Share

Bab 4

Verlyn terkejut setelah mendengar perkataan Kayn tadi dan hampir tersedak setelah meminum teh yang sekarang dia pegang. "Saya tidak salah–dengar, kan?" Verlyn memastikan.

Kayn menggeleng. "Tidak, Anda mendengar dengan baik. Anda bisa melihat kertas yang berada di meja depan Anda. Itu berisi tentang perjanjian yang akan saya berikan apabila Anda mau membatalkan pertunangan ini."

Verlyn menaruh cangkir di meja. "Beri saya waktu untuk membaca isinya dulu."

Kayn mengangguk dan membiarkan Verlyn untuk melihat isi kertas tersebut dengan teliti. Baru saja Verlyn membaca paragraf pertama, dia tiba-tertawa

"Kau hanya memberiku segini? Yang benar saja, rugi dong! Hahaha," ujar Verlyn sembari tertawa.

Kayn keheranan dengan reaksi wanita di depannya sekarang, seolah isi dari kertas tersebut hanya sebagai candaan saja baginya.

"Anda bisa mendapatkan keuntungan hingga satu juta dolar per–tahun, jika saya memberikan perusahaan-perusahaan tersebut secara cuma-cuma kepada Anda," jelas Kayn.

"Hahaha, ada-ada saja! Kau pikir aku tidak memiliki uang sendiri, hah?" tanya Verlyn sombong. 'Keuntungan yang dia tawarkan bahkan tidak menyentuh angka 3% dari penghasilanku setiap bulan.'

Kayn tersenyum kecil. "Yang saya tahu, Tuan Presdir Kaze belum menentukan siapa yang akan menjadi ahli waris perusahaan utamanya, yaitu Kizen kepada publik dan media, bukan?"

Verlyn mendengarkan Kayn dengan seksama sembari melipat tangannya. "Lalu, apa yang ingin kau katakan?"

"Ahli waris tersebut pasti akan jatuh kepada Ace Drian Alreo, anak laki-laki pertama Tuan Presdir Kaze. Publik dan media juga sudah banyak menduga seperti itu. Apa Anda tidak berpikir sampai kesana, Nona?" lanjut Kayn.

"Hm..." Verlyn berpikir sebentar. 'Wajar saja publik dan media menyimpulkannya seperti itu, Ayah belum mau membuka mulut soal itu pada kepada mereka semua.'

Kayn kembali meminum tehnya dan menaruh kembali di meja. "Jika Anda hanya mendapatkan perusahaan kecil dari Tuan Presdir Kaze, Anda bisa menggunakan tawaran saya ini sebagai pengganda harta Anda."

'Dengan rencana ini pasti berhasil, bukan? Tidak ada yang lebih menarik daripada harta yang melimpah di zaman sekarang!' Kayn tersenyum puas melihat Verlyn yang masih terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu dengan keras.

"Saya tahu Nona Verlyn akan berpikir matang-matang, tanda tangan di kertas itu apabila Anda–"

Kayn menoleh ke depan dan terkejut melihat Verlyn yang sudah berada tepat di depannya sembari menahan tangannya ke sofa yang sedang Kayn tempati. "Jika aku menolak, apa yang akan engkau tawarkan lagi, Tuan?"

Sorot mata Kayn seketika berubah menjadi dingin ke arah Verlyn, tetapi Verlyn tidak mempedulikan hal tersebut dan terus menatap Kayn sembari tersenyum nakal.

"Anda sangat tidak sopan, Nona Verlyn!" ujar Kayn sedikit marah.

"Bicara santai saja, ini bukan pertemuan formal," balas Verlyn dengan nada lembut.

"Aku akan memberi penawaran terakhir, batalkan perjodohan ini dan aku akan memberimu keuntungan tiga kali lipat dari yang sudah tertulis di berkas tersebut," ujar Kayn dengan nada sedikit emosi.

Verlyn berpura-pura seolah sedang mempertimbangkan tawarannyacdan kembali menatap Kayn lebih dekat. "Kalau aku tetap tidak mau?"

Kayn menghelas nafas. "Apa yang kau mau agar mau membatalkan perjodohan ini?"

Verlyn menjauh dari Kayn dan membalikkan badannya sembari melipat tangannya lagi. "Bagaimana–kalau." Verlyn menoleh ke arah Kayn. "Kau memberikan perusahaan ini saja, kepadaku?"

Kayn yang mendengar perkataan Verlyn tidak bisa lagi menahan emosinya lalu bangkit dan mendekati Verlyn dengan raut wajah marah.

