Share

Bab 4 My Mate

Author: Darkmoon
last update Last Updated: 2022-10-23 19:00:52

Hampir setengah jam perdebatan panjang yang alot itu berlangsung. Butuh banyak usaha untuk mengeluarkan gadisnya dari kantor polisi. Semua ini membuatnya lelah, beberapa kali Adrian menghela nafas frustasi hingga ketiganya sampai keparkiran mobil tempat Adrian memarkirkan mobilnya

“Kemarilah.” Aku memanggil Reihan kearahku meninggalkan gadis itu di belakang. Reihan menghampiriku dengan ragu. Apa segitu menakutkannya diriku hingga dia seperti ini? Inilah alasan kami tidak pernah dekat walaupun kami bersaudara.

“Gadis itu pacarmu?” Aku menanyakan padanya tapi yang kulihat hanya ekspresi konyol dan bingung.

“Maksudmu Luci?” Reihan menangkap isyaratku, “Tidak, dia hanya sahabatku di kampus. Kenapa?”

Jadi nama gadis itu – Luci.

“Dia pasanganku.” Aku menjawabnya tegas.

“Oke. APPPAAAA?!” Reihan seketika heboh sendiri, “Tunggu! Dia pasanganmu? Kau tidak sedang bercandakan?” Kutatap sinis dirinya menandakan ketidaksukaanku. Dia sangat berisik.

Reihan menatapku tak percaya, bahkan dia mengajukan beberapa pertanyaan padaku seolah sedang mencari kebohongan atas ucapanku barusan. Orang gila mana yang akan percaya bahwa aku menemukan pasanganku akibat kejadian bodoh adikku sendiri! Bahkan dia adalah teman baiknya. Siakap Reihan pada gadis ini sangat overprotektif membuatku berpikir bahwa dia memiliki rasa padanya. Namun, yang lebih membuatku terkejut adalah perubahan sikapnya yang seperti psikopat.

“Jagalah Luci baik-baik. Kalau aku melihatnya menangis ataupun terluka, kau orang pertama yang akan ku hajar karena tak bisa menepati janjimu padaku k-a-k-a-k.” Reihan menekan kalimat terakhirnya seolah itu sebagai peringatan darinya.

“Bagaimana dengan catatan kriminalnya?” Tanyaku.

“Tak perlu pedulikan hal itu.” Dia menjawabnya dengan enteng seolah tak terjadi apapun,”Percayalah padaku, Luci adalah gadis baik yang pernah ada dan kau seharusnya merasa beruntung karena memilikinya.”

”Pulanglah duluan.”

”Tapi…..Luci – “ Reihan terlihat sangat enggan melepaskan gadis itu, “Uhm-” Bisa ku tebak apa yang ada dalam pikirannya.

“Apa?”

“Tidak, aku akan pergi sekarang juga. Jangan berbuat macam-macam kepadanya atau aku akan menghajarmu nanti. Pastikan dia sampai asrama dengan selamat!” Reihan langsung bergegas pergi setelah memberiku wejangan.

“Rei!”

Gadis itu berseru memanggil Reihan, sepertinya dia sangat gelisah karena di tinggalkan begitu saja dengan orang tak dikenalnya. Aku berjalan mendekat ke arahnya yang tengah kebingungan.

Gadis ini kini milikku seutuhnya.

“Aku akan mengantarmu pulang.” Kata Adrian

“Tidak! terima kasih. Saya bisa pulang sendiri. Anda sudah mengeluarkan saya dari sana jadi uhm-“ Jawab gadis itu kikuk, “Saya sangat berterima kasih untuk bantuan anda tadi.” ucapnya seraya tertunduk lesu sambil menggigit bibir bawahnya 

Apakah lantai lebih menarik ketimbang diriku?

Kupersempit jarakku dengan Luci lalu meraih dagunya dengan lembut dan mengangkat wajah cantiknya supaya menatap lurus kearahku.

Gadis itu sangat terkejut atas tindakanku. “Bukankah tidak sopan jika berbicara tanpa menatap lawan bicaramu?”

“Maaf...” Matanya yang cantik memantulkan sinar bulan. Pemandangan yang kulihat sekarang sangat menakjubkan, Setiap sudut gadis ini sangat menggoda imanku terutama bibirnya yang merah merekah, “Apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan anda?”

“Kau ingin membayarku kembali?”

“Ya…jika anda tak keberatan walaupun mungkin akan butuh waktu.” Aku melihat banyak emosi di mata indahnya yang redup.

