Share

Bab 9

"Pesan apapun yang kau mau.” Titahnya padaku.

Berkat suara orchestra yang keluar dari perutku, Adrian langsung menyeretku keluar dari gang sepi di sekitar pemukiman kumuh ke sebuah restoran kecil yang jaraknya lumayan. Dia mungkin bersimpati padaku atau lebih tepatnya kasihan pada pencuri yang baru saja dia tangkap.

Perut bodoh! Seharusnya kau tahu situasinya.

Kulihat dirinya yang tengah sibuk dengan buku menu di atas meja, beberapa kali kulihat dia membolak-balikkan halamannya acuh.

Oh, betapa indahnya makhluk ciptaanmu ini Tuhan.

Baru kusadari, dia ternyata mengenakan anting berbentuk bulan sabit berwarna hitam di telinga kanannya. Anting kecil yang bentuknya tak begitu mencolok bahkan hampir menyatu dengan warna rambut dan kulitnya yang pucat membuatku semakin terpesona olehnya.

“Apa kau sudah menemukan menu favoritmu di wajahku? Jika kau sudah menemukannya, sebaiknya kita pindah ke tempat lain sekarang juga. Kau bisa memakanku sepuasnya nanti” Celotehnya sambil sesekali terse
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status