Vier bergegas berlari menuju arah kereta yang sebelumnya sudah dia persiapkan untuk Cruz. Dengan segera lelaki itu pergi ke perpustakaan tempat dimana Hélie dan Susan berada. Lelaki itu masih tidak mengerti bagaimana bisa Carla mendadak muncul padahal mereka baru saja akan pergi ke lokasinya berada. Namun belum sempat dia bertanya, Cruz sudah lebih dulu memintanya pergi. Dengan penuh rasa penasaran, dia terus melanjutkan perjalanannya hingga bertemu dengan Susan dan Hélie.
Di satu sisi, Cruz segera mengangkat tubuh Carla, menggendong tubuh wanita itu dan langsung membawanya ke salah satu toko yang posisinya tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada. Madam Barbara. Salah satu desainer yang cukup terkenal di kerajaan. Wanita itu memiliki keahlian khusus dalam mendesain sebuah pakaian, dan biasanya pakaian yang dia rancang selalu diburu oleh para bangsawan kelas atas yang sangat
Carla menggelengkan kepalanya berulang kali, berusaha untuk berhenti memikirkan kejadian yang masih terekam di benaknya. Kejadian saat Enrique membunuh si peramal, tepat di depan matanya. Sementara itu, Barbara dan beberapa pegawainya masih sangat sibuk membantunya mengenakan pakaian. “Anda tampak begitu cantik.”Barbara tersenyum memandangi Carla yang kini sudah selesai mengenakan pakaian yang dia pilihkan. Wanita itu menatap Carla lewat pantulan cermin besar yang ada di hadapan mereka.“Bagaimana menurut anda? Apakah anda menyukainya. Saya memilihkan gaun ini karena anda akan tampak sangat cantik ketika anda mengenakan pakaian ini, terlebih melihat dari postur anda, saya jadi semakin yakin ini akan membuat anda terlihat luar biasa, dan ternyata benar. Anda sangat luar biasa cantik mengenakan gaun ini.” Barba
Carla termangu dalam lamunannya, wanita itu sejak tadi terus saja memikirkan mengenai apa yang baru dia alami. Kejadian yang sampai sekarang masih membuatnya merasa syok. Carla bahkan nyaris tidak bisa melupakan semua jadian hari ini. Sementara itu, dihadapannya, Cruz sibuk menikmati makan siangnya sambil sesekali memperhatikan Carla yang termangu. Cruz menghela napas pelan. Setelah dia perhatikan, Carla sudah seperti ini sejak tadi, dan itu sungguh membuatnya semakin cemas.Cruz sungguh penasaran dengan apa yang terjadi. Terlebih Carla sama sekali tidak menjelaskan apa-apa sejak tadi. Wanita itu hanya diam saja. “Apa yang sedang kau pikirkan sampai-sampai kau terus melamun seperti ini?”Carla tersadar dari lamunannya, wanita itu spontan mendongak pada Cruz yang duduk tepat dihadapannya sambil terus memandangi dirinya. &l
Cruz menoleh pada Carla yang sejak tadi mendadak diam. Sejak apa yang dialaminya, wanita itu menjadi pendiam. Itu sungguh membuatnya cemas. Cruz yakin kalau Carla pasti sedang memikirkan kejadian beberapa saat yang lalu ketika dia bertemu dengan Enrique.Cruz mengulurkan tangannya, menepuk pundaknya secara perlahan hingga membuat Carla tersadar dari lamunannya. “Kau baik-baik saja?”“Ya, aku tidak apa-apa.”“Jangan memikirkan apa-apa tentang kejadian tadi.”“Baiklah…” gumam Carla dengan nada lesu. Wanita itu kembali terdiam sambil memperhatikan setiap hal menarik yang dia lihat sepanjang perjalanan menuju rumah. Walaupun sudah mencoba untuk berhenti memikirkanny
Brakk!Pintu itu terbuka, dan Carla bisa melihat siluet dua orang lelaki yang berdiri di sana. Mereka berdua tampak sedang bertarung. Yang satu sedang berjuang menahannya agar tidak bisa masuk, sementara yang satu lagi berusaha untuk menerobos.Tring!Pedang lelaki yang berusaha menahan sosok itu agar tidak masuk jatuh di lantai. Lelaki itu kini tidak bersenjata. Secara perlahan dia berjalan mundur dengan ketakutan. Namun sebisa mungkin dia masih berusaha untuk melindungi pintu agar dia tidak bisa menerobos. Lelaki itu sempat menoleh dan berteriak padanya. Namun Carla sama sekali tidak tahu apa yang dia teriakkan, karena suaranya terdengar samar-samar. Tak lama setelah berusaha keras menahan pintu, lelaki yang masih menggenggam senjata itu lantas mengayunkan pedangnya. Dan dalam satu ayunan, pedang itu melesat ke a
“Tuan putri, anda baik-baik saja?” tanya Susan. Wanita itu menatap Carla dengan raut wajah cemas. Sudah seminggu berlalu sejak kejadian Carla yang hampir diculik oleh Enrique, dan sejak saat itu, dia jadi bersikap aneh. Carla menjadi lebih sering murung dan lebih sering diam melamun seperti saat ini, terlebih dari yang didengarnya, Carla juga sering mengalami mimpi buruk yang membuatnya terjaga semalaman. Wanita itu juga sering menangis ketika terbangun dari mimpi buruknya. Carla yang diam termangu lalu beralih fokus padanya yang kini memandangnya dengan cemas. Wanita itu terduduk bersama dengan Hélie di kursi yang ada tepat di hadapannya. “Aku baik-baik saja.” “Apakah anda yakin? Akhir-akhir ini anda terus saja melamun.”