“Kau yakin?”

Gadis itu mengangguk lemah, pipinya yang seputih salju memunculkan semburat merah seperti buah tomat. Dia sangat menggemaskan, sayangnya itu semua kebalikan dari respon tubuhnya. Tubuh kecilnya bergetar ketakutan setiap kali aku menyentuhnya.

“Aku takkan menculikmu.” Candaku mencoba mencairkan suasana.

“Tapi….”

Adrian mendadak menarik gadis itu dalam pelukannya dan langsung menciumnya, membuat pupil mata gadis tersebut hampir meloncat keluar. Dia sangat terkejut atas tindakanku hingga membuatnya terus memberontak dalam pelukanku. Beberapa kali kurasakan dia memukulku bahkan mendorongku tapi tak kuhiraukan, yang ada di pikiranku adalah rasa ingin memilikinya sepenuhnya.

My Mate.

“Ssstttt….aku hanya ingin mengambil kompensasiku.” Kubisikkan kata-kata itu di telinganya membuatnya sedikit menegang.

Perasaanku kini tak tertahan lagi, perasaan yang telah lama kupendam kini semakin memuncak seakan mengambil kewarasanku. Ciumanku semakin liar dan buas, bahkan tanganku pun kini semakin lancang menjalari setiap inci tubuhnya. Beberapa kali kudengar dia mendesah kecil di sela permainan kami. Aku tersenyum kecil, saat aku tahu dia menyerah dan mulai mengikuti alur permainanku.

Lebih…..

Aku ingin lebih dari ini.

Jiwa serigalaku semakin menggila karena bahagia. Tubuhku semakin memanas hingga aku tak dapat mengontrolnya lagi. Aku menginginkannya sekarang juga disini.

Tanganku semakin bergerak nakal menjalari tubuhnya sampai dengan lancang menurunkan resleting dress yang dikenakannya hingga membuatnya segera mendorongku menjauh.

Dia susah payah melepaskan diri dariku. Nafasnya masih terengah-engah habis maraton. 

“Jangan mendekat!” Katanya terengah-engah.

Ada kemarahan di matanya.

Rambutnya serta dressnya acak-acakan, Bibir tipisnya sedikit membengkak akibat permainan kami bahkan dress yang dikenakannya pun berantakan. Penampilannya sangat menggairahkan di mataku membuatku ingin mendekapnya lagi.

Tapi….

Kenyataan pahit menamparku.

Linangan air mata di sudut matanya membuatku terenyuh. Gadis itu menahan isakannya dalam diam bahkan dia beberapa kali mengusap air matanya kasar seperti sedang menahan penghinaan.

Apa yang telah kulakukan? Bagaimana bisa…

“Brengsek!” Aku memaki diriku sendiri yang telah menyakitinya. 

Kejadian itu sangat memukulku hingga tak mampu berkata apapun, perlahan aku kembali menariknya dalam pelukanku, tak masalah dia mau memukulku, memakiku, atau membunuhku setelah ini. Aku hanya tak ingin melihatnya seperti ini, bahkan beberapa kali kubisikkan kata maaf di telinganya sebagai bentuk penyesalanku. Aku tak bermaksud menyakitinya, dia adalah hadiah Tuhan yang berharga untukku.

Aku terus memeluknya hingga tangisnya berhenti, tak ada respon darinya. Gadis itu terus diam seperti patung. Perasaan bersalah seolah mengutukku. Apa yang harus kulakukan sekarang? Apakah aku akan kehilangannya lagi? Kulihat kembali dirinya, tubuhnya menggigil kedinginan akibat dress yang dikenakannya.

“Aku akan mengantarmu pulang sekarang juga.” Kataku sembari memakaikan mantelku padanya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Cursed Alpha's Human Mate   Bab 49 Pertemuan 2 musuh lama part 2

    Lucas menatapku bergantian dengan pria di hadapanku, kami masih setia menunggu jawaban darinya.“Karena…” Adrian tak begitu yakin dengan apa yang ingin dia katakan, “Luci berkencan dengan pria di sebelahmu makannya aku marah!” sayangnya itu adalah jawaban yang salah, bahkan anak kecil masih lebih baik dalam berbohong ketimbang dirinya. Lagipula untuk apa aku berkencan dengan Luci? pemikirannya sangat konyol.Lucas menarik nafas keras dan itu terdengar dramatis menurutku. Dia langsung menjatuhkan benda yang sedari tadi di genggamnya lalu menatapku seksama, “kau berkencan dengan Luci?!”“Tidak.” ku bantah pertanyaanya tadi dan Lucas pun langsung melihat kembali kearah Adrian.“Kau pembohong!”

