Teriakan dan pukulan Dokter Virgolin di punggung tak berarti apa-apa bagi Pangeran Pisceso. Bahkan dengan ringannya seakan sedang membawa kapas, Pangeran Pisceso melanjutkan langkahnya ke luar dari ruang pameran.
"Orang ini gila!" Security bernama Dodo menghadang langkah Pangeran Pisceso.Detik berikutnya terdengar suara sirine dari mobil polisi. Wiiw! Wiiw! Wiiw!"Polisi sudah datang!" Dodo tersenyum kemenangan, bala bantuan sudah datang."Hai! Bocah tengil! Lepaskan Dokter Virgolin!" teriak Rio marah melihat wanita pujaannya berada di atas bahu pria lain.Satu per satu, polisi dengan perlengkapan lengkap layaknya akan menangkap seorang teroris kelas kakap langsung masuk ke dalam gedung pameran. Pangeran Pisceso semakin memasang kewaspadaan penuh. Tubuh Dokter Virgolin dipegangnya erat. Begitu juga dengan pedang yang ada di tangan, semakin digenggam dengan kuat."Turunkan senjatamu!" Satu polisi yang bertindak sebagai komandan, langsung memberikan perintah sambil mengarahkan senjata laras panjang pada Pangeran Pisceso dari jarak dua meter.Pangeran Pisceso menatap tajam orang yang baru saja bicara. "Orang-orang di sini sungguh aneh. Benda apa yang ada di tangannya itu?!" bisik hati kecilnya."Lepaskan wanita itu dan angkat tanganmu!" tegas komandan polisi memberikan perintah pada Pangeran Pisceso.Dokter Virgolin kembali memberontak, dipukulnya punggung Pangeran Pisceso berulang-ulang. "Lepaskan aku!"Satu per satu polisi mengepung, mengelilingi Pangeran Pisceso dengan senjata laras panjang terarah kepadanya. Wajah mereka semua memakai penutup kepala warna hitam lengkap dengan pakaian anti peluru."Dalam hitungan ketiga, serahkan wanita itu!" Komandan polisi kembali memberi perintah. "Satu!""Dua!"Belum sampai pada hitungan ketiga. Pangeran Pisceso memasukkan pedang kesayangannya ke dalam sarung pedang.DOOR!Satu peluru melesat ke luar dari senjata laras panjang milik komandan. Bukan Pangeran Pisceso namanya, putra mahkota dari kerajaan Voresham jika tidak bisa menghindari peluru. Hanya dengan menggeser tubuhnya sedikit, peluru melesat entah ke mana.Dodo dan Bowo, security yang berdiri tak jauh dari Pangeran Pisceso terbelalak kaget melihat Pangeran Pisceso bisa menghindari peluru yang melesat bagai kilat."Astaga! Hebat sekali orang ini!" puji Dodo dengan mulut ternganga. "Ilmu apa yang dia miliki?!" "Jangan-jangan orang ini bukan manusia!" "Bisa jadi!" seru Dodo. "Cara berpakaiannya saja aneh!""Jangan-jangan orang ini dari planet lain!" "Hah?! Planet lain?!"Dodo dan Bowo malah ribut berdebat mempermasalahkan tentang Pangeran Pisceso berasal darimana.Sementara itu, Pangeran Pisceso tiba-tiba mengeluarkan ilmu tenaga dalamnya yang selama ini selalu disimpannya kecuali jika saat-saat darurat seperti keadaan yang sekarang sedang dihadapinya."Hai! Lihat itu!" Tangan Pangeran Pisceso mengeluarkan cahaya putih kemerahan lalu tiba-tiba.Wuush!Cahaya dalam tangannya melebar dan berhembus bagai angin menyapu sekeliling. Tentu saja semua orang yang berada dekat dengan Pangeran Pisceso berdiri, terlempar ke belakang.Praang! Praang!Kaca-kaca jendela tak luput dari hembusan cahaya yang ke luar dari tangan Pangeran Pisceso. Pecah, berhamburan ke lantai menimbulkan suara bising di setiap tempat dalam gedung."Astaga!" Komandan Polisi dibuat kaget, tubuhnya yang tinggi besar tak luput dari hembusan cahaya, terjungkal ke belakang dengan senjata api laras panjang miliknya terlempar jauh.Melihat semua orang jatuh, tergeletak di lantai tak berdaya. Pangeran Pisceso segera angkat kaki dengan membawa Dokter Virgolin di bahunya meninggalkan gedung yang kini bagai kapal pecah akibat dari tenaga dalam yang telah dikeluarkannya."Aww!" Tubuh Dokter Virgolin jatuh ke tanah ketika Pangeran Pisceso dengan kasar menurunkan Dokter Virgolin tak jauh dari pintu cahaya langit yang hampir tertutup."Maaf," ucap Pangeran Pisceso."Aduh," rengek Dokter Virgolin merasakan pantatnya sakit mencium tanah. Pangeran Pisceso melihat pintu cahaya langit mulai mengecil. "Kita harus segera pergi!" Tangan besarnya kembali mencengkeram pergelangan tangan Dokter Virgolin."Aww!" "Kita harus segera pergi!" ajak Pangeran Pisceso. "Pintu cahaya langit sebentar lagi akan tertutup.""Hah?!" Dokter Virgolin bingung dengan apa yang sedang diucapkan Pangeran Pisceso. "Lepaskan! Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan! Pintu langit apa?!""Aku akan jelaskan," Pangeran Pisceso melepaskan cengkeraman tangannya. Satu per satu cerita mengalir dari bibir Pangeran Pisceso, mulai dari perjalanannya bersama kedua orangtuanya sampai berada di dunia yang sekarang sedang dipijaknya.Dokter Virgolin melihat Pangeran Pisceso dari atas sampai bawah. Apa yang diceritakannya sungguh tak masuk akal. "Apa orang ini gila? Dia seorang pangeran?! Dunia lain? Ya Tuhan, aku sedang bermimpi atau apa?!" Dokter Virgolin bicara sendiri dalam hati, diakhiri dengan menepuk pipinya sendiri berharap semua itu adalah mimpi."Kamu tidak sedang bermimpi." Pangeran Pisceso seakan mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan Dokter Virgolin. "Lihatlah itu!" tunjuknya kemudian. "Apa itu?!" tanya Dokter Virgolin, baru menyadari ada cahaya."Itu yang aku ceritakan tadi. Pintu cahaya langit yang akan membawa kita ke duniaku," jawab Pangeran Pisceso."Hah? Kita?!" Dokter Virgolin menolak. "Tidak, tidak! Aku tidak mau!" Dengan cepat segera berlari sambil memegang tas tangan erat yang tak lepas dari tadi.Pangeran Pisceso menghela napas melihat Dokter Virgolin berlari lalu kemudian hanya dengan satu hentakan saja ke tanah, tubuhnya telah melesat dan berdiri menghadang Dokter Virgolin."Astaga?!" Dokter Virgolin kaget, Pangeran Pisceso telah berdiri menjulang di depannya. "Aku sudah menceritakan semuanya padamu, tapi kamu malah pergi. Di mana jiwa kepedulianmu sebagai seorang tabib yang tugasnya menyelamatkan nyawa manusia?!""Apa kau bilang?!" Dokter Virgolin tersinggung Pangeran Pisceso menyinggung profesinya."Jangan-jangan, aku yang salah telah membawamu.""Heh, pangeran kesiangan! Aku ini memang seorang dokter! Dokter kecantikan, bukan dokter seperti apa yang kamu inginkan. Jika ibumu itu sedang sekarat, cari Dokter yang lebih hebat dariku!" sewot Dokter Virgolin menatap tajam Pangeran Pisceso.Sreet! Sreet!Tiba-tiba pintu langit mengeluarkan pijaran cahaya ke sekelilingnya dibarengi dengan angin yang terasa semakin kencang."Gawat! Pintu cahaya langit sepertinya akan tertutup kembali?" seru Pangeran Pisceso.Dokter Virgolin ketakutan melihat apa yang sedang dilihatnya, segera berlari menghindari angin.Tanpa membuang waktu, Pangeran Pisceso menarik tangan Dokter Virgolin. "Maafkan aku. Aku bersumpah atas nama Pangeran dan kerajaanku, akan mengembalikan mu ke dunia ini lagi setelah kamu selesai menyembuhkan ibunda ratu!" "No! Lepaskan aku! Aku tidak mau ikut denganmu!" Jerit Dokter Virgolin ketika tangannya ditarik mendekati pintu cahaya langit.Jeritan, teriakan dan penolakan yang dilakukan Dokter Virgolin tak mempengaruhi apapun pada Pangeran Pisceso Helios. Langkah kakinya begitu tegas masuk ke pintu cahaya langit membawa Dokter Virgolin ke dunianya.Disisi lain, raja dan Tabib Cole begitu cemas melihat pintu cahaya langit tak kunjung memunculkan kembali putra mahkota penerus Kerajaan Voresham. "Bagaimana ini? Sampai kapan kita akan menunggu seperti ini?!" tanya raja gusar.Tabib Cole hanya diam, tatapannya jatuh menatap tanah. Garis kebingungan tersirat jelas di wajahnya.Jenderal Axel, prajurit tangguh. Kebanggaan dan kepercayaan raja menawarkan diri untuk menyusul Pangeran Pisceso pergi ke dunia lain."Jangan!" larang Tabib Cole. Raja dan semua orang menatap bingung pada Tabib Cole."Apa maksudmu?!" tanya Jenderal Axel dengan suara beratnya.Tabib Cole pun menjelaskan, jika masuk ke pintu cahaya langit takutnya tidak akan sama dengan dunia lain yang sekarang sedang didatangi Pangeran Pisceso karena pintu cahaya langit tersebut terhubung dengan beberapa dunia lain. "Kau jangan mempermainkan ku!" bentak raja marah. "Ampun! Ampun Yang Mulia!" Tabib Cole langsung menundukkan wajah."Kenapa tidak mengatakannya dari tadi, hah?!"
