Satu pria paruh baya, satu pria super tua dengan penuaan tertunda, dua wanita petarung, dua lelaki muda berpredikat prajurit yang tampan, dan satu buronan yang kebetulan juga tampan, walau dengan pipi yang lebam dan beberapa gigi patah serta tanggal.
Mereka duduk mengelilingi meja makan di rumah Michael yang sempit. Siku dan lutut mereka berdekatan, kadang sampai harus bergesekan. Kaki-kaki mereka yang jenjang, kecuali kaki Gemma, saling beradu dengan tidak sengaja di bawah meja.
Setelah masalah Pelayan tadi bisa diselesaikan, untuk sementara, kini mereka beranjak membahas masalah yang lebih penting: soal rentetan kejadian di Elenio.
Dari pembicaraan awal, Gemma mengambil kesimpulan bahwa tragedi di King's Door dan ledakan di Fiend semalam adalah satu rangkaian terencana.
Kesimpulan itu membuat pertanyaan muncul di benak Gemma. Sebenarnya Jonah, Nero, dan Sarah, berasal dari divisi apa?
"Sebelum kita melanjutkan. Ada satu hal yang harus diperjelas
Menunggu dan bersabar adalah dua hal yang membuat Gemma gatal-gatal. Mungkin dia alergi pada dua tindakan itu. Lalu Pelayan muncul dan menawarkan sebuah ide menarik.Gemma tengah merebahkan diri di kasur sempit di kamarnya. Dia masih tidak bisa untuk menghadapi ayahnya tanpa emosi yang meluap-luap. Jadi setelah acara makan pagi yang sunyi tadi, Gemma segera membereskan piringnya sendiri lalu bergegas ke kamar.Tak berapa lama kemudian, Pelayan mengetuk pintu dan masuk. Gemma masih belum terbiasa dengan wujud Pelayan ini. Berkali-kali Gemma rasanya kena serangan jantung karena melihat Heros di hadapannya."Berdasarkan pancaran energimu, aku dapat merasakan kau adalah petarung yang hebat. Akan lebih luar biasa jika kau bisa menggabungkan kekuatanmu dengan Tuan Putri Lanaya."Tanpa basa-basi, Pelayan langsung menjabarkan sebuah teori yang membuat Gemma bangkit dari kasur."Caranya?" Antusiasme Gemma mulai merambat dari pertanyaannya. Atau mungkin itu
Pelayan mencoba mengacuhkan apa yang dilakukan Gemma. Dia merasa ngilu hanya dengan melihat betapa lenturnya tubuh mungil yang menyimpan jiwa majikannya itu."Berdasarkan pertempuran kami yang terakhir, ada cukup banyak manusia yang ikut bertarung melawan kami. Dan walaupun aku diperbolehkan melukai manusia, Tuan Putri tidak diperkenankan melakukannya. Jadi, sebagai antisipasi apabila hal itu terulang lagi, alangkah baiknya jika kedua jiwa dalam kondisi siap bertempur."
Jika bukan karena jam malam yang akan segera datang, Gemma tak ingin berhenti. Ia sudah lama tidak berlatih seberat tadi, dan sensasinya menimbulkan candu yang sudah lama tak ia rasakan.Gemma bukan saja hanya menderita luka fisik, tetapi juga isi di dalam kepalanya rasanya seperti diaduk-aduk hingga membuat Gemma nyaris tak sanggup berjalan. Pelayan sampai harus memapahnya untuk bisa tiba di rumah.