  • The Cursed Alpha's Human Mate   Bab 48 Pertemuan 2 musuh lama

    _Alex_Aku berdiri di balkon menatap pemandangan hutan di sekitarku sambil menghirup udara segar selagi menunggu mangsaku. Kedatangan anjing kampung itu sepertinya lambat, seharusnya dia sudah disini sejak tadi.Anjing kampung sialan itu mengambil cincin yang telah ku kerjakan bertahun-tahun begitu saja, dia bahkan memastikan sihir didalamnya dan seenak jidat menggali informasi tentangku.Ketika mereka berdua hidup bersama banyak sihir yang terbuang sia-sia untuk menyegel ingatan Luci secara paksa. Anjing kampung itu terlalu lancang menurutku, aku bahkan tak bisa mengatakan apapun pada Luci tentang hal ini atau pun mengambilnya kembali.Sekarang cincin itu benar-benar ‘hilang’ jika sesuatu terjadi lagi pada Luci….aku tak tau apa yang akan terjadi akiba

  • The Cursed Alpha's Human Mate   Bab 47 Harapan vs Jebakan

    Aku yakin Bryan pasti akan memberikanku kabar bagus.Dia pasti mendapatkannya kali ini.Aku yakin.====================================================================Nihil.Tak ada informasi apapun.Apa ini semua lelucon?Sama seperti Luci informasi yang ku dapatkan tentangnya hanya informasi dasar saja. Tak ada informasi khusus selain dia adalah seorang dokter.Tidak ada informasi lain yang berguna.Apa ini omong-kosong lainnya?Ku ambil handphoneku dan menghubungi Bryan sesampainya di kamarku.

  • The Cursed Alpha's Human Mate   Bab 46 Jalan buntu

    _Adrian_Luci pulang saat aku sibuk bertelepon dengan klien. Dia berhenti sejenak kemudian dan langsung duduk di sofa tepat di sampingku.Aku tersenyum padanya dan dia pun membalasnya dengan lambaian. Dia sepertinya sedikit bermasalah.Ku selesaikan panggilanku dan berjalan ke arahnya, “ Apa ada yang ingin kau tanyakan padaku? Kau terlihat sangat gusar sejak tadi.”“Ah! Ya… Aku kehilangan cincinku. Kau pernah melihatnya?”Aku tahu itu. cincin itu sengaja ku sembunyikan karena sihir yang ada di dalamnya. Sihir yang dapat menarik ingatan seseorang dalam sekejab.Ku gelengkan kepalaku, “tidak. Apakah itu sangat penting?”

  • The Cursed Alpha's Human Mate   Bab 45 Upaya

    Aneh…Aku merasa hampa saat melihat jari manisku yang kini kosong tanpa adanya benda bulat yang biasanya bertengger di sana.Apa karena aku telah memakainya bertahun-tahun ya? sensasi ini sangat menyebalkan.“ Kau baik-baik saja? wajahmu terlihat pucat.” Tanya Reihan.“ Apa kau melihatku mengenakan cincin saat masuk kelas tadi? ” Aku terus bertanya padanya sambil menatap tempat dimana cincin itu seharusnya berada.“ Tidak.” Jawabnya singkat, “ apakah cincin itu sangat penting bagimu? Kau terlihat sangat khawatir?”“ Entahlah.” Jawabku tak berani menatapnya, “ Aku harus menemukannya bagaimanapun caranya.&rdquo

  • The Cursed Alpha's Human Mate   Bab 44 Hilang!

    _Luciana_ Aku terbangun di atas tempat tidurku. Sebuah selimut di letakkan dengan hati-hati di atas tubuhku, jendela di sampingku masih tertutup tirai yang menghalangi sinar matahari merangsek masuk. Semuanya terlihat normal kecuali fakta bahwa aku sangat melupakan sesuatu. Sesuatu yang sangat penting. Tapi apa?! Ada perasaan aneh yang mengganjal di dalam diriku. Sesuatu yang sangat menganjal! Ku coba mengingat apa yang terjadi semalam. Aku mengingat semuanya dengan jelas sampai bagian ketika aku dan Alice mencapai hutan dan menemukan Adrian di sana. Semuanya nampak kabur. Ku coba memaksakan diri untuk mengingat semuanya, memori itu perlahan muncul dalam pikiranku namun sampai di bagian di mana aku menga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status