Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan

Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan

last updateLast Updated : 2025-10-10
By:  Fit Tree FitriUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
21views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Takdir adalah sebuah rahasia Tuhan yang tidak bisa ditebak. Kehidupan manusia berubah dengan mudah. Begitu juga dengan Keyla yang seorang anak yatim yang ditinggal pergi ibunya ke luar negeri dan bekerja sebagai TKW di Tiongkok. Keyla terpaksa menyusul sang ibu ke luar negeri. Dia harus bersembunyi dan dilarang menampakan diri pada keluarga majikan tempat ibunya bekerja. Mahasiswi yang memilik paras cantik, seksi dan menguasai bahasa asing itu bekerja paruh waktu di bar, café, club dan kadang menjadi penerjemah dari perusahaan besar. Hal tidak terduga terjadi sehingga dirinya bertemu dengan Kai yang merupakan majikan sang ibu. Dia tidak tahu dan tidak mengenali pria itu. Lelaki dingin dan tidak pernah melirik wanita manapun. Kecantikan dan kecerdasan Keyla benar-benar menarik perhatian semua orang membuat dirinya berada dalam bahaya. Gadis itu terjebak dalam hubungan terlarang yang harus dirahasiakan.

View More

Chapter 1

Bab 1 Kehilangan

“Lala Sayang. Nenek senang masih bisa melihat kamu.” Nenek tersenyum. Ada butiran bening menetes dari sudut matanya dan jatuh ke bantal.

“Nenek akan terus melihat Lala.” Keyla memaksa diri untuk tetap tersenyum. Walaupun kabut putih telah memenuhi matanya sehingga pandangan menjadi buram.

Jantung Keyla berdebar tidak karuan. Dia melihat wajah nenek yang sudah pucat dan tidak bercahaya lagi. Wanita itu itu menatap cucunya dengan tatapan kosong. Senyuman yang memiliki satu arti.

Keduanya saling pandang dalam diam. Genggaman tangan yang tidak ingin dilepaskan.

“Temui ibu kamu di Tiongkok. Kamu harus bahagia, Lala.” Suara nenek sangat lemah dan pelan. Wanita itu benar-benar tidak ingin meninggalkan Keyla.

“Lala tidak mau ke tempat ibu.” Keyla menempelkan pipinya pada tangan nenek.

“Kamu tetap harus pergi, ya.” Nenek tersenyum dan menangis.

“Tidak. Tidak mau. Lala mau sama-sama Nenek.” Lala tidak bisa menahan tangis. Butiran bening jatuh dan tumpah di pipinya.

Tangan yang dingin dan keribut perlahan jatuh dari pipi Keyla. Jari-jari tua itu tidak lagi menyentuh kulit cucu kesayangan. Sang nenek telah berpulang di usia yang senja.

“Nenek. Bangun.” Keyla mengusap tangan nenek.

“Nek, bangun, Nek.” Keyla menyentuh pipi nenek. Dia tahu bahwa neneknya telah pergi meninggalkan dirinya sendiri.

“Tuuuuuut.” Nada mengerikan terdengar sangat nyaring dari layar monitor membuat kaki Keyla mendadak lemas.

“Dokter!” teriak Keyla.

“Tidak. Nenek tidak boleh pergi. Lala tidak mau sendirian. Lala tidak punya siapa-siapa lagi. Nenek bangun!” Air mata telah membasahi wajah Keyla. Gadis itu terus berbicara dalam tangis.

Dokter dan perawat datang. Mereka melakukan pemeriksaan dan memastikan kondisi pasien.

“Kamu harus kuat. Nenek sudah tidak ada.” Dokter menepuk pundak Keyla.

“Tidak. Nenek. Nenek!” Keyla berteriak.

Dunia seakan berputar dan runtuh. Pandangan Keyla menjadi gelap. Tubuhnya tidak mampu lagi bertahan dan ambruk ke lantai. Dokter pria segera menggendong tubuh Keyla dan membaringkan di atas kasur

“Apa Anda keluarganya?” tanya dokter pada bibi yang mendekati Keyla.

“Saya tetangganya, Dok. Gadis ini tidak punya siapa-siapa selain neneknya,” jawab bibi. 

“Ayahnya sudah meninggal ketika dia masih SD. Ibunya bekerja di luar negeri menjadi TKW dan tidak pernah pulang,” lanjut bibi.

“Kasian sekali,” ucap dokter. 

“Nenek!” teriak Keyla bangun dari pingsannya.

“Lala. Nenek sudah tenang. Lala harus ikhlas ya.” Bibi berusaha menenangkan Keyla yang sangat terpukul karena kehilangan nenek.

“Bibi, kenapa nenek meninggalkan aku? Aku tidak punya siapa-siapa lagi.” Keyla memeluk bibi.

“Sabar. Kamu masih punya Bibi.” Bibi mengusap punggung Keyla dengan lembut. 

“Kenapa Yanti tidak menerima panggilanku?” Bibi berusaha menghubungi mama Keyla yang berada di Tiongkok. Wanita yang telah meninggalkan putri kecilnya dan pergi dengan membawa putri sulungnya.

“Kita bawa nenek pulang ya, Keyla.” Bibi berusaha membujuk Keyla.

“Ya.” Keyla mengangguk.

