Suara ketukan pintu membangunkan Luke dari tidurnya, ia melihat Ashlyn yang masih tidur di lengannya, sedikit tersenyum lalu mengalihkan kepala wanita itu ke atas bantal dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.
Luke bangkit dari ranjang lalu mengambil kaos di lemari dan bergegas membuka pintu kamarnya.
“Serah...” Ucap Luke cukup terkejut dengan keberadaan wanita itu di depan kamarnya tengah malam ini.
“Maafkan aku, tapi bisakah aku meminta waktumu sebentar. Aku ingin bicara” Ujar Serah terdengar sedih.
Luke melihat ke dalam kamar sebentar, melihat ke arah Ashlyn yang masih tertidur, lalu mengangguk dan menutup pintu kamarnya.
Luke mengikuti Serah yang membawahnya ke arah taman belakang pack, nampak taman itu sangat sepi karena penghuni pack yang sudah beristirahat di kamar masing-masing, dan hanya menyisahkan beberapa penjaga yang akan berkeliling di pack.
Terlihat Serah menghentikan lan
Ashlyn merasakan ada yang menatapnya tajam, merasakan hal itu perlahan Ashlyn membuka matanya dan melihat satu sosok yang tersenyum mengerikan kearahnya di sudut ruangan di dekat jendela kamarnya.Sosok itu menggunakan tudung hitam yang menutup seluruh wajahnya dan hanya menampakan giginya yang panjang. Di tangannya nampak sebuah tongkat yang memiliki ukuran lebih tinggi dari sosok yang menyeringai kepadanya.Ashlyn mendudukan dirinya segera lalu turun dari ranjang dan berdiri di dekat nakas, Ashlyn memasang sikap waspada terhadap sosok di depannya.“Si...siapa?” Tanya Ashlyn waspada.Terdengar suara cekikikan yang sangat tajam di kamar Ashlyn, membuat bulu-bulu di tubuh Ashlyn berdiri dengan cepat.. dan gendang telinganya terasa sakit, akibat tajamnya suara tawa yang ia dengar.“Apa maumu?!...Luke?!” Panggil Ashlyn mencari keberadaan pasangannya.“Ha ha ha kau tidak akan menemukannya lagi, sayang
Ashlyn melihat mata lelaki yang mencengkram rahangnya keras itu, terlihat seringai dan pandangan menghina kepada Ashlyn yang tidak bisa mengatakan apapun. Lelaki itu, lelaki yang beberapa hari ini selalu mengucapkan kata cinta dengan tatapan lembut kepadanya dan selalu memanjakannya.“Luk...ke.” Gumam Ashlyn sedih.Nampak wajah lelaki itu berubah sangat datar saat Ashlyn menyebut namanya, tatapan dinginnya bahkan menusuk hati Ashlyn yang terdalam.“Jangan sebut namaku jalang! Aku tidak sudi namaku di sebut oleh wanita sepertimu!” Ujar Luke menghempaskan wajah Ashlyn.Ashlyn merasakan pandangannya berputar menerima tindakan kasar Luke kepadanya, air matanya semakin mengalir keluar menerima tindakan kasar Luke.“Wanita yang ku cintai dan yang boleh menyebut namaku hanya Serah.” Ujar Luke lalu meraih pinggang wanita itu di depan Ashlyn.Terlihat kedua mahkluk itu saling tersenyum lembut di depan Ashlyn, denga
Empat batu yang tadinya berbentuk bulat lonjong perlahan mulai bergerak, batu-batu itu turun seolah di hisap oleh lantai dan memasuki perut bumi, lalu tak lama kemudian batu-batu itu di gantikan oleh empat patung besar kelelawar bermata merah, yang mengepakan sayap dengan mulut yang terbuka lebar memperlihatkan taring-taringnya yang panjang. Malam gelap yang tadinya sepi berubah penuh dengan sambaran petir dan juga kilat yang silih berganti di atas langit, bulan purnama berwarna biru mulai menampakan wujudnya tepat berada di atas Ashlyn yang terbaring lemah. Udara terasa semakin dingin, seiring dengan kilat yang terus menyambar di langit seolah menunjukan bahwa sebentar lagi akan terjadi badai yang sangat besar. Tiba-tiba muncul suara gemuruh seperti ada yang berlari kencang mendekat ke arah mereka, tak lama kemudian nampak mahkluk-mahkluk berwarna hitam dengan jumlah yang sangat banyak dan dalam berbagai bentuk mendatangi tempat persembahan itu. Mahk
