LOGINMenikah karena sebuah perjodohan membuat Gina harus merasakan pahitnya arti sebuah rumah tangga. Awalnya Gina mengira hubungannya akan semakin dekat dengan sang suami setelah dia menjabat sebagai sekretaris pribadi suaminya setelah dia menggantikan posisi sekretaris pribadi suaminya yang sebelumnya yang tak lain adalah mantan kekasih suaminya sendiri. Tetapi ternyata deritanya semakin bertambah. Batin dan fisik Gina rasakan sakitnya di dalam dunia kerja maupun di rumah tangganya dengan Nick.
View MorePintu ruangan itu terbuka lebar, membuat dua orang di dalam sana cukup terkejut.
"Tidak sopan masuk ruangan orang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu!" marah si pemilik ruangan— Nick Arselio. "Ma—Maaf!" jawab orang yang membuka pintu ruangan Nick tanpa permisi—Gina Sarvana. Gina Sarvana—perempuan cantik yang sudah tiga bulan ini menjadi istri Nick Arselio, seorang pria tampan yang memiliki karakter dingin dan tegas yang menjabat sebagai CEO di salah satu perusahaan pakaian bermerek. Gina melirik ke arah perempuan yang berdiri di samping Nick. Perempuan itu terlihat angkuh dengan tatapan mata yang menatap Gina dengan tak suka dan sinis. Yang Gina tahu, perempuan itu mantan kekasih suaminya—Liora Acha. Gina mengalihkan perhatiannya, tujuan utamanya untuk datang ke kantor itu adalah membicarakan masalah dia yang akan menjabat sebagai sekretaris pribadi Nick. "Maaf kalau aku tiba-tiba ke sini. Tapi, Ayah bilang aku harus sesegera mungkin untuk membahas ini denganmu," jelas Gina. Gina melirik Liora. "Ini membahas masalah pribadi. Tak boleh ada orang lain yang tahu, Sayang," ucap Gina tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Liora. Nick melirik ke arah Liora, dia memberi kode agar wanita itu keluar dari ruangannya. Liora mendengkus kesal lalu dengan berat hati dia keluar dari ruangan Nick. "Kabari aku jika ingin ke sini," ucap Nick tak suka usai Liora keluar dari ruangannya. "Aku bahkan sudah meneleponmu sebelumnya, Nick. Kamu tak menjawab sama sekali," jawab Gina. Gima berjalan menghampiri Nick. Perempuan itu menyentuh pundak suaminya. "Kenapa dia memegang pundakmu?" tanya Gina mengarah pada scene yang tadinya dia dapati saat baru membuka pintu ruangan Nick. "Kenapa ke sini?" ulang Nick tanpa menjawab pertanyaan Gina. "Aku istrimu, Nick. Apa kamu tidak berpikir kalau pikiranku tidak jernih usai melihat kamu dengan perempuan tadi?!" tanya Gina penuh protes. Nick melirik Gina tajam. "Istri di atas materai?" balas Nick dingin. ". . ." Gina terdiam. Ya. Mereka menikah bukan dilandasi cinta sama seperti film-film dan novel-novel yang pernah Gina baca. Pernikahan mereka dilandasi karena sebuah syarat di atas materai. Dimana Gina dan Nick menikah karena wasiat kakek mereka masing-masing. Nick pastinya menolak keras apalagi dia sudah punya kekasih, Liora. Gina? Perempuan itu juga menolak keras, apalagi dia tahu kalau Nick sudah memiliki pasangan. Dia tak mau merusak hubungan orang lain. Tapi, penolakan mereka dapat ditentang dengan keras oleh keluarga mereka masing-masing. Maka dari itu pernikahan itu berlangsung. "Cepat katakan tujuanmu kemari!" cecar Nick. Pria itu mengambil bolpoin dan mulai menandatangani beberapa berkas yang tadinya sempat dia singkirkan saat Liora masuk ke ruangannya. "Ay—ayah memintaku untuk menjadi sekretaris pribadimu. Dia memintaku untuk menggantikan sekretarismu yang sekarang," jawab Gina sedikit gugup. Nick meletakkan bolpoinnya dengan keras di atas meja. Gina tersentak kaget sambil meremas jari jemarinya di bawah sana. Nick mengambil ponselnya dan menelepon ayahnya dengan segera. "Ad—" "Tak ada yang bisa menggantikan Liora sebagai sekretarisku, sekalipun itu Gina!" seru Nick memotong ucapan ayahnya saat sang ayah sudah mengangkat panggilan teleponnya. Arga—Ayah Nick terkekeh di seberang sana. "Bukannya lebih bagus kalau Gina yang menjadi sekretarismu? Gina istrimu, Nick. Pasti akan sangat bagus kalau istrimu yang menjadi sekretaris pribadimu. Hitung-hitung kalian sama-sama bekerja tanpa harus berpisah di tempat kerja yang berbeda," jelas Arga lembut. "Tidak. Dia tidak pernah ada riwayat menjabat sebagai sekretaris pribadi. Aku tidak mau!" tolak Nick. "Jangan membantah, Nick," pinta Arga. "Kalau Gina mengambil jabatan Liora, Liora akan kerja sebagai apa? Sudah cukup aku harus berpisah dengan Liora karena menikah dengan perempuan itu!" marah Nick. Hati Gina mencelos saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Nick. Sebegitu tak maukah Nick menikah dengannya? Tapi Gina paham kalau Nick wajar marah dengannya karena dia merebut