Share

Stolen Hart City

Beberapa Jam sebelumnya.

Malam baru saja datang dengan tergesa. Berlari meninggalkan Matahari yang telah lebih dulu terbenam di peraduannya. Bersama angin dingin yang menusuk tulang, berusaha mengikis debu dan panas siang hari, serta sisa-sisa mesiu dan amis darah yang masih menampar hidung siapapun yang melintasi.

Di salah satu sudut kota yang tampak kumuh, diantara deretan gedung-gedung tinggi yang lebih dari setengahnya telah rusak karena terbakar, beberapa mayat nampak bergelimpangan, dengan bau darah yang masih segar, sisa pertempuran tadi siang, lebih tepatnya pembantaian. Yang membawa kepiluan dan kegetiran sesudahnya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan. Lebih dari puluhan nyawa telah hilang.

Grim Reaper sepertinya berpesta pora hari ini. Mencabut nyawa dengan gembira. Menyisakan keheningan dan suasana suram.

"Sudah beres?" tanya seseorang. Berperawakan tegap. Berparas dingin. dengan mata yang dalam. Berusia setengah baya. Wajahnya yang gelap nampak mengerikan dengan luka memanjang dari dahi kiri menuju dagunya. Dia baru saja turun dari Mobil Willys hitam. Beberapa orang berpakaian militer tampak mengawalnya.

"Siap, Kapten Zacko. Para pembangkang sudah menerima hukumannya, tidak ada lagi yang akan berani menentang perintah anda untuk kedepannya!" jawab seseorang. Berparas tirus dengan mata kecil. Dia adalah salah satu bawahan sang Kapten. Letnan Welly.

"Yakin? Bagaimana dengan sisanya? Adakah yang melarikan diri? Aku tidak mau repot dikemudian hari, ini sudah keberapa kalinya kita melakukan "Purgatory Operation" , aku harap ini adalah yang terakhir, tidak ada lagi cecunguk-cecunguk pengganggu yang sok tahu dan berkhianat dengan hukum yang telah ada! "

"Tentu saja kapten, saya sudah perintahkan seluruh pasukan untuk menyisir setiap gedung, setiap lorong perkampungan kumuh yang ada di sini, semuanya sudah kita bersihkan, hanya saja ..."

"Hanya? Hanya apa? Ada yang terlewat?" Kapten Zacko bertanya dingin. Sorot matanya tajam menggidikan.

"Ha ...hanya ... Ki ..Kita belum berhasil menemukan Eagle , kita sudah geledah seluruh tempat, tapi tampaknya dia sudah .."

PLAAKK !

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Welly, membuatnya jatuh terjengkang.

"Si...Siap, salah komandan!"

"Aku benci kegagalan, aku ingin keberhasilan tanpa cela, percuma kita membantai puluhan orang setiap hari, kalau dalang dari pemberontakan ini masih berkeliaran bebas, dia adalah virus berbahaya yang bisa mengkontaminasi siapapun yang ditemuinya. Kamu sudah memahami itu kan?"

"Siap, komandan. Saya tidak akan tinggal diam untuk terus mencari Eagle dan sisa para pemberontak, saya dan seluruh pasukan tidak akan mengecewakan komandan!"

"Hm, dengarkan aku Welly, kamu adalah orang kepercayaanku! Jangan pernah kecewakan aku. Kamu tahu siapa yang paling marah jika Cecunguk itu masih hidup? "

"Siap, saya faham komandan!"

"Bagus! Cari sampai dapat, gunakan segala cara yang kau miliki, kita harus dapatkan orang ini, hidup atau mati! Dia adalah duri yang menjengkelkan bagi kota ini. Jika dibiarkan, dia akan semakin merajalela dan bisa menjadi bom waktu yang merepotkan kita, aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang akan diberikan Tuan Mondor!" Kapten Zacko tersenyum buruk. Welly tetap menunduk sambil mengiyakan.

Tak berapa lama dua orang prajurit berlari sambil menggusur seseorang yang entah hidup atau sudah mati. Keduanya segera menghampiri Kapten Zacko dan Letnan Welly.

