/ Romansa / Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri / Cinta yang Menjadi Benci

공유

Cinta yang Menjadi Benci

작가: CacaCici
last update 최신 업데이트: 2024-05-10 05:01:10

"Bagiamana bisa Pak Zein memberiku hadiah kalung mahal, Tante? Sedangkan Pak Zein saja tak peduli dengan ku, membawa bunga tulip ke rumah ini padahal dia tahu aku alergi."

Zein kaget mendengarnya, seketika menyembunyikan bunga tersebut di belakang tubuh. Hell! Dia malu sekali. Bisa-bisanya dia lupa jika istrinya alergi bunga tulip. Dia terlalu bersemangat saat mencari filosofi tentang bunga dan menemukan makna bunga tulip merah muda yang merupakan tanda atau lambang cinta yang tulus dan lembut.

"Ini bukan untukmu," jawab Zein dingin, menutupi perasaan malu sebab kesalahannya sendiri. Konyol! Dia meletakkan bunga tersebut secara asalan di atas meja nakas yang ada di sana.

"Aku juga tidak berharap anda memberikan itu padaku. Penyakit!" ketus Zahra sembari mengemasi pakaiannya yang diacak kembali dalam koper. Setelah itu, dia mengeluarkan surat pengunduran diri dan perceraian. "Minta ibu anda mengembalikan kalungku, Pak. Itu kalung-- hadiah terakhir dari ayah saya."

Zein tanpa pikir panjang merampas kalung tersebut dari mamanya lalu memberikannya pada Zahra. Dia berharap dengan begitu Zahra memaafkan kesalahannya mengenai bunga ini.

"Zein, jangan berikan. Itu kalung mahal dan dia berniat membawanya pergi dari rumah ini." pekik Yolanda.

"Itu kalung milik Zahra, Mah. Jadi dia berhak membawanya kemanapun." Zein membela Zahra, lagi-lagi bertujuan supaya Zahra terkesan padanya. Dia sedikit menyesali perlakuannya beberapa hari ini pada Zahra.

"Bagaimana bisa dia punya kalung semahal itu? Itu berlian langka sedangkan dia hanya perempuan miskin."

"Mama dengar bukan, itu pemberian ayahnya. Dan … miskin?! Setidaknya dia kaya akan ilmu pengetahuan dan berbakat dalam banyak bidang," ucap Zein, tanpa sadar dan spontanitas sebab tidak terima mamanya mengatai istrinya.

Pada akhirnya Yolanda menyerahkan kalung tersebut pada Zahra.

Zahra terkesima sejenak. Namun, Zahra tak akan luluh. Jika dia bertahan hanya karena dibela oleh Zein hari ini, itu sama saja dengan dia membiarkan dirinya untuk terluka selama seumur hidup.

"Pak, aku tidak punya banyak waktu. Ini-- surat perceraian kita yang sudah ku tandatangani dan surat pengunduran diriku sebagai sekretaris anda," ucap Zahra sembari menyerahkan surat tersebut paada Zein. Setelah itu, Zahra berniat pergi dari sana. Akan tetapi Zein menarik pergelangan tangannya.

Zein seketika mengatupkan rahang, melayangkan tatapan tajam dan membunuh pada Zahra. "Aku tidak akan menceraikanmu, tidak akan melepasmu sampai kapanpun. Sebab kau telah menjadi milikku, Zahra Aurelia Melviano. Selamanya!!" geram Zein dingin.

Zahra tersenyum tipis, menyembunyikan luka di balik senyuman itu. "Belle pasti akan kecewa jika mendengar pria yang dia cintai mengklaim wanita lain sebagai miliknya. Caramu berbicara seolah anda mencintaiku, Pak. Tapi tidak mungkin sebab anda berhasil menanam benih di rahim wanita lain. Belle hamil anakmu, jadi lebih baik cepat ceraikan aku lalu menikahlah denganya."

"TIDAK!" bentak Zein marah. "Aku tidak akan menceraikanmu dan tidak berniat sedikitpun menikahi Belle. Kau satu-satunya yang berhak mendapat status sebagai istriku."

