Share

Dua Puluh Empat

 "Tidak apa-apa, Edward. Tidak apa-apa."

 Ayah Emily adalah seorang pendeta, di suatu tempat di pedesaan Texas, dan ia tak punya kesabaran terhadap mabuk-mabukan atau tindakan ceroboh. Tapi beberapa kali aku dan Bolie menikmati minuman keras di sekolah dan itu kami lakukan secara diam.

"Kau minum dua pak bir isi enam kaleng?”

Emily berlalu untuk segera menengok anaknya yang mulai menangis lagi di belakang. Aku mengakhiri ceritaku dengan si juru sita, gugatan, dan pengusiran. Benar-benar hari yang luar biasa.

"Aku harus menemukan pekerjaan, Bolie," kataku, dilanjut dengan meneguk kopi.

"Kau punya masalah yang lebih besar sekarang. Kita akan menghadapi ujian pengacara tiga bulan lagi, setelah itu kita akan menghadapi komite penyeleksi. Penahanan dan hukuman karena akrobat ini bisa menghancurkanmu."

Aku tidak pernah berpikir sedikit pun tentang hal ini. Kepalaku terbelah sekarang, benar-benar nyeri. "Boleh aku minta roti lapis?"

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status