Share

Bab 22. Perhatian Monika

"Merepotkan!" ketus Monika saat memapah tubuh pria ini dari dapur. Dia merasa lemas setelah muntah berkali-kali.

Brukk

Tubuh kekar Rio teronggok di atas kasur mini yang biasa Monika gunakan untuk istirahat malamnya. Wajah pria itu terlihat pucat dengan tatap mata yang tampak sayu. Satu tangannya menutup hidung sementara tangan yang lain memegangi perutnya yang terasa seperti dipelintir.

Dengan cekatan, Monika membuka pintu dan jendela kamarnya, berharap aroma menyengat dari bumbu mie itu segera pergi. Dia tidak tega melihat Rio yang terus muntah tanpa henti. Awalnya dia merasa senang dan menertawakan pria ini. Tapi sekarang justru dia merasa kasihan.

"Ini." Monika memberikan sebuah minyak aroma terapi dalam botol kecil, berharap aroma menthol yang menguar dari sana bisa sedikit melegakan pernapasan Sang Suami.

Rio menggeleng. Dia tidak ingin menerima pemberian Monika. Apapun itu, bisa memicu rasa mualnya untuk muncul lagi.

"Lepas bajum

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status