LOGINKeyla kehilangan nenek tercinta sehingga terpaksa pindah ke Tiongkok untuk bertemu dengan ibunya yang bekerja sebagai TKW. “Pilih jadi pelayan atau kekasihku?” tanya Kai yang merupakan majikan sang ibu. Keyla dihadapkan pada dua pilihan menjadi kekasih atau pelayan Kai. Dia pun masih terperangkap dengan Jun yang merupakan keponakan Kai serta duda kaya bernama Chen. Bagaimana perjuangan Keyla bertahan di negara Tirai Bambu dengan kehidupan yang bebas hampir tanpa batas?
View More“Lala Sayang. Nenek senang masih bisa melihat kamu.” Nenek tersenyum. Ada butiran bening menetes dari sudut matanya dan jatuh ke bantal.
“Nenek akan terus melihat Lala.” Keyla memaksa diri untuk tetap tersenyum. Walaupun kabut putih telah memenuhi matanya sehingga pandangan menjadi buram.
Jantung Keyla berdebar tidak karuan. Dia melihat wajah nenek yang sudah pucat dan tidak bercahaya lagi. Wanita itu itu menatap cucunya dengan tatapan kosong. Senyuman yang memiliki satu arti.
Keduanya saling pandang dalam diam. Genggaman tangan yang tidak ingin dilepaskan.
“Temui ibu kamu di Tiongkok. Kamu harus bahagia, Lala.” Suara nenek sangat lemah dan pelan. Wanita itu benar-benar tidak ingin meninggalkan Keyla.
“Lala tidak mau ke tempat ibu.” Keyla menempelkan pipinya pada tangan nenek.
“Kamu tetap harus pergi, ya.” Nenek tersenyum dan menangis.
“Tidak. Tidak mau. Lala mau sama-sama Nenek.” Lala tidak bisa menahan tangis. Butiran bening jatuh dan tumpah di pipinya.
Tangan yang dingin dan keribut perlahan jatuh dari pipi Keyla. Jari-jari tua itu tidak lagi menyentuh kulit cucu kesayangan. Sang nenek telah berpulang di usia yang senja.
“Nenek. Bangun.” Keyla mengusap tangan nenek.
“Nek, bangun, Nek.” Keyla menyentuh pipi nenek. Dia tahu bahwa neneknya telah pergi meninggalkan dirinya sendiri.
“Tuuuuuut.” Nada mengerikan terdengar sangat nyaring dari layar monitor membuat kaki Keyla mendadak lemas.
“Dokter!” teriak Keyla.
“Tidak. Nenek tidak boleh pergi. Lala tidak mau sendirian. Lala tidak punya siapa-siapa lagi. Nenek bangun!” Air mata telah membasahi wajah Keyla. Gadis itu terus berbicara dalam tangis.
Dokter dan perawat datang. Mereka melakukan pemeriksaan dan memastikan kondisi pasien.
“Kamu harus kuat. Nenek sudah tidak ada.” Dokter menepuk pundak Keyla.“Tidak. Nenek. Nenek!” Keyla berteriak.
Dunia seakan berputar dan runtuh. Pandangan Keyla menjadi gelap. Tubuhnya tidak mampu lagi bertahan dan ambruk ke lantai. Dokter pria segera menggendong tubuh Keyla dan membaringkan di atas kasur
“Apa Anda keluarganya?” tanya dokter pada bibi yang mendekati Keyla.
“Saya tetangganya, Dok. Gadis ini tidak punya siapa-siapa selain neneknya,” jawab bibi.
“Ayahnya sudah meninggal ketika dia masih SD. Ibunya bekerja di luar negeri menjadi TKW dan tidak pernah pulang,” lanjut bibi.
“Kasian sekali,” ucap dokter.
“Nenek!” teriak Keyla bangun dari pingsannya.
“Lala. Nenek sudah tenang. Lala harus ikhlas ya.” Bibi berusaha menenangkan Keyla yang sangat terpukul karena kehilangan nenek.
“Bibi, kenapa nenek meninggalkan aku? Aku tidak punya siapa-siapa lagi.” Keyla memeluk bibi.
“Sabar. Kamu masih punya Bibi.” Bibi mengusap punggung Keyla dengan lembut.
“Kenapa Yanti tidak menerima panggilanku?” Bibi berusaha menghubungi mama Keyla yang berada di Tiongkok. Wanita yang telah meninggalkan putri kecilnya dan pergi dengan membawa putri sulungnya.
