Share

Bab 8 Ironis

Hhhhhhh…..kuhela nafas lega.

“Halo, manis.”

Deg!

Suara lembut nan berat itu menyapa telingaku membuat jantung sontak keluar dari tempatnya.

Tidak mungkin!

Kueratkan genggamanku pada mantelku ketakutan. Sudah kupastikan tak ada siapapun yang mengikutiku dari belakang. Bagaimana mungkin?

Luci tak berani menoleh kebelakang, tubuhnya sangat kaku tak mau diajak kompromi bahkan suaranya juga bahkan tercekat tak berani berteriak.

Pria asing itu menarik pergelangan tanganku membuatku tersentak seketika menghadap ke arahnya. Mataku terbelalak saat mengetahui siapa dia!

Adrian!

Hampir saja aku mati ditempat karena tindakannya barusan. Kukira dia orang iseng yang berniat jahat.

Adrian tanpa rasa bersalah menatapku sambari menunjukkan seringai tipisnya. Aku merasakan bahwa inilah saat terakhirku bernafas.

“Apakah kau cukup bersenang-senang tadi?”

Dia?! Bagaimana dia bisa di belakangku? Aku berani bersumpah tak ada siapapun di belakangku tadi. Bahkan langkah kakinya pun tak terdengar.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status