"Lapor komandan! Kita dapat tangkapan besar hari ini!" ujar seseorang dengan mata yang hampir menonjol keluar, bersama dengan temannya agak jereng, membawa sesosok tubuh yang diperkirakan seorang wanita muda. Dengan wajah menunduk dan tertutup rambut yang panjang tak beraturan. Napas satu-satu dan erangan lemah masih terdengar dari mulut wanita tersebut. Menandakan dia masih hidup, namun dalam keadaan setengah sadar.

"Siapa dia?" mata Kapten Zacko menyipit. Tangannya menjambak rambut gadis itu. Dan agak tercengang dengan paras 'sang korban' yang dibawa oleh kedua anak buahnya tersebut.

Walau suasana malam cukup gelap, hampir tidak ada penerangan sama sekali disana. Namun mata Kapten Zacko dengan tajam bisa melihat betapa cantiknya paras wanita yang nampak lusuh tersebut. Raut wajahnya terlihat sangat cantik sempurna!

Napas sang Kapten terlihat tak beraturan. Matanya yang dalam nampak membesar, menyiratkan sesuatu yang liar. Hatinya meronta jahat. Senyum buruk tersungging di bibirnya. Senyum Serigala lapar yang menemukan buruan tak berdaya tepat berada di depannya.

Anak buahnya sangat faham akan tabiat Komandannya. Seorang maniak dan Predator wanita yang tidak akan segan melakukan apa saja untuk bisa melampiaskan hasrat bejatnya.

Welly mengumpat dalam hati, kenapa kedua anak buahnya bisa sebodoh itu dengan membawa wanita cantik ini ke hadapan komandannya!

Bukanlah mereka tahu bahwa gadis itu adalah teman dekatnya?

Sialan! Apa mereka sudah tidak menghargaiku lagi?

Apa mereka tidak mengenalinya? Atau sengaja ingin membuatku marah?

Dia adalah Nuri, gadis cantik yang selama ini dekat dengannya, dan juga merupakan adik kesayangan dari sang pimpinan Pemberontak.

Eagle!

"Bagus sekali! Kalian memang bisa diandalkan, bawa dia ke mobil! Malam ini sepertinya akan menjadi malam yang indah buatku!"

"Siap komandan!" seru keduanya. Merasa bangga bisa menyenangkan kapten Zacko.

"Tu ..tunggu komandan ..." sela Welly ragu. Komandan Zacko menoleh.

"Ada apa? Ada yang belum jelas? Tugasmu sebaiknya cepat kau bereskan, aku ingin kabar secepatnya besok pagi!"

"Oh, siap Dan. Tapi ... Saya punya usul Dan ..."

"Usul? Usul apa? Apa aku menyuruhmu untuk memberikan saran? Jangan ganggu moodku yang sedang bagus malam ini. Sebaiknya kau dan pasukanmu segera enyah dari sini, lakukan penyisiran dengan medan yang lebih luas, aku ingin mendengar kematian cecunguk itu, secepatnya!"

"Siap Dan, tapi saya mohon usul ini dipertimbangkan, Gadis ini ... Dia .. Dia .."

"Kenapa? Ada apa dengan dia? Jangan berfikiran kurang ajar dan macam-macam denganku, kamu fikir aku akan membaginya denganmu? Jangan pernah membuatku menurunkan tangan jahat kepadamu, Welly! Karena aku tidak akan segan melakukannya, walaupun kamu adalah anak buah terbaikku, kamu dengar itu!?" ancam Kapten Zacko.

"Maaf komandan, sama sekali saya tidak bermaksud begitu, hanya saja ... Alangkah baiknya ini bisa menjadi satu rencana bagus untuk kita ... Karena ... Gadis itu ..."

"Sekali lagi kau membicarakan tentang wanita ini , kubunuh sekarang juga! Dasar sial! Cepat bawa dia ke mobil! Aku ingin secepatnya pulang , aku tidak ada urusan dengan rencanamu, yang jelas tugasmu hanya satu, tangkap Eagle, hidup atau mati!" utimatum Kapten Zacko.

