Share

5. SIAPA KAU?!

Teriakan dan pukulan Dokter Virgolin di punggung tak berarti apa-apa bagi Pangeran Pisceso. Bahkan dengan ringannya seakan sedang membawa kapas, Pangeran Pisceso melanjutkan langkahnya ke luar dari ruang pameran. 

"Orang ini gila!" Security bernama Dodo menghadang langkah Pangeran Pisceso.

Detik berikutnya terdengar suara sirine dari mobil polisi. 

Wiiw! Wiiw! Wiiw!

"Polisi sudah datang!" 

Dodo tersenyum kemenangan, bala bantuan sudah datang.

"Hai! Bocah tengil! Lepaskan Dokter Virgolin!" teriak Rio marah melihat wanita pujaannya berada di atas bahu pria lain.

Satu per satu, polisi dengan perlengkapan lengkap layaknya akan menangkap seorang teroris kelas kakap langsung masuk ke dalam gedung pameran. 

Pangeran Pisceso semakin memasang kewaspadaan penuh. Tubuh Dokter Virgolin dipegangnya erat. Begitu juga dengan pedang yang ada di tangan, semakin digenggam dengan kuat.

"Turunkan senjatamu!" 

Satu polisi yang bertindak sebagai komandan, langsung memberikan perintah sambil mengarahkan senjata laras panjang pada Pangeran Pisceso dari jarak dua meter.

Pangeran Pisceso menatap tajam orang yang baru saja bicara. "Orang-orang di sini sungguh aneh. Benda apa yang ada di tangannya itu?!" bisik hati kecilnya.

"Lepaskan wanita itu dan angkat tanganmu!" tegas komandan polisi memberikan perintah pada Pangeran Pisceso.

Dokter Virgolin kembali memberontak, dipukulnya punggung Pangeran Pisceso berulang-ulang. "Lepaskan aku!"

Satu per satu polisi mengepung, mengelilingi Pangeran Pisceso dengan senjata laras panjang terarah kepadanya. Wajah mereka semua memakai penutup kepala warna hitam lengkap dengan pakaian anti peluru.

"Dalam hitungan ketiga, serahkan wanita itu!" Komandan polisi kembali memberi perintah. 

"Satu!"

"Dua!"

Belum sampai pada hitungan ketiga. Pangeran Pisceso memasukkan pedang kesayangannya ke dalam sarung pedang.

DOOR!

Satu peluru melesat ke luar dari senjata laras panjang milik komandan. 

Bukan Pangeran Pisceso namanya, putra mahkota dari kerajaan Voresham jika tidak bisa menghindari peluru. Hanya dengan menggeser tubuhnya sedikit, peluru melesat entah ke mana.

Dodo dan Bowo, security yang berdiri tak jauh dari Pangeran Pisceso terbelalak kaget melihat Pangeran Pisceso bisa menghindari peluru yang melesat bagai kilat.

"Astaga! Hebat sekali orang ini!" puji Dodo dengan mulut ternganga. "Ilmu apa yang dia miliki?!" 

"Jangan-jangan orang ini bukan manusia!" 

"Bisa jadi!" seru Dodo. "Cara berpakaiannya saja aneh!"

"Jangan-jangan orang ini dari planet lain!" 

"Hah?! Planet lain?!"

Dodo dan Bowo malah ribut berdebat mempermasalahkan tentang Pangeran Pisceso berasal darimana.

Sementara itu, Pangeran Pisceso tiba-tiba mengeluarkan ilmu tenaga dalamnya yang selama ini selalu disimpannya kecuali jika saat-saat darurat seperti keadaan yang sekarang sedang dihadapinya.

"Hai! Lihat itu!" 

Tangan Pangeran Pisceso mengeluarkan cahaya putih kemerahan lalu tiba-tiba.

Wuush!

Cahaya dalam tangannya melebar dan berhembus bagai angin menyapu sekeliling. Tentu saja semua orang yang berada dekat dengan Pangeran Pisceso berdiri, terlempar ke belakang.

Praang! Praang!

Kaca-kaca jendela tak luput dari hembusan cahaya yang ke luar dari tangan Pangeran Pisceso. Pecah, berhamburan ke lantai menimbulkan suara bising di setiap tempat dalam gedung.

"Astaga!" 

Komandan Polisi dibuat kaget, tubuhnya yang tinggi besar tak luput dari hembusan cahaya, terjungkal ke belakang dengan senjata api laras panjang miliknya terlempar jauh.