"Kau semakin tidak tahu diri, ya? Jadi ini sifat aslimu!?" Kayn menatap Verlyn penuh emosi. "Aku kira kau adalah wanita yang bisa di ajak kerja sama dengan baik, rupanya aku salah besar!"

Verlyn hanya tersenyum menanggapi perkataan Kayn lalu berbalik menghadap ke arah Kayn. "Seharusnya kau tau jika semua CEO memiliki sifat serakah untuk menambah hasil keuntungannya, Tuan."

Verlyn melangkah lebih dekat. "Mana ada CEO yang menerima penawaran yang bahkan keuntungan tersebut tidak menyentuh angka 3% dari penghasilan CEO itu sendiri?"

Kayn sedikit terkejut mendengar perkataan Verlyn bahwa keuntungan yang dia tawarkan bahkan tidak mencapai di angka 10% dari yang Kayn perhitungkan. 'Bagaimana bisa wanita sepertinya memiliki uang sebanyak itu!?'

Verlyn yang seperti tahu isi pikiran Kayn saat ini, mengambil berkas yang berada di atas meja. "Jadi kau sadar kan, kertas ini sekarang tidak berguna?" Verlyn merobek kertas yang dia pegang sampai menjadi potongan yang kecil di depan Kayn.

"Baiklah, ada lagi yang ingin kau tawarkan? Aku masih bisa menunggu tawaranmu yang lainnya." Verlyn duduk di ujung sofa sembari bersenandung dan melipat tangannta, sedangkan Kayn menatap Verlyn dengan banyak pertanyaan di benaknya sekarang.

'Tidak ada yang pernah menolak tawaranku, bahkan para investor yang kedudukannya tinggi–pun menerima penawaranku dengan mudah. Tapi kenapa dia dengan santai menolak tawaranku ini?'

"Aku tahu banyak pertanyaan dalam benakmu yang bahkan kau tidak mau bagaimana mau menanyakannya kepadaku." Verlyn bangkit dan mendekati Kayn.

"Bahkan jika kau memberiku sepuluh perusahaan sekali–pun, itu tidak akan memberiku keuntungan sama sekali, asal kau tahu itu," lanjut Verlyn sembari tersenyum lembut kepada Kayn.

Kayn mengerutkan dahinya kesal karena perkataan Verlyn yang dirasa merendahkan dirinya sekarang. Kayn kembali duduk di tempatnya dan berpikir apa yang harus dia lakukan lagi untuk membuat Verlyn membatalkan perjodohan ini.

Verlyn sedikit senang melihat Kayn yang sedang berpikir keras. "Tuan, aku tidak membutuhkan uang, karena aku sudah punya sangat–banyak."

Kayn menatap Verlyn dingin dan tiba-tiba terlewat di benaknya soal Sellina, Kayn tersenyum. "Apa kau mau bersama dengan orang yang sudah memiliki kekasih, Nona?" tanya Kayn dengan santai.

Senyum di wajah Verlyn perlahan memudar. "Kau sudah memiliki kekasih?" tanya Verlyn dengan raut wajah serius.

"Aku sudah menjalin hubungan dengannya selama dua tahun lamanya. Apa kau rela menjadi yang kedua, Nona?" jawab Kayn sembari tersenyum licik.

Verlyn menatap Kayn sambil menyipitkan matanya. "Apa kau pikir aku akan percaya dengan hal seperti itu?" ujar Verlyn.

"Kau ingin bukti?" Kayn mengeluarkan ponsel dan memperlihatkan layar kuncinya yang menggunakan foto seorang wanita yang berambut coklat muda dan bola mata berwarna biru safir sedang mencium pipi Kayn sambil memeluk lengan Kayn di sebuah pantai.

Verlyn terdiam melihat layar kunci di ponsel milik Kayn dan hal itu membuat semakin yakin bahwa cara ini berhasil.

"Bagaimana sekarang? Kau masih mau melanjutkan perjodohan–"

"Aku tidak peduli," potong Verlyn cepat.

Kayn kembali di buat heran karena jawaban Verlyn. "Maksudmu, kau menerima aku menduakanmu–nanti?"

Verlyn terkikik mendengar pertanyaan Kayn lalu bangkit dan menghampiri Kaynz Dia duduk di ujung sofa yang Kayn tempati. "Tidak, aku merasa ini bisa menjadi semakin menarik."

Kayn menoleh kepada Verlyn. "Apa maksud–"

Verlyn langsung mendekat dan memegang dagu Kayn dengan lembut. Dia tersenyum lembut. "Jika dia memiliki hatimu, maka aku memiliki ragamu. Itu berarti aku dan dia imbang kan, Tuan Kayn?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status