Share

Episode 7

Satu pekan telah berlalu dengan begitu cepat. Dan pagi ini semua dokter bedah jantung harus bersiap untuk segera melangsungkan operasi besar perwira yang sudah beberapa hari lalu disiapkan. So Myung yang memimpin jalannya operasi besar itu telah berangkat lebih awal dan mempersiapkan beberapa peralatan yang akan dibutuhkan nanti. 

"Hai So Myung, aku harap kamu bisa menjadi dokter yang mampu diandalkan. Jika tidak, kamu akan menjalani hukuman dari pimpinan rumah sakit,"  kata Ji Tae yang seolah mengancam So Myung.

So Myung yang mendengar ucapan Ji Tae seketika ia mendengus kesal. Lalu ia melontarkan kata yang membuat Ji Tae hanya membungkam mulutnya, "Anda tidak perlu takut Dokter senior, karena saya akan melakukan yang terbaik dalam operasi ini. Dan lagipula saya bukanlah Dokter yang seperti Anda, Dokter pecundang."

Setelah mengatakan hal itu kepada Ji Tae, So Myung meninggalkan Ji Tae yang masih berdiri mematung di dalam ruangan So Myung. Sedangkan So Myung, ia segera menuju ke ruangan khusus untuk membrifing operasi nanti. Dan sebentar lagi perwira akan datang ke rumah sakit.

"Saya harap kita semua bisa bekerjasama demi kelancaran jalannya operasi sang perwira. Jangan pernah ragu untuk melakukan apapun."  Pinta So Myung kepada yang lain.

Semua tim mengangguk pelan dan mengiyakan apa yang dikatakan So Myung. Dan tidak lama kemudian perwira datang yang dikawal beberapa tentara. Sebelum operasi dijalankan perwira ingin bertemu dengan So Myung terlebih dahulu. 

"Apakah Anda yang bernama Dokter So Myung?" Tanya perwira memastikan.

"Iya Pak, saya Dokter So Myung," jawab So Myung dengan pasti.

"Baiklah, saya serahkan operasi jantung saya di tangan Anda, Dokter. Dan saya sangat berharap Anda bisa menyelamatkan jantung saya."  Perwira menatap So Myung dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.

"Baik, Pak!" So Myung mengangguk pelan untuk meyakinkan sang perwira.

Setelah pertemuan singkat antara So Myung dengan sang perwira, kini operasi akan segera berjalan. Sang perwira sebelumnya diminta untuk berpuasa dan meminum obat yang sudah diberikan oleh So Myung. Lalu, pakaian sang perwira pun telah berganti. Begitupun dengan tim medis yang akan menjalankan operasi besar sang perwira.

Masuklah So Myung ke dalam ruang operasi denfan seragam birunya dan sebuah kain yang menutupi rambutnya selayaknya sebuah topi. Dan di luar ruangan operasi pun telah dijaga dengan begitu ketat oleh tentara yang berpakaian hitam di seluruh badannya. Yang membuat semua orang merasa takut atas penampilan mereka.

"Permisi Pak, saya akan memberitahukan bahwa operasi akan segera kami lakukan. Tapi sebelumnya apakah ada yang ingin Bapak katakan kepada kami atau sampaikan kepada kami?"  Tanya So Myung memastikan.

"Tidak ada. lakukan saja operasi jantung ini, karena saya merasa sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya," jawab sang perwira.

"Baiklah Pak! Namun sebelumnya saya akan memberikan obat bius kepada Bapak,"  kata So Myung seraya memberikan suntikan obat bius kepada perwira. Dan setelah perwira mulai tidak sadar operasi pun segera dilakukan.

Lampu operasi pun telah dinyalakan. Dan beberapa alat yang di perlukan sudah disiapkan dengan benar seperti, patient monitor, electrosurgical unit, defibrilator, operating table, suction pump dan yang lainnya. Dan sebelum operasi berjalan So Myung menganggukkan opelan kepalanya dan seolah ia memberikan sebuah aba-aba bahwa operasi bisa dimulai.

"Scalpel."

