APARTEMENKU adalah gubuk dua kamar di lantai dua gedung bata tua bernama The Brentwood; harus membayar 175 dolar perbulan, tapi tagihan itu jarang terbayar tepat waktu. Selama hampir tiga tahun tempat itu adalah rumahku. Belakangan ini aku sering memikirkan untuk menyelinap keluar begitu saja di tengah malam, kemudian berusaha menegosiasikan apartemen lain dengan sewa bulanan untuk dua belas bulan mendatang. Sampai saat ini, rencana itu selalu melibatkan unsur pekerjaan dan gaji bulanan dari Wills and Trust. The Brentwood penuh dihuni oleh mahasiswa, khususnya orang-orang melarat seperti diriku, dan si induk semang sudah terbiasa dengan tawar-menawar tunggakan uang sewa.
Halaman parkir gelap dan sunyi ketika aku tiba, beberapa saat sebelum pukul dua. Aku parkir dekat bak sampah. Saat aku merangkak keluar dari mobil dan menutup pintu, terdengar gerakan mendadak tidak jauh dari sana. Seorang laki-laki keluar dari mobilnya dengan cepat, membanting pintu, mengha
"Tidak apa-apa, Edward. Tidak apa-apa."Ayah Emily adalah seorang pendeta, di suatu tempat di pedesaan Texas, dan ia tak punya kesabaran terhadap mabuk-mabukan atau tindakan ceroboh. Tapi beberapa kali aku dan Bolie menikmati minuman keras di sekolah dan itu kami lakukan secara diam."Kau minum dua pak bir isi enam kaleng?”Emily berlalu untuk segera menengok anaknya yang mulai menangis lagi di belakang. Aku mengakhiri ceritaku dengan si juru sita, gugatan, dan pengusiran. Benar-benar hari yang luar biasa."Aku harus menemukan pekerjaan, Bolie," kataku, dilanjut dengan meneguk kopi."Kau punya masalah yang lebih besar sekarang. Kita akan menghadapi ujian pengacara tiga bulan lagi, setelah itu kita akan menghadapi komite penyeleksi. Penahanan dan hukuman karena akrobat ini bisa menghancurkanmu."Aku tidak pernah berpikir sedikit pun tentang hal ini. Kepalaku terbelah sekarang, benar-benar nyeri. "Boleh aku minta roti lapis?"
Aku rasa aku tahu, tapi aku khawatir kalau ia menginginkan data spesifik. ”Tidak begitu.” "Pasangan Jack menyebutnya dengan istilah 'asuransi jalanan'. Polis asuransi murahan yang dijual door to door pada orang-orang berpenghasilan rendah. Setiap minggu agen-agen yang menjual polis itu datang mengumpulkan uang premi, dan mereka mendebit buku pembayaran yang disimpan tertanggung. Mereka memangsa orang-orang yang tidak berpendidikan, dan ketika klaim diajukan—meminta uang pertanggungan, perusahaan-perusahaan itu menolak mereka. Maaf, tidak ada penggantian karena alasan ini atau itu. Mereka sangat luar biasa kreatif ketika harus menyulap alasan untuk menolak.” “Apa mereka tidak digugat?” “Tidak begitu sering. Penelitian menunjukkan hanya sekitar satu dari tiga puluh pengingkaran pembayaran uang pertanggungan asuransi berakhir di pengadilan. Perusahaan-perusahaan tersebut tentu tahu soal ini. Mereka sudah memperhitungkannya. Ingat, sasaran mereka a
"Terima kasih," jawabku.la mengebaskan tangan, mempersilakan aku pergi. Ketika aku meninggalkan kantornya, Noah Fieldman berteriak-teriak ke telepon. Sekolah hukum sudah mengajariku untuk membenci sebuah penelitian. Sudah tiga tahun aku hidup di tempat ini sekarang, dan sedikitnya setengah dari waktu yang penuh penderitaan ini aku habiskan untuk mengaduk-aduk buku-buku tua, mencari banyak kasus purba untuk mendukung teori hukum primitif yang tak pernah dipikirkan oleh para pengacara waras mana pun selama beberapa dasawarsa. Mereka suka mengirim orang untuk berburu harta karun di sini. Para profesor, yang sebagian besar kerjanya mengajar karena tak bisa berfungsi di dunia nyata, mereka berpikir bahwa itu merupakan pelatihan bagus bagi kami, melacak kasus-kasus kabur dan kemudian menuliskannya dalam karya tulis tanpa makna, sehingga bisa mendapat nilai bagus yang memungkinkan kami memasuki profesi hukum sebagai pengacara muda berpendidikan baik.Hal ini bisa