Zahra terdiam sejenak, sedikit tersanjung oleh perkataan Zein. Hanya dia satu-satunya yang berhak?! Su-sungguh?! Namun, ucapan Yolanda membuat hati Zahra kembali menciut, menjatuhkan Zahra sadar diri jika Belle selamanya akan menjadi pemenang.

"Apa? Belle hamil anak kamu, Sayang? Artinya Mama akan menimang cucu? Ah, bagus kalau begitu. Akhirnya …." Yolanda memekik senang.

Zahra tersenyum lembut, menyipitkan mata untuk menutupi bulir kristal. Ibu mertuanya sangat bahagia setelah tahu Belle hamil, padahal Belle bukan istri dari Zein. Apa jika Zahra memberitahu jika dia juga tengah hamil, Yolanda akan bahagia? Tidak, dia hanya akan mendapat caci makian. Atau … anaknya kelak akan mendapat perlakuan tidak adil dari neneknya sendiri. Belle disayangi oleh Yolanda, anaknya akan dimanja oleh Yolanda. Sedangkan anak Zahra, mungkin hanya mendapat sikap dingin. Jadi lebih baik dia tidak mengatakannya! Namun--

Zahra menatap perutnya. Sangat sakit!!

"Selamat, Tante," ucap Zahra sembari tersenyum lembut setelah itu segera beranjak dari sana sebab perutnya sangat sakit.

"Zahra, jangan keras kepala dan kembali masuk dalam kamarmu!" Marah Zein.

"Kita sudah selesai, Pak."

"Bagiamana dengan kakek? Kau tidak memikirkan perasaannya? Dia sudah sangat baik padamu." Zein terus mencegah.

"Aku akan menemuinya dan membicarakan hal ini secara pelan-pelan," jawab Zahra pelan, menahan sakit di perutnya. Di waktu bersamaan, Zahra kecewa. Dia kira Zein menahannya sebab sebuah perasaan. Ternyata Zein menahannya tak lebih karena untuk menjaga perasaan kakeknya saja.

"Ck, Zein. Biarkan saja dia pergi. Untuk apa menahan perempuan penggila harta seperti dirinya. Lebih baik kamu sekarang fokus pada Belle, dia akan menjadi istrimu dan Mama akan menyambutnya dengan senang hati sebagai menantu Mama."

"Mah!" gertak Zein, merasa jika mamanya hanya memperparah keadaan. Zahra tidak boleh pergi darinya dan siapapun akan ia lawan untuk hal itu. "Belle tidak akan pernah kunikahi. Apa yang terjadi padanya-- anak dalam perutnya hanya kecelakaan satu malam. Aku bertanggung jawab tetapi tidak dengan menikahinya!" jelas Zein dengan dingin. Dia tidak terima jika Zahra Keukeh untuk bercerai dengannya. Sekalipun ada perceraian, itu atas kehendak Zein sendiri. Dia yang berhak!

"Kecelakaan?" sinis Zahra tiba-tiba, melepas cekalan tangan Zein di pergelangannya. "dengan mudah Pak Zein menyebut yang terjadi pada kalian adalah sebuah kecelakaan semata."

"Memang begitu faktanya. Sekarang masuk dalam kamarmu. Wajahmu pucat dan istirahatlah." Zein berkata datar, tetapi perhatian secara bersamaan.

"Bagaimana dengan malam tiga tahun yang lalu, antara anda dan saya?" Zahra mengangkat alis, berusaha tetap tegas walau perutnya sangat sakit. "Itu juga merupakan sebuah kecelakaan. Tetapi mengapa anda tidak berpikir begitu? Malah anda menyebutnya sebagi jebakan licik untuk menikahi mu," ucap Zahra, setelah itu dia melanjutkan langkahnya. Tak ada lagi yang harus ia bicarakan dengan Zein. Semua sudah usai!

Lihat?! Zein tidak menjawabnya, pria ini memang tak menghargainya sama sekali. Untuk apa dia bertahan?!

"Satu langkah saja kau berani keluar dari rumah ini, jangan harap kau bisa kembali padaku lagi, Zahra Aurelia Melviano!" teriak Zein marah, berharap dengan begitu Zahra mengurungkan niat untuk pergi dari sini. Namun, Zahra yang sudah diambang kata menyerah sama sekali tak mendengar. Dia bahkan tidak tertarik saat Zein menyertakan nama keluarga pria itu di belakang namanya.

