Suara siaran tantangan resmi itu masih menggema ketika puluhan murid langsung bangkit dari posisi kultivasi mereka. “Murid Luar Senior Xu Ming... secara resmi menantang Murid Inti peringkat kedua, Qi Yao.”
Ledakan kehebohan menyebar lebih cepat daripada aliran qi. Dalam hitungan menit, halaman arena pertarungan utama Sekte Empat Pilar Penyucian berubah menjadi lautan kepala. Murid-murid dari berbagai pilar berlarian ke arah tribun batu, mulut mereka penuh bisik-bisik dan teriakan tak percaya.
“Bukankah enam bulan lalu dia baru saja menantang peringkat satu murid senior?” gumam salah satu murid luar sambil berjalan cepat. “Sekarang dia menantang murid inti peringkat dua?”
“Dia habis terbentur bongkahan batu atau bagaimana?” sahut yang lain, setengah cengengesan, setengah kagum.
“Qi Yao itu bukan nama sembarangan, tahu. Orang itu sudah masuk Taraf Tiga sejak dua tahun lalu!”
Di antara
Fajar belum sepenuhnya naik ketika suara gesekan kayu terdengar dari gudang tua di sisi barat aula batu. Pagi itu, langit di atas reruntuhan batu istana mulai memudar dari hitam ke kelabu. Udara masih dingin, tapi keputusan sudah bulat. Xu Ming, Liu Mei, dan Sha Bu bersiap untuk berangkat.“Ambillah.” Suara Sha Bu berat, seperti biasa, tapi kali ini terdengar lebih sibuk dari biasanya.Lelaki raksasa itu membungkuk dalam di hadapan tumpukan peti kayu yang ditumpuk sembarangan sebagian telah berdebu, sebagian lainnya berlumut. Ia mengangkat sebuah peti panjang dengan satu tangan, lalu membukanya dengan dengusan pendek. Debu mengepul, aroma kayu tua bercampur kulit binatang tercium samar.Di dalamnya, dua set pakaian pemburu terlipat rapi meski usianya jelas tak muda. Yang satu dirancang untuk pria, berwarna kelabu tua dengan jubah luar dari kulit setengah keras, bagian bahu dilapisi tulang hitam yang mengilap, tulang binatang roh yang pernah ia buru belasan tahun lalu. Yang satu lagi,
Xu Ming segera bertanya cepat, “Di mana tepatnya lokasi itu, Senior?”“Di sini. Lembah Moyan. Dulu dianggap wilayah tak berpenghuni, tapi memiliki aliran bawah tanah yang mengandung api roh dari celah magma purba. Menurut legenda, hanya jenis rumput tertentu yang bisa tumbuh di atas tanahnya. Dan hanya satu jenis itu: Rumput Roh Api Seribu Tahun.”Sha Bu mengangguk perlahan, lalu mendesah berat. Tubuh raksasanya bergoyang ketika ia bangkit setengah dari duduknya. “Bahkan jika aku harus mempertaruhkan nyawaku... aku harus mencobanya. Sekarang atau tidak pernah.”Xu Ming menggenggam lututnya diam-diam. Sorot matanya mengeras.Dalam kesadaran spiritualnya, suara dingin dan ringan bergema pelan."Nak," suara Bing Bing muncul dari dalam kalung es di dadanya, "pria besar bodoh di hadapanmu ini... mungkin kasar dan tempramental. Tapi kalau kau bisa memenangkan hatinya, dia bisa jadi pelindung yang setia. Perjalananmu mencari orang tuamu... akan penuh bahaya. Sendirian, kau tak akan cukup."X
Suara lembut tapi tegas menggema dalam ruang kesadaran spiritual Xu Ming. Sejuk seperti angin malam yang menyusup lewat celah, namun mengandung peringatan yang tak bisa diabaikan.“Nak, seharusnya Dao Breaking Pill dapat membantu pria besar itu merusak segel yang membelenggu kultivasinya,” ucap Bing’er dari dalam kalung kristal es di dada Xu Ming, mengalir lewat transmisi spiritual.Xu Ming, yang duduk di hadapan Sha Bu, membuka matanya perlahan. Matanya menatap lurus, namun dalam pikirannya, dialog batin itu terus berlangsung.“Tapi kau harus tahu... itu adalah pil bintang 4,” lanjut Bing’er.“Bahan-bahannya tak akan mudah didapatkan, bahkan mungkin harus melalui perburuan ke wilayah berbahaya atau negosiasi dengan kekuatan besar.”Xu Ming bergumam pelan, hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. “Pil... bintang empat?”Bing’er mengangguk dari dalam kesadarannya. “Benar. Dan satu hal lagi, Nak,” suaranya lebih berat kali ini.“Entah pria ini orang baik atau tidak. Tapi kau harus memp
