"A-apa?" tanya Clara.
Wanita itu terkejut mendengar pernyataan spontan yang keluar dari mulut pria yang baru dikenalnya. Walau pria itu terlihat tampan dan mapan. Namun tetap saja, dia merasa terkejut dengan pernyataan tersebut.Pria bernama lengkap Matheus Arthur Wesley itu meluncurkan tawanya ketika dia puas melihat wajah Clara yang begitu lucu baginya.Kening Clara semakin berkerut, mungkin sudah mencapai lima lipatan jika dia sudah menjadi seorang nenek.Matheus menghentikan tawanya. Dia tahu mungkin candaannya membuat Clara semakin kebingungan."Maaf... Aku hanya bergurau," ujar Matheus.Clara mengganti kerutan dikeningnya dengan senyum kikuk yang membuatnya terlihat seperti orang bodoh."Tapi mungkin aku akan tertarik denganmu jika kita terus bertemu," timpal Matheus."Apa?" tanya Clara kembali dibuat bingung."Ya... Aku bersedia bekerja sama dengan Bradley. Untuk menjadikanmu model brand parfum yang akan aku realis taDave memasuki mobilnya dengan cepat. Membiarkan Clara mengikutinya dengan tergesa.Wanita itu mengatur napasnya setelah dia berhasil duduk di samping Dave. Dia menatap tajam Dave yang melirik ke arahnya.Dasar pria sialan! Bagaimana bisa dia berjalan secepat itu. Hingga membuatku bersusah payah mengejarnya!batin Clara.Dave terlihat menghela napasnya, lalu dia mendekati Clara. Wajahnya terlihat serius dan tatapannya begitu tajam.Wajahnya semakin dekat dengan Clara yang semakin lama semakin memundurkan wajahnya. Bahkan sekarang, napas Dave terasa menghembus di wajahnya. Wangimintdari parfum yang dipakai Dave tercium begitu menyegarkan.Apa yang dia lakukan? Apa dia akan menciumku?!batin Clara.Clara menahan napasnya walau dia sendiri masih berusaha mengaturnya untuk tetap normal. Namun pergerakkan Dave begitu mengganggu. Dia bahkan sudah menutup matanya karena takut dengan tatapan Dave yang begitu mengint
Dave merasakan tatapan seseorang yang sedang memperhatikannya. Lantas dia melihat dikejauhan. Terlihat tatapan tajam Jacob memandang ke arahnya dan Clara.Dave berusaha melakukan kembali sandiwara yang terlanjur dibuat oleh Clara."Cla... Kenapa kau melamun. Mantanmu masih memperhatikan kita," bisik Dave.Clara tersadar, dia hendak menoleh namun Dave meraih kepala Clara, membawa kepala itu menabrak dadanya. Merengkuh tubuh mungil itu dengan mesra lalu mencium keningnya.Clara tersentak dan membulatkan matanya. Dia terkejut saat merasakan dada Dave yang begitu kuat dan terasa nyaman berada dipelukan pria itu.Dave mengajak Clara kembali berjalan semakin ke dalam. Hingga menemukan penjual sosis bakar.Clara yang mencium harum sosis bakar, lantas langsung melepaskan rangkulan Dave. Dan berlari mendekati stand sosis bakar tersebut.Tanpa mengurangi rasa malu... Clara memesan dua tusuk sosis bakar ukuran besar. Dan meminta diolesi dengan saus sambal yang ba
Dave berdiri dibawah kucuran air shower yang terasa dingin. Menundukkan kepalanya membiarkan kucuran tersebut membasahi kepalanya cukup lama.Ingatannya berputar saat dia menaiki bianglala bersama Clara."Ya... Aku ingin mendengarnya. Karena sepertinya... Aku mulai peduli denganmu."Clara terdiam mencerna ucapan Dave."Hm... Maksudku, kita bisa menjadi teman bukan? Kita bertetangga dan bekerja ditempat yang sama. Tak mungkin kita akan terus bertengkar," ungkap Dave menjelaskan maksud ucapan sebelumnya.Clara tersenyum, "ya... Tenang saja. Aku tak akan menyalahkan arti kata pedulimu itu," jawab Clara.Manik mata abu Clara mulai berlapis air bening. Wanita itu memang cengeng. Jika dipikirkan... Clara adalah tipe wanita sanguinis dan melankolis -terlihat menyenangkan namun untuk sesaat dirinya bisa terlihat mudah tersentuh dan menangisi sebuah masalah hingga berlarut-larut-."Awalnya... Jacob mengh
