Home / Fantasi / Tersesat Di Dunia Pendekar / Pena Peminjam Barang

Share

Pena Peminjam Barang

Author: Mangata
last update Last Updated: 2023-02-22 13:26:30

"Permintaan diterima!" Sosok itu mengkonfirmasi.

JLEB!!!

AAAARGH!!!

Jeritan iblis bersayap terdengar begitu keras. Seketika organ dalam iblis tersebut terburai keluar bersamaan dengan darah hitam yang menggenang di permukaan tanah. 

Dalam hitungan detik, sang iblis menelan kekalahannya dan tewas ditempat setelah perutnya dipotong oleh gergaji mesin portabel yang di order oleh Raka Sadendra.

"Luar biasa, kau bisa berpikir, menulis dan bergerak dengan cepat. Aku salut pada semangatmu," ucap sosok pria berkumis.

"Ingat! Jangan pernah muncul tiba-tiba lagi dan memberi arahan selayaknya SPG dealer motor!" Teriak Raka. Ia merasa kesal dan terkejut.

"Demi apa pun, aku lemas…." 

Raka meletakkan gergaji mesin portabel di sampingnya. Ia tidak menyangka pena aneh bermotif batik itu bisa mengabulkan permintaannya. Namun beberapa saat kemudian, gergaji mesin yang ia pesan telah menghilang. 

"Siapa kau? Dan apa-apaan dengan pena ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Raka merasa bingung. 

"Perkenalkan, namaku adalah Ki Demang. Aku adalah pemandu wisata bagi para turis yang telah membaca kalimat sakti di perkamen kuno."

"Hah?" Raka merasa bingung.

Ki Demang menjelaskan bila Raka telah membaca kalimat di perkamen kuno sebelum ia terlempar ke dunia aneh itu. Perkamen tersebut adalah sobekan kitab Wektu Parwa, yaitu kitab ruang dan waktu. 

Dalam perjanjian yang berada di dalam kitab Wektu Parwa, siapa pun yang membaca kalimat tersebut dapat membuka portal dimensi, ia akan mendapatkan akses VIP untuk bertahan hidup di dalam dunia yang dituju.

Ki Demang memberikan dan menjelaskan mengenai kemampuan pena kayu yang bisa digunakan oleh Raka untuk melakukan permintaan atau peminjaman barang ke dunia nyata. 

"Tunggu sebentar, jadi perkamen kuno yang kubaca adalah kalimat pembuka gerbang dimensi?" Raka merasa bodoh karena telah membacanya.

Ia baru mengingat hal itu setelah terlempar dan berbincang ria dengan salah satu pria tua bodoh. Perlahan Raka mulai mengingat kenapa ia bisa berada di dunia itu. 

"Benar sekali. Dan dunia ini akan menjadi tempat yang nyaman untukmu. Setidaknya untuk sementara waktu sebelum kau dikoyak oleh para iblis itu," pikir Ki Demang.

"Oke, aku paham. Lalu kau siapa? Maksudku, kau itu om jin? Peri? Bidadari? Android? A.I? Atau apa?" Raka Sadendra kembali bertanya.

"Aku adalah sukma yang disegel di dalam perkamen kuno itu. Anggaplah sebagai tour guide dalam sebuah perjalanan tour & travel," ucap Ki Demang.

Raka menghela napas. Otaknya tidak mampu menerima informasi gila yang baru saja diucapkan oleh sesosok om jin yang mengenakan pakaian beskap Jawa yang sering digunakan oleh anggota pagar bagus pada acara pernikahan. 

"Coba tenangkan pikiranmu dahulu. Selagi kau beristirahat, aku akan menjelaskan tata cara untuk hidup dan keluar dari dunia ini," ucap Ki Demang. Ia mengambil secarik kertas dari kantong bajunya.

"Oh, bagus. Bisa kita percepat ke bagian bagaimana caranya untuk pulang ke duniaku?" Raka menatap Ki Demang.