Carla membuka kedua matanya spontan ketika mimpi itu sekali lagi menghampiri tidurnya. Dengan keringat mengucur membasahi seluruh tubuh, dan jantung yang berdegup tak karuan, wanita itu terisak dengan posisi duduk di atas ranjang tidurnya. Tubuhnya gemetar dan perasaan yang sama terus menghampirinya setiap kali mimpi itu datang menghampirinya.Perhatian Carla beralih pada suara yang didengarnya. Dari arah pintu, dia melihat Cruz yang datang dengan wajah cemas. Lelaki itu menghampirinya dan berusaha untuk menenangkannya sama seperti malam-malam sebelumnya. Cruz memeluk Carla dan mengusap punggung wanita itu penuh kelembutan, dan entah sejak kapan, Carla merasa nyaman dengan setiap perlakuan lelaki itu. Dia merasa lebih tenang setelah Cruz memeluk serta menenangkan dia dengan caranya.“Kau sudah merasa tenang?” tanya Cruz s
Cruz terdiam memandangi wajah tenang Carla. Wanita itu akhirnya bisa kembali tidur setelah Cruz membantunya untuk merasa lebih baik, dan usahanya sungguh berhasil. Cruz juga bahkan berhasil mendengarkan semua isi mimpi yang dialami Carla. Lelaki itu terdiam dengan tangan yang perlahan terulur membelai rambut panjangnya.Aku pikir hal ini tidak akan pernah terjadi selama kau ada di sisiku, dan selama aku menjagamu dari Enrique. Tapi aku sungguh tidak menyangka hal ini pada akhirnya terjadi. Ini pasti sangat berat bagimu karena kau harus mengingat semua itu lagi, bahkan gara-gara ingatan itu, kau sampai bermimpi buruk… Cruz membatin. Setelah mendengar semua cerita Carla tentang mimpinya, dia tentu bisa langsung tahu dengan apa yang sebenarnya dialami oleh tunangannya itu.Cruz hanya tidak menyangka kalau hal ini akan terjadi, padahal sebelumnya dia pikir Carla tidak akan pernah mengalami semua ini setelah dia membawanya pergi d
“Huft~” Cruz menghela napas seraya memijat keningnya.“Untuk sekarang lebih baik aku berhenti memikirkan tentang ramalan itu. Aku masih harus menyelidiki tentang wanita tua yang Carla ceritakan. Wanita yang sudah membantu Carla itu, sepertinya dia tahu sesuatu tentang Carla. Aku harus mencarinya dan menanyakan apa yang sebenarnya dia ketahui. Mungkin dengan aku menemukannya, aku bisa tahu apa yang menyebabkan Carla jadi seperti ini, dan siapa tahu aku bisa menemukan petunjuk tentang isi ramalan itu dari dia.” Cruz beranjak dari tempatnya. Dia baru saja hendak mencari Vier untuk memberikan perintah, namun lelaki itu sudah lebih dulu datang menemuinya di dalam sana.Vier tadinya hendak memberikan beberapa dokumen yang dia minta untuk dicarikan. Dan berhubung lelaki itu muncul ketika Cruz membutuhkannya, dia lang