Semua terasa hampa! Berakhir!

"Zahra, kau tidak akan bisa hidup tanpaku! Kau hanya sedang bermain-main agar aku peduli padamu. Besok juga kau akan kembali ke rumah ini," teriak Zein dengan bersedekap di dada, begitu arogan dan enggan mengejar Zahra. Dia tak akan mencegah Zahra, dia yakin perempuan ini hanya menggertak supaya diperhatikan.  

Zahra tersenyum tipis mendengar teriakan Zein tersebut. Dia terus melangkah untuk keluar dari rumah ini, tak peduli pada ucapan suaminya. Zein terlalu percaya diri, dan Zahra pastikan kali ini Zein salah besar. 'Aku pastikan aku tidak akan pernah kembali padamu, Pak. Bahkan saat kamu memohon-mohon sekalipun. Aku membencimu!'

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (13)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Bagus Zahra pergi
goodnovel comment avatar
Bundanarti
saya suka cerita ini
goodnovel comment avatar
Miesy Yunus
perempuan tangguh ... hebat zahra
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (48) Tamat

    "Bagaimana, Wife? Kau suka?" tanya Marc, menoleh pada istrinya dengan senyuman lembut. Alis Marc menaikkan sebelah, terkekeh pelan melihat reaksi istrinya. Belum apa-apa tetapi Kiana sudah membeku di tempat. Cih, bahkan dia belum mengutarakan cintanya pada sang istri. Kiana mematung di tempat, punggungnya terasa panas tetapi tangannya dingin. Masih dibagian sini tetapi Kiana sudah sangat gugup. Ya Tuhan! Kiana tak percaya jika Marc biasa menyiapkan tempat se indah ini. "Ekhem." Suara deheman tersebut membuat Kiana menoleh pada Marc. Matanya membelalak lebar, tak percaya dan terkejut pada Marc yang sudah bertekuk lutut dihadapannya. Pria itu memegang kotak hitam mewah, di mana ketika dibuka isinya adalah … kosong. "Ko-kosong?" bingung Kiana, gugup dan berdebar tak karuan. Marc mendapat kotak dan ternyata benar, kotak tersebut kosong. Dia berdecak pelan kemudian berdiri. Wajah Marc terlihat kesal, dingin secara bersamaan. "Ti-tidak apa-apa, Kak Marc. Tanpa cincin jug

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (47)

    "MARC!" jerit Disha antara syok dan horor. Akan tetapi yang dia panggil malah terlihat santai. Disha geleng-geleng kepala, sudah menangis karena melihat kejahatan putranya. Disha sangat lega suaminya tak ada di sini akan tetapi dia lupa juga titisan suaminya ada di sini. Marc dan Damon, sama saja! "Penjaga!" Daniel memangil penjaga, kemudian menyuruh mereka untuk membereskan kekacauan yang Marc lakukan, "bawa mayat perempuan ini, buang ketengah hutan. Jangan sampai ada jejak yang tertinggal." "Baik, Tuan." Para penjaga melaksanakan perintah, langsung membawa mayat Sofia dari sana. "Masalah sudah selesai. Dan … Marc, lain kali jangan seperti tadi. Kasihan orang-orang rumah yang tak terbiasa dengan suara tembakan, Nak. Apalagi istrimu," tegur Daniel kemudian pada cucunya. Dia geleng-geleng kepala karena Marc dan Damon sangat persis. Untung daddy dari cucunya tak ada di sini. Karena jika Damon di sini, tentu Damon akan membenarkan tindakan Marc dan bahkan bisa memarahi siapapun

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (46)

