Shia memutuskan untuk pulang ke apartemen, berbahaya untuknya kembali ke LA disaat waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Dengan perlahan gadis itu membuka pintu dan melangkah masuk takut membangunkan Dante yang berada di sebrang kamarnya.“Dari mana? Kenapa baru datang?” nada datar dan dingin itu membuat Shia menoleh ke belakang. Diantara pintu yang terbuka Dante berdiri dengan sedikit menyandarkan tubuhnya pada dinding. Kepala pria itu masih dibalut dengan perban yang sama.“Kamu meninggalkan ku lagi” Ucap Dante masih dengan nada datarnya“Itu..” Shia gelagapan ia bingung harus berkata seperti apa. Kenapa dia merasa seperti seseorang yang baru saja tertangkap basah melakukan kejahatan berat.“Dari mana?” Dante mengulang pertanyaannya namun dengan nada yang lebih dingin. Membuat Shia merasa asing dengan Dante untuk pertama kalinya. Dante yang seperti ini membuat Shia menjadi tersadar perbedaan usia mereka.“Ada urusan diluar” jawab Shia mencoba tenang.Bisa Shia rasakan udara di seki
‘Jalan donkstreet nomor 6, gedung bekas tanki minyak perusahaan B’Pesan itu berasal dari Alex. Setelah menemukan plat mobil yang membawa Lily, Shia meminta Alex untuk melacak kemana mobil itu akan pergi. Dan sepertinya Shia tau kemana alur penculikan ini akan berjalan, sama seperti kasusnya di masa lalu.Pagi-pagi sekali Shia sudah berada di jalan donkstreet tak jauh dari lokasi yang diberikan oleh Alex. David dan Sam sesekali mencuri pandang pada sosok pria dengan perban dikepalanya yang melayangkan tatapan permusuhan pada mereka. “Kenapa membawanya?” Tanya Sam dengan berbisik. Pria itu memang sudah mendengar cerita dari Shia tentang Dante yang lupa ingatan dan tinggal bersamanya.“Dia merengek minta ikut” Jawab Shia cuek, tanpa pengalihkan matanya yang memindai melalui teropong.Sam sontak mendelik geli membayangkan lelaki bertubuh atletis itu merengek minta ikut, apakah seperti seorang anak kecil yang minta dibelikan permen pada ibunya. Jika diperhatikan pria itu bahkan jauh leb
“Kalian pergilah, sepertinya aku harus tegur sapa dengan pemilik tempat ini” TUT Panggilan mereka terputus. Shia mematikan panggilannya secara sepihak. Lily yang kini berada didalam mobil bersama David hanya terdiam, ia menatap raut wajah pria itu yang terlihat santai. “kau tidak masuk dan menolong Shia?” tanya Lily dengan tubuh yang bergetar, pasalnya dia melihat beberapa orang bersenjata yang masuk kedalam gudang tempat ia disekap. David melihat tubuh Lily yang bergetar, ia melepaskan jaket kulitnya dan menyerahkannya ke pangkuan Lily. “Justru akan merepotkan jika aku masuk..” David menggantung ucapannya, tatapan pria itu menerawang ke depan lalu menoleh pada Lily yang duduk disebelahnya dan setelah jeda beberapa saat, David melanjutkan ucapannya. “Kau tidak lupa kan siapa Shia sebenarnya. Bukan tanpa alasan aku memberikannya julukan wild girl, ngomong-ngomong para penculik itu hebat juga ya bisa membawamu lintas negara. Dari Milan, Italia sampai California” Ucap David dengan se
Jason duduk dikursi kerjanya dengan beberapa dokumen yang diserahkan oleh Thomas, asisten pribadinya. Tangannya terus beralih dari kertas satu ke kertas lainnya. Membaca setiap kata-kata yang tersusun dalam lembaran itu.“Apa ini sudah semuanya?” Jason bertanya“Sudah tuan” Thomas menjawab“Semuanya terlalu bersih” ucap Jason disela tarikan napasnya.“Saya juga berpikir demikian” ucap Thomas memberikan pendapatnya.“Bagaimana dengan Han? Apakah ada hal mencurigakan yang dilakukannya?” Lanjut Jason“Tidak ada Tuan. Sekertaris Han melalukan tugasnya dengan baik dan semuanya normal. Tapi ada kabar terbaru dari mafia black stone” Ucap Thomas mengalihkan topik“Black stone, kenapa dengan mereka? Apa hubungannya denganku?” tanya Jason.“Pemimpin mereka ditemukan tak bernyawa di bekas gudang minyak perusahaan B kota California t
