Share

Bab 3 Jaminan

Kakak besar?

Bunuh?

Adrian terdiam sejenak, bukannya dia syok atau apa. Dia hanya tak habis pikir dengan perkataan gadisnya yang menganggapnya dirinya gangster atau seorang pembunuh, dari mana dia mendapatkan pikiran konyol itu? Adrian terus menatap gadis di depannya yang kini tengah gugup akibat tindakannya barusan. Dia sangat manis, apalagi ekspersi terkejutnya tadi. Ingin sekali menariknya dalam pelukanku. Sayangnya keberadaan makhluk menyebalkan di belakangnya membuyarkan semua angan. Tatapan matanya kini beralih pada Reihan. Kapan adik bodohku ini berhenti membuat ulah?

“Reihan!” seruku padanya.

Reihan berjalan ke arahku dengan santai seolah tak terjadi apapun,”Hai?”

SHIT!

Ingin sekali ku enyahkan dia selamanya supaya kehidupanku kembali damai seperti sebelumnya. Kuberikan dia waktu untuk menjelaskan semuanya, jika dia terbukti bersalah! Akan kuseret dia dengan paksa kembali ke pack.

Adrian geram pada setiap tindak-tanduk sembrono Reihan selama dia berada di dunia manusia. Dia selalu membuat ulah terutama pergerakan mencoloknya dalam operasi bawah tanah yang melibatkan gangster. Sudah berapa kali kutekankan padanya untuk menjaga sikapnya. Namun, perkataanku hanya dianggap omong-kosong saja. kesabaranku hilang, aku memojokkannya ke dinding bersiap melampiaskan emosiku. Sayangnya, tangan mungil wanita yang tak jauh darinya menghentikanku.

Adrian langsung menoleh kearah pemilik tangan itu dengan tatapan sinis. Dia tak suka apa yang di lakukan gadisnya, Adrian cemburu matenya begitu memperdulikan laki-laki lain walaupun dia adiknya sendiri. Tatapan matanya terus memandang gadis itu, ada banyak emosi yang terpancar dari matanya, membuatnya tak tahan hingga akhirnya Adrian perlahan mengendurkan cengkramannya.

“Tolong, lepaskan Reihan.” Ucapnya memelas tak bergeming di bawah tatapan sinisku, “Semuanya adalah kesalahanku, jika dari awal aku mencegah Reihan datang ke sana semuanya tidak akan serumit ini. Maaf. Telah menyebabkan masalah besar untuk anda. Reihan tidak bersalah sama sekali.”

Sial!

Gadis ini sangat menggemaskan.

Adrian ingin membawanya pulang detik ini juga, memonopoli semua perhatiannya dan membuatnya menjadi miliknya selamanya. Emosinya tak bisa terkendali hingga membuatnya sangat frustasi. Gadisnya seperti bom waktu yang membuat semua pertahananku selama ini hancur. Biasanya dia tak pernah membiarkan perempuan manapun menyentuhnya, dia akan sangat jijik dengan sentuhan mereka yang hanya menginginkan hartanya ataupun statusnya. Berbeda dengan gadis di sampingnya, keberadaanya membuatnya nyaman dan hangat. Seolah cahaya kembali memeluknya yang terus tenggelam dalam kegelapan.

Gadis itu perlahan menarik tangannya yang dari tadi menarikku membuatku kecewa, bahkan dia juga melangkah menjauhiku saat aku bergerak mendekatinya. Hatiku tak nyaman saat dia melakukannya, ada perasaan nyeri tapi kucoba abaikan itu semua. Aku harus membereskan masalah Reihan dulu baru kembali fokus padanya.

Aku harus mendapatkan mateku bagaimanapun caranya.

“Saya kakak dari pemuda yang di sana, saya ingin menebus adik saya sekalian dengan teman wanitanya.” Tegas Adrian seraya menunjuk Reihan dan gadis di sebelahnya.

Petugas sedikit kebingungan,”Apa anda yakin?”

“Ya, saya akan menebus mereka berdua.”

Adrian terus meyakinkan petugas tersebut. Dia beberapa kali melirik gadisnya yang tengah terkejut saat aku mengutarakan niatku sebagai penjaminnya.

“Apa hubungan anda dengan gadis itu?” Tanya petugas itu.

“Gadis itu dia-“

“Dia?”

Pasanganku!

Takdirku!

Sial! Aku berharap bisa mengatakan itu sekarang juga.

“Dia adalah teman kuliah adik saya.”

“Mohon maaf pak, anda hanya bisa mengeluarkan adik anda. Sayangnya tidak dengan gadis yang di sebelahnya.”

“Maksud anda?” Adrian terkejut dengan ucapan petugas itu. Dia langsung menatap petugas itu dengan tatapan yang mematikan sampai petugas tersebut tergagap.

“Begini pak, kami tidak bisa mengambil resiko dengan mengeluarkannya.” Gigiku bergemeretak menahan emosi bersiap menghajar petugas tersebut, “Gadis tersebut memiliki catatan criminal sebelumnya jadi kami butuh menemui orang tua atau walinya.”

Kemarahanku menguap berganti menjadi ekspresi bingung, “Apa? Catatan criminal?”

“Betul, maka dari itu kami mengharapkan anda bisa menghubungi orang tua atau wali gadis itu.”

Adrian langsung menoleh ke arah gadis itu sedangkan yang ditatap malah memalingkan wajahnya ke arah lain. Jelas sekali dia tak ingin menjawab apapun, sepertinya ini akan menyusahkan.

Bukan hanya aku, Reihan yang kini duduk disampingku pun sama terkejutnya setelah mendengar pernyataan petugas tersebut. Apa yang gadis itu sembunyikan sebenarnya?

“Apa kau tahu sesuatu tentang ini?”

Reihan langsung menggelengkan kepalanya,” Tidak. Ini pertama kalinya aku mendengar tentang ini.”

“Kau tahu keberadaan orang tua, saudara atau walinya?”

“Entahlah, Luci tak pernah menceritakan apapun tentang kehidupan pribadinya. dia sangat tertutup mengenai itu. Aku hanya tahu dia baru pindah kesini belum lama ini dengan surat rekomendasi dan juga karena pekerjaan dari walinya.”

“Apa kau tak pernah mencari tahu tentangnya secara pribadi?”

“Bro! Aku tak pernah ingin mencampuri urusan pribadi orang lain.”

“Uhm...” Petugas itu mengetuk meja dengan lembut, “Anda bisa membawa adik anda sekarang juga jika anda mau. Akan saya siapkan berkasnya sekarang juga.”

“Aku akan membawa gadis itu juga.” Kataku seraya menunjuk ke arah gadis itu.

“Tapi pak-“

“Berapa yang harus saya bayar untuk mengeluarkannya?”

“Apa?”

“Berapa yang harus saya bayar untuk membawanya keluar dari sini?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status