"Tidak bisa semudah itu, Bambang. Kau harus melakukan misi penting terlebih dahulu," ucap Ki Demang.

Ia menjelaskan bila salah satu misinya adalah Raka diharuskan membunuh seratus raja iblis yang berada di menara Kalpawreksa dan mengucapkan permintaanmu tepat di atas puncak menara.

"Namaku Raka, bukan Bambang!" Bentak Raka sambil menunjuk ke arah om jin itu.

Ki Demang menjelaskan bila ia memberikan pena kayu bermotif batik sebagai senjata utama yang bisa digunakan oleh Raka. 

Dengan pena itu, Raka bisa meminjam atau meminta barang dari dunianya. Dan setelah tujuan dari meminjam atau permintaan barang itu tercapai, maka barang tersebut akan langsung menghilang.

"Tunggu sebentar. Maksudmu bila aku meminjam nuklir, setelah nuklir meledak, maka nuklir itu akan kembali ke  duniaku lagi?" Tanya Raka. Ia meminta penjelasan.

"Ada batasan pada meminjam atau meminta barang. Senjata api yang diperbolehkan adalah granat, pistol berbagai jenis, dan senapan laras panjang seperti shotgun. Selebihnya seperti rudal, atau nuklir tidak diperbolehkan," jelas Ki Demang.

"Oh, bagus. Sepertinya kau mengambil referensi dari game battle royal di smartphone. Baiklah aku mengerti. Jadi tidak ada batasan bagiku untuk meminjam yang lainnya, bukan?" Raka coba mengkonfirmasi.

"Kau juga tidak boleh meminjam nyawa atau manusia dari duniamu," tambah Ki Demang. 

Tata cara meminjam tersebut hanya diperuntukkan untuk barang yang bisa dikembalikan lagi. Tidak boleh barang yang setelah dipakai langsung hancur dan tidak bisa dikembalikan. Atau pun nyawa dan makhluk hidup yang berakibat fatal.

"Bagus, aku paham." Raka kembali berdiri. Ia khawatir dengan Ki Joko Gendeng yang entah ke mana perginya.

"Bila kau butuh penjelasan lainnya, tekan saja biji di gelang tasbih Jenitri itu. Aku bersemayam di sana. Bila sudah selesai, aku pamit." Ki Demang menghilang secara perlahan. Ia menjadi cahaya dan masuk kembali ke dalam gelang Jenitri. 

Raka baru sadar akan gelang Jenitri yang ia kenakan. Dengan cepat ia segera bergegas untuk menuju ke arah Ki Joko Gendeng. 

AAAARGH!!!

HUSH! HUSH!

Ki Joko Gendeng mencoba mempertahankan dirinya dengan mengusir dua iblis bersayap dengan sebuah batang kayu panjang yang ia pungut. 

"Dasar iblis! Pergi sana! Hush! Hush!" Teriak pria tua itu.

Ia menghalau setiap cakar dari kedua iblis bersayap yang ingin menarik manja kulit keriputnya. 

DUAR!

DUAR!

Dua kali tembakan mengenai bagian samping iblis bersayap dan membuat mereka berdua langsung jatuh terkapar. Keduanya tewas seketika. 

"Apa itu tadi?!" Ki Joko Gendeng baru pertama kalinya mendengar suara senapan shotgun yang ditembakkan oleh Raka Sadendra.

"Tidak headshot, namun tembakanku lumayan juga karena telah berhasil mengenai dua kelelawar itu." Raka menghampiri Ki Joko Gendeng yang terlihat panik dan bingung.

"Apa kau yang membunuh mereka? Ba–bagaimana caranya? Dan apa itu yang kau genggam di tanganmu?" Tanya Ki Joko Gendeng.

"Ini namanya senjata api laras panjang, atau nama gaulnya, shotgun," ucap Raka. 

Tak lama setelah ia menggunakan shotgun tersebut, senjata itu menghilang. Waktu peminjaman barang telah habis setelah fungsi shotgun tersebut telah dilakukan. 