"Apa kau tak mengerti dengan apa yang sudah ku jelaskan tadi?!" tanya Pangeran Pisceso. "Aku akan mengantarmu pulang kalau kau sudah menyembuhkan ibunda ratu! Itu janjiku sebagai Putra Mahkota Kerajaan Voresham!"Dokter Virgolin menepuk jidatnya sendiri. "Ya Tuhan. Aku sedang berhadapan dengan orang-orang apa ini?!" Tapi tak lama kemudian, Dokter Virgolin bersorak kencang membuat semua orang mengernyitkan kening heran. "Aku tahu! Aku tahu! Kalian sedang syuting kan?!""Syuting?!" Dokter Virgolin mengangguk. "Iya, syuting drama kolosal. Kenapa tidak bilang dari tadi?! Aku hampir dibuat gila oleh kalian. Good! Good! Akting kalian sangat bagus!" Dokter Virgolin mengacungkan kedua jempolnya. Semua orang saling berpandangan satu sama lain. Tidak tahu dan tidak mengerti apa yang dikatakan tabib agung nan sakti dari dunia lain.Melihat semua orang hanya menatap heran, Dokter Virgolin menghentikan orasinya. "Apa ada yang salah?" "Hentikan tingkah konyolmu itu!" bisik Pangeran Pisceso.Tabi
Dokter Virgolin dibantu Tabib Cole dan anak muridnya mulai melakukan operasi ringan. Dengan pengarahan yang diberikan Dokter Virgolin, operasi akhirnya berhasil. "Selesai!" Dokter Virgolin menarik napas panjang setelah jahitan terakhir untuk menutup luka sayatan berhasil dilakukan.Raja dan Pangeran Pisceso langsung datang mendekat untuk melihat keadaan Ratu Eleanor."Kenapa ibuku belum sadar?!" tanya Pangeran Pisceso penuh kecurigaan. Dokter Virgolin menghela napas sebelum menjawab. "Kamu pikir, setelah ibumu selesai aku jahit lukanya, beliau ini akan langsung sadar dan sembuh?! Yang benar saja!""Yang Mulia, jangan khawatir. Yang Mulia Ratu akan segera sadar kembali dan sembuh seperti semula," ucap Tabib Cole. "Kalian ini aneh! Luka yang dialami oleh ratu kalian itu sangat membahayakan nyawanya, masih untung ratu kalian bisa bertahan sampai sejauh ini. Sabarlah, tunggu beberapa saat lagi, ratu kalian akan tersadar dari tidur panjangnya itu!" Dokter Virgolin kemudian berdiri. "Tug
Dokter Virgolin tercengang, apa yang barusan dilakukannya sangat diluar nalar. Tangan yang memegang belati langsung dilepas, tapi belati tak jatuh.Pangeran Pisceso menunduk melihat ke bagian perutnya sendiri. Belati emas kesayangannya, tertancap manis di perut berototnya."A-apa, apa yang telah ku lakukan?!" Dokter Virgolin menatap tak berkedip pada perut Pangeran Pisceso. Panas dan perih menjalar ke seluruh tubuh Pangeran Pisceso. Jari tangannya meraba berlati. Cairan merah kental begitu nyata nampak di jarinya."A-aku ,,,," gugup Dokter Virgolin. "A-aku ti-tidak sengaja," ucapnya terbata."Kau ,,," Pangeran Pisceso tak bisa berkata, wajahnya meringis menahan sakit. Dokter Virgolin menutup bibir dengan kelima jari tangan kanannya begitu melihat jari tangan Pangeran Pisceso berlumur darah.Semua orang terkejut, apalagi sang raja dan Tabib Cole."Apa yang kau lakukan?! Kau, kau ,,," seru Tabib Cole."A-aku tidak sengaja," ucap Dokter Virgolin ketakutan, melihat ke semua orang satu p
