Home / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 21 Permintaan Jenderal Su pada Raja Yu

Share

Bab 21 Permintaan Jenderal Su pada Raja Yu

Author: Jackie Boyz
last update Huling Na-update: 2025-07-03 09:30:55

Di kantor pemerintahan, di dalam ruang obat kekaisaran.

Jiwenhu sedang mencatat laporan bahan obat yang masuk ke gudang penyimpanan di Kerajaan. Dibukanya lembaran kertas di meja satu-persatu. Jiwenhu juga memeriksa daftar pasien di Kerajaan. Selama ini tugas Jiwenhu hanya melayani Raja Yu.

“Catatan obat-obatan ini cukup untuk jatah selama satu tahun lebih, aku akan mencatat lalu melaporkan obat yang tidak digunakan selama beberapa bulan. Bahan-bahan ini bisa kadaluarsa kalau tidak segera dipakai. Kalau mengirimkan ke pos penjaga prajurit mungkin masih bisa dipakai.” Gumamnya sambil mencatat bahan-bahan obat yang akan dikemas oleh pelayan yang membantunya.

“Kalian kemas obat-obatan ini, aku akan meminta penjaga mengirimnya ke luar Ibu Kota!” perintahya pada pelayan.

“Baik, Tabib Hu.”

Kasim Wang masuk ke dalam ruangan, dia melihat Tabib Hu sedang sibuk mengurus sesuatu.

“Tabib Hu,” panggilnya.

“Kasim Wang?”

“Yang-mulia memanggilmu untuk segera menghada
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 57 Perjalanan ke luar gerbang perbatasan

    Dania juga merasa ada yang menyebabkan keributan di pintu masuk gedung kepemerintahan. Sepertinya memang ada yang sengaja membuat warga datang ke sini, tapi apa gunanya? Target mereka sepertinya adalah para tabib! Mungkin ada yang ingin mencelakaiku lagi? Dania memikirkannya lalu menoleh ke sekeliling dan melihat salah satu dari warga yang mengajukan protes sedang menganggukkan kepalanya pada seseorang jauh di belakang punggung Dania. Karena banyak orang yang berkerumun dan semuanya menjadi semakin ricuh Dania tidak bisa melihat siapa orang yang sedang berbalas isyarat dengan warga. Dania tiba-tiba memiliki ide, dia segera berteriak dengan lantang. “Harap semuanya tenang! Kami datang ke sini memang ditugaskan untuk menangani warga yang sakit! Jadi kami tidak mungkin mengabaikan tugas untuk memberikan penanganan!” “Tapi kenapa Nona menolak kami! Kenapa tidak menangani kami sekarang!” teriak warga. “Tuan-tuan! Nyonya-nyonya

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 56 Kericuhan Warga Kota Utara

    Tak lama kemudian Dania berdiri dari kursinya lalu bergegas pergi ke ruang belakang sementara Chang An tetap duduk di kursinya. Sejak tadi Sutangji duduk di kursi tak jauh dari posisinya sambil terus mengawasi Chang An, pelayan yang melayani Chang An mengeluarkan sesuatu dari dalam lengan bajunya lalu diserahkan pada Chang An, Sutangji tidak tahu apa itu. Setelah membaca secarik kertas tersebut Chang An berkata pada pelayan pribadinya. “Berikan surat ini pada Jenderal Agung Su!” perintahnya. “Baik, Tuan!” jawabnya lalu bergegas menyerahkan surat tersebut pada Sutangji. Sutangji agak terkejut karena pelayan Chang An tiba-tiba pergi menghampirinya. Wanita tersebut menyerahkan kertas yang tadi dibawanya dari luar gedung pada Sutangji. “Ini dari kediaman Kakek Anda Jenderal Agung Su,” ujar pelayan Chang An pada Sutangji. “Apa ini?” tanyanya dengan ekspresi wajah tidak mengerti. “Baca saja, nanti Anda juga akan tahu,