"Senjatanya hilang?!" Ki Joko Gendeng terbelalak.

"Yah, begitulah resiko bila meminjam barang. Selalu ada durasi waktu pengembaliannya, tapi tidak berlaku untuk meminjam uang," ungkap Raka.

Pemuda itu segera menoleh ke arah tebing tadi. Ia merasa khawatir dengan para warga desa yang berada di ujung hutan.

Keduanya kembali menuju ke pinggir tebing dan mereka terkejut dengan penampakan asap hitam yang mengepul ke langit. Sumber dari asap itu bukan hanya dari satu titik saja, melainkan lebih dari sepuluh titik. 

"Portal dimensinya masih terbuka, sepertinya para iblis itu sedang menjarah desa lainnya," ucap Ki Joko Gendeng.

Dirinya merasa takut akan penampakan desa yang telah berubah menjadi kuburan massal. 

"Seandainya ada rudal jarak jauh, aku bisa menembak portal dimensi itu dan meledakkan semua iblis di dalamnya," pikir Raka.

"Hei, kenapa kau sering bicara ngawur?"Sindir Ki Joko Gendeng. Ia menoleh ke pemuda itu. 

"Lebih baik kita melihat desa itu. Mungkin masih ada orang yang hidup," pikir Raka. Ia tidak peduli dengan ocehan si pria tua.

"Aku tidak berminat bertamu ke desa itu, namun bila kita tetap berada di sini saat para iblis itu kembali, maka nyawa kita yang akan dalam bahaya. Baiklah, aku ikut," ucap Ki Joko Gendeng.

Mereka akhirnya menuruni tebing melewati jalan memutar. Butuh waktu untuk menjelajahi lebatnya hutan di bawah tebing.

"Jadi, bagaimana caramu menggunakan senjata dari duniamu?" Tanya Ki Joko Gendeng. 

Ia sudah mendengar penjelasan dari Raka mengenai dirinya yang tidak berasal dari dunia Yawadwipa. Namun sampai saat ini, Raka masih belum ingin memberitahu tentang dunia asalnya.

"Itu rahasia. Lagi pula hanya aku yang bisa menggunakannya," ucap Raka. 

Akhirnya mereka sampai di pintu masuk desa. Keduanya terkejut saat melihat begitu banyak bagian organ dalam dan darah segar yang berceceran di atas permukaan tanah. 

Saat jalan sedikit memasuki desa, banyak potongan tubuh seperti kepala, tangan, kaki atau perut yang berserakan di jalan-jalan.

"Inilah yang disebut sebagai makan besar sampai kenyang," ucap Ki Joko Gendeng. Ia menoleh ke sana kemari dan hanya melihat potongan mayat saja.

"Mukbang ala iblis . Ini sungguh luar biasa. Bahkan baunya sudah mulai amis. Kuharap para iblis itu tahu caranya menggosok gigi," sindir Raka.

Ia berhenti pada satu rumah yang masih tertutup rapat. Namun ketika ia ingin mendekat, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang keluar dari dalam rumah sambil berlari dan menodongkan garpu besar ke arah Raka. 

MATI KAU!!!

Dengan cepat, Raka menghindari serangan dari anak itu. 

"Hei, hati-hati dengan benda itu!" Raka berteriak.

"Ternyata masih ada yang hidup," ucap Ki Joko Gendeng. Ia menghampiri anak laki-laki itu. Dengan raut wajah santai.

"Di mana iblisnya?! Cepat beritahu aku!" Anak itu terlihat begitu gusar.

"Tenanglah, mereka sedang berwisata kuliner ke desa sebelah." Raka mencoba mengambil garpu besar yang dipegang oleh bocah tersebut.

"Siapa namamu?" Tanya Ki Joko Gendeng.

"Aji Pamungkas," jawab bocah itu.

"Berlindung!" Raka menoleh ke atas langit, ia melihat ada sepuluh iblis bersayap yang datang beriringan menuju ke arah mereka. 

