Share

Bab 51

POV Mumun

“Jeng Sukma, saya mau pamit.” Dengan wajah menunduk aku berpamitan.

“Monggo, Mun. Saya tidak bisa menahanmu.” Jeng Sukma tersenyum lebar. Seolah tak ada beban apapun atas ucapanku tadi.

Aku tertegun melihat perubahan sikapnya yang mendadak dingin. Ada apa dengannya? Apa yang terjadi selama satu bulan terakhir, setelah kami tidak bertemu?

Wanita yang pernah ku selamatkan nyawanya empat puluh tahun silam itu seolah lupa dengan tradisi yang sudah biasa ia lakukan kepadaku setiap pamit pulang. Selalu mengantarkan aku sampai teras depan rumah. Tidak lupa selalu menyelipkan uang di tanganku. Tapi, itu dulu. Kini? Boro-boro!

Apa begini cara orang kaya memperlakukan orang tidak punya? Ah, rasanya tidak begitu. Meskipun kaya raya, Jeng Sukma tetap sosok yang ramah dan tidak pelit. Apa mungkin perubahan sikapnya ini ada kaitannya dengan kedatangan Amira?

Bagaimana Jeng Sukma bisa mengenal Amira? Kenal di mana mereka?

Amira berhasil menggagalkan rencanaku. Dia benar-benar telah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status