Share

Lima Puluh Empat

Ayahku benci siksaan itu. Pertama, ia tak bisa menyelinap dan minum—tak mungkin dengan adanya ibu-ibu gereja. Aku pikir mereka tahu kalau ia suka mencuri minum dari botol, dan karena sudah berhasil menerobos ke dalam rumah, mereka bertekad untuk memergokinya. Dan ia diharapkan menjadi tuan rumah yang ramah, sesuatu yang memang tak bisa dikerjakan oleh ayahku. Sesudah 24 jam pertama, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit, tapi bukan untuk menjaga istrinya yang sedang sakit. la tinggal di ruang duduk pengunjung, menonton TV dan meneguk cola campur minuman keras.

Aku punya kenangan indah tentang saat itu. Rumah kami tak pernah merasakan kehangatan seperti itu, tak pernah melihat begitu banyak makanan lezat. Perempuan-perempuan itu begitu mengurusiku, seolah-olah ibuku sudah meninggal, dan aku gembira menikmati perhatian tersebut. Mereka adalah bibi dan nenek yang tak pernah aku kenal.

Tak lama sesudah ibuku sembuh, Pendeta Gurira melakukan su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status