“Kita bawa nenek pulang ya, Keyla.” Bibi berusaha membujuk Keyla.
“Ya.” Keyla mengangguk.
Mereka pulang ke rumah untuk memakamkan nenek dalam peristirahatan terakhir. Keyla benar-benar sangat sedih dan terpukul kehilangan satu-satunya keluarga yang mencintainya.
Perempuan yang membesarkan dirinya dalam kasih sayang yang tulus sejak dilahirkan ke dunia hingga menjadi wanita muda yang cerdas.
Keramaian menjadi sunyi seketika saat semua telah pulang dan tinggal Keyla sendirian yang masih bertahan di pusaran neneknya. Gadis itu tidak ingin meninggalkan neneknya.
“Kenapa Nenek meninggalkan, Lala? Kenapa, Nek?” Keyla berbicara dengan tumpukan tanah basah dengan taburan bunga segar.“Lala, ayo pulang.” Bibi membantu Keyla beranjak dari pusaran nenek dan pulang ke rumah.
Keyla hanya berkurung di rumah. Dia menunggu keputusan kampus yang akan mentranfernya ke universitas yang ada di Tiongkok.
Di Tiongkok, Yanti telah mendapatkan kabar bahwa ibu mertuanya sudah meninggal dunia sehingga dia harus meminta izin kepada majikannya untuk membawa Keyla tinggal di gudang tempatnya bekerja.
“Tuan, apa saya bisa berbicara dengan Tuan Kai?” tanya Yanti pada kepala pelayan.
“Kamu mau bicara apa?” Meng balik bertanya.
“Meminta izin membawa anak saya tinggal di gudang belakang,” jawab Yanti.
“Tunggu di sini, Saya akan bicara dengan Tuan Kai,” ucap Meng.
“Baik, Tuan. Terima kasih.” Yanti mengangguk dan menunggu di luar ruang kerja Kai.
“Permisi, Tuan.” Meng mengetuk pintu ruang kerja Kai. Pria tampan yang dingin dan sedikit bicara. Lelaki lajang yang tidak pernah melirik wanita mana pun. Dia bahkan digosipkan penyuka sesama jenis.
“Ada apa?” tanya Kai tanpa melihat pada Meng.
“Bibi Yanti meminta izin untuk membawa anaknya kemari dan tinggal di gudang belakang,” jelas Meng.
“Jangan sampai terlihat olehku dan ponakan kembar,” tegas Kai.
“Baik, Tuan. Saya akan menyampaikan kepada Yanti. Permisi.” Meng membungkuk dan keluar dari ruang kerja Kai.
Pria berusia empat puluh lima tahun itu pergi menemui Yanti. Dia menjelaskan peraturan yang harus dipatuhi setelah membawa anaknya ke rumah Kai. Yanti segera menghubungi Keyla.
“Beli tiket dan terbang ke Tiongkok. Ibu akan kirimkan alamat dan rute perjalanan,” ucap Yanti.
“Kamu harus mengikuti aturan rumah ini agar bisa tinggal di sini,” tegas Yanti.
“Iya, Bu.” Keyla melihat panggilan yang telah terputus. Gadis itu segera berkemas dan bersiap pergi ke Tiongkok. Dia tidak bisa tetap di Indonesia tanpa keluarga.
Keyla tiba di bandara Pudong Shanghai. Gadis itu terbangun ketika pesawat telah mendarat. Dia segera berjalan menuju loket bus agar biayanya lebih murah. Keyla memberikan alamat kepada sopir bus.
“Nona, Apa Anda akan pergi Garden Phoenix?” tanya sopir meyakinkan.
“Iya. Apa ada yang salah?” Keyla menatap secarik kertas yang ada di tangannya.
“Tidak. Lokasi ini berada paling ujung dan tidak ada kendaraan umum yang bisa masuk. Kamu hanya bisa sampai persimpangan saja,” jelas sopir. “Tidak apa.” Keyla duduk di kursi samping jendela.Bus terus membawa penumpang dan menurunkan di tempat masing-masing hingga tersisa Keyla seorang. Dia diantar ke alamat paling ujung. Kawasan pribadi yang elit dan tidak mudah terjamah.
“Ini adalah persimpangan Garden Phoenix.” Sopir menghentikan mobil.
“Terima kasih.” Keyla turun. Dia melihat jalanan yang sangat sepi. Tidak ada satu pun kendaraan yang lewat atau masuk ke dalam.