Welly akhirnya hanya bisa diam dan pasrah. Dia

merasa tidak mungkin bisa melawan Komandannya. Dia sangat tahu siapa Kapten Zacko. Sosok kejam dan hampir tidak berprikemanusiaan, apa lagi dalam hal yang mengganggu urusan kesenangan dirinya, termasuk urusan wanita!

Ancamannya tadi, bukanlah sekedar intimidasi saja, itu bisa terjadi jika Welly bersikeras melawan sang Kapten. Satu hal yang membuatnya takut dan tak berdaya, selain kekuasaan dan pangkatnya yang lebih tinggi, Zacko adalah seorang ahli bela diri yang hebat!

Padaha maksud dan rencana Welly adalah baik, mereka bisa menggunakan gadis tersebut sebagai sandera untuk memancing Eagle sang Pimpinan Pemberontak keluar dari tempat persembunyiannya.

Karena siapapun orangnya, sekeras apapun hatinya, pasti tidak akan tahan bila mendengar dan melihat saudaranya sendiri disandera dan menjadi tawanan orang lain. Apapun resikonya, demi Nuri, dia pasti akan datang menolong sang Adik dengan mempertaruhkan segalanya. Bukankah itu adalah hal yang terbaik?

"Siap , Dan. Saya berangkat sekarang!" Welly menyerah. Dia langsung balik kanan. Memimpin kembali anak buahnya melakukan pencarian dan penggeledahan di sekitar sudut kota dan pemukiman kumuh tersebut.

Dia memilih melupakan tentang rencananya tadi. Biarlah, karena dia tidak mau bersinggungan dengan Kapten Zacko. Walau dalam hatinya terasa sesak.

Sakit.

Karena dia mengenal gadis itu.

Nuri adalah sosok cantik yang membuat dunianya terasa berwarna. Dia menyukai Nuri. Mungkin bahkan mencintainya. Namun karena arah mereka berseberangan. Dia tidak bisa menggapainya. Dan sepertinya Nuri pun tidak pernah menganggapnya sama sekali. Karena bedanya pemahaman mereka, cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Pastikan tugasmu berhasil! Aku tidak ingin kabar lain, selain kematian Eagle!" teriak Kapten Zacko.

"Siap Dan !"

***

Ini adalah Stolen Hart City. Sebuah kota kecil dengan populasi kurang lebih sepuluh ribu jiwa. Salah satu kota yang berafiliasi dengan Provinsi utama penopang Kekaisaran. Dengan beberapa raja kecil yang berkuasa di dalamnya. Lebih tepatnya para penjahat dan tirani kecil yang mengklaim diri mereka sebagai raja dan hukum di kota ini.

Pemandangan seperti ini adalah hal yang sudah biasa yang terjadi disini. Salah satu sudut kota yang kumuh dan sudah lama tidak terpakai, selalu dijadikan sebagai ladang eksekusi dan pembantaian bagi mereka yang dianggap "bersalah".

Sebuah Perfektur terkucilkan yang hanya diisi oleh orang-orang kecil dan kumuh, para imigran gelap, gelandangan, tunawisma dan para pencoleng kecil yang saling berlomba-lomba seperti kawanan hyena lapar, berebut daging buruan. Bertarung dan menindas, berharap bisa naik ke atas dengan menjilat dan menjadi kaki tangan raja-raja kecil di kota ini.

Walaupun Kerajaan sudah menetapkan hukum tertulis, tapi merekalah hukum yang sebenarnya. Hukum yang tidak tertulis tapi sangat mendominasi dan wajib dipatuhi disana.

Dan malam ini, salah satu dari pilar Hukum itu tengah melaksanakan sesuatu yang dianggapnya benar, dan sejalan dengan keinginannya. Sesuai dengan seleranya. Tepatnya sesuai dengan hasrat hidung belangnya .

Sebuah kebiasaan yang sebenarnya hanya dimiliki oleh para penjahat dan pelanggar hukum di sebuah negeri. Menindas dan melanggar hak, serta kehormatan yang lemah.

Ironisnya, sifat ini justru dimiliki oleh seorang Kapten Zacko yang adalah seorang Penegak Hukum berpengaruh di kota ini. Hebatnya, dalam fikirannya yang menyimpang, ini dianggap sebagai satu kesenangan yang wajar dan biasa.