Maggie membawa Clara ke tempat Dave tepat pukul sembilan pagi. Dia hendak melakukan introgasi setelah semalam Maggie mendengar Clara yang kelepasan bicara.Saat ini mereka sudah duduk di sofa ruang tamu Dave. Clara terlihat seperti se-ekor kucing yang menciut karena ketahuan mencuri ikan. Sementara Dave mengangkat sebelah kakinya dan menumpukannya di lutut satunya. Sambil bersedekap dada menatap Maggie yang menatapnya curiga."Jelaskan Dave. Apa yang terjadi malam itu?!" sergah Maggie.Dave mengalihkan tatapannya kepada Clara. Menghela napas, lalu membuangnya kasar."Hah... Apa dia tak menjelaskan apapun?!" tanya Dave."Sudah. Tapi aku ingin mendengar versi ceritamu." Maggie semakin memicingkan matanya. Menyelidiki tatapan mata Dave agar tak bersekongkol dengan Clara."Aku rasa itu tak penting, Mag. Intinya aku tak melakukan apapun yang merugikannya. Salahnya sendiri yang tertidur di kamar mandi. Dan salahmu juga yang tak mengatakan kebiasaa
Dave memasuki mobil sport putihnya. Lalu seseorang membuka pintu sampingnya dan masuk begitu saja. Duduk dengan napas terengah-engah seperti habis lari marathon.Dave mengerutkan keningnya. Menatap Clara hingga wanita itu mampu menormalkan napasnya kembali."Hah... Kenapa kau selalu meninggalkanku! Apa kau tahu... Berlari menggunakanheelsitu sungguh menyusahkan!" sergah Clara."Jelas aku tak tahu dan tak akan tahu! Lagipula Aku tak memintamu untuk mengikutiku! Aku menyuruhmu untuk pergi dengannya... Karena memang sejak kemarin pria itu terlihat begitu tertarik denganmu!" tukas Dave."Kalau kau menyuruhku pergi, kenapa kau sempat menahanku dulu? Bahkan berbohong bahwa aku sudah berjanji padamu untuk mentraktirmu makan siang," balas Clara.Dave diam sejenak tak bisa menjawab. "A-aku... Tadi tiba-tiba lapar, dan teringat bahwa kau behutang traktiran makan. Setelah kemarin kau meminta ini dan itu padaku, kau harus mentraktirku maka
Dave melepas ciumannya. Dan membiarkan Clara menormalkan keadaannya. Dave memberikan tatapan mengintimidasi kepada manik mata abu Clara yang masih terkejut."Apa kau masih ingin ikut mobil pria itu?!" tanya Dave. Dengan tatapan yang begitu tajam.Clara tersadar dan dia mengangguk sebagai jawabannya. "Ya. Aku akan tetap ikut dengan Matheus!" tukas Clara. Wanita ini sungguh keras kepala. Dia bahkan berpaling dari Dave dan hendak melangkah menuju ke arah dimana Matheus berdiri.Dave memperhatikan dan tersenyum menampilkan deret giginya. Senyum mencurigakan seperti biasa. Yang akan berakhir dengan hal yang diluar pemikiran Clara."Kau ini sungguh keras kepala!" tukas Dave.Lalu dengan cekatan dia mengangkat Clara ke pundaknya. Dia membopong Clara seperti karung beras yang dengan mudahnya diletakkan di punggungnya.Wanita itu memekik terkejut sekaligus malu. Clara tak terima diperlakukan sedemikian rupa oleh Dave di depan Matheus."Argh! M
Tatapan mata Dave yang mengeker dari balik kamera membuat Clara gagal fokus. Dia merasa salah tingkah hingga terus mengulang beberapa sesi hanya untuk satu kostum. Entah kenapa Clara merasa tatapan Dave begitu mengintimidasinya untuk tak bergaya terlalu sensual.Padahal dirinya harus berpose dengan gaya yang mencerminkan harum dari parfum yang menjadi produk yang dia iklankan kali ini.Dikarenakan tiga hari yang lalu setelah makan malam yang menentukan perjanjian kontrak kerjasamanya dengan Matheus. Dave secara tiba-tiba terlihat acuh kepadanya. Bahkan saat bertemu wajah di koridor apartemen. Dave bahkan tak meliriknya sedikitpun.Harusnya Clara merasa senang karena tak ada lagi pria sombong yang sering mengganggunya dengan segala macam cara.Namun sikap diamnya Dave malah membuatnyauring-uringandan tak jarang Clara sering mengajak boneka mouse-nya berbicara. Mengadukan tingkah Dave yang selama t
Clara meringis menatap Dave yang diam di sepanjang perjalanan. Wajah Dave terlihat dua kali lebih menyeramkan dari sebelumnya.Dalam hati... Clara terus meruntuki Maggie yang harus pergi ke rumah calon mertuanya. Clara berpikir jika saja ada Maggie di situ. Dia pasti tak akan secanggung ini.Dan sekarang... Rasanya Clara ingin bumi menelannya hidup-hidup. Bagaimana bisa dia bicara baik-baik dengan Dave saat ini. Jika kejadian di klub tadi sungguh membuatnya ingin menyumpal mulut Matheus dengan heels kesayangannya."Kenapa kau mengucapkan mousie lagi? Apa kau sungguh mengkhawatirkan hamstermu itu?" tanya Matheus."Hamster?" tanya Dave mengerutkan keningnya semakin bingung. “Ya. Selama bicara denganku, Clara selalu mengingat Hamsternya yang bernama mousie. Dia takut mousienya merajuk jika dia lupa memberikan makan. Apa kau tahu seperti apa hamsternya? Aku sunggu