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 55 Ulah Chang An

    Pada keesokan harinya, Dania bangun dari atas ranjangnya dia melihat selimutnya berantakan di lantai. “Pantas saja aku kedinginan semalam, selimutku jatuh dari atas ranjang,” gumam Dania sambil menguap. Dania meregangkan otot-otot tubuhnya tiba-tiba dia ingat dengan suatu kejadian yang dia rasa mustahil disetujui olehnya. Apa ini? Semalam Sutangji kembali melakukan tindakan gila itu? Tapi sepertinya tidak benar-benar terjadi. Batin Dania sambil mengusap tubuhnya sendiri. Baju yang dipakainya juga masih lengkap sama seperti sebelum dia tidur malam kemarin. “Aku rasa itu hanya mimpi.” Gumam Dania lalu turun dari atas ranjangnya dan pergi ke kamar mandi. Di dapur dan di ruang obat, para tabib sudah sibuk bekerja, mereka merebus resep ramuan obat yang sudah disiapkan oleh Dania. “Sudah waktunya kembali bekerja!” gumamnya sambil mengukir senyum. Dania melihat mereka sebentar lalu berbalik untuk menuju ke kamar mandi, tepat pada saat itu Dania menabrak Sutangji yang tengah ber

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 54 Jeratan Gairah

    Ketika pelayan Gongye kembali dan memberikan kotak ukiran yang sebelumnya dia berikan pada Dania, Gongye pikir Dania masih marah padanya kemudian mengembalikan benda tersebut karena kesal.“Apa-apa ini?” tanya Gongye pada pelayannya.“Nona Hu meminta saya untuk memberikan kotak ini pada Tuan Besar,” ujarnya dengan punggung membungkuk hormat.Gongnye menerimanya lalu membawanya ke dalam ruangan di mana dirinya dan Dania sebelumnya bercakap-cakap. Di sana Gongye duduk di kursi lalu menghela napas berat. Gongye membuka kotak tersebut dan melihat satu tangkai bunga aprikot yang masih segar, aromanya harum semerbak menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Gongye memeluknya sambil menangis, dia merasa sangat bersyukur sekali. “Terima kasih Yang-mulia Dewi Tinggi, akhirnya Anda bersedia memaafkanku,” ujarnya sambil menyeka kedua pipinya.***Di sisi lain, Dania hendak pergi menuju kamarnya tapi mendengar keributan di belakang gedung. Melihat orang-orang ikut berlari ke

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 53 Karma buruk

    Setelah mengantarkan Putra Mahkota, Gongye bergegas untuk kembali menemui Dania di ruangan yang tadi dijadikan ruangan untuk pertemuan khusus dengan Dania dan Chang An.Saat Gongye kembali menghadap Dania, Dania bisa melihat dengan jelas perubahan ekspresi wajah Gongye. “Tuan Gong? Apa ada masalah?” tegurnya seraya mengukir senyum lembut lalu menghirup teh dari cangkirnya.Chang An hanya menahan senyumnya, sejak tadi dia duduk di sana bersama Dania. Rasanya dia sangat puas dan merasa kehidupannya sudah kembali ke semula sama seperti saat di Kota alam Dewa didampingi oleh Dania.“Maaf atas kelancangan saya! Yang-mulia Dewi, saya tadi bermaksud hendak memberikan mantra penangkal iblis karena aura di tubuh Putra Mahkota menyimpan kekejaman yang tidak bisa dimaafkan dan sudah melakukan perbuatan yang sangat keji terhadap Yang Mulia Dewi sehingga membuat iblis-iblis yang saya tanam di dalam patung menjadi tidak tenang. Saya ragu, tapi saya memutuskan demikian karena stat

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 52 Mantra Emas pemusnah jiwa dari Kota alam dewa

    “Kenapa? Kamu tidak senang melihatku?” tanyanya pada Sutangji sambil mengedikkan dagunya agar Sutangji mengikutinya.Sutangji langsung memasukkan pedangnya kembali lalu mengekornya.“Kamu ingin membawaku ke mana?” tanya Sutangji dengan ekspresi tidak mengerti.“Menjadikanmu tumbal untuk mengakhiri wabah di wilayah Kota Utara.” Jawabnya dengan enteng.Sutangji tidak bisa terus bersabar jadi dia kembali menghunuskan pedangnya lalu mengarahkannya pada sisi leher Chang An.“Kau! Di mana Waning? Apa dia terluka? Aku pastikan kamu akan membayarnya dengan nyawamu! Kamu sengaja menggunakan Wali Kota untuk membawanya ke tempat ini!” Ancam Sutangji pada Chang An.Chang An dengan santai langsung menepis pedang Sutangji dari sisi lehernya. “Lihatlah! Pria kaku sepertimu tidak akan pernah laku nikah! Siapa yang sudi menikah dengan pria yang memiliki karakter kejam sepertimu?” ejek Chang An sambil membuka kipas di genggaman tangannya lalu mengipasi wajahnya sendiri. Dengan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status