Saat atasannya memberi tugas ini, Jo tahu bahwa ada campur tangan dari ayahnya. Jo tak mungkin menggerutu di hadapan siapapun. Ia hanya bisa melampiaskannya di sepanjang perjalanan menuju ke tempat pertemuan yang telah ditentukan.Seragam Archturiannya sedikit basah di bagian pundak karena sore ini gerimis ringan membasahi tanah Meubena. Dua garis berwarna merah di setiap sisi lengan seragam Jo menunjukkan pangkatnya yang cukup tinggi di Archturian.Jo mendongak untuk memastikan bahwa ia sudah sampai di tujuan. Sebuah kedai tua yang tak seorangpun akan sudi untuk mampir karena tampilannya yang kotor. Penduduk Meubena punya banyak pilihan kemewahan, dan tempat ini bukan salah satunya.Tulisan 'Old Cap' terpahat asal-asalan di papan kayu yang berayun karena angin. Fasad bangunannya terdiri dari kayu-kayu kusam yang dimakan usia dan cuaca. Hanya ada dua jendela di masing-masing tembok yang menghadap ke jalan, penuh dengan debu dan berkaca gelap.Jo mendorong
Gemma melihat melalui dinding kaca, langit Elenio yang perlahan berubah warna menjadi lembayung. Rakyat negara ini akan melewati satu malam yang lain lagi, dalam keheningan dan perasaan mencekam yang sudah menjadi bagian dari hidup mereka."Di sini tempat pertemuannya?" tanya Pelayan, yang berdiri di samping Gemma dan ikut menyaksikan matahari tenggelam.Gemma menggeleng pelan. "Bukan. King's Door ada di ruang bawah tanah gedung ini.""Lalu sedang apa kita di sini?"Gemma menoleh ke belakang, ke sisi gedung yang lain. Di sana ia pernah menghabiskan sejenak waktu bersama Nero.Deg.Jantungnya tersentak kecil. Hatinya terasa sesak. Tanpa sadar ia memeluk erat dirinya sendiri, yang tengah terbalut dalam jaket hitam Nero. Aroma Nero sudah menghilang, tapi memori atas wanginya masih melekat di ingatan Gemma.Wajarkah ia seperti ini? Gemma rasa tidak."Hanya menunggu malam datang. Maya minta bertemu saat malam.""Aku
Gemma menatap Maya untuk terakhir kalinya, lalu ia berdiri di samping Pelayan sembari menarik keluar Einar dari tangannya."Ada yang aneh," kata Pelayan, saat Gemma tengah berkonsentrasi untuk dapat melihat dalam kegelapan ini. Dimana para Draconian berada? Selain bau busuk yang mulai memenuhi udara, Gemma tak bisa melihat keberadaan monster itu."Apa?" Gemma berada dalam mode bertarung, Einar tergenggam erat dan mematikan di tangannya.
Gemma tak bisa berkata-kata, bahkan saat Nero menyuruhnya melepaskan jaket agar dia bisa memeriksa Gemma, Gemma melakukannya tanpa banyak bertanya.Luka-luka Gemma yang diakibatkan Draconian sudah hampir sembuh, semua karena energi Archturian yang mengalir dalam darahnya. Tapi sebanyak apapun energi itu, tak ada yang bisa mengobati apa yang kini meliputi hatinya.Suara Maya masih terngiang jelas di dalam kepala Gemma. Memantul dan berulang di
"Ini membosankan."Sarah tak henti-hentinya menggerutu pada rekan satu timnya malam ini. Jo, yang sedari tadi duduk sambil memutar-mutar ponsel di atas meja, memandang Sarah dengan tatapan malas."Kalau begitu, pergi saja dan tangkap beberapa Draconian."Sarah mendengus. Dia melihat Jo bergantian dengan ponselnya di meja. Sarah tahu Jo pasti sedang menunggu telepon dari Nero."Bisakah kau berhenti memutar-mutar ponsel? Itu sangat menggangguku.""Bisakah kau berhenti mengeluhkan segala sesuatu? Itu sangat menggangguku."Sarah memutar mata dan Jo mengangkat bahu, menunjukkan bahwa mereka sama-sama masa bodoh dengan perkataan satu sama lain.Sementara Nero mendapatkan tugas untuk secara diam-diam mengawal pertemuan Gemma, Sarah harus menerima jatahnya melakukan pengawasan terhadap orang yang diduga menjadi incaran berdasarkan data yang dibuat divisinya.Tidak tahu bagaimana, ia mendapatkan tugas ini bersama Jonathan, yang adalah a