Share

Dia Duda

"Evan?

Laki-laki itu berjalan masuk. "Hai," sapanya.

Tubuhnya yang tinggi berjalan mendekat. Di tangan kanannya ada tas besar.

"Aku cuma mau anter titipan dari Mama kamu, Ta," ujarnya lagi.

Aku masih terlalu bingung harus bereaksi seperti apa saat ia meletakkan tas kertas besar yang dibawanya ke atas meja. Tatapannya mengunci mataku. Bibirnya tersenyum, tapi senyuman itu tak menyentuh matanya.

"Aku pulang," ujarnya dingin.

Evan bahkan tak melihat ke arah Dika apalagi menyapanya sebelum berbalik badan. Aku menatap punggung lelaki itu hingga ia mencapai pintu. Sesaat masih terdiam sampai menyadari harus mengejarnya.

"Van!"

Ia berhenti tepat saat kakinya mencapai pintu. Menoleh padaku lalu tersenyum, memperlihatkan barisan gigi putih yang sempurna, tapi tangannya mengepal dan mengabarkan kebalikan dari apa yang terlihat di permukaan.

"Ka-kamu nggak mau duduk dulu?" tanyaku setelah jarak kami cukup dekat.

"Nggak usah," tukasnya cepat. "Kayaknya kamu lagi sibuk, tapi kalau udah selesai,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status