Share

bab 14

Melihat orang dewasa yang sedang berdebat itu, Harry merasa perlu mendamaikan kedua orang tuanya itu.

Anak lelaki imut itu berdiri di antara Lucas dan Julia.

"Papa, jangan memaksa Mama, kamu harus lebih berusaha lagi untuk meluluhkan hati Mama, dia Mama yang cengeng, aku sering melihat Mama diam-diam menangis, kalau ada aku dia langsung ceria tidak mau menunjukkan kesedihannya padaku!" sahut Harry memegang tangan Lucas.

Mendengar penjelasan putranya itu membuat Lucas semakin bersalah pada Julia.

Perlahan Lucas memandang Julia, tapi gadis itu langsung membuang muka, tidak ingin menatap Lucas.

Lucas perlahan berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan putra tersebut.

"Papa janji akan membuat Mama tidak menangis lagi, Papa akan membahagiakan kalian berdua, karena mulai sekarang kita akan bersama-sama selamanya" ucap Lucas mengelus kepala Harry dengan sayang.

“Janji?” tanya Harry memastikan ucapan Lucas.

"Iya, janji!" jawab Lucas sambil menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Baguslah kalau begitu!" ujar Harry tersenyum senang.

“Tapi, apakah Papa boleh memelukmu?” tanya Lucas dengan hati-hati.

"He-eh!" Harry menganggukkan kepalanya.

Jantung Lucas berdegup begitu senangnya melihat anak itu menganggukkan kepalanya.

Lucas akhirnya dapat memeluk anak-anak tersebut, mendekapnya dengan erat.

Lucas begitu bahagia telah memiliki seorang putra yang sangat tampan, dan juga pintar serta pandai berbicara, seperti orang dewasa.

Ini semua pasti hasil kerja keras Julia menjaga dan membesarkan seorang diri.

Lucas mengecup puncak kepala Harry dengan sayang, dan memeluknya sekali lagi.

Sementara Julia tidak ingin melihat mereka berpelukan, dia menegakkan wajahnya dan melihat ke arah yang lain.

Julia tidak berusaha untuk menarik perhatian Harry lagi agar jangan di sentuh Lucas, dia berpikir untuk menyangkal kalau Harry bukan anak Lucas.

Lucas pasti akan berusaha menyelidiki kebenaran tentang siapa Ayah Harry.

Harry akan sakit hati kalau tahu dia berbohong, dan akan membuat Harry tidak akan pernah mempercayainya lagi nanti.

Setelah puas memeluk dan mencium anak itu, Lucas melepaskan pelukannya.

Dan sekarang dia memandang Julia, lalu bangkit dari jongkoknya, dan dengan hati-hati Lucas mendekati Julia.

"Julia, aku ingin bicara denganmu, apakah kamu mau bicara sebentar?" tanya Lucas dengan pelan dan hati-hati.

Pertanyaan Lucas itu, sontak membuat Julia dengan cepat menoleh menatap Lucas.

Mata tajam menatap Lucas.

"Mau bicara apa?" tanya Julia galak, dia bukan gadis yang dulu lagi, yang mudah di gertak dan di tindas.

Dia sekarang sudah menjadi seorang wanita dewasa, memiliki seorang anak lelaki, dan akan menjadi dewasa lagi untuk lebih kuat.

"Sebentar saja!" ujar Lucas dengan nada memelas, dia harus memenangkan hati Julia yang sensitif.

Edward sudah menyelidiki semua tentang Julia, dan informasi dari sahabatnya Tina.

Walau butuh waktu begitu lama mencari tahu lebih banyak tentang siapa Julia sebenarnya.

Lucas semakin ingin mengenal Julia lebih dekat lagi, perasaannya pada gadis itu tidak bisa diungkapkannya.

Ada semacam magnet di hatinya yang ingin menarik gadis itu untuk selalu dekat dengannya.

"Di sini saja bicara, aku tidak mau berjauhan dari anakku, jangan-jangan hanya akal-akalanmu saja ingin bicara, agar kamu bisa mengambil Harry dari ku!" kata Julia semakin galak.

"Tidak, ini masalah serius, aku tidak ingin putra kita mendengarkan!" ucap Lucas masih dengan nada yang memelas.

"Hah! putra kita? Harry hanya putraku, bukan putramu!" ujar Julia kesal mendengar Lucas berkata 'putra kita'.

Julia tidak tahu kesal sekali pada Lucas, bayangan pria itu saat lima tahun lalu menyentuh tubuhnya, emosinya jadi semakin naik.

Dulu dia ingin menendang, memukul dan mencakar Lucas karena dengan paksaan menyentuh tubuhnya.

Lucas sudah tidak tahan lagi, dari tadi dia ingin meminta maaf dengan tulus pada Julia, dan memeluk tubuh wanita yang telah membuatnya selama lima tahun ini menahan hasratnya.

Bayangan tubuh Julia di bawahnya membuat dia tidak bisa menyentuh wanita lain, yang ada hanya menginginkan Julia seorang.

Dengan tangan cepat kekar Lucas menarik Julia ke dalam dekapannya.

"Hei!" teriak Julia terkejut, tubuhnya tiba-tiba dengan cepat masuk ke dalam pelukan Lucas.

“Julia, maafkan aku!” Lucas dengan erat memeluk Julia, akhirnya rasa mendamba selama lima tahun ini ingin memeluk Julia kesampaian juga.

Aroma tubuh Julia yang masih sama seperti lima tahun lalu, dan itu membuat Lucas semakin erat memeluk Julia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status