Beranda / Fantasi / Tersesat Di Dunia Pendekar / Portal Gelombang Bencana

Share

Portal Gelombang Bencana

Penulis: Mangata
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-22 13:18:03

"Ngomong-ngomong, siapa namamu?" pria tua itu menoleh ke arah Raka.

"Raka–, Raka Sadendra." Ia menatap jauh ke arah perkampungan yang berada di ujung hutan. 

Namun perhatiannya malah terpancing ke arah kanannya. Ia melihat ada bangunan tinggi yang menjulang seperti gedung pencakar langit. Begitu tingginya hingga Raka bahkan tidak bisa melihat ujungnya. 

"Namaku adalah Ki Joko Gendeng. Aku adalah penghuni asli dari daerah sini. Bila kau butuh sesuatu, kau bisa bilang kepadaku," ucap si pria tua.

"Oh, apa otakmu sama gendengnya dengan namamu?" Sindir Raka. Ia tertawa kecil.

"Apa maksudmu?! Kau ingin bilang bila aku ini gila?!" Ki Joko Gendeng merasa gusar.

Raka hanya memberikan senyuman ke pria tua itu. Ia tidak menunjukkan hal apa-apa lagi kecuali kepuasan hatinya setelah menghina pria tua itu. 

"Kakek, bangunan apa itu? Kenapa tinggi sekali?" Tanya Raka Sadendra.

Ki Joko Gendeng menoleh ke arah bangunan yang ditunjuk oleh pemuda itu. Ia menjelaskan bila bangunan tersebut bernama menara Kalpawreksa. 

Menara Kalpawreksa adalah menara yang dijuluki sebagai pohon dunia atau pohon pengabul keinginan. Namanya berasal dari kata "Kalpa" yang artinya ingin atau keinginan. Sedangkan kata "Wreksa" yang berarti pohon. 

Siapa pun yang bisa mencapai lantai seratus, ia bisa mendapatkan satu keinginan yang akan dikabulkan, bahkan bila permohonan itu adalah sesuatu hal yang mustahil.

Menara tersebut memiliki seratus lantai, di mana luas dari masing-masing lantai konon seluas wilayah ibukota suatu negara. Dan di setiap lantai tersebut di tinggali oleh bermacam-macam makhluk dunia bawah serta satu sosok raja iblis yang bertengger di istana. 

Ki Joko Gendeng memberitahukan bila setiap bulannya, banyak pendekar yang mencoba peruntungan memasuki menara tersebut untuk mencapai lantai seratus. Namun sayangnya tidak ada yang mampu mengalahkan raja iblis di lantai satu. 

"Apa tidak ada cara untuk mengalahkan iblis-iblis itu? Maksudku, kenapa seluruh pendekar di negeri ini tidak bergabung dan membentuk aliansi raksasa untuk menyerang menara itu?" Raka merasa penasaran.

"Ada yang pernah melakukan hal tersebut. Kira-kira sekitar seratus tahun yang lalu. Aliansi semua kerajaan bergabung dan memasuki menara tersebut. Lebih dari satu juta manusia menyerbu raja iblis di lantai satu dan berhasil mengalahkannya." Ki Joko Gendeng memberitahu kisah usang di masa lalu.

"Lalu? Bagaimana kelanjutannya?" Raka penasaran.

"Mereka hanya bisa mencapai lantai ke-20 dan gagal. Di saat tidak ada lagi pendekar yang bertahan hidup, maka dalam waktu sehari setelahnya, semua raja iblis yang telah terbunuh dalam penyerangan itu akan bangkit atau terlahir kembali. Jadi intinya, penyerbuan itu adalah hal yang sia-sia," ungkap Ki Joko Gendeng.

Dan karena penyerbuan besar-besaran tersebut, semua kota di seluruh kerajaan di Nuswantara terkena imbasnya. Setiap satu bulan sekali akan muncul sebuah gerbang atau portal dimensi yang terbuka di atas langit, di permukaan tanah atau pun di wilayah perairan. 

Portal tersebut membawa iblis-iblis yang berasal dari menara Kalpawreksa. Mereka semua memburu para manusia untuk dijadikan santapan. Hal tersebut dikenal sebagai gelombang bencana. 

Dan gelombang bencana ini akan dimulai saat matahari terbit dan akan berakhir saat matahari terbenam.

"Jadi begitu. Artinya cara satu-satunya untuk bebas dari belenggu kutukan menara Kalpawreksa adalah dengan menghabisi semua raja iblis tersebut." Raka merasa perjuangan para penduduk di dunia itu begitu berat.