    "Bisa saja kamu membuat surat palsu," elak Sofia. "Masalah di rumah Kakek Nenekku, bukannya kamu yang lebih dulu menuduhku yang bukan-bukan?! Kamu menuduhku gembel dan berniat mengacaukan pesta, kamu mengusirku dari rumah Nenek dan Kakekku sendiri. Dan wajar bukan jika aku menyuruh maid di rumah Kakek Nenekku mengawasimu karena … seorang tamu tidak dikenal bisa-bisanya ada di ruang keluarga kami. Padahal ruangan itu area terlarang untuk para tamu. Pertanyaannya, kenapa kamu bisa di sana? Pasti berniat macam-macam bukan?" "Aku bukan pencuri!" marah Sofia, berteriak kesal karena tak tahan dengan tuduhan Kiana. Yang membuatnya semakin kesal adalah semua orang diam dan mendengarkan perkataan Kiana. "Kenapa marah? Aku saja tidak marah saat kamu mengusirku dari rumahku sendiri." Sofia memucat, menggelengkan kepala pada Audi. Dia berharap Audi tak percaya pada perkataan Kiana. "A-aku tidak mengusirnya, Nenek. A-aku bertujuan baik. Saat itu-- dia mengenakan pakaian santai. Sedangkan a

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (45) Berkumpul untuk Menyelesaikan Masalah

    "Kenapa kalian memenjarakan Sofia, Marc?" tanya Audi, menatap Marc dengan ekspresi tak enak kemudian menatap satu persatu anggota keluarga yang lain– yang telah ia suruh berkumpul di kediaman Lucas. Sofia juga ada di sana, sudah ia bebaskan dari penjara. Sofia menghubunginya, mengatakan jika Marc telah memenjarakannya karena kesalah pahaman. "Aku tidak memenjarakannya, Nek," jawab Marc, "dan aku juga tak mungkin memenjarakannya," lanjut Marc, seketika membuat Sofia tersenyum manis–merasa jika Marc memiliki perasaan padanya oleh sebab itu Marc tak ingin menjebloskannya dalam penjara. Audi juga terlihat senang mendengarkan penuturan Marc, ternyata Marc tak ingin menjebloskan Sofia dalam penjara. "Hukuman di penjara terlalu ringan untuk wanita itu. Kejahatan yang dia perbuat sudah sangat banyak," lanjut Marc, seketika membuat senyuman Audi hilang. Begitu juga dengan Sofia yang langsung memucat. "Penjara terlalu enak baginya," tambahnya yang semakin membuat Sofia ketakutan. "Marc

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (44) Tantangan Ungkapan Cinta

    Kiana menatap gambarnya yang salah coret, menganga sedikit lalu menoleh pada suaminya. Pria satu ini! Sangat-sangat tak aman untuk kesehatan jantung Kiana. Hell! Dari tadi, Marc sudah bagus hanya diam dan tak bersuara. Tetapi kenapa dia tiba-tiba mengeluarkan suara? See?! Sekalinya Marc berbicara, gambar Kiana rusak. Bencana! "Jawab." Marc bangkit dari kursi lalu menghampiri Kiana, dia berdiri di belakang istrinya–menatap sejenak pada gambar desain Kiana yang tergores pencil, cukup dalam dan parah. Melihat itu, Marc menarik salah satu sudut bibir ke atas–membentuk sebuah smirk tipis, geli melihat gambar istrinya. Jadi perempuan ini tadi kaget dan salah coret? Cih, menggemaskan. "Kau mencintaiku, Wife?" tanya Marc, membungkuk ke arah Kiana. Satu tangannya memegang sandaran kursi Kiana, satu lagi bertopang pada sisi meja istrinya. Kiana yang sedang menghapus bagian yang salah pada desain, menjadi kikuk lalu berakhir salah hapus. Marc berdecis geli, menarik penghapus dari tangan i

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (43) Pindah Mendadak

    Ceklek' Marc menoleh ke arah pintu, mendapati istrinya di sana. Kiana terlihat kaget, mungkin tak mengira jika Marc telah datang. Kiana masuk dalam kamar, menutupi pintu sembari berjalan menghampiri suaminya. Dia tersenyum manis, senang karena Marc akhirnya kembali. Ada banyak hal yang ingin Kiana ceritakan pada Marc, salah satunya niatan Gebara untuk melamar Kinara–kakaknya. Karena jika Gebara ingin melamar Kinara, pasti mereka akan ke negara Kiana. Itu yang membuat Kiana sangat senang, dia bisa pulang lalu bertemu dengan keluarganya. Tak bisa dipungkiri, Kiana sangat rindu pada keluarganya. "Kak Marc kapan pulang?" tanya Kiana, masih tersenyum manis pada Marc. Pria itu menaikkan sebelah alis, menampilkan raut muka dingin dan tatapan yang cukup mengintimidasi. "Baru saja." Kiana cengar cengir, mendudukkan diri di pinggir ranjang. "Kau sepertinya terlihat sangat senang." Kiana menganggukkan kepala. "Kak Gebara sudah memantapkan niatannya untuk melamar Kak Kinara. Minggu

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (42) Jebakan Sofia?