Jerit kesakitan tertahan ke luar dari bibir bergetar Pangeran Pisceso. Luka yang ada di perutnya sedang dijahit Dokter Virgolin dengan peralatan dan obat yang seadanya. "Sudah selesai," ucap Dokter Virgolin tersenyum puas melihat luka tusuk yang diakibatkan dirinya telah selesai dijahit. "Otot perutmu sangat kuat dan juga ,,,," Dokter Virgolin menatap kagum wajah Pangeran Pisceso yang penuh keringat. "Kamu sangat luar biasa! Tanpa pembiusan, bisa menahan jarum yang menjahit lukamu. Aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan padamu."Pangeran Pisceso terbaring lemah di tanah. Kedua bola matanya menatap langit. "Lupakan apa yang telah terjadi. Aku anggap hutangku impas padamu.""Maksudnya?!" tanya Dokter Virgolin."Aku telah berjanji padamu akan mengembalikan kamu ke duniamu lagi setelah mengobati dan menyembuhkan ibunda ratu, tapi aku malah melanggar janjiku karena aku tidak punya pilihan lain selain menahanmu di sini sampai ibunda ratu sembuh."Dokter Virgolin menoleh pada tempa
"Tapi dari tadi kita bicara. Aku belum tahu siapa namamu?" tanya ratu berusaha bicara menyesuaikan diri dengan cara bicara Dokter Virgolin."Virgolin Asteria. Nyonya bisa memanggilku Virgo. Aku seorang dokter kecantikan."Raja dan ratu kembali saling berpandangan, tak mengerti dengan apa yang dikatakan wanita di depannya."Dokter?!" tanya ratu penasaran. "Apa Dokter itu sama dengan tabib di istana kami?!""Ya semacam itulah," jawab Dokter Virgolin. Tangan sedang mencari kartu nama di dalam tas, jarinya menyentuh ponsel yang telah dilupakannya. "Astaga! Ponsel! Aku sampai melupakan ponselku! Oh Tuhan, penyelamatku!"Dokter Virgolin sangat gembira, tertawa senang mengambil ponsel.Raja dan ratu memperhatikan apa yang sedang dipegang Dokter Virgolin, benda aneh yang belum pernah mereka lihat.Ponsel dalam keadaan mati langsung diaktifkan. Tangannya naik ke atas berharap ada sinyal. "Ya Tuhan, kenapa ponselku begini?!" Dokter Virgolin tak melihat satu garis sinyal pun di layar ponsel. "Ap
Emi menghindari serangan mendadak dari Rose. "Pangeran Pisceso terlalu berharga untuk aku lupakan!" serunya."Tapi kau harus bisa melupakannya!" Rose kembali melemparkan adonan kue. "Berhentilah bermimpi di siang hari bolong! Lama-lama kau bisa gila!" "Aku memang sudah gila. Hi-hi-hi." Gila karena menyukai seorang Pangeran."Rose geleng-geleng kepala. "Dasar tidak waras! Awas saja kalau kau menangis gara-gara cintamu yang bertepuk sebelah tangan itu!"Emi jadi diam. "Aku tidak mau tidurku terganggu gara-gara kau yang menangis karena mengharapkan Pangeran Pisceso. Seharusnya kau bersyukur masih bisa berteman dengannya. Kita ini hanya rakyat jelata, jangan bermimpi yang muluk-muluk, nanti kita sendiri yang akan merasakan sakitnya." Rose melihat Emi yang terdiam. "Kamu paham bukan dengan apa yang kukatakan ini?!"Emi menghela napas. Bagi Rose itu hal yang sangat mudah mengatakan lupakan Pangeran Pisceso karena dia tidak punya perasaan apa-apa, tapi bagi dirinya sendiri, itu adalah hal
Setelah itu, Pangeran Pisceso memerintahkan beberapa dayang istana untuk membersihkan pondok, tempat yang akan dipakai sebagai tempat istirahat sementara tabib agung selama tinggal di istana.Kehebohan terjadi di tempat lain, tapi masih di dalam istana. Mentri Kenzo nampak antusias bertanya pada Jenderal Axel."Jadi benar apa yang telah dikatakan oleh para prajurit tadi?!" tanya Kento ketika berpapasan dengan Jendral Axel."Aku tidak mengerti maksud dari pertanyaanmu!" "Wanita itu! Wanita aneh yang datang bersama kalian, apa benar dia tabib sakti dari langit?! Putra Mahkota Pisceso Helios yang telah membawanya ke sini dari dunia lain.""Dari siapa berita itu?!" tanya Jenderal Axel dengan suara beratnya."Aku mendengar dari para prajurit yang terluka. Mereka bilang melihat Pangeran Pisceso masuk ke sebuah cahaya dan tak lama kemudian ke luar dengan membawa wanita itu. Apa yang mereka katakan itu benar atau tidak?!"Jenderal Axel tidak bicara lagi. Langsung pergi meninggalkan Mentri Ke