"Karena ini akhir bulan, mungkin besok ketika matahari terbit, kau bisa melihat contoh nyata dari gelombang bencana," ucap Ki Joko Gendeng. pria tua itu berdiri sambil menepuk pundak Raka.

"Maaf, tapi aku tidak berminat untuk menonton pertunjukkan iblis menyantap manusia, seperti menyantap hidangan pembuka," ungkap Raka. 

Ki Joko Gendeng melihat perubahan sikap dari pemuda itu. Sedari tadi, Raka menjadi terus bergerak ke sana kemari. Ia mondar-mandir tidak karuan sambil berbicara sendiri. 

Ki Joko Gendeng merasa bila pemuda itu terlalu cemas dan gelisah karena persoalan gelombang bencana. Ingin rasanya ia memukul kepala pemuda itu dan mengganti isi otaknya. 

Ki Joko Gendeng harus bertindak, ia akhirnya menepuk pundak Raka dan mencoba menenangkannya.

"Jangan panik seperti itu. Kau takut dengan gelombang bencana? Tanya Ki Joko Gendeng.

"Tidak, aku takut karena harus terjebak di dunia ini bersama dirimu! Gumam Raka dalam hati. 

"Yah, aku takut dengan sosok yang disebut iblis itu! Menurutmu aku tidak perlu takut?" Teriak Raka 

Ia merasa pernapasannya begitu sesak. Rasa panik mulai melanda dirinya. 

"Kita akan aman di dalam hutan. Aku tahu tempat aman untuk kita bersembunyi. Jadi, jangan merasa seperti anak ayam yang kehilangan induknya," ucap Ki Joko Gendeng.

"Oh, untunglah. Kukira aku akan mati menjadi dessert para iblis," pikir Raka. Ia sedikit lega, namun juga khawatir. 

Raka berpikir lagi, bila ia bisa selamat dari gelombang bencana itu, lalu siapa yang akan menyelamatkan para penduduk yang berada di desa-desa itu?

"Lalu bagaimana dengan nasib para penduduk di desa itu? Apa mereka punya bungker untuk berlindung?" Raka menatap kedua mata Ki Joko Gendeng.

"Bungker? Apa itu?" Ki Joko Gendeng balik bertanya.

"Oh, maaf. Maksudku seperti tempat berlindung atau benteng batu," jelas Raka.

"Oh, aku paham. Tentunya mereka–," perkataan Ki Joko Gendeng dipotong.

"–punya?" Tanya Raka.

"Tidak punya. Itu maksudku." Ki Joko Gendeng meringis.

"Lalu bagaimana caranya mereka berlindung?" Raka merasa khawatir.

Ki Joko Gendeng hanya menggerakkan kedua pundaknya ke atas. Ia juga tidak tahu dan tidak mau peduli dengan urusan nyawa orang lain. Selama nyawanya selamat dan baik-baik saja, ia tidak mau peduli dengan yang lainnya. 

Ketika keduanya meratapi nasib yang akan terjadi pada desa diujung hutan, tiba-tiba portal dimensi tercipta di atas langit. Tepat di atas hutan, portal dimensi terbuka lebar hingga radius sepuluh meter. 

Dari dalam portal nan gelap itu, keluar puluhan iblis bersayap. Rupa mereka seperti seekor kelelawar, namun tubuhnya berbadan seperti manusia. Cakar tajam menghiasi setiap jemarinya.

"Oh, tidak. Apa itu yang kau maksud sebagai portal dimensi?" Raka perlahan mundur ke belakang karena terkejut. 

"Ini gawat, kukira portal itu akan terbuka besok!" Ki Joko Gendeng merasa panik. 

"Sepertinya perhitunganmu gagal total." Raka tertegun dalam ketakutannya ketika para iblis menyerang desa.

Banyak wanita dan anak-anak saling berlarian menyelamatkan hidup mereka. Diantaranya bersembunyi di balik meja, di dalam rumah dan yang lainnya justru melawan nasib dengan menghajar iblis itu. 

Banyak pria yang tewas dengan keadaan usus terburai dari tubuhnya. Kepala putus dan anggota tubuh yang berserakan di jalan-jalan kampung. Dalam hitungan detik, para iblis telah menyebar ke seluruh desa dan membantai seluruh warganya. 

Dan ketika salah satu iblis bersayap menoleh ke arah Raka dan Ki Joko Gendeng, keduanya mulai panik dan langsung lari menuju ke hutan di belakang mereka. 