Pohon-pohon rindang dan tinggi menjadi pelindung jalanan. Begitu teduh dan sejuk. Cahaya matahari hampir tidak mampu menempus celah untuk memberikan kehangatan. Keyla terus berjalan hingga tiba di pintu kecil paling ujung. Dia sudah ditunggu Yanti.
“Ibu.” Keyla berlari bahagia melihat ibunya.
“Ayo masuk!” Yanti menarik tangan Keyla dengan kasar masuk ke dalam perkarangan belakang.
“Kamu tinggal di sini.” Yanti membuka pintu gudang dan masuk bersama Keyla.
“Itu kamar Ibu dan pelayan lainnya. Kamu tidak usah mendekat ke rumah utama karena dilarang oleh Tuan besar. Jangan sampai terlihat oleh penghuni lain,” tegas Yanti.
“Terima kasih, Bu,” ucap Keyla.
“Istirahatlah!” Yanti meninggalkan Keyla.
Kai duduk di balik meja kerja di perusahaannya. Pria itu menatap layar computer yang menampilkan rekaman Keyla yang lari dari rumah.“Kemana Keyla? Kenapa kita tidak bisa menemukan dia?” tanya Kai dengan nada tinggi.“Maaf, Tuan. Sepertinya Non Keyla dibawa oleh seseorang yang berkuasa,” jawab Yibo.“Siapa? Apa dia Chen? Hanya pria itu yang mampu menyembunyikan Keyla di kota ini.” Kai menatap tajam pada Yibo.“Kami akan menyelidiki Tuan Chen,” ucao Yibo.“Baiklah.” Kai tidak bisa menyerang Chen tanpa bukti. Dia harus memastikan bahwa pria itu membawa Keyla.“Apa jadwal hari ini?” tanya Kai melihat Yibo. Wajah pria itu benar-benar menyeramkan.“Rapat bulanan yang sudah tertunda. Apa akan dilaksanakan hari ini?” tanya Yibo.“Ya. Minta semua orang berkumpul di ruang rapat dalam waktu tiga puluh menit,” tegas Kai.“Baik, Tuan.” Yibo mengirimkan pesan kepada semua divisi dalam satu kali secara bersama.“Semua orang akan akan menjadi korban kemarahan Tuan Kai.” Yibo mengirim pesan kepada Lu
Chen memeriksa kondisi Bao yang sudah membaik. Anak lelaki itu benar-benar demam karena merindukan Keyla. Dia pulih dengan cepat ketika pengasuhnya kembali.“Apa kamu mau mandi?” tanya Chen pada Bao.“Apa kita bisa mandi bersama?” Bao tersenyum. Dia kembali memeluk Keyla dan Chen.“Sayang, Kak Keyla sudah selesai mandi. Papa juga. Bagaimana mandi dengan bibi?” Chen menggendong Bao.“Kalau begitu aku tidak mau mandi.” Bao cemberut.“Tidak apa-apa. Aku akan membantu Bao mandi.” Keyla turun dari kasur. Dia mengambil handuk dari lemari.“Ayo kita mandi.” Keyla mengulurkan tangan kepada Bao.“Dia berat. Aku saja.” Chen y membawa Bao ke kamar mandi.“Aku akan siapkan air hangat.” Keyla mengisi bak dengan air hangat.Chen menurunkan Bao di lantai. Pria itu membuka pakaian putranya dengan cekatan. Dia terlihat sudah terbiasa mengurus anak.“Benar-benar dewasa.” Keyla tersenyum melihat Chen melepaskan setiap helai kain yang menempel pada tubuh Bao dan menyisakan celana dalam saja.“Airnya sudah
Chen menghentikan motor di dalam garasi. Mereka tiba di rumah pada dini hari.“Key.” Chen tahu bahwa gadis itu tertidur ketika hampir mendekati rumah dan motor melaju pelan.“Tuan.” Bibi segera mendekati Chen.“Tolong pegang.” Chen membuka helm Keyla.“Iya, Tuan.” Bibi menahan tubuh Keyla yang lemah.“Dia pasti sangat lelah.” Chen menggendong Keyla. Dia membawa gadis itu ke kamar.“Pa.” Bao berjalan dengan bersama dokter. “Bao.” Chen terkejut. “Dia tidak tidur dengan tenang karena menunggu kamu,” ucap dokter.“Kemarilah.” Chen menggendong Bao dan membaringkan di samping Keyla.“Kak Key.” Bao memeluk Keyla.“Terima kasih. Aku akan menjaga mereka,” ucap Chen memasang infus di tiang. Pria ittu benar-benar.“Baiklah. Aku permisi. Kamu juga harus istirahat.” Dokter Gao keluar dari kamar Keyla.“Ya.” Chen membuka jaket dan kemeja. Pria itu merebahkan tubuh di sofa.“Akhirnya, aku berhasil membawa Keyla ke rumah ini.” Chen memejamkan mata. Pria itu cukup lelah.Keyla dan Bao pun terlelap b