Tepat sepuluh menit menjelang pukul lima, aku berjalan menaiki tangga ke lantai dasar dan meninggalkan perpustakaan. Aku tidak lagi merasa risau dengan polisi, tidak lagi takut menghadapi Anya Moretz, bahkan tidak khawatir lagi dengan juru sita. Dan aku akhirnya tidak lagi takut berhadapan dengan berbagai mahasiswa sekelasku. Mereka semua sudah pergi. Sekarang hari Jumat, dan sekolah hukum itu sunyi.Kantor Penempatan terletak di lantai utama, dekat bagian depan bangunan tempat mengurus administrasi. Aku melihat papan buletin di gang, tapi terus berjalan. Biasanya papan itu penuh dengan puluhan pengumuman tentang 'lowongan kerja yang potensial—biro hukum besar, medium, praktisi tunggal perusahaan swasta, lembaga pemerintah. Pandangan sepintas mengatakan padaku apa yang sudah aku ketahui. Tak ada secarik pengumuman pun pada papan itu. Tak ada pasar untuk tenaga kerja pada saat seperti ini.Altha Abigail sudah berpuluh-puluh tahun mengelola kantor
"Itu sama seperti yang kudengar.""Lalu aku tanya dia, kapan mereka memberitahumu tentang merger tersebut, dan dia memberiku begitu banyak alasan tentang bagaimana partner ini atau partner itu sudah mencoba meneleponmu beberapa kali, tapi sambungan teleponnya sudah diputus.""Sudah diputus selama empat hari." "Pokoknya, aku tanya dia apakah dia bisa mengirimkan lewat fax copy korespondensi tertulis antara Wills and Trust dan kau, Edward Cicero, tentang merger itu dan peranmu sesudah hal itu terjadi.”"Tidak ada apa-apa.""Benar. Dia mengaku demikian. Inti persoalannya, mereka tidak melakukan apa-apa sampai merger selesai.""Itu benar. Tidak ada apa-apa." Ada perasaan menyenangkan dengan kehadiran Abigail di pihakku."Jadi, aku jelaskan padanya secara rinci bahwa dia sudah mencelakakan salah satu lulusan kita, dan kami berdebat sengit di telepon."Aku tak bisa menahan senyum
RUMAH Miss Natalie Streep terletak di Midtown wilayah kota yang lebih tua dan makmur, hanya beberapa mil dari kampus sekolah hukum. Jalanannya dipagari pohon-pohon ek tua dan tampak terpencil. Beberapa rumah di situ cukup indah, dengan halaman rumput terpangkas dan mobil-mobil mewah berkilauan di jalan masuknya. Namun ada juga rumah lain yang tampak tak terurus, mengintip menyeramkan dari pohon-pohon lebat dan semak-semak tak terpangkas. Masih ada lainnya di antara dua kelompok itu. Rumah Miss Streep terbuat dari batu putih bergaya Victoria permulaan abad ini, dengan teras luas sampai menghilang di salah satu ujung. Rumah itu butuh cat dan atap baru, dan halamannya perlu dirapikan. Jendela-jendelanya kotor dan selokannya tersumbat dedaunan, tapi jelas kalau masih ada yang tinggal di sini dan mungkin ia juga masih berusaha mengurusnya. Jalan masuknya dipagari pagar berwarna hijau yang tak teratur. Aku parkir di belakang sebuah mobil cadillac kotor, mungkin umurnya sudah s
"Saya lahir di sini, tapi besar di Gatlinburg.""Sungguh menyenangkan. Dan kau kuliah di college mana?""Jerome New Frank.""Jerome apa?""Jerome New Frank. Sebuah sekolah kecil di Maryville. Subsidi pemerintah.""Sungguh menyenangkan. Tapi kenapa kau memilih Southaven untuk belajar ilmu hukum?""Karena sekolah itu bagus, juga saya suka dengan Southaven." Sebenarnya masih ada dua alasan lain. Southaven menerimaku, dan aku bisa membayarnya."Benar benar terdengar menyenangkan. Kapan kau lulus?""Beberapa minggu lagi.""Lalu kau akan jadi pengacara sejati? Sungguh menyenangkan. Di mana kau akan bekerja?""Ah, saya tidak tahu pasti. Akhir-akhir ini saya banyak mempertimbangkan untuk menggantung papan nama sendiri, mengelola kantor sendiri. Saya termasuk jenis orang yang independen, dan saya tidak yakin kalau saya bisa bekerja untuk orang lain. Saya ingin menjalankan praktek hukum dengan cara saya se
"Dia utusan Tuhan,” katanya dengan sungguh-sungguh, cepat-cepat membela kehormatan Pendeta Ivan Stefanus.“Saya tahu. Baiklah. Tapi kenapa memberikan semua kepadanya, Miss Streep? Kenapa bukan 25 persen? Yah, pokoknya sesuatu yang cukup memadai?”"Dia banyak mengeluarkan biaya. Dan jetnya sudah mulai tua. Dia mengatakan semua ini padaku.”"Oke, tapi Tuhan tidak mengharapkan Anda membiayai gerejanya, bukan?”"Apa yang dikatakan Tuhan kepadaku adalah pribadi, terima kasih."Sudah tentu. Yang saya persoalkan adalah: banyak di antara orang-orang ini terjerumus, Miss Streep. Saya yakin Anda tahu itu. Mereka juga pernah dipergoki dengan perempuan lain yang bukan istri mereka. Mereka tertangkap menghamburkan jutaan dolar dengan gaya hidup mewah—rumah, mobil, liburan, pakaian indah. Banyak di antara mereka penipu.”"Dia bukan penipu.”"Saya tidak bilang dia penipu.”"Lal