Share

28. Ternyata Butik Itu

Kulihat dia tambah stres bahkan pakaian yang ia pakai pun tampak kusut seperti hatinya sekarang.

Aku menghela napas dengan kasar, tapi inilah yang akan terjadi.

"Siap-siap Mas, sebentar lagi kamu akan mendapat kejutan yang ketiga, aku harap kamu nggak jantungan ya Mas," ucapku dalam hati sambil memandang Mas Ariel dari balik kaca.

"Serius amat lihatnya, masih cinta dan sayang ya sama dia?" tanyanya.

"Nggak, aku benci pengkhianatan, aku benci kebohongan dan aku benci kepalsuan," ucapku dengan tegas.

Namun lama-lama aku mencium farhum yang tidak asing bagiku, dan saat aku menoleh aku menatapnya kembali.

Jarak kami sangat dekat, ada sedikit getaran tetapi langsung aku buang jauh-jauh pikiran itu, karena untuk saat ini aku harus memantapkan hati, menikmati kembali kesendirianku.

"Eh Mas Lingga, kagetin aja ngapain di sini?" tanyaku sediki kikuk.

"Harusnya saya yang tanya kamu, kenapa kamu lihat suamimu kaya gitu, masih cinta?" tanyanya balik.

"Sudah nggak usah di bahas lagi, ayo kita ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status