Chen berada di kamar. Dia menemani Bao yang demam tinggi. Pria itu benar-benar khawatir.“Aku sudah menghubungi Kai, tetapi pria itu menolak panggilanku.” Chen benar-benar tidak punya kesempatan untuk meminjam Keyla.“Permisi, Tuan. Seseorang melihat Non Keyla.” Seorang pria berdiri di ujung pintu kamar Bao.“Di mana?” tanya Chen beranjak dari sofa.“Di bandara. Tuan Kai juga akan pergi ke bandara,” jelas Gao yang merupakan asisten pribadi Chen.“Siapakan helicopter!” perintah Chen.“Pa. Papa, aku mau ikut.” Bao menatap sedih pada Chen.“Bagaimana, Dok?” tanya Chen pada dokter yang juga berada di kamar Bao.“Tubuh tuan muda Bao sangat lemah. Lebih baik menunggu di rumah saja,” jawab dokter. “Bao. Kamu di rumah saja. Papa janji akan membawa Kak Key kembali.” Chen menggengam tangan Bao dan menatap mata sendu putranya.“Papa, janji.” Bao menangis.“Ya.” Chen mencium dahi Bao.“Tolong jaga Bao.” Chen keluar dari kamar Bao.Kai dan Chen pergi dengan helicopter masing-masing dengan jalur pe
Jun dan Jia selesai kuliah di sore hari. Mereka menunggu Keyla di tempat parkir.“Jia, coba hubungi Keyla,” pinta Jun pada Jia.“Keyla belum mengaktifkan ponselnya,” jelas Jia.“Apa?” Jun terkejut.“Aku akan menghubungi professor Wang.” Jun mengeluarkan ponsel.“Mmm.” Jia menunggu Jun berbicara dengan dosen pembimbing Keyla.“Bagaimana?” tanya Jia.“Keyla tidak mengambil kelas lagi,” jawab Jun yang bingung.“Apa? Apa Keyla ikut kelas online?” Jia menatap Jun.“Aku tidak tahu, tetapi kemana dia pulang?” Jun masuk ke dalam mobil.“Aku tahu. Ayo kita pergi ke tempat Keyla kerja.” Jun menyalakan mesin mobil dan Jia segera duduk di samping kakak kembarnya.Jun mengendarai mobil menuju rumah Chen. Dia yakin Keyla pulang ke rumah duda beranak satu.“Hiks hiks.” Bao menangis. Dia merindukan Keyla yang tidak bisa dihubungi.“Bao, papa sudah mencari Kak Keyla kemana-mana, tetapi tidak ada,” jelas Tuan Chen memeluk. Pria itu melihat Keyla di pesta, tetapi dia tidak punya kesempatan untuk mendekat
Keyla membuka laptop yang terhubung dengan jaringan. Dia yang awal tidak peduli dengan kehidupan Kai mulai mencari informasi tentang pria itu.“Pria paling kaya dan berkuasa di Shenzen. Digosipkan menjalin hubungan dengan actor bernama Max.” Keyla membaca infomasi umum tentang Kai.“Jika dia guy, maka tidak akan suka dengan wanita, tetapi Tuan Kai berbeda. Aku yakin pria itu sangat normal.” Keyla terlihat berpikir.“Apa dia mau menjadikan aku tameng untuk menutupi hubunngannya dengan Max?” tanya Keyla pada diri sendiri.“Aku sudah pernah bertemu dengan Max.” Keyla menutup laptop.“Ponsel.” Keyla berlari keluar dari rumah dan melihat mobil Kai yang telah menghilang.“Terlambat.” Keyla berjalan menuju taman. Dia memperhatikan pagar tinggi menjulang sehingga gadis itu tidak bisa melihat apa pun di luar.“Ini villa kaca yang dulu terhubung dengan rumah utama dan taman belakang. Kenapa sekarang terkurung sendiri dan terlihat terpisah.” Keyla melangkah mendekati pintu pagar. Dia mengintip da












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments