Julia berusaha mendorong tubuh Lucas yang memeluknya.
"Lepaskan aku, lepas!" teriaknya mencoba keluar dari pelukan Lucas.Dia tidak ingin bersentuhan lagi dengan pria itu, tapi akhirnya bersentuhan lagi, Julia benar-benar marah.Dengan sekuat tenaga Julia mendorong tubuh Lucas, dan akhirnya tubuh lelaki yang tinggi kekar itu pun terlepas, tapi tidak menjauhkan mereka satu sama lain.Mata Julia melotot marah menatap Lucas."Aku tidak mau kamu sentuh, aku tidak suka!" teriak Julia terus terang dengan amarah yang meledak-ledak.Lucas merasa sakit hati mendengar amarah Julia tersebut, tidak suka menyentuh tubuhnya.Pria itu menghela nafas, dia ingat bagaimana kasarnya waktu itu dia menyentuh Julia, tentu saja bagi Julia bersentuhan dengan pria tidak menyenangkan.Dia akan menebus semua kesalahan yang telah dia perbuat, sekarang dia ingin mengatakan hal yang penting dulu pada Julia."Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu tanpa ijin darimu, sekarang maukah kamu bicara dengan ku?" tanya Lucas lagi pada Julia."Bicaralah disini!" kata Julia memalingkan wajahnya.Lucas kembali menghela nafas."Nak, maukah kamu pergi sebentar melihat-lihat rumah kita?" tanya Lucas dengan lembut pada Harry seraya mengelus kepala putranya itu."Iya, mau! Papa pelan-pelan saja bicara pada Mama, jangan terlalu keras, Mama terlalu cengeng, nanti dia tidak mau memaafkan Papa!" ujar Harry menasehati Lucas."Baik nak, Papa akan dengarkan apa yang kamu katakan!" jawab Lucas patuh."Biarkan saja dia di sini, kita bicara di sana saja!" sahut Julia tidak mau Harry pergi keluar dari kamar itu, telunjuknya menunjuk sudut kamar tempat mereka berbicara.Sepertinya sudut itu bisa untuk tempat mereka bicara, dan tidak terdengar oleh Harry."Baiklah!" Lucas akhirnya mengalah.Pria itu berjalan ke tempat yang ditunjuk Julia tadi, dan berdiri di sana menunggu Julia datang.Sekarang mereka berhadap-hadapan saling memandang, walau Julia menengadahkan kepalanya untuk memandang wajah Lucas."Ayo, katakan!" ujar Julia dengan galak."Ayo kita menikah!" kata Lucas dengan nada yang tenang.Sesaat Julia terdiam mendengar perkataan Lucas tersebut, matanya tidak berkedip memandang Lucas."Apa katamu?" tanya Julia, telinga nya seperti salah mendengar."Ini demi Harry, kita harus menikah, aku harus bertanggu jawab!" kata Lucas lagi dengan yakin.Julia tidak bisa berkata-kata."Aku tidak akan menyentuhmu tanpa ijinmu, kalau kamu tidak suka berdekatan dengan ku, kita bisa tidur di kamar terpisah, dan kamu boleh melakukan apa yang kamu inginkan, tapi jangan pernah sekali pun untuk pergi lagi!" kata Lucas menjelaskan, agar Julia merasa nyaman, dia menetapkan kamar terpisah untuk mereka berdua.Dia akan pelan-pelan mendekatkan diri pada Julia, karena masalah pemerkosaan yang di lakukannya, pasti membuat Julia trauma berdekatan dengannya.Julia masih diam belum memberikan tanggapan, otaknya tiba-tiba error."Mari kita pergi menandatangani surat nikah, dan mulai hari ini tinggallah di rumah ini!" kata Lucas lagi.Julia hanya diam saja, otaknya mulai berpikir.Baiklah! Harry butuh Papanya, ini semua demi Harry, pria ini ingin bertanggung jawab, memang sudah seharusnya dia mempertanggung jawabkan perbuatannya! pikir Julia menyimak perkataan Lucas barusan."Setelah kita menandatangani surat nikah, aku akan membawa kalian kepada orang tuaku, aku akan memperkenalkan kalian kepada mereka!"Julia masih diam, tidak menjawab ataupun membantah semua perkataan Lucas.Memang mereka harus menikah, agar kehidupan Harry ke depannya terjamin dan tidak di anggap sebagai anak haram.Seperti kerbau di cucuk hidungnya, Julia diam saja di bawa Lucas pergi mendaftarkan pernikahan mereka ke catatan sipil.Baru saja turun kembali ke kota asalnya, Julia sudah menjadi istri Lucas.Dan sekarang tinggal satu atap dengan pria itu.Julia merangkul Harry dengan erat, merasa tidak nyaman melihat beberapa pasang mata memandang mereka berdua tanpa