    Sofia! "Untuk apa kamu datang ke sini?" sinis Kiana, menatap Sofia kesal secara terang-terangan. "Tuan meninggalkan laporan penting dan aku datang untuk menjemputnya," ucap Sofia dengan nada angkuh, berniat masuk akan tetapi Kiana dengan cepat mendorong pundaknya. "Jangan menginjakkan kaki kotormu ke dalam kamarku dan Kak Marc." Tak mau kalah, Kiana memperlihatkan keangkuhan yang sesungguhnya pada Sofia, "makhluk rendahan sepertimu bisa mencemari kamar kami," lanjut Kiana. Sofia mengepalkan tangan, menatap begitu marah pada Kiana. "Kiana! Jaga ucapanmu, ini bukan keluarga Melviano! Mungkin di keluargamu, kamu adalah nona muda yang selalu dihormati dan dimanja. Tetapi di sini …-" Kiana langsung memotong, berkata santai dengan bersedekap di dada, "nyonya Lucas. Aku malah naik jabatan di sini. Dari Lady Melviano, menjadi Nyonya Lucas. Iri, Remahan Biskuit?" ejek Kiana di akhir kalimat. Sofia semakin marah mendengar ucapan Kiana. Dia sangat tak terima, apalagi bagian Kiana meny

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (41) Ternyata Memikirkan Hal yang Sama

    "A-aku memang kecelakaan, Tante. A-aku bahkan hampir mati." pekik Sofia, menangis dengan air mata yang terus meluruh. Disha menghela napas, tak ingin berdebat lagi dengan perempuan tersebut. "Kalau begitu biarkan Arseno memeriksa kakimu," ucap Disha dengan nada tegas. Sofia memucat, gugup dan terlihat panik. Kakinya tidak sakit ataupun patah. Meski Arseno bukan dokter ortopedi, tetapi dia yakin kalau Arseno akan tahu kebohongannya. Namun, jika dia keukeuh menolak, Disha akan lebih curiga padanya. Disha memanggil beberapa maid untuk membawa Sofia ke dalam, setelah itu dia menyuruh keponakannya untuk memeriksa kaki Sofia. ***Cup' Marc mencium bibir Kiana, melumatnya cukup kasar dan penuh penuntutan. Saat ini mereka sudah dalam kamar, membuat Marc leluasa untuk mencium istrinya. "Ummff--" Kiana memberontak, cukup kaget karena Marc tiba-tiba menciumnya. Dia juga ingin mengatakan sesuatu pada Marc, oleh sebab itu dia berupaya menghentikan Marc. "Kau menolak ciumanku?" ucap Marc, me

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   KLS (40) Drama Sofia Yang Terbongkar

    Setelah berbicara pada Eliza, Kiana menemui mama mertuanya. Dia tak enak hati melihat sang mama mertua yang sibuk ikut membantu persiapan pesta untuk nanti malam. Karena tidak tahu harus membantu apa, Kiana mendekati mama mertuanya untuk bertanya. Akan tetapi, sang mama mertua malah menyuruh Kiana istirahat–menyuruh Yoona supaya mengantar Kiana ke kamar. Yoona berbeda dengan Eliza, perempuan ini sangat santai dan juga ramah. Yoona memiliki seorang kakak bernama Gerald De Lucas, dan dia ternyata bekerja di DSL. Hanya saja karena Kiana tak memperhatikan dan Gerald tak terlalu menonjol orangnya, Kiana tak tahu jika Gerald adalah sepupu Marc. Suaminya juga punya satu sepupu laki-laki lainnya. Namanya Arseno De Lucas (anak dari Ando dan Aulia) di mana Ando adalah paman tertua Marc. Arseno sendiri memilih berbeda, menjadi seorang dokter bedah yang sudah terkenal keahliannya di negara ini. "Yoona, aku akan membantumu. Katakan apa yang bisa ku lakukan?" ucap Kiana, menolak masuk dalam ka

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status