata Ji Tae yang seolah mengancam So Myung.

So Myung yang mendengar ucapan Ji Tae seketika ia mendengus kesal. Lalu ia melontarkan kata yang membuat Ji Tae hanya membungkam mulutnya, "Anda tidak perlu takut Dokter senior, karena saya akan melakukan yang terbaik dalam operasi ini. Dan lagipula saya bukanlah Dokter yang seperti Anda, Dokter pecundang."

Setelah mengatakan hal itu kepada Ji Tae, So Myung meninggalkan Ji Tae yang masih berdiri mematung di dalam ruangan So Myung. Sedangkan So Myung, ia segera menuju ke ruangan khusus untuk membrifing operasi nanti. Dan sebentar lagi perwira akan datang ke rumah sakit.

"Saya harap kita semua bisa bekerjasama demi kelancaran jalannya operasi sang perwira. Jangan pernah ragu untuk melakukan apapun."  Pinta So Myung kepada yang lain.

Semua tim mengangguk pelan dan mengiyakan apa yang dikatakan So Myung. Dan tidak lama kemudian perwira datang yang dikawal beberapa tentara. Sebelum operasi dijalankan perwira ingin bertemu dengan So Myung terlebih dahulu. 

"Apakah Anda yang bernama Dokter So Myung?" Tanya perwira memastikan.

"Iya Pak, saya Dokter So Myung," jawab So Myung dengan pasti.

"Baiklah, saya serahkan operasi jantung saya di tangan Anda, Dokter. Dan saya sangat berharap Anda bisa menyelamatkan jantung saya."  Perwira menatap So Myung dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.

"Baik, Pak!" So Myung mengangguk pelan untuk meyakinkan sang perwira.

Setelah pertemuan singkat antara So Myung dengan sang perwira, kini operasi akan segera berjalan. Sang perwira sebelumnya diminta untuk berpuasa dan meminum obat yang sudah diberikan oleh So Myung. Lalu, pakaian sang perwira pun telah berganti. Begitupun dengan tim medis yang akan menjalankan operasi besar sang perwira.

Masuklah So Myung ke dalam ruang operasi denfan seragam birunya dan sebuah kain yang menutupi rambutnya selayaknya sebuah topi. Dan di luar ruangan operasi pun telah dijaga dengan begitu ketat oleh tentara yang berpakaian hitam di seluruh badannya. Yang membuat semua orang merasa takut atas penampilan mereka.

"Permisi Pak, saya akan memberitahukan bahwa operasi akan segera kami lakukan. Tapi sebelumnya apakah ada yang ingin Bapak katakan kepada kami atau sampaikan kepada kami?"  Tanya So Myung memastikan.

"Tidak ada. lakukan saja operasi jantung ini, karena saya merasa sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya," jawab sang perwira.

"Baiklah Pak! Namun sebelumnya saya akan memberikan obat bius kepada Bapak,"  kata So Myung seraya memberikan suntikan obat bius kepada perwira. Dan setelah perwira mulai tidak sadar operasi pun segera dilakukan.

Lampu operasi pun telah dinyalakan. Dan beberapa alat yang di perlukan sudah disiapkan dengan benar seperti, patient monitor, electrosurgical unit, defibrilator, operating table, suction pump dan yang lainnya. Dan sebelum operasi berjalan So Myung menganggukkan opelan kepalanya dan seolah ia memberikan sebuah aba-aba bahwa operasi bisa dimulai.

"Scalpel."

So Myung meminta sebuah scalpel kepada asisten operasi. Begitupun dengan asisten dokter yang memberikan apa yang dibutuhkan dan diminta oleha dokter. Dan bagian anestasi juga sangat dipantau oleh dokter Young. Semua tim bekerjasama dengan sangat keras. Bahkan semuanya terlihat begitu tegang karena sebelumnya mereka tidak pernah melakukan operasi besar itu. Namun mereka juga bekerja untuk hasil yang baik bagi pasien mereka nanti.

Semua alat dipakai sesuai dengan urutan. Dan kali ini So Myung meminta asistennya untuk menyedot cairan yang berlebih dari tubuh pasien dengan alat yang di namakan suction pump. Dan defibrilator selalu dipantau dengan teliti. Setelah itu So Myung membutuhkan alat yang di namakan pinset untuk membenarkan kembali jantung sang perwira. Lalu So Myung meminta dokter anestasi untuk mencoba mengaktifkan kembali denyut jantung perwira.