Melihat semua orang jatuh, tergeletak di lantai tak berdaya. Pangeran Pisceso segera angkat kaki dengan membawa Dokter Virgolin di bahunya meninggalkan gedung yang kini bagai kapal pecah akibat dari tenaga dalam yang telah dikeluarkannya.

"Aww!" Tubuh Dokter Virgolin jatuh ke tanah ketika Pangeran Pisceso dengan kasar menurunkan Dokter Virgolin tak jauh dari pintu cahaya langit yang hampir tertutup.

"Maaf," ucap Pangeran Pisceso.

"Aduh," rengek Dokter Virgolin merasakan pantatnya sakit mencium tanah. 

Pangeran Pisceso melihat pintu cahaya langit mulai mengecil. "Kita harus segera pergi!" Tangan besarnya kembali mencengkeram pergelangan tangan Dokter Virgolin.

"Aww!" 

"Kita harus segera pergi!" ajak Pangeran Pisceso. "Pintu cahaya langit sebentar lagi akan tertutup."

"Hah?!" Dokter Virgolin bingung dengan apa yang sedang diucapkan Pangeran Pisceso. "Lepaskan! Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan! Pintu langit apa?!"

"Aku akan jelaskan," Pangeran Pisceso melepaskan cengkeraman tangannya. 

Satu per satu cerita mengalir dari bibir Pangeran Pisceso, mulai dari perjalanannya bersama kedua orangtuanya sampai berada di dunia yang sekarang sedang dipijaknya.

Dokter Virgolin melihat Pangeran Pisceso dari atas sampai bawah. Apa yang diceritakannya sungguh tak masuk akal. "Apa orang ini gila? Dia seorang pangeran?! Dunia lain? Ya Tuhan, aku sedang bermimpi atau apa?!" Dokter Virgolin bicara sendiri dalam hati, diakhiri dengan menepuk pipinya sendiri berharap semua itu adalah mimpi.

"Kamu tidak sedang bermimpi." Pangeran Pisceso seakan mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan Dokter Virgolin. "Lihatlah itu!" tunjuknya kemudian. 

"Apa itu?!" tanya Dokter Virgolin, baru menyadari ada cahaya.

"Itu yang aku ceritakan tadi. Pintu cahaya langit yang akan membawa kita ke duniaku," jawab Pangeran Pisceso.

"Hah? Kita?!" Dokter Virgolin menolak. "Tidak, tidak! Aku tidak mau!" Dengan cepat segera berlari sambil memegang tas tangan erat yang tak lepas dari tadi.

Pangeran Pisceso menghela napas melihat Dokter Virgolin berlari lalu kemudian hanya dengan satu hentakan saja ke tanah, tubuhnya telah melesat dan berdiri menghadang Dokter Virgolin.

"Astaga?!" Dokter Virgolin kaget, Pangeran Pisceso telah berdiri menjulang di depannya. 

"Aku sudah menceritakan semuanya padamu, tapi kamu malah pergi. Di mana jiwa kepedulianmu sebagai seorang tabib yang tugasnya menyelamatkan nyawa manusia?!"

"Apa kau bilang?!" Dokter Virgolin tersinggung Pangeran Pisceso menyinggung profesinya.

"Jangan-jangan, aku yang salah telah membawamu."

"Heh, pangeran kesiangan! Aku ini memang seorang dokter! Dokter kecantikan, bukan dokter seperti apa yang kamu inginkan. Jika ibumu itu sedang sekarat, cari Dokter yang lebih hebat dariku!" sewot Dokter Virgolin menatap tajam Pangeran Pisceso.

Sreet! Sreet!

Tiba-tiba pintu langit mengeluarkan pijaran cahaya ke sekelilingnya dibarengi dengan angin yang terasa semakin kencang.

"Gawat! Pintu cahaya langit sepertinya akan tertutup kembali?" seru Pangeran Pisceso.

Dokter Virgolin ketakutan melihat apa yang sedang dilihatnya, segera berlari menghindari angin.

Tanpa membuang waktu, Pangeran Pisceso menarik tangan Dokter Virgolin. "Maafkan aku. Aku bersumpah atas nama Pangeran dan kerajaanku, akan mengembalikan mu ke dunia ini lagi setelah kamu selesai menyembuhkan ibunda ratu!" 

"No! Lepaskan aku! Aku tidak mau ikut denganmu!" Jerit Dokter Virgolin ketika tangannya ditarik mendekati pintu cahaya langit.

Jeritan, teriakan dan penolakan yang dilakukan Dokter Virgolin tak mempengaruhi apapun pada Pangeran Pisceso Helios. Langkah kakinya begitu tegas masuk ke pintu cahaya langit membawa Dokter Virgolin ke dunianya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status