kebahagiaan Nick. "Jaga ucapanmu, Nick!" marah Arga. Nick mendecih sinis. "Pindahkan Liora ke divisi penjualan. Biarkan dia yang meng-handle di sana," lanjut Arga memberi solusi. "Tapi—" "Jika kamu masih menolak, Ayah langsung memecat Liora!" potong Arga. Arga memutuskan panggilan telepon mereka berdua, sedangkan Nick mengepalkan kedua tangannya di atas meja dengan marah. Nick menatap Gina tajam, sedangkan perempuan itu hanya menunduk sambil menggigit bibir bawahnya ketakutan. "Kau banyak berhutang budi pada Liora, Gina," ucap Nick menahan amarah.Usai menangisi kedekatan Nick dengan Liora, Gina memilih ke toilet untuk membersihkan wajahnya agar dia tampak fresh dan tak seperti orang yang baru saja menangis hebat.Gina menatap pantulan dirinya pada cermin yang ada di hadapannya. Dia tersenyum miris."Miris sekali hidupmu, Gina. Kamu bermimpi akan menikah bak putri kerajaan lalu hidup bahagia dengan pasanganmu hingga mati, tetapi kau malah menikah dengan seorang pria yang bahkan sama sekali tak perduli bahwa kau hidup atau tidak," ucapnya pada diri sendiri.Gina menghela napas berat. Dia berusaha untuk tetap tersenyum."Ini yang semalam sengaja menyiram Liora ya? Jahat sekali. Dia sudah mengambil jabatan Liora, lalu dia memperlakukan Liora dengan tidak baik.""Padahal setahu aku, Liora punya banyak potensi untuk tetap menjadi sekretaris Pak Nick.""Sehebat apa perempuan itu sampai bisa menggeser Liora?"Gina mengerutkan keningnya. Dia mendengar semua bisik-bisik para karyawan itu.Dia berbalik dan menatap para pekerja kantor sua
"Kamu belum menjawab pertanyaanku sama sekali Nick!" Gina terus menerus mencecar Nick dengan pertanyaan yang sama usai mereka masuk ke ruang kerja mereka. Mana mungkin Gina berani bersikap begini jika diluar ruang kerja mereka, bisa-bisa satu kantor tahu tentang hubungannya dengan Nick.Sebenarnya, mulai dari saat di mobil tadi Gina mencecar Nick, lalu kembali melanjutkan aksinya saat mereka di dalam ruang kerja mereka."Nick—""Diam, Gina!" potong Nick marah. Dia sudah muak dengan pertanyaan Gina.Gina menggelengkan kepalanya."Aku tidak akan berhenti sebelum kamu menjawab pertanyaanku, Nick," tolak Gina.Perempuan itu mendekati suaminya yang tengah menandatangani sebuah dokumen."Aku menunggumu di kafe Brexa semalam. Bukan waktu yang tak lama, Nick. Aku menunggu hampir dua jam sampai-sampai salah seorang pelayan kafe itu memintaku untuk segera membayar bill," jelas Gina.". . ." Nick tak berkomentar membuat Gina menatap suaminya itu dengan tatapan tak percaya."Apa kamu sama sekali
"Aku tidak melakukan apa-apa, Nick. Dia berbohong. Dia sendiri yang menumpahkan kopi itu di atas bajunya!" Gina berseru untuk membela dirinya.Nick memandang tajam istrinya itu."Orang bodoh mana yang ingin mengotori dirinya sendiri, Gina?" tanya Nick dingin."Mana mungkin Liora melakukan hal gila itu? Kemeja yang dia gunakan adalah kemeja dari brand bermerek terkenal yang paling dia suka," lanjut Nick.Gina menatap Nick serius."Ka—kamu yang membelikannya?" tanya Gina ragu."Iya, aku. Begitu royalnya aku ke dia selama ini, kan? Sialnya semua sia-sia karena harus menikah dengan kamu, Gina," jawab Nick meremehkan.Gina memegang dadanya. Jantungnya sesak dan perih saat mendengarkan ucapan Nick."Aku juga tidak menginginkan pernikahan ini, Nick. Apalagi saat aku tahu kalau ternyata kau punya kekasih. Aku—""Alasan munafik!" potong Nick.Gina menatap Nick sendu.Gina menundukkan kepalanya."Sakit sekali," batin Gina sambil menahan tangis.Perlakuan suaminya benar-benar membuat dirinya ing
"Kenapa?! Kenapa aku harus dipindahkan ke divisi lain? Bukankah cara kerjaku sudah sangat baik? Aku keberatan!" Gina yang baru membuka sedikit pintu ruangan Nick langsung menutupnya sedikit, tetapi memberinya sedikit celah. Dia ingin menguping percakapan antara Liora dan Nick di dalam sana. Jangan lupa kalau ruangan Nick kedap suara jika pintu tertutup rapat."Ada Liora? Mereka sepertinya membahas masalah pemindahannya," gunam Gina."Ini keputusan ayah. Ayah bilang, dia akan memecatmu jika kamu masih kekeuh ingin menjadi sekretarisku," jawab Nick putus asa.Gina membulatkan matanya dengan lebar. Begitu sayang kah mertuanya padanya sampai dia melakukan segala cara agar Nick dan Liora tidak seruangan lagi."Ayah juga memberi kompensasi karena kamu yang pindah jabatan. Kamu diberi sepuluh persen kenaikan gaji," lanjut Nick."Kompensasi sepuluh persen?" ulang Liora."Kompensasi sepuluh persen? Banyak sekali," kaget Gina.Gina masih sibuk menguping pembicaraan Nick dan Liora."Tidak. Aku






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.