“Mungkinkah?” Ria tersenyum pahit. Dasar lubang amblas di depan mata ini tidak kelihatan dalam satu kali pandang. Ini setidaknya memiliki kedalaman ribuan meter. Jangankan manusia, bahkan jika batu mengelinding ke dalamnya juga akan hancur berkeping-keping. Frandy juga berjalan kemari untuk menasehatinya. “Benaran berkemungkinan masih hidup. Bagaimanapun juga, sebagai seorang maha guru silat, Guru Besar David tidak bisa dibandingkan dengan manusia biasa.” Begitu omongan ini keluar, tubuh Ria menjadi kaku. Dia kembali mengangkat mata dan melihat keduanya. “Be……benaran?”Seberkas harapan kembali membara di matanya. Irene mengangguk dan berkata, “Benar. Maka dari itu kamu jangan begitu pesimis. Kami sudah meminta bantuan dari luar. Sekarang sedang menunggu datangnya bala bantuan.” “Bala bantuan akan tiba dalam waktu berapa lama?” kata Ria sambil menangis bahagia. “Aku tidak tahu tentang hal ini.”Dengan ekspresi sulit, Irene berkata, “Paling cepat juga butuh waktu 4 jam, karena ada
Di tepi lubang amblas, Frandy mengantar Ria ke dalam lubang amblas dengan sangat hati-hati. Jantung Irene yang berdiri di samping seperti tercekik. Meskipun badan Ria diikat dengan tali, tapi dia juga khawatir jika Ria tidak sengaja jatuh ke bawah. Akhirnya, sosok Ria sepenuhnya mengilang dari hadapan keduanya. Hingga saat ini, Frandy baru terduduk di atas lantai dan bernafas lega bagaikan melepas beban berat. “Semoga Nona Ria bisa kembali dengan selamat dari perjalanan kali ini.” Begitu mengangkat kepala, dia menemukan Irene yang sedang berdiri di tepi lubang amblas sambil melihat ke bawah dengan tatapan kosong. “Irene, apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Frandy. Setelah Irene tersadar kembali, dia tiba-tiba berkata, “Frandy, apakah kekuatan cinta di dunia benaran begitu besar?”Frandy ingin tahu mengapa dia bertanya seperti itu. Irene kembali berkata, “Tidak bisa dipungkiri bahwa Nona Ria memberikan kesan yang mendalam kepadaku.”“Demi mencari Guru Besar David, dia, seorang
Selain itu, karena suhu udara di bawah tanah lebih rendah, dia kedinginan hingga gemetaran. Jika bukan karena sedikit tekad di lubuk hati yang terus mendukungnya, mungkin dia sudah tidak bisa bertahan. Merasakan rasa sakit dan lemah di tubuhnya, Ria menggigit bibirnya yang kering dan mencoba membuat diri sendiri tetap sadar. Pada saat yang sama, rasa putus asa melonjak di hatinya. “Apakah aku benar-benar sudah tidak bisa menyelamatkannya?” Di tengah kebingungan, momen bahagia saat dia tinggal bersama dengan David melintas di benaknya dengan tak tertahankan. Tiba-tiba, dia buru-buru membuka matanya dan menggigit bibirnya dengan keras, mencoba membuat diri sendiri sadar kembali. “Ria, semangat! Kamu tidak boleh menyerah. Dia……dia masih menunggumu turun ke bawah untuk menyelamatkannya……”“Apakah kamu sudah lupa dengan janjimu sebelumnya?”“Apakah kamu lupa bahwa kakak ke-enam masih terbaring mempertaruhkan nyawa di atas ranjang dan menunggu dirimu kembali bersama Adik Kerikil Kecil
Ria langsung panik. Setelah buru-buru menyeimbangkan badan, dia mengeluarkan satu tangannya untuk menepuk headlamp di kepalanya.Namun, setelah dia menepuk beberapa kali, headlamp bukannya bereaksi, malah jatuh ke dalam jurang tak berujung di bawah sana dari atas kepalanya.Kali ini, dia sepenuhnya kehilangan satu-satunya alat peneranganIni membuat Ria sedikit putus asa. Yang membuatnya lebih putus asa lagi adalah dia tiba-tiba merasa kepalanya agak dingin. Saat mendongak, dia menemukan beberapa tetes air hujan membasahi wajahnya. Setelah itu, tetesan air hujan semakin besar dan hujan turun semakin deras. Dengan cepat, seluruh pakaiannya basah karena hujan. “Tuhan, jika sebelumnya aku pernah tidak menghormati Tuhan dan menghujat para peri, Tuhan juga jangan buru-buru menghukumku di saat seperti ini.”Ria menangis dengan sangat sedih. Namun, meskipun seperti itu, dia juga hanya bisa menghapus air matanya dan terus bergerak ke bawah dalam kegelapan dengan bersusah payah. Karena ke