Raka Sadendra segera menulis sesuatu di lengan kirinya. "Aku pinjam tiga senjata M416, full armor dan juga dua buah granat."

"Pesanan diterima, segera dikirim." Terdengar sebuah suara dari telinga Raka. 

Dengan cepat, Raka Sadendra, Ki Joko Gendeng dan Aji Pamungkas memegang senjata M416 masing-masing di genggaman tangannya.

"Mari kita bantai para hama ini!" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Akhir Yang Tak Terduga [TAMAT]

    Dengan kesempatan yang terakhir ini, Raka mengaktifkan seluruh energi yang dikumpulkan olehnya. Bahkan energi dari setiap penduduk, prajurit dan para pendekar di setiap klan pun ikut merasuk ke dalam diri pemuda itu dan membantu tercapainya teknik pamungkas milik Raka. Namun ketika proses pemurnian Raja iblis Sin dimulai, gelagat aneh ditunjukkan oleh iblis itu. Ia justru memancarkan dan meluapkan seluruh energi besar dari enam elemen keabadian di dalam dirinya. Bola energi berwarna merah tua menyelimuti tubuh Sin, di mana bola tersebut tumpang tindih dengan selubung waktu milik Raka. "Kau ingin mengubah realita kembali, 'kan?!" Sin menyeringai sambil menatap lawannya dengan tajam. "Kali ini, bukan hanya kau yang akan mengubah realita. Aku juga akan menciptakan realita baru!" Sin ternyata juga memiliki rencana pamungkasnya sendiri. Ia mengaktifkan selubung energi berubah gelang Eternity di sekitar bola energi miliknya. Enam gelang keabadian yang masing-masing menyimbolkan satu el

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Segel Enam Penjuru Waktu

    Tubuh Raka sulit untuk digerakkan. Ia terjebak di dalam teknik milik Sin. Kedua telapak tangannya hingga bahu terasa kesemutan. Ia tahu bila Sin menarik jiwa dirinya melalui kedua tangannya terlebih dahulu. Ini dilakukan agar Raka tidak melakukan perlawanan lagi. "Tidak bisa kupercaya! Kau menggunakan gabungan seluruh elemen keabadian sekaligus," ungkap Raka. "Kau memiliki kekuatan yang bakal merepotkanku. Sudah seharusnya aku membunuhmu terlebih dahulu." Sin menarik perlahan jiwa dari pemuda itu. Tidak ada perlawanan dari Raka yang membuat jiwanya terambil dan keluar perlahan dengan begitu cepat. Namun, Ki Demang yang tahu akan hal itu muncul tepat di samping kanan Raka. Ia meminjam energi satu tasbih Wektu Alam milik Raka dan membuat teknik segel milik Jayabhaya. Raka sengaja mengajarkan Ki Demang cara menggunakan segel khusus dan mampu mengakses kekuatannya. Ia tahu, untuk menang, Raka perlu menggunakan cara lebih kotor dari yang dilakukan oleh Sin. Dengan segel yang dibuat ol

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Wujud Sempurna Raja Iblis Sin

    Pertempuran antara dua makhluk yang telah diramalkan pun terjadi. Raka melepaskan seluruh energi besar di dalam tubuhnya. Ia mengenakan zirah Wektu Parwa yang di mana berbeda dengan jubahnya kala itu. Zirah tersebut merangkap dan bergabung dengan jubahnya dan membentuk armor khusus. Armor ini dilindungi oleh teknik segel milik Jayabhaya, lalu potongan jubah dari Raka dilindungi oleh kekuatan ruang dan waktu dari kitab Wektu Parwa. Ki Demang yang berdiri di samping pemuda itupun menyatukan diri dengan Raka untuk mengatur energi yang diserap oleh pemuda itu. Yah, benar… Raka membuka seluruh titik cakra di tubuhnya untuk menghisap energi alam disekitarnya. Ia juga meninggalkan sepuluh bayangan dirinya yang berada diluar menara Kalpawreksa. Mereka duduk bersila dan dilindungi oleh bola waktu. Tugasnya mudah, yaitu untuk menghisap energi alam di sekitarnya, lalu di transfer ke tubuh Raka melalui teknik ruang. Rambut dari pemuda