Setelah bersusah payah dan bahkan rasa panik sejenak menyelimuti mereka para tim medis, kini akhirnya jantung perwira telah berdetak kembali. Namun operasi masih berjalan dan tidak berhenti di detik itu. Dada yang telah dibelah dengan scalpel kini dijahit kembali dengan rapi.

"Gunting."  Pinta So Myung kepada asistennya untuk menggunting benang dalam proses penjahitan. Dan setelah itu So Myung meminta kembali untuk segera disiapkan sebuah kassa dan perban serta gunting yang berbeda dengan gunting yang diminta So Myung tadi.

Dan beberapa menit kemudian lampu operasi telah dimatikan. Dan itu menandakan bahwa operasi telah berakhir. Nafas lega telah dihembuskan oleh semua tim medis. Karena operasi telah berjalan sesuai dengan harapan mereka semua. Dan ketegangan yang menyelimuti mereka kini telah sirna. 

"Huh, akhirnya selesai juga operasi bwsar ini,"  ucap dokter lain.

"Ya, kerja bagus hari ini untuk kita semua." Balas So Myung kemudian dengan nada yang datar.

Lalu So Myung keluar terlebih dahulu dari dalam ruang operasi. Langkah santai telah dilakukan oleh So Myung. Bahkan ketika berada di luar pintu ruangan So Myung tidak terlalu menganggap bahwa beberapa penjaga telah menjaga tim medis sedari tadi. Sikap acuh dan dingin kembali singgah di dalam diri So Myung.

"Dasar Dokter yang berhati dingin,"  ucap Dokter Young dalam hati.

Dokter Young merasa tidak habis pikir dengan So Myung yang memiliki sikap dingin terhadap siapapun. Hanya sejenak senyum yang diberikan So Myung ketika tim medis baru usai menjalankan operasi besar. Dan setelah itu senyuman itu sirna dan hanya sikap dingin yang kembali singgah di dalam diri So Myung.

Perwira kini telah dipindahkan di dalam ruangan rawat inap yang berkualitas. Karena perwira harus menjalani perawatan dalam pemulihan jantung. Sehingga perlu ruangan yang berkualitas untuk perwira beristirahat selama di rumah sakit itu.

"Kerja yang bagus untuk kalian semua. Saya bangga dengan hasil kerja keras kalian terutama, Dokter So Myung."  Puji pemimpin rumah sakit.

Semua tim medis tersenyum bangga terkecuali So Myung yang hanya menganggukkan pelan kepalanya. Dan pertemuan sejenak antara tim medis dengan pemimpin rumah sakit kini telah usai. Setelah itu So Myung kembali ke ruangannya. Begitupun dengan dokter lain melakukan hal yang sama sepeeti yang dilakukan So Myung.

Hari begitu cepat berlalu. Begitupun dengan pertemuan singkat So Myung dengan Jun Hwan yang kini belum ada kabar tentang kepergian Jun Hwan. Namun So Myung tidak terlalu mengharaokan kehadiran Jun Hwan kembali dalam hidupnya. Karena terauma yang selalu menghantui So Myung, membuatnya tidak percaya kembali akan cinta.

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Dimana jam kerja So Myung sudah berakhir. Kini So Myung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Karena kebetulan di sore itu jalanan kota mengalami kemacetan. Sehingga membuat So Myung harus pulang terlambat. Bahkan senja sudah tenggelam So Myung baru saja sampai di rumahnya. Dan ketika ia memasuki halaman rumahnya yang tidak terlalu luas itu ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang tengah berdiri membelakangi dirinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sunset is Love   Episode 47

    "Kenapa Dia berjalan kesini? Mau apa Dia sebenarnya?" tanya Jun Hwan.Ji Tae yang berjalan menuju ke rumah So Myung mendapatkan sambutan tidak baik dari Jun Hwan, karena ia merasa cemburu atas kehediran Ji Tae. Begitupun dengan Ji Tae sendiri yang tidak suka dengan kehadiran Jun Hwan yang sudah berada di depan rumah So Myung. Namun, keduanya bersikap profesional saja, meskioun tidak ada sikap baik diantara mereka."Kamu ada di sini ternyata. Di mana So Myung?" tanya Ji Tae."Ada di dalam, tunggu saja!" jawab Jun Hwan singkat.Keduanya pun berdiri di depan pintu sembari menatap lautan yang luas yang daoat mereka jangkau dari pandangan mereka. Dan tidak lama kemudian So Myung pun keluar dari dalam rumah itu. Dan kehadiran Ji Tae telah mengejutkan So Myung ketika So Myung baru membuka pintu rumahnya."Yeah Ji Tae? Oh ma'af, maksud saya Dokter Ji Tae. Anda datang

  • Sunset is Love   Episode 46

    "Apakah kamu marah kepadaku?" tanya Jun Hwan kepada So Myung yang masih duduk disampingnya."Tidak. Buat apa aku marah kepadamu? Akh sudahlah, jangan membahas hal yang membuat pikiranku terasa penat. Aku hanya butuh ketenangan pikiran, jiwa dan batin. Jadi, biarkan aku tertidur di pangkuanmu sejenak. Ok!" So Myung pun merebahkan tubuhnya di atas pasir sembari meletakkan kepalanya dipangkuan Jun Hwan.So Myung memejamkan kedua maniknya. Begitupun dengan Jun Hwan yang membiarkan So Myung merasakan ketenangan setelah banyak hal yang sudah dilaluinya. Dan hanya ada angin malam yang membuat udara malam menjadi terasa begitu dingin. Serta suara gemuruh ombak yang mengalun dan terombang-ambing."Kehidupan yang terasa begitu sulit, terkadang membuatku ingin berhenti di titik yang sama. Namun, aku sadar bahwa aku tidak akan selamanya berhenti dan mengurung diri. Masih ada banyak hal yang harus aku lalui, seperti mal

  • Sunset is Love   Episode 45

    "Ayah, please hear me!" teriak So Myung memanggil Pak Park.Setelah mendengarkan semua perkataan So Myung, Pak Park berjalan melintas dihadapan So Myung begitu saja tanpa melontarkan kata-kata, meskipun So Myung sudah berteriak memanggil namanya. Sehingga So Myung merasa marah dan kesal terhadap Pak Park. Namun So Myung hanya menatap Pak Park yang berjalan membelakanginya."Untuk kalian, segera kembali pulang ke Negara kalian sekarang!" Pak Park memerintahkan Do Myung dan pasukan yang lain untuk segera kembali ke Korea Utara."Tidak. Aku tidak akan kembali pulang sebelum memakamkan Ibuku. Terserah Ayah mau apa, yang pasti aku tidak akan pulang." Do Myung menolak perintah dari Perwira dan menyandang sebagai Ayahnya."Lakukan semua perintah! Jika tidak, maka aku akan akan pernah menganggapmu sebagai putraku. Dan ajak adikmu!" Pak Park membarikan ancaman kepada Do Myung. Yang membuat Do Myung tidak bisa

  • Sunset is Love   Episode 44

    Itulah perjuangan seorang Tentara. Menyerahkan seluruh jiwa mereka demi perdamaian, melindungi dan menyelamatkan masyarakat serta demi keutuhan Negerinya. Begitupun dengan sosok lelaki yang gagah seperti Jun Hwan. Yang menyerahkan jiwanya demi menyelamatkan seorang ibu paru baya yang memang sedang membutuhkan bantuannya."Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Tentara itu? Dan bagaimana caranya untuk mencari bantuan?" tanya seorang ibu dalam hati.Ibu itu masih kebingungan untuk menyelamatkan Jun Hwan yang masih tidak sadarkan diri. Dan ketika gempa susulan kembali mengguncang kota Geoungju, tembok yang awalnya masih berdiri tegak, kini telah roboh dan menimbun korban, di mana korban itu adalah ibu paru baya yang hendak diselamatkan oleh Jun Hwan."Huft, aw!" rintih Jun Hwan,Perlahan Jun Hwan membuka kedua matanya, lalu mencoba untuk memanggil bantuan agar dapat membantunya dan juga mengeluarkan ibu

  • Sunset is Love   Episode 43

    Tentara pasukan khusus Korea Selatan telah tiba di lokasi. Begitupun dengan Jun Hwan yang memberi aba-aba setiba di sana. Dan setelah itu pasukan yang lain pun menyebar untuk menyelamatkan korban yang mengalami luka berat maupun kecil."Siapakan peralatan semuanya! Jangan lupa untuk kalian memakai helm kalian!" Jun Hwan memberikan perintah kepada pasukannya.Setelah itu semua menyebar. Sedangkan sang Kapten, yang tak lain adalah Jun Hwan, Ia masih berdiri di tenda memantau keadaan kota Geoungju dengan alat yang sudah disiapkan, sekaligus menunggu kedatangan Tim Medis dari Rumah Sakit Haesung."Lebih baik kita menuju tenda yang didirikan di sana. Mungkin itu adalah tenda tentara pasukan." Ajak Young kepada tim medis lainnya.Setiba di tempat lokasi, Young dan tim medis yang lainnya segera menuju ke tempat Jun Hwan tengah menanti kedatangan mereka. Dan setelah berada di tenda itu, Jun Hwan merasa