berkedip.Beberapa pasang mata itu menatap Julia dan Harry dengan wajah terkejut.Di sini mereka di bawa Lucas, di sebuah Mansion yang cukup besar, rumah mewah keluarga Lucas.Ruang makan sesaat hening begitu Lucas memperkenalkan Julia dan Harry.Lucas merangkul bahu Julia yang memeluk putra mereka dengan erat, pria itu merasakan tubuh Julia tegang melihat tatapan mata orang tua Lucas."Mereka istri dan anakku!" sahut Lucas lagi memperjelas perkataannya tadi."Sejak kapan kamu memiliki seorang kekasih? dan anak ini, benarkah dia putramu?" sahut Ibu Lucas memandang Julia dari atas sampai ke bawah, tidak mempercayai apa yang di bawa putranya itu ke rumah mereka.Lucas yang tidak ingin menikah, dan tidak ingin di kenalkan dan di jodohkan dengan wanita mana pun, tiba-tiba datang membawa seorang wanita dan anak kecil.Tentu saja membuat seisi rumah itu terkejut bukan main, Luca
Julia merasa sangat canggung berada di antara keluarga Lucas tersebut, terasa kaku dan asing.Selama makan malam, keluarga Lucas tidak ada yang berniat untuk mengajaknya bicara sekadar menanyakan siapa dirinya, tinggal di mana.Mereka hanya berbicara pada Lucas saja, dan sekali pun tidak melirik Julia dan Harry.Dan yang paling dominan meramaikan obrolan itu adalah wanita cantik yang di abaikan Lucas tadi.Wanita itu terlihat begitu akrab dan berbicara apa adanya selama makan malam berlangsung.Julia merasakan kalau wanita itu begitu di sukai oleh Ibu Lucas, dan selalu menanggapi obrolan wanita itu dengan tawa atau senyuman senang."Mama, aku sudah kenyang, tidak mau makan lagi, Ayo kita pulang Ma!" sahut Harry menyentuh lengan Julia dengan suara pelan agar tidak di dengar oleh yang lain.Julia melihat nasi Harry masih banyak di piringnya.Ternyata Harry juga sama dengan Julia, merasa canggung dan tidak nyaman dengan keluarga Ayahnya."Iya, Mama juga sudah kenyang!" sahut Julia dengan
Sebuah mobil sudah menunggu Julia dan Harry di luar pintu gerbang Mansion.Pintu mobil terbuka saat mereka menghampiri mobil tersebut, dan keluarlah seorang gadis dari dalam mobil seumuran dengan Julia."Tante Tina!" teriak Harry begitu melihat gadis itu."Oh, keponakan ku sayang!" sahut Tina sahabat Julia berlari memeluk Harry.Tina dan Harry saling berpelukan dengan eratnya."Ponakan tante sudah semakin tinggi, sebentar lagi sudah bisa masuk sekolah!" ujar Tina mengelus kepala Harry."Iya, kalau aku sudah besar nanti, aku mau bantu Mama di restoran!" ucap Harry dengan gembira, lalu melepaskan pelukannya."Anak pintar, kamu sayang sekali sama Mama ya!" kata Tina sembari tersenyum, lalu berdiri tegak setelah Harry melepaskan pelukan mereka."Iya dong, Mama yang paling aku sayang, aku akan melindungi Mama kalau aku sudah besar nanti!" ujar Harry sambil berjalan masuk ke dalam mobil.Tina kemudian mengemudikan mobil meninggalkan depan pintu gerbang Mansion Lucas."Bagaimana perjalananmu
Mereka bertiga masuk ke dalam kantor restoran, dan Julia kemudian memeriksa pengeluaran dan keuntungan yang di dapat dalam satu hari.Tina menjelaskan pembukuan restoran yang sedang di periksa Julia tersebut, kemana saja pengeluaran di keluarkan, dan berapa keuntungan yang di setor ke bank.Julia sangat puas, keuntungan yang masuk ke bank ternyata lumayan juga.Jika restoran berjalan dengan baik dan pelanggan semakin banyak menyukai menu makanan yang di sajikan restoran mereka, Julia berencana akan memperluas restoran lagi, dan mendekorasi nya menjadi lebih indah lagi."Sudah mulai larut malam, Ayo kita pulang, Harry sudah capek, dari siang belum istirahat!" kata Julia pada Tina."Oh, iya Ayo!" Julia bergegas meraih kunci mobil dari atas meja kerjanya.Tina membawa Julia ke apartemen nya.Karena sudah memiliki penghasilan yang lumayan, Tina akhirnya mampu membeli sebuah apartemen, walau tidak begitu mewah, tapi cukup luas juga dengan tiga kamar.Setelah membantu membersihkan badan Har