Shia melangkah keluar Apartemen dengan tergesa setelah mendapatkan pesan yang berisi lokasi mereka akan melakukan duel. Dia perlu melakukan drifting untuk memperbaiki perasaa dan mnenengkan dirinya sendiri. Dia hanya perlu bertahan dua hari lagi dan setelah itu Shia akan kembali ke Italia da meninggalkan Dante.Sayangnya sumber ketidaktenangan Shia kini justru berada didepannya. Saat pintu lift terbuka, hia kaget mendapati Dante berada di dalam Lift tersebut.Shia menyadarkan dirinya, memutuskan untuk masuk lift dan menekan tombol menuju basement. Dante masih bersama dengannya di dalam lift.Sebuah tarikan pada ujung bajunya membuat netra Shia menatap Dante.“Mau kemana?”Shia diam tak menjawab, dia saja tidak tau darimana Dante, jadi kenapa dia harus memberitau Dante tujuannya.“Aku habis belanja” seolah mendengar isi pikirannya, Dante berbicara sambil menunjukkan kantongan yang menggantung ditangannya. Netra gadis i
“Mafia, penjahat dan pembohong, mereka tipe orang yang tidak bisa dipercaya, selain itu aku suka semuanya” Jawab Shia yang justru membuat Dante terdiam. Keheningan terjadi selama beberapa menit hingga suara deringan handphone Shia membuat Shia bangkit dan meraih handphonenya. Sebuah pesan ditinggalkan Teresa untuknya. Dokter cantik itu mengajaknya bertemu. “Aku pergi dulu” Ucap Shia pada Dante. Tanpa menunda, Shia meraih jaketnya lalu keluar dari kamar. Shia menuruni lift menuju basement lalu melajukan mobilnya menuju sebuah café. Shia duduk di sudut kafe yang tenang, menunggu dengan santai sambil memainkan handphonenya. Setelah beberapa menit, Teresa muncul dan menuju tempat Shia berada. “Ada apa?” Tanya Shia Teresa menatap Shia dengan serius. "Shia…” Teresa menjeda “Sebelum kita terlalu jauh, aku harus memberitahumu sesuatu.” Teresa meletakan selembar kertas diatas meja, mendorongnya kearah Shia “Ada sesuatu yang harus kamu ketahui tentang Dante." Shia meraih kertas itu lalu me
Dante melepaskan ciumannya ketika tidak mendapati respon apapun dari Shia. Dia menyerigai lebar ketika melihat Shia tertidur dipelukannya. Bukan tertidur, karena Dante menusukan sebuah suntikan pada lengan Shia.Dante mengangkat tubuh Shia menuju kamar. Meletakan Shia dengan pelan pada ranjang. Tangannya meraih telpon, menekan beberapa tombol dan setelahnya suara seseorang terdengar diseberang sana.“Kenapa?”“Suruh dokter Geerk kemari” Ucap Dante tanpa menunggu jawaban Dante mematikan panggilan telponnya tanpa menunggu balasan lawan bicaranya.Hampir 20 menit akhirnya suara bel apartemen menandakan kedatangan dokter Geerk.“Siapa korbannya kali ini?” Tanya Dokter Geerk sambil melangkah memasuki apartemen minimalis milik Shia.Dante membawa dokter Geerk menuju kamar Shia. Dokter Geerk yang melihat Shia tak sadarkan diri diranjang menggelengkan kepala pelan“Parah sekali, kau membuat gadis muda
Los Angeles, US Sebuah pesawat pribadi sudah mendarat di landasan. Pesawat itu terbuka dua orang pria dengan wajah jelamaan dewa itu melangkah keluar dari pesawat itu. Mereka berjalan menuju sebuah bangunan putih yang sangat megah, seperti sebuah kerajaan eropa. Kerajaan tersembunyi yang terletak ditengah hutan. “DANTEE!!!” “Mom” Irena berlari menuju Dante, Dia mendekap putranya dengan erat tanpa bisa membendung air matanya lagi. “Beraninya kau mati sebelum memberikan mom cucu!!” marah Irena “cucu apanya.. Aku masih hidup, Mom” Ucap Dante. Pria itu tertawa dengan tangan yang juga memeluk ibunya namun hal itu tidak berlangsung lama karena tangannya langsung ditepis oleh Jason “Jangan peluk istriku! AKH! Kenapa memukulku?” Ucap Jason sambil memegang perutnya yang ditinju oleh Irena. “Putraku baru kembali, jangan mengganggunya!” Ketus Irena, Dante memadang Jason lalu tersenyum mengejek. “Jika tau begini lebih baik ku biarkan saja dia di Dallas” Ucap Jason “Jadi selama ini kamu d