Entah sudah berapa banyak gadis dan wanita muda yang sudah menjadi korban keganasan perilaku hidung belangnya. Dia tidak peduli dengan jerit dan tangis pilu wanita-wanita itu. Dia tidak pernah merasa iba walau mereka memohon. Walau keluarganya, atau bahkan suami sang korban pelecehan mengetahui. Dia seperti tidak ada urusan dengan itu. Yang penting baginya, hasratnya bejatnya dapat terpenuhi!

Jika ada perlawanan, maka dia dengan mudah menghancurkan mereka. Karena dia punya pengaruh, kekuasaan dan kekuatan untuk itu. Dan sekali lagi, Kapten Zacko sangat menikmatinya!

Walaupun hanya seorang perwira menengah, namun pengaruh Zacko cukup kuat di Stolen Hart City. Bahkan sejak setahun lalu, ketika Mayor Sykes yang sudah renta sering sakit-sakitan, segala kebijakan mengenai urusan pengamanan dan penegakan hukum secara tidak langsung di limpahkan kepadanya.

Tentu saja dia merasa senang. Tindakannya makin sewenang-wenang. Apa lagi dengan janji sang wali kota, Emanuel Mondor , bahwa dia akan segera dijadikan Kepala Eksekutif Pengamanan Kota Stolen Hart yang merupakan salah satu hukum tegas dan memegang kekuasaan penuh disini, menggantikan Mayor Jhon Sykes!

Jika saja Mayor Sykes lengser, atau bahkan meninggal karena sakitnya, maka hal itu akan menjadi angin segar dan berita baik untuk mewujudkan ambisinya. Yang otomatis akan menaikan pangkat dan jabatannya menjadi pucuk pimpinan penegak hukum di kota ini.

Andai keduanya susah untuk dicapai, Kapten Zacko masih memiliki kartu as, alias satu lagi peluang. Dia hanya harus mendapatkan kepala Eagle si biang Pemberontak dengan segera!

Hidup atau mati!

"Hehe, kau miliku malam ini ..." dia mulai membelai pipi halus gadis itu. Napasnya terasa memburu.

"Bangunlah. Aku tidak suka menindih boneka yang tidak melawan ..." Kapten Zacko menyiramkan segelas anggur yang tinggal setengahnya. Tepat di wajah sang gadis.

Beberapa detik kemudian, gadis itu mengerang lirih. Kesadarannya mulai berangsur pulih. Merasakan sakit di seluruh tubuh , perlahan matanya yang indah terbuka. Penglihatannya yang sesaat kabur kemudian menjadi semakin jelas. Dia berada di ranjang bagus, di sebuah kamar luas dan mewah.

Berdiri dihadapannya adalah seorang pria setengah baya bertampang dingin dengan senyum buruk tersungging di bibirnya yang belah.

Nuri tersentak kaget!

Deg! Deg! Deg!

Tiba-tiba jantungnya berdetak tak karuan. Dengan kesadaran yang belum pulih seluruhnya. Dia mulai mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Intuisinya menduga bahwa dia berada di suatu tempat yang sangat berbahaya. Hatinya berguncang keras. Rasa takut dan khawatir dengan cepat menggelayutinya.

"Si ... Siapa kau? Di ... Dimana aku?" tanya Nuri. Suaranya bergetar.

"Hehe, kau berada di Surga sekarang. Tepatnya , surga dunia ..." Kaptan Zacko menyeringai.

"A...apa maksudmu? Dimana aku? Se .. Sebaiknya kau lepaskan aku, dan biarkan aku pergi, atau kau akan menyesal .." ancam Nuri. Berusaha menekan rasa takutnya.

Nalarnya berusaha berfikir dengan keras. Memikirkan langkah apa yang harus dia lakukan. Yang jelas, dia harus bisa melarikan diri dari tempat ini.

"Sayang sekali, itu tidak mungkin ku lakukan. Sebaiknya kau jangan terlalu banyak melawan, karena hari ini .. Kamu miliku ..." kata-katanya dibarengi dengan gerakan tangan yang cepat merenggut pakaian sang gadis.

BREETT !

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status