Xu Ming menajamkan pandangan. “Lalu, kenapa kau menyerangku saat aku menyebutkan bahwa dirimu sedang mengalami kebuntuan...”Sha Bu, sang raksasa gurun, bersandar di singgasananya dengan mata menerawang, seolah sedang berbicara pada masa lalu yang tak ingin dia kenang, namun tak pernah bisa ia lupakan.“...Apa kalian pernah mendengar nama Jenderal Pang An?” Xu Ming dan Liu Mei saling menoleh, kening mereka sama-sama berkerut.“Jenderal... Pang An?” tanya keduanya hampir bersamaan. Sha Bu mengangguk lambat. Tatapan matanya suram, suaranya rendah seperti desir pasir malam.“Enam belas tahun lalu... aku bukan orang baik. Aku dikenal sebagai ‘Raksasa Pasir Pemberontak’ seorang pengembara yang haus kekuatan, membantai bandit dan membobol markas kultivator sesat, tapi tak pernah tunduk pada sistem kekaisaran.”Ia berhenti sejenak, menunduk, lalu mengepalkan tangannya. “Saat itu... kekaisaran mengeluarkan perintah pembantaian bayi laki-laki, malam purnama ke-13 dalam garis konstelasi Qian Lo
WHUUUUMMMMM!!! Aura biru perak yang membungkus tubuh Xu Ming melonjak tajam, tapi Bing’er tahu betul tubuh manusia biasa tak akan mampu menanggung derasnya aliran qi dari Dao miliknya.“Jangan terlalu keras, Ming’er… kalau tubuhmu meledak, kita akan berakhir bersamanya.”Suara Bing’er bergema dalam kesadaran Xu Ming, dingin tapi jelas penuh kendali.Tubuh Xu Ming mulai bergetar. Retakan-retakan halus muncul di permukaan kulitnya, seperti bejana yang terlalu penuh. Tapi di saat itulah… Cahaya keemasan muncul dari dalam punggung Xu Ming. Seketika, sesuatu dalam tubuhnya aktif. Dari ruas tulang belakang yang berisi Tulang Suci Naga Abadi, semburat pola naga memancar. Garis-garis qi berpendar mengalir dari dasar tulang ekor hingga pangkal tengkorak. Seolah ada sungai suci dalam tubuhnya yang akhirnya dibuka bendungannya.“Aku akan menyalurkan aliran Dao Qi-ku... ke dalam tulang suci itu!” seru Bing’er dalam kesadaran.CRAAAAAKKK!!! Ledakan suara dalam tubuh Xu Ming tak terdengar di luar,
Pria raksasa itu duduk kembali ke singgasananya yang kasar, tangan besar menggenggam dagu penuh jenggot lebat, matanya menyipit memperhatikan Xu Ming dan Liu Mei dengan seksama.Lalu ia bicara, suaranya dalam, seperti batu yang digesek, "Jika aku memberimu peta ini… apa yang bisa kau berikan padaku sebagai alat tukar?"Xu Ming berdiri mantap, menatap pria raksasa itu tanpa gentar. “Aku tahu... bahwa dirimu yang sekarang sedang menghadapi kebuntuan,” ulangnya, nada suaranya tetap tenang.Namun bukannya merespons dengan rasa hormat atau keterbukaan, wajah pria besar itu justru mengeras. Seketika senyum sinisnya hilang. Sorot matanya berubah tajam seperti tombak, dan udara sekitarnya... mulai bergetar.BUUUMMM! Ledakan aura Dao Qi meletus dari tubuh raksasa itu. Tanah di bawah telapak kakinya retak seketika, dan dari celah-celahnya... pasir merembes deras seperti air bah dari perut bumi.“Apa kau mencoba... menghakimiku, bocah?” geramnya, suaranya berat dan bergemuruh, seolah keluar dari