“Krek!”Meskipun seperti itu, saat Ria jatuh ke atas permukaan dasar lubang amblas, terdengar suara tulang yang remuk dari kaki kanannya. Setelah itu di tubuhnya terdapat rasa ingin pingsan karena terkena pukulan keras dan dia hampir kehabisan nafas. Pandangan di depan mata Ria menggelap dan dia langsung pingsan di tempat. ……Waktu berlalu sedikit demi sedikit. Ria tetap dibangunkan oleh air hujan yang jatuh dari permukaan tanah. Setelah membuka mata, dia menemukan dirinya saat ini sedang terbaring di atas dasar lubang amblas dan di sampingnya adalah headlamp yang jatuh itu. Pada saat ini, rasa nyeri yang menusuk datang dari bagian kaki kanannya. Ria duduk, menaikkan ujung celananya dan menemukan bagian pergelangan kakinya bengkak. Tampaknya dia mengalami patah tulang. Setelah menemukan mutiara di depan dadanya hanya tersisa satu butir, air matanya mengalir keluar dengan tak tertahankan lagi. Dia ingin menyelamatkan Adik Kerikil Kecil.Tapi Adik Kerikil Kecil justru sekali demi
Bertemu kembali dengan David membuat Ria bahagia hingga meneteskan air mata. Dia tidak tahu bahwa di sepanjang perjalanan ini, dirinya sudah mengalami berapa banyak kesulitan dan berapa banyak kali dia berlalu-lalang di ambang kematian. Namun untungnya, dia akhirnya sudah menemukan Adik Kerikil Kecil. Ria tidak bisa mempedulikan hal lainnya lagi. Dia segera berjalan ke dalam air sambil terpincang-pincang. Dia bahkan tidak mempertimbangkan apakah sungai bawah tanah ini dalam atau tidak dan apakah ada bahaya di dalamnya. Dia hanya ingin menyelamatkan David dengan secepat mungkin. Airnya sangat dingin hingga menusuk ke dalam tulang. Untungnya kekuatan arus airnya tidak besar. Ria menyeret kaki kanannya yang mengalami patah tulang, perlahan-lahan masuk ke dalam air. Air perlahan-lahan merambat ke pinggangnya, kemudian di depan dadanya. Pada saat ini, dia sudah sangat kelelahan. Dia hanya merasa sepasang kakinya seperti penuh dengan timah dan sulit untuk digerakkan. Dia tidak bisa
Meskipun dirinya adalah maha guru silat, tapi dia bukan dewa dan tetap merupakan manusia biasa.David tersenyum pahit, kemudian menunduk melihat dirinya sendiri. Dia menemukan baju dan celananya banyak yang sobek. Tidak hanya seperti itu, di tubuhnya juga bertambah beberapa bekas luka. Mata David bersinar dan kembali mengingat adegan sebelum dia pingsan di benaknya. Jika dia tidak salah ingat, saat itu dia mengejar Thalib hingga sampai ke tepi lubang amblas. Thalib dipaksa hingga tidak menemukan jalan keluar dan langsung memilih meledakkan dirinya sendiri. Kekuatan ledakan diri seorang maha guru silat lebih besar daripada gempa bumi dan langsung melonggsorkan permukaan tanah. David juga jatuh ke dalam lubang amblas karenanya.David merangkak dari dasar lubang amblas dan tiba di sungai bawah tanah ini dengan menyeret tubuh yang terluka parah, kemudian jatuh pingsan. “Ceroboh.”Setelah mengingat kembali apa yang telah terjadi, David mengerutkan alis dan diam-diam menggelengkan kepala
Keadaan David yang parah membuat hati Ria sepenuhnya tenggelam. Pada saat ini, dia berubah menjadi sangat panik dan yang lebih banyak lagi adalah ketakutan. Dia dengan bersusah payah menemukan Adik Kerikil Kecil. Bagaimana dia bisa menerima dirinya telah meninggalkannya? “Bagaimana ini……apa yang harus kulakukan?” Ria menggigit bibirnya dengan erat dan panik hingga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pada saat ini, alaram di ponselnya berbunyi. Hingga saat ini, Ria baru mengeluarkan ponsel bagaikan baru terbangun dari mimpi dan dengan tangan yang bergetar, dia berkata, “Benar, benar, benar. Menelepon dan meminta pertolongan dari luar.” Dia menelepon 110 tanpa ragu, kemudian menempelkan posel ke tepi telinganya. Namun, sesaat kemudian, dari dalam telepon terdengar suara ‘tut……’ dan sambungan telepon diputuskan.Ria melihatnya dan menemukan ponselnya ternyata tidak memiliki sinyal sama sekali. Dia tiba-tiba teringat bahwa ini berada di ribuan meter di bawah permukaan tanah dan si