"Lari!" Teriak Ki Joko Gendeng.

Mereka berdua menerobos barisan semak-semak tinggi dan tidak sekali pun menoleh ke belakang. Raka merasakan denyut jantungnya berdetak cepat. Ia seperti sedang dipecut untuk lari secepat kuda. 

"Iblis itu masih di belakang!" Raka menoleh sebentar.

"Ikuti aku!" Teriak Ki Joko Gendeng. Ia tiba-tiba berbelok ke arah kanan.

"What!" Raka terkejut karena pria tua itu tiba-tiba merubah arah jalannya. 

Sayangnya, iblis bersayap malah terus mengikuti Raka. Iblis tersebut melesak lebih cepat dan langsung menyenggol punggung Raka hingga pemuda itu jatuh berguling dan menghantam sebuah batang pohon besar.

BRAK!!!

AAARGGH!!!

IbIis bersayap berteriak. Ia segera mendarat dan langsung lari ke arah mangsanya. 

"Maaf bila menyela keributan ini. Tapi kau bisa melakukan order barang dari dunia nyata untuk mempertahankan hidupmu. Tulis apa pun dengan pena itu di telapak tanganmu atau di kulitmu. Cepat!" Sesosok pria berkumis muncul di samping Raka.

"Oh, shit!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Akhir Yang Tak Terduga [TAMAT]

    Dengan kesempatan yang terakhir ini, Raka mengaktifkan seluruh energi yang dikumpulkan olehnya. Bahkan energi dari setiap penduduk, prajurit dan para pendekar di setiap klan pun ikut merasuk ke dalam diri pemuda itu dan membantu tercapainya teknik pamungkas milik Raka. Namun ketika proses pemurnian Raja iblis Sin dimulai, gelagat aneh ditunjukkan oleh iblis itu. Ia justru memancarkan dan meluapkan seluruh energi besar dari enam elemen keabadian di dalam dirinya. Bola energi berwarna merah tua menyelimuti tubuh Sin, di mana bola tersebut tumpang tindih dengan selubung waktu milik Raka. "Kau ingin mengubah realita kembali, 'kan?!" Sin menyeringai sambil menatap lawannya dengan tajam. "Kali ini, bukan hanya kau yang akan mengubah realita. Aku juga akan menciptakan realita baru!" Sin ternyata juga memiliki rencana pamungkasnya sendiri. Ia mengaktifkan selubung energi berubah gelang Eternity di sekitar bola energi miliknya. Enam gelang keabadian yang masing-masing menyimbolkan satu el

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Segel Enam Penjuru Waktu

    Tubuh Raka sulit untuk digerakkan. Ia terjebak di dalam teknik milik Sin. Kedua telapak tangannya hingga bahu terasa kesemutan. Ia tahu bila Sin menarik jiwa dirinya melalui kedua tangannya terlebih dahulu. Ini dilakukan agar Raka tidak melakukan perlawanan lagi. "Tidak bisa kupercaya! Kau menggunakan gabungan seluruh elemen keabadian sekaligus," ungkap Raka. "Kau memiliki kekuatan yang bakal merepotkanku. Sudah seharusnya aku membunuhmu terlebih dahulu." Sin menarik perlahan jiwa dari pemuda itu. Tidak ada perlawanan dari Raka yang membuat jiwanya terambil dan keluar perlahan dengan begitu cepat. Namun, Ki Demang yang tahu akan hal itu muncul tepat di samping kanan Raka. Ia meminjam energi satu tasbih Wektu Alam milik Raka dan membuat teknik segel milik Jayabhaya. Raka sengaja mengajarkan Ki Demang cara menggunakan segel khusus dan mampu mengakses kekuatannya. Ia tahu, untuk menang, Raka perlu menggunakan cara lebih kotor dari yang dilakukan oleh Sin. Dengan segel yang dibuat ol

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Wujud Sempurna Raja Iblis Sin