Mereka pulang ke rumah untuk memakamkan nenek dalam peristirahatan terakhir. Keyla benar-benar sangat sedih dan terpukul kehilangan satu-satunya keluarga yang mencintainya.

Perempuan yang membesarkan dirinya dalam kasih sayang yang tulus sejak dilahirkan ke dunia hingga menjadi wanita muda yang cerdas.

Keramaian menjadi sunyi seketika saat semua telah pulang dan tinggal Keyla sendirian yang masih bertahan di pusaran neneknya. Gadis itu tidak ingin meninggalkan neneknya.

“Kenapa Nenek meninggalkan, Lala? Kenapa, Nek?” Keyla berbicara dengan tumpukan tanah basah dengan taburan bunga segar.

“Lala, ayo pulang.” Bibi membantu Keyla beranjak dari pusaran nenek dan pulang ke rumah.

Keyla hanya berkurung di rumah. Dia menunggu keputusan kampus yang akan mentranfernya ke universitas yang ada di Tiongkok. 

Di Tiongkok, Yanti telah mendapatkan kabar bahwa ibu mertuanya sudah meninggal dunia sehingga dia harus meminta izin kepada majikannya untuk membawa Keyla tinggal di gudang tempatnya bekerja.

“Tuan, apa saya bisa berbicara dengan Tuan Kai?” tanya Yanti pada kepala pelayan.

“Kamu mau bicara apa?” Meng balik bertanya.

“Meminta izin membawa anak saya tinggal di gudang belakang,” jawab Yanti.

“Tunggu di sini, Saya akan bicara dengan Tuan Kai,” ucap Meng.

“Baik, Tuan. Terima kasih.” Yanti mengangguk dan menunggu di luar ruang kerja Kai.

“Permisi, Tuan.” Meng mengetuk pintu ruang kerja Kai. Pria tampan yang dingin dan sedikit bicara. Lelaki lajang yang tidak pernah melirik wanita mana pun. Dia bahkan digosipkan penyuka sesama jenis.

“Ada apa?” tanya Kai tanpa melihat pada Meng.

“Bibi Yanti meminta izin untuk membawa anaknya kemari dan tinggal di gudang belakang,” jelas Meng.

“Jangan sampai terlihat olehku dan ponakan kembar,” tegas Kai.

“Baik, Tuan. Saya akan menyampaikan kepada Yanti. Permisi.” Meng membungkuk dan keluar dari ruang kerja Kai.

Pria berusia empat puluh lima tahun itu pergi menemui Yanti. Dia menjelaskan peraturan yang harus dipatuhi setelah membawa anaknya ke rumah Kai. Yanti segera menghubungi Keyla.

“Beli tiket dan terbang ke Tiongkok. Ibu akan kirimkan alamat dan rute perjalanan,” ucap Yanti.

“Kamu harus mengikuti aturan rumah ini agar bisa tinggal di sini,” tegas Yanti.

“Iya, Bu.” Keyla melihat panggilan yang telah terputus. Gadis itu segera berkemas dan bersiap pergi ke Tiongkok. Dia tidak bisa tetap di Indonesia tanpa keluarga.

Keyla tiba di bandara Pudong Shanghai. Gadis itu terbangun ketika pesawat telah mendarat. Dia segera berjalan menuju loket bus agar biayanya lebih murah. Keyla memberikan alamat kepada sopir bus.

“Nona, Apa Anda akan pergi Garden Phoenix?” tanya sopir meyakinkan.

“Iya. Apa ada yang salah?” Keyla menatap secarik kertas yang ada di tangannya.

“Tidak. Lokasi ini berada paling ujung dan tidak ada kendaraan umum yang bisa masuk. Kamu hanya bisa sampai persimpangan saja,” jelas sopir.

“Tidak apa.” Keyla duduk di kursi samping jendela.

Bus terus membawa penumpang dan menurunkan di tempat masing-masing hingga tersisa Keyla seorang. Dia diantar ke alamat paling ujung. Kawasan pribadi yang elit dan tidak mudah terjamah.

“Ini adalah persimpangan Garden Phoenix.” Sopir menghentikan mobil.

“Terima kasih.” Keyla turun. Dia melihat jalanan yang sangat sepi. Tidak ada satu pun kendaraan yang lewat atau masuk ke dalam.

Pohon-pohon rindang dan tinggi menjadi pelindung jalanan. Begitu teduh dan sejuk. Cahaya matahari hampir tidak mampu menempus celah untuk memberikan kehangatan. Keyla terus berjalan hingga tiba di pintu kecil paling ujung. Dia sudah ditunggu Yanti.

“Ibu.” Keyla berlari bahagia melihat ibunya.

“Ayo masuk!” Yanti menarik tangan Keyla dengan kasar masuk ke dalam perkarangan belakang.

“Kamu tinggal di sini.” Yanti membuka pintu gudang dan masuk bersama Keyla.

“Itu kamar Ibu dan pelayan lainnya. Kamu tidak usah mendekat ke rumah utama karena dilarang oleh Tuan besar. Jangan sampai terlihat oleh penghuni lain,” tegas Yanti.

“Terima kasih, Bu,” ucap Keyla.

“Istirahatlah!” Yanti meninggalkan Keyla.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status