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Raka Datang Menghadapi Sin

    Tiba-tiba Sin datang dan mencengkeram wajah sepupunya. Iblis itu melemparkan Indrajit ke arah yang berbeda hingga menghantam beberapa pepohonan di hutan. "–kau!" Adityawarman merasa gusar. Amarahnya kian mendidih ketika melihat iblis itu. "Manusia yang sudah terluka, lemah dan tidak berdaya lebih pantas untuk mati!" Sin menciptakan bola partikel berwarna hitam pekat yang dipenuhi oleh bintik-bintik cahaya seperti penggambaran bintang-bintang di galaksi. Energi bola hitam itu sama besarnya dengan kekuatan sepuluh raja iblis di lantai bawah. JANGAN!!!HENTIKAN!!!Teriakan Indrajit memecahkan keheningan hutan yang baru ia hantam. Dengan cepat, ia berpindah tempat dan menembakkan energi miliknya ke arah energi bola hitam milik Sin yang juga telah dihempaskan ke arah Adityawarman. DUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Ledakan besar tercipta hingga membumbung tinggi membentuk awan jamur berwarna putih. Gelombang kejut yang dihasilkan dari ledakan itu menyapu data sekitar dan menggulung permukaan

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Sin; Raja Iblis Di Dua Lantai

    Raja iblis sembilan puluh sembilan mampu memanipulasi ruang seperti Raka. Namun kekuatan yang sesungguhnya masihlah ia sembunyikan. Ia bukan hanya memiliki kecerdikan, namun juga dijuluki sang dewa perang. Sebenarnya, Sin, Indrajit dan Nintinugga dijuluki tiga pewaris yang nantinya akan menggantikan kedudukan raja ke seratus. Salah satu dari mereka bakal dinobatkan menjadi penggantinya. Namun Indrajit yang sedari awal sudah tahu rencana Sin yang sesungguhnya memilih untuk memberontak dan kabur dari lantai seratus. "Bagaimana rasanya kehilangan seluruh anggota keluargamu, terutama ayahmu? Realita yang ada di dalam menara Kalpawreksa telah berubah sepenuhnya. Aku sangat muak dengan teknik pengubah realita ini! Jangan salah paham, aku tidaklah bodoh seperti Raja lainnya. Aku tahu tentang teknik temanmu itu," ungkap Sin. "Bila kau sudah tahu tentang teknik itu, maka seharusnya kau sudah tahu bila akhirmu akan segera tiba," balas Indrajit Mahashura. "Jangan bercanda. Kau tahu aku lebi

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Warisan Sang Jayabhaya

    "Aku tidak mau mati sendirian!" Ungkap Nintinugga yang ternyata masih hidup. Namun sebagian tubuhnya meleleh bagaikan lilin yang dipanaskan. Terlihat di bagian kepala sebelah kanannya ada jantungnya yang berdetak. Iblis itu telah kehilangan seluruh kekuatannya. Dan yang tersisa tinggalah dirinya sendiri. Ia menusuk Raka dengan pedang darah miliknya. "Si–sial! Aku tidak melihat kedatangannya!" Raka terjatuh ke bawah karena ia kehilangan keseimbangannya. Ki Demang yang berubah menjadi elang pun segera berubah wujud menjadi manusia yang mengenakan zirah bercahaya. Ia mencengkeram erat kepala dari iblis Nintinugga dan menghancurkannya menggunakan teknik portal waktu yang diperbesar hingga menghancurkan tubuh iblis itu. KURANG AJAR!!!Terdengar teriakan keras sebelum Nintinugga tewas sepenuhnya. Iblis itu bisa begitu mudah dibunuh karena sudah tidak ada lagi energi yang dimilikinya.Namun di lain piha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status