So Myung meminta sebuah scalpel kepada asisten operasi. Begitupun dengan asisten dokter yang memberikan apa yang dibutuhkan dan diminta oleha dokter. Dan bagian anestasi juga sangat dipantau oleh dokter Young. Semua tim bekerjasama dengan sangat keras. Bahkan semuanya terlihat begitu tegang karena sebelumnya mereka tidak pernah melakukan operasi besar itu. Namun mereka juga bekerja untuk hasil yang baik bagi pasien mereka nanti.

Semua alat dipakai sesuai dengan urutan. Dan kali ini So Myung meminta asistennya untuk menyedot cairan yang berlebih dari tubuh pasien dengan alat yang di namakan suction pump. Dan defibrilator selalu dipantau dengan teliti. Setelah itu So Myung membutuhkan alat yang di namakan pinset untuk membenarkan kembali jantung sang perwira. Lalu So Myung meminta dokter anestasi untuk mencoba mengaktifkan kembali denyut jantung perwira.

Setelah bersusah payah dan bahkan rasa panik sejenak menyelimuti mereka para tim medis, kini akhirnya jantung perwira telah berdetak kembali. Namun operasi masih berjalan dan tidak berhenti di detik itu. Dada yang telah dibelah dengan scalpel kini dijahit kembali dengan rapi.

"Gunting."  Pinta So Myung kepada asistennya untuk menggunting benang dalam proses penjahitan. Dan setelah itu So Myung meminta kembali untuk segera disiapkan sebuah kassa dan perban serta gunting yang berbeda dengan gunting yang diminta So Myung tadi.

Dan beberapa menit kemudian lampu operasi telah dimatikan. Dan itu menandakan bahwa operasi telah berakhir. Nafas lega telah dihembuskan oleh semua tim medis. Karena operasi telah berjalan sesuai dengan harapan mereka semua. Dan ketegangan yang menyelimuti mereka kini telah sirna. 

"Huh, akhirnya selesai juga operasi bwsar ini,"  ucap dokter lain.

"Ya, kerja bagus hari ini untuk kita semua." Balas So Myung kemudian dengan nada yang datar.

Lalu So Myung keluar terlebih dahulu dari dalam ruang operasi. Langkah santai telah dilakukan oleh So Myung. Bahkan ketika berada di luar pintu ruangan So Myung tidak terlalu menganggap bahwa beberapa penjaga telah menjaga tim medis sedari tadi. Sikap acuh dan dingin kembali singgah di dalam diri So Myung.

"Dasar Dokter yang berhati dingin,"  ucap Dokter Young dalam hati.

Dokter Young merasa tidak habis pikir dengan So Myung yang memiliki sikap dingin terhadap siapapun. Hanya sejenak senyum yang diberikan So Myung ketika tim medis baru usai menjalankan operasi besar. Dan setelah itu senyuman itu sirna dan hanya sikap dingin yang kembali singgah di dalam diri So Myung.

Perwira kini telah dipindahkan di dalam ruangan rawat inap yang berkualitas. Karena perwira harus menjalani perawatan dalam pemulihan jantung. Sehingga perlu ruangan yang berkualitas untuk perwira beristirahat selama di rumah sakit itu.

"Kerja yang bagus untuk kalian semua. Saya bangga dengan hasil kerja keras kalian terutama, Dokter So Myung."  Puji pemimpin rumah sakit.

Semua tim medis tersenyum bangga terkecuali So Myung yang hanya menganggukkan pelan kepalanya. Dan pertemuan sejenak antara tim medis dengan pemimpin rumah sakit kini telah usai. Setelah itu So Myung kembali ke ruangannya. Begitupun dengan dokter lain melakukan hal yang sama sepeeti yang dilakukan So Myung.

Hari begitu cepat berlalu. Begitupun dengan pertemuan singkat So Myung dengan Jun Hwan yang kini belum ada kabar tentang kepergian Jun Hwan. Namun So Myung tidak terlalu mengharaokan kehadiran Jun Hwan kembali dalam hidupnya. Karena terauma yang selalu menghantui So Myung, membuatnya tidak percaya kembali akan cinta.

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Dimana jam kerja So Myung sudah berakhir. Kini So Myung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Karena kebetulan di sore itu jalanan kota mengalami kemacetan. Sehingga membuat So Myung harus pulang terlambat. Bahkan senja sudah tenggelam So Myung baru saja sampai di rumahnya. Dan ketika ia memasuki halaman rumahnya yang tidak terlalu luas itu ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang tengah berdiri membelakangi dirinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status