Melihat Luke yang sedang dalam keadaan sulit, Serah menggunakan kekuatan terakhirnya untuk menangkis serangan Libia kepada Luke menggunakan pisau sepanjang lengan yang selalu ia bawah di punggungnya.“Sialan!” Maki Libia melihat Serah yang menghalanginya.“Jangan pernah mencoba mengusiknya...” Ujar Serah menatap tajam Libia.Libia semakin mendorong pedang yang di tahan Serah, dorongan kuat dari Libia membuat wanita lemah itu jatuh berlutut, sehingga hal itu meemberi kesempatan kepada Libia melayangkan serangan kepada Serah dan menebas tubuh bagian depan wanita itu.“Serah...” Gumam Luke melihat sahabat kecilnya itu terluka.Serah terbatuk darah dan terbaring menghadap Luke, ia menatap laki-laki itu dengan senyuman.“Aku mencintaimu....” Ucap Serah tampa suara kepada Luke.Perlahan tubuh wanita itu terbakar menjadi butiran debu dan menghilang terbawah angin. Emosi Luke meningk
Tubuh Willian terlempar beberapa meter karena serangan Livia, namun dengan cepat ia kembali berdiri dan menyerang wanita penyihir itu. Tubuh mereka melayang di udara dan saling memberikan serangan untuk membunuh lawannya.Livia yang telah memakan semua jiwa pengikutnya mampu meningkatkan kembali kekuatannya yang tadinya terkuras, sehingga kekuatannya telah meningkat lima kali lipat dari sebelumnya.Nampak serangan-serangan yang Willian berikan dapat di hindari oleh Livia, bahkan wanita itu dapat memukul balik Willian dan melukai tubuh vampire itu.Bugh! Bugh! Bugh!!!Trash!!! Trash!!! Trash!!!Terdengar suara pukulan dan suara pedanng yang beradu, Livia dapat menahan serangan pedang iblis dari Willian karena kekuatannya yang meningkat.Bugh!!! Bam!!!Terdengar suara tanah yang hancur seperti terkena ledakan bom, saat tubuh Willian jatuh karena hantaman serangan dari Livia.Willian melihat wanita penyihir itu yang
Bab 54Pira baru saja selesai memberikan ramuan yang ia buat untuk memulihkan kondisi tubuh Ashlyn, nampak di sudut ruangan Willian berdiri menyandarkan punggungnya dan melipat tangan di dada memperhatiakn semua yang Pira lakukan kepada Ashlyn.Sedangkan Luke sejak tadi memilih duduk di samping ranjang dan turut membantu peri kecil itu meminukan ramuan obat kepada Ashlyn yang tidak sadarkan diri.“Nona Ashlyn akan baik-baik saja, ia hanya butuh beristirahat dengan baik ” Jelas Pira.“Terimakasih...” Ucap Luke tulus.“Saya akan kembali besok pagi untuk melihat perkembangannya.” Ujar Pira memberitahukan.Luke mengangguk mendengar ucapan peri kecil itu dan mempersilahkannya untuk beristirahat di ruangan yang telah di sediakan anggota packnya.“Tuan...” Panggil Pira melihat tuannya itu tidak ada tanda-tanda untuk pergi dari kamar Ashlyn dan pasangannya.
Ashlyn membuka matanya perlahan, ia merasa tangannya begitu sulit untuk ia gerakan, pandangannya masih belum begitu jelas dan masih berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.“Ashlyn…” Terdengar suara yang menyebutkan namanya.Ashlyn mengerakan bola matanya untuk melirik asal suara yang menyebut namanya.“Ashlyn...Kau sudah sadar...” Ucap Luke lagi berusaha untuk menarik perhatian Ashlyn yang masih terlihat binggung..Ashlyn tidak menanggapi ucapan Luke karena ia masih belum begitu bisa mencerna apa yang sedang terjadi sekarang. Namun yang Ashlyn tahu sekarang lelaki itu sedang memeluk dengan cukup erat.“Aku akan segera memanggil Pira ke sini, tunggulah...” Ucap Luke melepaskan pelukannya dan sebelum pergi memngecup kening Ashlyn dan mengelus perut wanita itu.Ashlyn tidak merespon sikap Luke kepadanya, ia hanya melihat kepergian lelaki itu yang menghilang
Nampak Ashlyn yang tertidur di ranjang karena ramuan yang Pira lakukan untuk membuat wanita yang sedang hamil itu lebih tenang, ketidak beradaan Becka di dalam tubuh wanita itu membuat semua orang yang ada di sana juga merasakan kesedihan seperti yang Ashlyn rasakan.Karena tampa wolfnya di tubuhdi tubuh mereka, para werewolf akan merasa kesepian dan merasa kehilangan setengah jiwa mereka.“Nona Ashlyn akan tertidur karena ramuanku, ia akan bangun besok pagi.” Beritahu Pira kepada Luke yang sejak tadi hanya diam dan duduk di samping Ashlyn.Lelaki itu tidak sekalipun melepaskan tangan wanita itu karena ia tahu bagaimana sakitnya perasaan Ashlyn sekarang. Perasaan sakit dan kosong serta ketakutan tampa wolf yang selalu ada di sisimu seumur hidup dan kini menghilang.“Tuan Luke….” Panggil Pira.Luke mendongak dari menatap wajah tidur Ashlyn saat mendengar peri itu memanggil namanya, lalu