Tina membuka pintu apartemen nya, dan tampaklah Lucas berdiri di depan pintu dengan wajah cemas.Tanpa mengatakan apa pun, Lucas masuk ke dalam apartemen Tina tanpa permisi.Lelaki itu dengan langkah panjang menghampiri Julia yang tengah duduk di sofa, memandang padanya yang melangkah dengan cepat masuk ke dalam apartemen Tina.Julia tidak menyangka, ternyata Lucas mengetahui alamat apartemen Tina."Julia, aku menunggu kalian di rumah dengan begitu lama, kenapa kamu tidak pulang ke rumah kita?" tanya Lucas dengan nada marah menatap Julia.Lucas berdiri menjulang memandang Julia yang duduk di sofa."Bukankah kamu di rumah orang tua mu? aku ada urusan yang perlu ku tangani, dan lagi pula kita belum begitu kenal, aku masih merasa aneh dengan lingkunganmu!" jawab Julia dengan tenang, dia merasa tidak bersalah.Lucas baru tersadar mendengar perkataan Julia tersebut, memang benar mereka baru saja bertemu dan belum saling mengenal lebih dalam.Pria itu menghela nafas, merasa bersalah.Dia in
Lucas dengan hati-hati membawa Harry masuk ke dalam mobil, lalu di susul Julia."Ayo pulang!" sahut Lucas pada Edward setelah memastikan Julia duduk dengan baik, dan menutup pintu mobil dengan benar.Perlahan mobil itupun berjalan meninggalkan pelataran parkir apartemen Tina.Sepanjangnya jalan Lucas dan Julia duduk saling diam, suasana terasa canggung dan asing.Lucas sesekali melirik Julia yang duduk diam melihat keluar mobil seperti sedang melamun.Lucas melihat tubuh mungil Julia tampak lelah, dan raut wajahnya tidak bersemangat.Lucas merasa gadis yang dulunya polos, sekarang sudah berubah menjadi gadis dewasa yang sulit di raih.Diam-diam Lucas menghela nafas, dia akan berusaha membuat Julia nyaman bersamanya.Tidak berapa lama mereka pun sampai di villa.Edward perlahan membawa mobil mendekati pintu gerbang villa, tapi tampak di depan pintu tampak ada dua orang yang tengah berdebat.Edward menyenter dua sosok yang sedang berdebat tersebut dengan lampu mobil, dan tampak jelas den
Lucas memperingati para pelayan villa nya mengenai sepupunya Miranda, tidak boleh melangkahkan kakinya melewati pintu gerbang villa."Jangan sampai dia masuk ke dalam rumah, kalau aku mengetahui dia sampai masuk ke dalam, aku akan memecat kalian semua!" sahut Lucas dengan tegas."Baik Tuan!" angguk mereka serentak dengan patuh."Jangan merasa iba dengan perkataannya, dan jangan mau di provokasinya, mengerti?!" sahut Lucas lagi dengan tegas."Iya Tuan, baik!" sahut mereka lagi serentak."Ingat! Julia adalah Nyonya kalian, dan aku hanya mengakui Julia sebagai istriku yang sah, tidak ada perempuan lain!" sahut Lucas lagi dengan tegas dan tajam."Baik Tuan!" terdengar suara serentak mereka menjawab dengan patuh."Bagus!" ujar Lucas puas.Lucas kemudian meraih kembali tangan Julia, yang masih berdiri dengan diam di sampingnya.Lucas masih menggendong Harry, dan masih tertidur dengan nyenyak nya.Lucas masih dengan menggenggam tangan Julia, membawa Harry ke kamar tidur putra mereka tersebut
Lucas kembali menundukkan wajahnya, dan Julia kembali memejamkan matanya.Kali ini Lucas meraih pinggang Julia agar lebih merapat padanya, dan Julia diam saja di peluk Lucas.Lucas kemudian mencium bibir Julia dengan perlahan, dan mengulumnya juga dengan perlahan.Rasa bibir ini sama seperti waktu lima tahun lalu, sangat menyenangkan, dan membuat Lucas ketagihan.Julia merasa ciuman Lucas semakin dalam dan lama, sepertinya ini bukan hanya sekedar ciuman selamat malam.Tapi ciuman yang menginginkan lebih, dan Julia tersadar kalau tubuhnya sudah di peluk Lucas dengan erat.Tangan Lucas satu memeluk erat pinggangnya, dan satu lagi menarik tengkuknya untuk memperdalam ciuman Lucas.Saat lidah Lucas perlahan menyelusup masuk ke sela-sela bibir Julia, gadis itu pun mengangkat tangannya, dan mencoba mendorong dada Lucas."Hentikan!" ujar Julia di antara ciuman Lucas.Lucas menghentikan ciumannya."Ciuman selamat malamnya kenapa seperti itu?" tanya Julia baru sadar kalau Lucas mencari kesempa