  • Sunset is Love   Episode 42

    "Aku tidak menyangka bahwa So Myung bisa melakukan hal setega itu. Dan jika Dia kembali nanti, aku akan minta perhitungan dengannya." Gerutu Young dengan kesal.Jun Hwan yang melihat Young sedang menggerutu sendirian, akhirnya melontarkan pertanyaan untuk memastikan apa yang sudah terjadi terhadap adiknya itu. Namun Young menjawab pertanyaan Jun Hwan dengan nada yang masih tinggi."Young, ada apa denganmu?" Tanya Jun Hwan memastikan."Aku merasa kesal, bahkan ingin rasanya aku mencabik-cabik rambutnya dan juga bibirnya itu. Akh sudahlah, jangan bahas itu!" Jawab Young kemudian.Suasana pun berubah menjadi memanas. Untung saja ada Min Suk yang masuk ke dalam ruangan itu dan meredam suasana hati Young terbakar karena masih mengingat apa yang dilakukan So Myung terhadap dirinya."Jun Hwan, ada dengannya?" Tanya Min Suk kepada Jun Hwan.Sedangkan Jun Hwan hanya m

  • Sunset is Love   Episode 41

    "Ma'afkan aku Jun Hwan, karena aku harus pergi sekarang juga. Agar aku bisa menyelesaikan semua urusanku di sini dengan Pak Oh. Dan ini sudah tiba saatnya kamu dan yang lain mengenalku siapa aku sebenarnya." Ucap So Myung kwpada Jun Hwan. Namun Jun Hwan masih tertidur di atas branker.Dan sebelum matahari terbit serta memancarkan cahanya dengan sempurna, So Myung pergi dari ruangan Jun Hwan. Bahkan So Myung meninggalkan rumah sakit Haesung, lalu So Myung melajukan mobilnya untuk kembali pulang.Dengan penuh kemantapan akhirnya So Myung memutuskan untuk menjadi dirinya sendiri. Kembali bertugas seperti apa yang dulu menjadi pekerjaannya. Kini So Myung pun sampai di rumahnya. Dan setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung menuju ke kamarnya. Lalu ia segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.*****Cahaya matahari sudah terpancar dengan sempurna. Sehingga membuat kedua mata Jun Hwan

  • Sunset is Love   Episode 40

    Do Myung didorong di atas branker rumah sakit Haesung dan menuju ke depan rumah sakit untuk segera dipindahkan ke negaranya, Korea Utara. Dan sebelum Do Myung dimasukkan ke dalam mobil, tiba-tiba So Myung berlari dan menghampiri Do Myung. Lalu So Myung berkata kepada Do Myung, "Aku akan kembali, tapi setelah urusanku di sini selesai." Ucap So Myung, lalu memberikan hormat kepada Do Myung."Akan ku tunggu kehadiranmu kembali, So Myung," balas Do Myung singkat. Lalu membalas hormat yang diberikan So Myung, selayaknya kapten membalas hormat pasukannya.Setelah itu tangan mereka masing-masing diturunkan. Dan Do Myung kembali dimasukkan ke dalam mobil yang menjemputnya. Sedangkan So Myung, ia menatap mobil yang membawa Do Myung tanpa berkedip sama sekali. Bahkan ketika mobil itu sudah tidak lagi dijangkau dalam pandangannya matanya, So Myung masih menatap ke arah ujung jalan kota."Mungkin sudah saat aku harus kembali,

  • Sunset is Love   Episode 39

    "Awalnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Namun ketika di pertengahan acara, tiba-tiba pemerintah Korea Utara berhianat. Lalu meminta orang kepercayaannya untuk menyerang secara tiba-tiba. Dan Kapten dari pasukan tentara khusus Korea Utara menolongku dari tembakan itu. Meskipun begitu, aku membantu menghentikan aksi penembakan itu. Dan akhirnya, perjuanagan aku dan Kapten Do Myung berakhir seperti ini." Jawab Jun Hwan menjelaskan."Sudah ku duga akan menjadi seperti ini," ucap So Myung dalam hati.So Myung sejenak mengarahkan pandangannya ke tirai yang membatasi Jun Hwan dan Do Myung. Setelah itu, So Myung menghembuskan nafas beratnya secara kasar. Sejenak So Myung menundukkan kepalanya. Dan tidak lama kemudian So Myung berkata kepada Jun Hwan."Aku harus pergi sebentar! Jadi, kamu jangan berani-beraninya untuk bergerak sedetik pun. Karena aku tidak mengijinkan kamu untuk melakukan hal itu." Ucap

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status