    Pertempuran antara dua makhluk yang telah diramalkan pun terjadi. Raka melepaskan seluruh energi besar di dalam tubuhnya. Ia mengenakan zirah Wektu Parwa yang di mana berbeda dengan jubahnya kala itu. Zirah tersebut merangkap dan bergabung dengan jubahnya dan membentuk armor khusus. Armor ini dilindungi oleh teknik segel milik Jayabhaya, lalu potongan jubah dari Raka dilindungi oleh kekuatan ruang dan waktu dari kitab Wektu Parwa. Ki Demang yang berdiri di samping pemuda itupun menyatukan diri dengan Raka untuk mengatur energi yang diserap oleh pemuda itu. Yah, benar… Raka membuka seluruh titik cakra di tubuhnya untuk menghisap energi alam disekitarnya. Ia juga meninggalkan sepuluh bayangan dirinya yang berada diluar menara Kalpawreksa. Mereka duduk bersila dan dilindungi oleh bola waktu. Tugasnya mudah, yaitu untuk menghisap energi alam di sekitarnya, lalu di transfer ke tubuh Raka melalui teknik ruang. Rambut dari pemuda

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Raka Datang Menghadapi Sin

    Tiba-tiba Sin datang dan mencengkeram wajah sepupunya. Iblis itu melemparkan Indrajit ke arah yang berbeda hingga menghantam beberapa pepohonan di hutan. "–kau!" Adityawarman merasa gusar. Amarahnya kian mendidih ketika melihat iblis itu. "Manusia yang sudah terluka, lemah dan tidak berdaya lebih pantas untuk mati!" Sin menciptakan bola partikel berwarna hitam pekat yang dipenuhi oleh bintik-bintik cahaya seperti penggambaran bintang-bintang di galaksi. Energi bola hitam itu sama besarnya dengan kekuatan sepuluh raja iblis di lantai bawah. JANGAN!!!HENTIKAN!!!Teriakan Indrajit memecahkan keheningan hutan yang baru ia hantam. Dengan cepat, ia berpindah tempat dan menembakkan energi miliknya ke arah energi bola hitam milik Sin yang juga telah dihempaskan ke arah Adityawarman. DUM!!!DUUUAR!!!BRUUUAR!!!Ledakan besar tercipta hingga membumbung tinggi membentuk awan jamur berwarna putih. Gelombang kejut yang dihasilkan dari ledakan itu menyapu data sekitar dan menggulung permukaan

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Sin; Raja Iblis Di Dua Lantai

    Raja iblis sembilan puluh sembilan mampu memanipulasi ruang seperti Raka. Namun kekuatan yang sesungguhnya masihlah ia sembunyikan. Ia bukan hanya memiliki kecerdikan, namun juga dijuluki sang dewa perang. Sebenarnya, Sin, Indrajit dan Nintinugga dijuluki tiga pewaris yang nantinya akan menggantikan kedudukan raja ke seratus. Salah satu dari mereka bakal dinobatkan menjadi penggantinya. Namun Indrajit yang sedari awal sudah tahu rencana Sin yang sesungguhnya memilih untuk memberontak dan kabur dari lantai seratus. "Bagaimana rasanya kehilangan seluruh anggota keluargamu, terutama ayahmu? Realita yang ada di dalam menara Kalpawreksa telah berubah sepenuhnya. Aku sangat muak dengan teknik pengubah realita ini! Jangan salah paham, aku tidaklah bodoh seperti Raja lainnya. Aku tahu tentang teknik temanmu itu," ungkap Sin. "Bila kau sudah tahu tentang teknik itu, maka seharusnya kau sudah tahu bila akhirmu akan segera tiba," balas Indrajit Mahashura. "Jangan bercanda. Kau tahu aku lebi

  • Tersesat Di Dunia Pendekar    Warisan Sang Jayabhaya

    "Aku tidak mau mati sendirian!" Ungkap Nintinugga yang ternyata masih hidup. Namun sebagian tubuhnya meleleh bagaikan lilin yang dipanaskan. Terlihat di bagian kepala sebelah kanannya ada jantungnya yang berdetak. Iblis itu telah kehilangan seluruh kekuatannya. Dan yang tersisa tinggalah dirinya sendiri. Ia menusuk Raka dengan pedang darah miliknya. "Si–sial! Aku tidak melihat kedatangannya!" Raka terjatuh ke bawah karena ia kehilangan keseimbangannya. Ki Demang yang berubah menjadi elang pun segera berubah wujud menjadi manusia yang mengenakan zirah bercahaya. Ia mencengkeram erat kepala dari iblis Nintinugga dan menghancurkannya menggunakan teknik portal waktu yang diperbesar hingga menghancurkan tubuh iblis itu. KURANG AJAR!!!Terdengar teriakan keras sebelum Nintinugga tewas sepenuhnya. Iblis itu bisa begitu mudah dibunuh karena sudah tidak ada lagi energi yang dimilikinya.Namun di lain piha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status